MAKALAH II
PEMBAHASAN KASUS PEPTIC ULCER
OLEH
KELAS B
KELOMPOK
B. ANALISIS KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. Wayan
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Diagnosa : Peptic ulcer
2. SUBYEKTIF
Keluhan utama : nyeri pada lambung bagian kiri atas sejak 1 hari yang lalu,
mual (+)
Keluhan tambahan : sempat muntah 1x kemarin dan lidah terasa asam
3. OBJEKTIF
Riwayat penyakit : Diabetes mellitus sejak 6 bulan yang lalu.
Riwayat pengobatan : Metformin 3 x 500 mg
4. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
No. Terapi Farmakologi Indikasi
1 Ranitidine 50 mg 2 x 1 tab Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks
esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak
akibat AINS, tukak duodenum
karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison,
kondisi lain dimana pengurangan asam
lambung akan bermanfaat.
2 Sukralfat 500 mg 3 dd 1 C Pengobatan jangka pendek(sampai 8
minggu) pada duodenal ulcer. Tukak
lambung dan duodenum serta gastritis kronis
(Sweetman, 2009)
4.2 Problem Medik dan DRP Pasien
PROBLEM SUBYEKTIF dan TERAPI DRP
MEDIK OBYEKTIF
Nyeri Subjektif: - Ibuprofen 2 x Adverse Drug Reactions
keluhan pegal 400 mg sehari Efek samping
ketidaknyamanan
gastrointestinal, mual, diare,
terkadang pendarahan, dan
terjadi ulserasi (Sweetman,
2009).
Peptic Ulcer Subjektif: - Ranitidine 50 Drug Interactions
- Nyeri lambung
Desease mg 2 x 1 tab - Pemberian sukralfat dapat
kiri - Sukralfat 500
- mual mengurangi absorpsi
mg 3 dd 1 C
- muntah ranitidine (Sweetman,
- lidah terasa asam
2009).
- Obat kationik seperti
Objektif :
Riwayat penyakit: Ranitidine, yang dieliminasi
Diabetes mellitus lewat sekresi tubular ginjal,
Riwayat secara teoritis mempunyai
pengobatan: potensi berinteraksi dengan
Metformin 3 x 500 Metformin dengan cara
mg kompetisi pada sistem
Hasil laboratorium: transpor tubular ginjal
- GDA (1 bulan (Rojas and Gomes, 2013)
yang lalu) = 210
Sub-Therapeutic Dosage
mg/dl, - Dosis ranitidin yang
- GDP = (-),
diresepkan yaitu 50 mg 2 x
- GDPP = (-),
- hipertensi (-) 1 tab terlalu rendah.
- Dosis sukralfat yang
diberikan terlalu rendah
atau berada dibawah dosis
yang dianjurkan
2.5 PLAN
2.5.1 Care Plan
1. Pengatasan DRP 1 diatasi dengan:
Sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter bahwa pemberian ibuprofen
dapat memperparah PUD, sehingga obat bisa diganti dengan celecoxib.
Care giver : Setelah dikonsultasikan dengan dokter kemudian pasien diberikan
informasi bahwa akan dilakukan penggantian obat ibuprofen dengan celecoxib,
2. Pengatasan DRP 2 diatasi dengan :
Sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter bahwa pemberian ranitidine
sebaiknya dihentikan karena terjadi interaksi dengan metformin, sehingga
ranitidine dapat diganti dengan PPI yaitu omeprazole.
Care giver : Setelah dikonsultasikan dengan dokter kemudian pasien diberikan
informasi bahwa akan dilakukan penggantian obat ranitidine dengan
omeprazole. Omeprazole diminum 1 kali sehari di pagi hari 1 jam sebelum
makan pagi.
3. Pengatasan DRP 3 ditasi dengan :
Care giver : Pasien diberikan informasi bahwa omeprazole dapat diminum 30
menit sebelum minum obat sukralfat agar tidak terjadi interaksi obat yang tidak
diharapkan.
4. Pengatasan DRP 4 diatasi dengan :
Sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter bahwa dosis sukralfat yang
diberikan terlalu rendah, sehingga perlu dilakukan peningkatan dosis menjadi 2
g 2 kali sehari (pagi dan sebelum tidur malam).
Care giver : Setelah dikonsultasikan dengan dokter, kmudian pasien
diinformasikan ahwa oat sukralfat diminum 2 kali sehari yaitu pada pagi hari 1
jam sebelum makan dan pada malam hari sebelum tidur.
2.5.3 Monitoring
1. Efektivitas
Monitoring efektivitas terapi yang dilihat dari kondisi klinik pasien meliputi:
a. Pemberian terapi farmakologi mampu atau tidak menurunkan kondisi klinik
pasien terkait keluhan penyakit seperti hilangnya rasa mual dan nyeri
lambung pada bagian kiri.
b. Pemberian terapi farmakologi disertai modifikasi gaya hidup (kurangi
merokok dan minum kopi) mampu atau tidak mengurangi rasa nyeri pada
lambung.
2. Efek Samping
Monitoring terhadap efek samping yang mungkin timbul pada pemberian terapi
farmakologi diantaranya :
a. Celecoxib
Efek samping yang ditimulkan akibat pemakaian celecoxib yaitu perlu
diperhatikannya pemberian pada pasin yang memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus (Sweetman, 2009).
b. Omeprazole
Efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaian omeprazole yaitu sakit
kepala, diare, konstipasi, mual dan muntah, perut kembung, sakit perut
(Sweetman, 2009).
c. Sukralfat
Efek samping yang ditimbulkan yaitu diare, mual, muntah, perut kembung,
atau ketidaknyamanan lambung, kesulitan pernapasan (Sweetman, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, P.O., Knoben, J.E., & Troutman, W.G. 2002. Handbook of Clinical Drug Data
(10th edition). USA: McGRAW-HILL Medical Publishing Division.
Atikah Muyassaroh. 2008. Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik Pada Pasien Tukak
Peptik (Peptic Ulcer Disease) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Islam
Kustati Surakarta. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta Surakarta.
Berardy, R., & Lynda, S. 2005. Peptic Ulcer Disease dalam Pharmacotherapy a
Pathophysiologic Approach, Sixth Edition. McGraw-Hill, Medical Publishing
Division by The McGraw-Hill Companies. pp: 629–648.
Hoogerwerf, W.A., & Pasricha, P.J. 2008. Pharmacotherapy of gastric acidity, peptic
ulcers, and gastroesophageal reflux disease. In: Brunton, L.L., Lazo, J.S., Parker,
K.L. (Eds.)
Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference, Thirty Sixth Edition.
New York: Pharmaceutical Press.