Tekanan Intraokular
Tekanan Intraokular
TINJAUAN PUSTAKA
Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior (0,25 ml) dan
posterior mata (0,06 ml) dari bola mata. Humor akueus dibentuk dari plasma didalam
jalinan kapiler prosesus siliaris. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi daripada
plasma. Komposisinya serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki
konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi; dan protein, urea dan
glukosa yang lebih rendah. Unsur pokok dari humor akueus normal adalah air
(99,9%), protein (0,04%) dan lainnya dalam milimol/kg adalah Na+ (144), K+ (4,5),
Cl- (110), glukosa (6,0), asam laktat (7,4), asam amino (0,5) dan inositol (0,1).
elektrokimia dan tidak bergantung pada tekanan. Ciri-ciri tepatnya ion atau ion-ion
3
yang ditranspor tidak diketahui, akan tetapi sodium, klorida, potasium, asam
askorbat, asam amino dan bikarbonat ikut terlibat. Transpor aktif diperhitungkan
untuk sebagian besar produksi akueus dan melibatkan, setidaknya sebagian, aktivitas
Ultrafiltrasi
gradien tekanan. Pada prosesus siliaris, tekanan hidrostatik dibedakan antara tekanan
kapiler dan tekanan intraokular yang menyokong pergerakan cairan kedalam mata,
Difusi sederhana
Difusi adalah pergerakan masif ion-ion melewati membran yang berhubungan dengan
Mekanisme aksi dari beberapa kelas obat-obatan yang menekan pembentukan akueus
Fakta memberi kesan bahwa ion bikarbonat secara aktif disekresi didalam mata; jadi
fungsi enzim tersebut mungkin untuk menyediakan ion ini. Karbonik anhidrase
4
mungkin juga menyediakan ion bikarbonat ataupun ion hidrogen untuk sistem
penyangga intrasel.5
yang paling lazim berada dalam epitel silier. Namun arti dari temuan ini tidak jelas,
- Waktu siang
- Detak jantung
- Pernafasan
- Latihan
- Intake cairan
- Medikasi sistemik
- Obat-obatan topikal
intraokular. Tekanan intraokular akan lebih tinggi ketika pasien berbaring daripada
mereka dalam posisi berbaring dan kecenderungan ini mungkin penting dalam
seiring usia dan dipengaruhi oleh genetik. Biasanya ada kecenderungan peninggian
5
tekanan intraokular pada pagi hari dan terjadi penurunan pada sore hari; hal ini telah
Sudut bilik mata dibentuk oleh tautan antara kornea dan iris perifer, yang
Ketiga bagian ini terlibat dalam proses outflow akuos humor, Struktur lain
dihubungkan oleh septa-septa. Bagian dalam kanalis dilapisi oleh sel-sel endotel
dilapisi oleh sel-sel datar halus yang mengandung ujung dari kanalis-kanalis kolektor.
Bagian selanjutnya yang berperan adalah kanalis kolektor. Kanalis ini meninggalkan
kanalis sklem dan berhubungan dengan vena episklera. Sekresi akuos humor oleh
korpus siliar pada mata normal bervariasi antara 0,22 – 0,28 ul / menit / mmHg.
belakang lalu mengalir ke bilik mata depan melalui pupil, dan dikeluarkan melalui
6
1. Outflow melalui jalur trabekulum (jalur konvensional). Yang merupakan jalur
utama, dimana sekitar 90% outflow akuos humor melalui jalinan trabekular
outflow akuos humor melalui jalur ini. Proses outflow akuos humor dapat juga
terjadi melalui iris, tapi dalam jumlah yang sangat sedikit (gambar 1).3,6
a) Diskolasi lensa
7
mengakibatkan sumbatan pada bukaan pupil yang menyebabkan iris
b) Intumesensi lensa
sekunder sudut tertutup yang timbul akibat lensa yang membesar pada
anterior. Lensa ini kemudian dapat melanggar batas kamera anterior dan
tertutup.
c) Uveitis
oleh sel-sel radang dari kamera anterior, disertai edema sekunder, atau
8
kadang neovaskularisasi sudut, yang semuanya meningkatkan
360 derajat menyebabkan iris bombe dan glaukoma sudut tertutup akut.
d) Tumor
sudut sekunder.
Cidera kontusio bola mata dapta disertai peningkatan dini tekanan intra
korpus vitreum.
g) Glaukoma neovaskular
9
Glaukoma neovaskuler adalah peningkatan tekanan intraokuler karena
fibrovaskuler.
yang kronis dan diffuse yang dapat disebabkan oleh hal – hal berikut ini:
berikut:
10
b. Pars plana vitrectomy. NVG merupakan komplikasi yang
tersebut.
C. GAMBARAN KLINIK
1. Symptoms3,7
Tergantung kecepatan kenaikan TIO, jika kenaikan TIO terjadi perlahan-lahan maka
tidak menimbulkan gejala yang nyata. Jika TIO naik dengan cepat dan tinggi maka
Nyeri, merupakan tanda khas pada serangan akut yang terjadi secara
mendadak dan sangat nyeri pada mata di sekitar daerah inervasi cabang
nervus kranial V,
Mual, muntah dan lemas, hal ini sering berhubungan dengan nyeri,
11
2. Slit-lamp biomikroskopi3,7
sekunder.9
Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi.
Pupil oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi dan tidak ada reaksi
Tergantung pada kelainan yang mendasari seperti pada glaukoma neovaskuler akan
diitemukan hiperemia perilimbal (siliar), kornea suram, bilik mata depan tampak flare
moderate kadang didapatkan hifema, pupil distorsi dan mungkin ada ekteropion uvea.
Sedangkan pada uveitis dapat ditemukan sinekia posterior total, iris bombans, dan
3. Gonioskopi
12
glaukomanya sudut terbuka atau tertutup. Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai
edem kornea berkurang, salah satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan
intra okular, misalnya dengan gliserin topikal atau saline hipertonik salap mata. Hal
yang tidak kalah penting yaitu melakukan pemeriksaan mata kontra-lateral, yang
biasanya ditemukan gambaran sudut tertutup laten. Dimana mata yang menderita
(Shaffer grade 0). Dengan ginioskopi biasanya sulit karena kornea sangat suram tapi
4. Oftalmoskopi
optik berdasarkan penilaian bentuk saraf optik menggunakan alat oftalmoskop direk.
lamp biomikroskopi yang menggunakan lensa +90 Dioptri, Hruby lens, atau lensa
kontak Goldmann dan oftalmoskop indirek. Gambaran fundus pada glaukoma sudut
5. Perimetri
Alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang disebabkan
6. Tonometri
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur besarnya tekanan intraokuler. Pada pasien
13
7. Optical Coherent Tomography
OCT (Optical Coherent Tomography). Alat ini berguna untuk mengukur ketebalan
serabut saraf sekitar papil saraf optik sehingga jika terdapat kerusakan dapat segera
D. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular, pemberiannya
dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis. Pemberian anti emetik dapat
membantu mencegah muntah akibat emesis. Agen osmotik oral pada penggunaannya
tidak boleh diencerkan dengan cairan atau es, agar osmolaritas dan efisiensinya tidak
menurun. 11,12,13
menurunkan tekanan intraokular dalam waktu 30-90 menit setelah pemberian, dan
dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam. Selama penggunaannya, gliserin dapat
14
lansia dengan gagal ginjal serta penyakit kardiovaskular. Karena agen ini sendiri
keuntungan dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme.
Dosis yang dianjurkan adalah 1 - 2 gram/kgBB dalam 50% cairan. Puncak efek
hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan berakhir dalam 3-5 jam. Bila intoleransi
gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral, maka manitol dapat diberikan
secara intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2 gr/kgBB selama 30 menit.
Mannitol dengan berat melekul yang tinggi, akan lebih lambat berpenetrasi pada mata
Asetazolamid, merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat pada
secara cepat, yang digunakan secara oral dan intravena. Asetazolamid dengan dosis
inisial 2x250 mg oral, dapat diberikan kepada pasien yang tidak mempunyai
komplikasi lambung. Dosis alternatif intravena 500 mg bolus, efektif terhadap pasien
15
nousea. Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan setelah 4-6 jam
inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada pasien emesis. Sekarang
diketahui bahwa, karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit atau tidak ada sama sekali
Miotik kuat
akut. Penggunaannya ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2
jam. Hal ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga tidak
dapat merespon terhadap pilokarpin. Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30 menit
selama 1-2 jam. Pada umumnya respon pupil negatif terhadap serangan yang telah
berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot spingter akibat iskhemia. 11,12,13
Beta bloker
tertutup. Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara mengurangi
produksi humor akuos. Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas
dan konsentrasi tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 – 60
menit setelah pemberian topikal. Beta bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial
16
terapi dapat diberikan 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam
Apraklonidin
apraklonidin bekerja dengan cara menurunkan produksi akuos humor dan tidak
memberikan efek pada outflow humor akuos. Apraklonidin 0,5% dan 1%, keduanya
telah menunjukkan efektifitas yang sama dan rata-rata dapat menurunkan tekanan
intraokular 34% setelah 5 jam pemakaian topikal. Apraklonidin dapat digunakan pada
Setelah tekanan intraokular menurun dan miosis pupil telah dicapai, terapi topikal
dengan pilokarpin, beta bloker, karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat
diteruskan sampai tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata.11,12,13
2. Pembedahan
b) Uveitis
17
Pada uveitis, terapi terutama ditujukan pada pengontrolan uveitis
midriasis intensif tetapi sering memerlukan iridotomi perifer dengan laser atau
c) Tumor
Pada glaukoma yang terjadi lambat, terapi medis biasanya efektif, namun
dapat juga diperlukan tindakan bedah. Sedangkan pada glaukoma yang terjadi
cepat akibat laserasi ataupun robek akibat kontusio pada segmen anterior
diikuti hilangnya kamera anterior, jika kamera tidak segera dibentuk kembali
setelah cidera baik secara spontan dengan inserkerasi iris ke dalam luka
maupun secara bedah dapat terjadi sinekia anterior perifer dan menyebabkan
18
e) Glaukoma setelah tindakan bedah okular
untuk menciutkan korpus vitreum dan membiarkan lensa jatuh kea rah
f) Glaukoma neovaskuler
Terapi dapat dilakukan seperti terapi pada glaukoma sudut tertutup umum,
terapi glaukoma neovaskuler yang telah terbentuk sulit berhasil dan tidak
memuaskan.
19