Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SISTEM KOLOID

BUIH CAIR

DISUSUN OLEH :

- KRISTINA DWI APRILIA


- MUSTIKA FARUNDINA
- SEPTIANI AHADI
- YULIA NINGSIH

SMK KESEHATAN RIKSA INDRYA


Jl. Rawabuntu No. 10 BSD City Serpong
Tangerang
2017

1
Kata pengantar

puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas system koloid buih cair. Lalu tidak lupa
Shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW semoga selalu
dilimpahkan. Amin
semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa / siswi atau bagi pembacanya. Tiada
gading yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca
makalah ini.

Tangerang, 05 maret 2018

2
DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang ……………………………………………………...4
1.2 Tujuan percobaan ..........................................................................4

BAB II PRINSIP PERCOBAAN


2.1 prinsip percobaan ............................................................................5

BAB III LANDASAN TEORI


3.1 definisi buih cair ...........................................................................6

BAB IV ALAT DAN BAHAN

4.1 Alat & Bahan .................................................................................7

BAB V PROSEDUR KERJA

5.1 prosedur kerja ................................................................................8

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 kendala …………………………………………………………. 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

System koloid berhubungan dengan proses-proses di alam yang mencakup berbagai


bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum
digunakan oleh tubuh, terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid, dam
protoplasma dalam sel-sel makhluk hidup. Dalam sehari-hari ini, sering kita temui
beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat
bercampur secara merata. Misal saat kita membuat susu, serbuk atau tepuk susu
bercampur merata dengan air panas dan ada pula penggunaan sabun untuk membentuk
koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak).

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

 Membuat dan memahami reaksi penyabunan pada proses sabun


 Menjelaskan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan
 Membuat system buih sabun dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita.

4
BAB II
PRINSIP PERCOBAAN

2.1 PRINSIP PERCOBAAN

Zat buih sabun ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung

gas sehingga diperoleh suatu kestabilan. Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas

seperti pda system kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah

antar- fase dimana zat pembuih teradsorbsi. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan.

Struktur ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran

buih rata-rata. Beberapa sifat buih cair yang penting :

a. Pemisahan medium pendispersi ( zat cair ) atau drainase, karena kerapatan gas

dan zat cair yang jauh berbeda.

b. Terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat

tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar

c. Rusaknya film antara dua gelembung gas.

Buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil, maka

struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang

diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.

5
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 DEFINISI BUIH


Buih adalah koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair atau zat
padat.
Berdasarkan medium pendisperasinya, buih dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
A. Buih Cair
B. Buih Padat

1. Buih Cair
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan dengan medium
pendispersi zat cair. Fase terdispersi gas pada umumnya berupa udara atau karbondioksida
yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih
(surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas
sehingga diperoleh suatu kestabilan.Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair
buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih,
misalnya sabun, deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke
dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya
buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain.
Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah atau mencegah buih,antara
lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.

2. Buih Padat

Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium
pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan).
Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita ketahui:
 Batu apung

Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung

6
 Styrofoam

Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium


pendisperasi polistirena.

BAB IV
ALAT DAN BAHAN

4.1 ALAT & BAHAN

 Alat :

1. Gelas
2. Sendok

 Bahan :
1. Air
2. Sabun cuci piring
3. Baking soda
4. Pewarna makanan

7
BAB V
PROSEDUR KERJA

5.1 PROSEDUR KERJA

Gelembung mainan bisa dibuat dari sabun cair jenis apa saja yang tersedia misalnya :

sabun cuci piring, sabun mandi cair atau sampo. Ada sabun cair yang bisa membuat

gelembung yang tak mudah pecah sementara hal sebaliknya untuk jenis sabun cair lain.

Selanjutnya buat larutan dengan perbandingan 1 banding 4 untuk sabun cair dan air

menggunakan mangkuk atau gelas. Larutan yang dibuat dari sabun cuci piring cair bisa

membentuk gelembung besar sementara sabun mandi cair atau shampo tak menciptakan

banyak busa.

8
BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 KENDALA

1. Pencarian dalam materi


2.

Anda mungkin juga menyukai