Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 11

Kasus Hepatitis
NUR AIDA (O1B122039)
NUR ANISA (O1B122040)
NUR FILZANAH (O1B122041)
NUR INTAN DARWIS (O1B122042)
Jurnal Acuan
Kasus 1
An. S, Perempuan, 14 tahun, pelajar, datang ke Rumah Sakit dr. H.Abdul Moeloek
propinsi Lampung dengan keluhan demam 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
dirasakan tidak terlalu tinggi, terus menerus dan tidak disertai dengan mengigil. Demam
tidak menghilang dengan beristirahat maupun dengan pemberian obat penurun panas.
Pasien juga mengeluhkan mata dan badan tampak menguning sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga sempat mengalami mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu,
muntah berupa makanan dan cairan sebanyak ± 2 kali dalam sehari.

Setiap kali muntah kira-kira sebanyak ± 5 sendok makan. Pasien juga mengeluhkan
adanya rasa nyeri pada perut kanan atas dan nafsu makan yang berkurang. Buang air
kecilnya berwarna kuning tua seperti air teh sejak 3 hari yang lalu setelah demam. Buang
air besar berwarna kuning biasa. Pasien mengatakan bahwa ada temannya yang sakit
kuning saat ini dan sebelumnya sempat makan bersama dengan teman sekolah tersebut.
Riwayat transfusi darah sebelumnya tidak ada. Riwayat minum obat paket TB tidak ada.
Riwayat imunisasi lengkap Pasien sempat berobat ke puskesmas setempat dan diberikan
obat penurun panas namun karena tidak ada perubahan, maka pasien berobat ke rumah
sakit.
Kasus 1
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, berat badan 42 kg, tinggi
badan 150 cm, status gizi BB/U: 84% TB/U: 93,75 % BB/TB: 97,67% kesan gizi baik,
nadi 98 kali per menit, pernapasan 28 kali per menit, suhu 37,7 ºC. Status generalis pasien
didapatkan kepala dalam batas normal, sklera mata ikterik, hidung, telinga, mulut, leher,
dada (jantung dan paru) dalam batas normal. Regio Abdomen terdapat nyeri tekan pada
kuadran kanan atas dan hepatomegali. Kulit dan ekstremitas ikterik. Status neurologis
dalam batas normal. Pada pemeriksaan hematologi didapatkan nilai SGOT: 193 U/L ,
SGPT: 495 U/L, bilirubin total: 4,0 mg/dl , bilirubin direk: 2,8 mg/dl, bilirubin indirek:1,2
mg/dl, HBs Ag: (-). Diagnosis kerja : hepatitis viral akut e. c hepatitis virus A.
Penyelesaian
Kasus
Pengumpulan Data
Karakterisitik pasien :
1
An. S, Perempuan, 14 tahun, pelajar

Data Subjektif:
• Demam tidak disertai menggigil
2 • Mata beserta badan pasien terlihat kuning
• Mual muntah sejak 2 hari lalu
• rasa nyeri pada perut kanan atas dan nafsu makan yang berkurang
• Air kencing berwarna tua seperti teh

3 Riwayat keluarga : tidak ada yang menderita penyakit yang sama


Riwayat sosial : Dikampus ada yang sakit dengan gejala yang sama dan pernah
makan bersama.
Pengumpulan Data
Data Objektif:

● nilai SGOT: 193 U/L , (Normal :  5–40 µ/L)


● SGPT: 495 U/L, (Normal :  7–56 µ/L)
● bilirubin total: 4,0 mg/dl ,  (Normal : 0,3-1,0 mg/dL)
● bilirubin direk: 2,8 mg/dl, (Normal : 0,3 - 1,1 mg/dL)
● bilirubin indirek:1,2 mg/dl, (Normal : 0,1 - 0,4 mg/dL)
● HBs Ag: (-).
● Diagnosis kerja : hepatitis viral akut e. c hepatitis virus A.
Asesment
Assasment
Problem Medik Terapi Obat Saat ini Analisis DRP

cairan infus D5% Diberikan karena pasien -


muntah untuk memperbaiki
cairan tubuh pasien.
hepatitis akut disebabkan oleh domperidone 2 x 10 mg Domperidon aman untuk anak- -
virus hepatitis A remaja karena tidak
menimbulkan efek piramidalis.
curcuma 3x200 mg Selain sebagai supplement -
tambahan yang berfungsi
untuk memperbaiki fungsi
hati, obat ini juga mampu
memperbaiki nafsu makan.
Planing
Terapi Farmakologi
&
Non Farmakologi
• Infus D 5%, Pemberian cairan dextroxe pada pasien dengan
penyakit hati diberikan dengan tujuan untuk mempertahankan
●Terapi keseimbangan cairan dalam tubuh dan memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh.
● Simptomatis • Pemberian Rhizoma Curcuma tablet digunakan sebagai
supplement tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki
fungsi hati serta memperbaiki nafsu makan
• Pemberian domperidon 2 x 10 mg digunakan untuk mengurangi
mual dan muntah yang diderita pada pasien tersebut.
Terapi • sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan tes serologis terlebih
dahulu berupa IgM anti-HAV untuk menegakkan diagnosis
on Farmakologi hepatitis virus e.c infeksi virus hepatitis A

• Infeksi akut dapat dicegah dengan pemberian


immunoglobulin dalam 2 minggu setelah terinfeksi atau
menggunakan vaksin.
• Tirah Baring
• Diet hati tipe III
• pencegahan terhadap bahan hepatotoksik, misalnya
asetaminofen.

Setelah keluar RS
• Perbaikan hygiene makanan-minuman.
• Perbaikan hygiene-sanitasi lingkungan-pribadi.
Jurnal Acuan
Kasus 2
Seorang anak laki-laki berusia 19 tahun ketika dia sedang belajar di tingkat perguruan
tinggi mengalami demam dengan rasa sakit di tubuhnya dan muntah secara acak. Dia
pergi ke dokter keluarganya. Setelah pemeriksaan dokter meresepkannya parasetamol 500
mg tiga kali sehari levofloxacin 250 mg dua kali sehari dan dimenhidrinat 50 mg jika
perlu selama 7 hari. Setelah satu minggu pasien datang kembali ke dokter dan bertanya
tentang kesehatannya. Dia menderita demam yang belum teratasi dan kulit pucat. Dokter
menyarankan pasien beberapa tes laboratorium yang hitung darah lengkap (CBC), tes
fungsi hati (LFT), tes tipus, tes elektrolit. Setelah laporan laboratorium, di mana nilai tes
fungsi hati naik ke tingkat yang terancam .
Tabel tes fumgsi hati
Kasus 2

Setelah diagnosis virus hepatitis C genotipe 3, kemudian dokter meresepkan sofosbuvir


400 mg sekali sehari, ribavarin 400 mg dua kali seharihari dan parasetamol (500 mg) saat
pasien merasa demam atau suhu tubuh meningkat.
Penyelesaian
Kasus
Pengumpulan Data
Karakterisitik pasien :
1
Seorang anak laki-laki berusia 19 tahun

Data Subjektif:
2 • Demam
• Muntah secara acak

Riwayat obat :
3 • parasetamol 500 mg
• levofloxacin 250 mg
• dimenhidrinat 50 mg
• sofosbuvir 400 mg
• ribavarin 400.
Asesment
Problem medik Pengobatan Analisis DRP

parasetamol 500 mg Untuk demam pasien Diberikan 3x1

levofloxacin 250 mg Tidak adequat untuk Diberikan sofosbuvir


antibiotik pada kasus 400 mg dan ribavarin
Hepatitis C
hepatitis 400.

dimenhidrinat 50 mg Tidak adequat untuk Diberikan domperidon


mengatasi muntah 2 x 10 mg
pasien pada hepatitis
Planing
Terapi Farmakologi
&
Non Farmakologi
Terapi
on Farmakologi • sebaiknya Tes amplifikasi kuantitatif untuk RNA HCV dilakukan
untuk mengkonfirmasi infeksi HCV kronis dan digunakan untuk
memantau tanggapan virologi setelah terapi dimulai.
• Semua pasien dengan HCV kronis harus divaksinasi terhadap
hepatitis A dan B.
• makan diet seimbang dan berolahraga secara teratur untuk
mempertahankan berat badan normal.
• Sofosbuvir ditoleransi dengan baik dan memiliki sedikit interaksi
obat-obat, sebagian besar interaksi obat terkait dengan agen yang
digunakan dalam kombinasi dengan sofosbuvir. pengobatan 12
Terapi minggu sangat efektif pada pasien yang belum pernah menggunakan
pengobatan dengan atau tanpa sirosis.
Farmakologi • kombinasi dengan ribavirin untuk memaksimalkan SVR.
(Dipiro,2020).

• Domperidon, pada kasus hepatitis ini mual dan muntah disebabkan


karena adanya gangguan di saraf perifer akibat adanya gangguan
pada saraf otonom (N.vagus dan saraf simpatis) dan pada sel
parietal gaster sehingga terjadi peningkatan produksi HCL yang
bersifat iritan, Pemberian domperidon 2 x 10 mg digunakan untuk
mengurangi mual dan muntah yang diderita pada pasien tersebut,
dimana domperidone berkerja dengan menghambat rangsangan sel
parietal gaster untuk mensekresi HCl yang berlebihan sehingga
menghambat terjadinya iritasi pada gaster.
THANKS!
Do you have any
questions?

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai