Anda di halaman 1dari 22

JURDING MOUTH ULCER

Maria Jessica Y G992003096

Aisyah Farah P G992003009


Gradhika Deskara G992008029
Pembimbing

drg. Widia Susanti M.Kes


Diskusi
 Ulkus aphthous berulang (recurrent aphthous ulcer/RAU) merupakan satu dari kondisi mukosa
oral yang paling nyeri.
 Tidak ada pendapat akhir mengenai pengobatan RAU (masih kurang memuaskan)
 Beragam jenis terapi (topikal dan sistemik) telah digunakan dalam pengobatan RAU,
termasuk chlorhexidine, madu, sterois topikal, intralesi, dan oral, dapsone, colchicine, dan
BCG.
 Terapi lini pertama RAU adalah agen topikal dibandingkan dengan pengobatan sistemik.
Kortikosteroid topikal merupakan pilihan pengobatan utama untuk stomatitis aphthous.
Pengobatan sistemik biasanya diberikan untuk penyakit yang parah, karena risiko efek
samping yang merugikan yang terkait dengan banyak agen ini.
Diskusi
 Triamnicolone acetonide (Kenalog), kortikosteroid potensi sedang-tinggi, digunakan
untuk mengurangi tanda dan gejala RAU.
 Asam laktat (lactic acid) merupakan produk alami gula susu (fermentasi laktosa), sehingga
aman, tidak beracun, dan tidak memiliki efek samping.
 Asam laktat merupakan anggota dari asam hidroksi alfa (alpha hydroxy acids/AHAs).
 Asam lakat tidak berwarna atau agak kuning, kental, higroskopis, dan merupakan cairan
asam organik. Selain itu juga tidak berbau atau memiliki sedikit bau tapi bukan bau tidak
sedap dan rasa agak asam dalam larutan encer.
 Asam laktat telah banyak digunakan dalam pengobatan masalah kulit dengan efek
antioksidannya.
Diskusi

 Peneliti merancang penelitian ini untuk mengevaluasi efektivitas dan


keamanan obat kumur asam lakat 5% vs Kenalog dalam Orabase
untuk pengobatan dan profilaksis ulkus aphthous berulang.
 Pada penelitian ini, karakteristik serangan RAU saat ini seperti onset,
perjalanan penyakit, bentuk, dan jumlah ulkus menunjukkan
perbedaan yang tidak signifikan secara statistik antara kedua
kelompok.
Diskusi
 Mengenai kelompok A (Kenalog) dalam penelitian ini, terdapat penurunan indeks
manifestasi klinis oral (OCMI) dari (9,45 ± 1,34) menjadi (5,35 ± 2.0) pada dua
kunjungan pengobatan berikutnya yang berarti terdapat peningkatan di semua
komponen OCMI.
 Juga sebesar (4 ± 2.2) pada kunjungan ketiga (kunjungan follow-up satu minggu
setelah penghentian terapi), tetapi meningkat lagi menjadi (4.9 ± 4) pada kunjungan
keempat (kunjungan follow-up kedua satu bulan setelah penghentian terapi), karena
kekambuhan.
 Waktu penyembuhan rata-rata dari kelompok pasien ini adalah 7,75 ± 2,88 hari.
Diskusi
 Pada kelompok A, tingkat kekambuhannya sebesar 5% (hanya 1 pasien)
pada kunjungan follow-up pertama, sementara itu mencapai 35% (7
pasien) pada kunjungan follow-up kedua. Hasil ini mungkin disebabkan
oleh durasi efikasi yang singkat dari Kenalog dalam Orabase pada
keadaan imunologi mukosa oral.
 Hasil ini sejalan dengan penelitian lain, yang menunjukkan bahwa
aplikasi topikal kortikosteroid cenderung mengurangi durasi dan tingkat
keparahan lesi tetapi tidak mempengaruhi kekambuhan.
Diskusi
 Kelompok B (obat kumur asam laktat 5%) menunjukkan penurunan OCMI yang
signifikan pada setiap kunjungan yang berarti perbaikan pada semua komponen OCMI.
 OCMI terus menurun dari (10,85 ± 2,3) menjadi (1,95 ± 1,0) selama kunjungan
pengobatan berikutnya, yang menunjukkan peran terapeutik yang efektif dari asam
laktat.
 Sementara pada kunjungan keempat (kunjungan follow-up satu bulan setelah
penghentian terapi), sedikit meningkat menjadi 2,1 ± 1,6 karena kekambuhan.
 Waktu penyembuhan rata-rata dari kelompok pasien ini adalah (5,4 ± 1,4) hari.
Diskusi
 Pada kelompok B, tidak terdapat kekambuhan pada kunjungan follow-up pertama, dan
hanya 5% (1 pasien) pada kunjungan follow-up kedua.
 Hasil yang lebih baik ini mungkin disebabkan oleh efek imunologi yang berkepanjangan
dari obat kumur asam laktat 5% pada mukosa oral, baik oleh mekanisme kerjanya yang
berbeda atau karena sifat airnya.
 Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian lain tentang obat kumur asam laktat 5%, karena
juga terdapat penurunan nyata dalam OCMI pada pengobatan berikutnya dan
kunjungan follow-up selama terapi dengan waktu penyembuhan yang singkat yang
telah dikonfirmasi keefektifannya dalam peran terapeutik dan profilaksis asam laktat
dalam pengobatan RAU.
Diskusi
 Dalam membandingkan kemanjuran obat kumur asam laktat 5% vs Kenalog dalam
Orabase, peneliti menemukan bahwa:
 Mengenai ukuran lesi, terdapat penurunan yang signifikan dengan asam laktat 5%
dibandingkan dengan Kenalog.
 Mengenai waktu penyembuhan, pasien yang menggunakan Kenalog memiliki waktu
penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan yang menggunakan obat kumur
asam laktat 5% dengan nilai yang signifikan secara statistik.
 Perbedaan waktu penyembuhan antara kedua kelompok sekitar 2 hari.
 Artinya, obat kumur asam laktat 5% memiliki waktu penyembuhan yang lebih cepat
dan lebih efektif berperan dalam pengobatan ulkus aphthous berulang.
Kesimpulan

 Obat kumur asam laktat 5% merupakan alternatif yang aman,


efektif, dan lebih baik dibanding kortikosteroid dalam
pengobatan dan profilaksis RAU.
Telaah Kritis
Deskripsi Umum
 Desain : Studi quasi-eksperimental
 Subjek : 40 pasien dengan RAU idiopatik onset awal yang dibagi menjadi 2
kelompok, 20 pasien kelompok A (kenalog dalam orabase) dan 20 pasien
kelompok B (obat kumur asam laktat 5%).
 Judul : Jelas, lugas, dan menggambarkan isi
 Penulis : Penulis beserta institusi ditulis dengan jelas
 Abstrak : Jelas, sarat makna, terdiri dari pendahuluan, metode, hasil,
kesimpulan, dan kata kunci
Analisis PICO
 Population : 40 pasien ulkus aphthour berulang (RAU)
 Intervention : Pengobatan dengan kenalog dalam orabsase dan obat
kumur asam laktat 5%.
 Comparison : Membandingkan efek kenalog dalam orabase dan obat
kumur asam laktat 5% dalam pengobatan dan profilaksis RAU.
 Outcome : Obat kumur asam laktat 5% merupakan alternatif yang aman,
efektif, dan lebih baik dibanding kortikosteroid dalam pengobatan dan
profilaksis RAU.
Analisis VIA
 Validity
Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimental dengan sampel 40 pasien ulkus
aphthous berulang (RAU) idiopatik onset awal
 Importance
Penelitian ini mencari tahu perbedaan efek kenalog dalam orabase dan obat kumur asam laktat
5% dalam pengobatan dan profilaksis RAU.
 Applicability
Penelitian ini dapat diterapkan pada pasien RAU karena telah menunjukkan bukti bahwa obat
kumur asam laktat 5% merupakan alternatif yang aman, efektif, dan lebih baik dibanding
kortikosteroid dalam pengobatan dan profilaksis RAU.
Critical Appraisal

1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is the ‘effect’
(i.e. there is no confusion about which variable comes first)?
 Ya. Semua hubungan sebab akibat jelas dalam variabel
penelitian. Variabel yang diukur dijelaskan dengan jelas pada
bagian metode.
Critical Appraisal

2. Were the participants included in any comparisons similar?


 Ya. Pada penelitian kedua kelompok sama-sama terdiri dari 20
pasien ulkus aphthous berulang (RAU). Tetapi terdapat
perbedaan yang tidak signifikan pada karakteristik serangan
antar kedua kelompok.
Critical Appraisal

3. Were the participants included in


any comparisons receiving similar
treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
 Ya. Semua psubjek penelitian
menerima perlakuan yang sama
seseuai kelompok dan tidak
terdapat intervensi lain.
Critical Appraisal

4. Was there a control group?


 Tidak. Pada penelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol,
melainkan hanya terdiri dari 2 kelompok dengan intervensi
yang berbeda. Kelompok A dengan kenalog dalam orabase, dan
kelompok B dengan obat kumur asam laktat 5%.
Critical Appraisal

5. Were there multiple


measurements of the outcome
both pre and post the
intervention/exposure?
 Ya. Terdapat pengukuran
berulang setelah pengobatan
pada kedua kelompok.
Critical Appraisal

6. Was follow up complete and if not, were differences between


groups in terms of their follow up adequately described and
analyzed?
 Ya. Pada penelitian ini tidak dilaporkan adanya subjek yang
tidak selesai dalam follow-up, sehingga follow-up pada kedua
kelompok selesai sampai akhir.
Critical Appraisal

7. Were the outcomes of participants


included in any comparisons measured
in the same way?
 Ya. Hasil dari intervensi pada
kedua kelompok diukur dengan
cara yang sama, yaitu dengan
mengukur indeks manifestasi klinis
oral.
Critical Appraisal

8. Were outcomes measured in a reliable way?


 Ya. Pada penelitian ini dijelaskan
mengenai cara pengukuran hasilnya.

9. Was appropriate statistical analysis used?


 Ya. Pada penelitian ini sudah dijelaskan
mengenai metode analisis statistik yang
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai