Anda di halaman 1dari 28

Kisah Ahli Tahajud : Kisah Pedang Malam Al Fatih (Sang Pembuka)

Written by santri DM
Dalam sejarah, Islam pernah menaklukkan benua Eropa. Siapa sangka salah satu dari
Panglima Perang saat itu adalah seorang pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun,
yang bernama Sultan Muhammad Al Fatih (30 Maret 1432 – 3 Mei 1481) . Ia merupakan
seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai
kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa saat
berumur 21 tahun.
Seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah
Sultan Salahuddin Al-Ayyubi(pahlawan Islam dalam perang Salib) dan
Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-
Jalut melawan tentara Mongol).

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan
kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan
juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia jugalah yang mengganti
nama Konstantinopel menjadi Islambul (Islam keseluruhannya) . Kini nama tersebut telah diganti
oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah
dibangun di sebelah makamnya.

Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh
& separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh. Hanya Sulthan Muhammad
Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat
kematiannya.

Kejayaan dan kesuksesan hidup ia telah raih di usia yang begitu muda. Ia-pun dikenang jutaan manusia
sepanjang abad. Harum nama Sultan Al Fatih diperoleh berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan
akhlaknya. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam menaklukkan benteng terkuat imperium
Byzantium , Konstantinopel. Kota ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih
sayang islam di bumi eropa.

Apa rahasia dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat shalat malamnya
yaitu tahajud. Bukankah Rasulullah saw SAW menegakkan shalat tahajud sepanjang malam dan setiap
hari? Bukankah beliau Rasulullah saw SAW shalat tahajud merupakan kewajiban yang tak bisa beliau
tinggalkan dalam setiap perjuanganya.

Jika anda bertanya, apakah benar Muhammad Al Fatih sudah melakukan tindakan besar yang megubah
sejarah peradaban dunia? Ya, dalam sejarah, hal ini tidak aneh. Bukankah sahabat Rasulullah saw SAW
bernama Usamah juga menjadi panglima perang dalam usia 18 tahun. Sementara yang menjadi
prajuritnya adalah Umar bin Khatab sahabat Rasulullah saw SAW yang waktu itu sudah tua. Ini
menunjukkan betapa kualitas keimanan dan kekuatan ruhani Usamah menjadi salah satu ukuran yang
dipertimbangkan Rasulullah saw SAW ketika menetapkan Usamah memimpin ekspedisi militer
menghadapi kekuatan super power Romawi?

Namun Sang Pedang Malam, orang asia bernama Muhammad Al Fatih merontokkan super power
Romawi pada 1453, agak unik. Beliau ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail. Beliau selau kontak
dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah SWT. Beliau selalu taqarrub, mendekatkan diri kepada
Allah SWT, Pemilik dan Penguasa Tunggal Alam semesta.

Sejak kecil Sultan Muhammad Al Fatih dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang
memiliki kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun menggantikan sang ayah.

Bagaimana sifat Sultan Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam
hidupnya dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu. “sifatnya tenang,
berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan
mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur
pemerintahan sangat menonjol.”

Sultan Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra
dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih, unik. Beliau selalu
berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk
memastikan agar rakyat dan kawan-kawanya menegakkan shalat malam dan qiyamullail.

Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di
dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk,
ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan
Muhammad Al Fatih. Sjarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun berhasil
menggapai sukses besar, menerobos benteng Konstantinopel, setelah dikepung beberapa bulan maka
takluklah Konstantinopel.

Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota
itu.

“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang
menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk
bangun berdiri.

Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari
ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajin lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!!
Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu
berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak
seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar
biasa…..!!!!! !

Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari
ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah
sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka
ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelu
shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter
dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.

Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muammad Al Fatih kembali berseru lalu
bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan
shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan
duduk!!”

Apa yang terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua
yang hadir dengan cepat duduk!!” Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia???
dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel.
Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak
remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tidak pernah
kosong/absen semalampun.

Dalam sejarah ditulis, bahwa pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada
hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sulthan Al-Fatih lebih
dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan
kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-
Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang pembukaan
kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentera dan lantas mereka
menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana.
Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan
meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya
berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak shalat,
doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan
tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan
suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyahakhirnya berhasil menembus
kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di
puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya
berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Sejak abad kedelapan sahabat Rasulullah saw berusaha merebut benteng ini. Salah satunya Abu Ayyub
Al Anshari namun gagal. Baru setelah enam abad kemudian benteng itu berhasil direbut dibawah
pimpinan Muhammad Al Fatih.Karena jasanya inilah beliau diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu
membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel. Beliau adalah seorang pemberani, ahli
strategi militer, juga istiqomah dalam shalat tahajudnya.

Itulah sebuah kisah sejarah yang sungguh indah dalam bungkai ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah
Pedang Malam yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi penggubah sejarah, bernama
Muhammad Al Fatih, orang asia asal Turki, yang baru berusia 21 tahun. Shalat Tahajud merupakan
modal yang sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian
hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500 tahun di bumi eropa sejak abad ke-
15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al Fatih yang amat begitu luar biasa.

Keberadaan Muhammad Al-Fatih telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya: “Kota
Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik
pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R.
Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Dalam hadist lain diriwayatkan, :”Aku mendengar baginda Rasulullah S.A.W mengatakan seorang
lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut & aku juga ingin mendengar derapan
tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik
tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda" (Abu Ayyub al-Anshari)

Maasyaa Allah, Luar biasa……Sultan Muhammad Al Fatih (Sang Pembuka)……!!!!

Ya Allah, aku bermohon pada-Mu agar Engkau jadikan kami dan sahabat kami semua yang
membaca artikel ini semua, menjadi ahli Tahajjud, ahli Qiyamul lail, seperti halnya Rasulullah dan
Keluarganya, sahabatnya dan seperti Si Pedang Malam, Sultan Muhammad Al Fatih. Amiin

http://www.daarulmuwahhid.org/dm/index.php/artikel/kisahteladan/216-kisah-ahli-tahajud-kisah-
pedang-malam-al-fatih-sang-pembuka
TAG ARCHIVE | MUHAMMAD AL-FATIH

Konstantinopel dan
Muhammad Al-Fatih
Mei 10
Mendengar nama Konstantinopel, tentunya umat Islam akan teringat pada seorang tokoh
pejuang yang bahkan disebut-sebut oleh Rasulullah SAW, yaitu Muhammad Al Fatih.
Muhammad Al Fatih telah terkenal kehebatannya sejak beliau berusia sangat belia.
Sebenarnya, beliau bernama Muhammad. Gelar Al Fatih (pembebas) didapat karena beliau
berhasil membebaskan Konstantinopel dari kejahiliyahan. Kata “pembebas” dirasa lebih
tepat karena “penakluk” terkesan negatif. Begini ceritanya…

Pada masa-masa ekspansi Islam ke seluruh dunia, banyak wilayah-wilayah yang akhirnya
bisa tunduk dan ikut merasakan indahnya Islam. Namun, ada satu kota di wilayah Romawi
yang sangat sulit ditaklukan. Bahkan, pejuang sekelas Shalahudin Al Ayyubi yang begitu
gagahnya di medan perang salib pun tak mampu menaklukannya. Saat itu, Rasulullah
bersabda bahwa suatu saat nanti akan ada seorang pemuda muslim yang berhasil
menaklukan kota tersebut, kota Konstantinopel.

Saya pernah berbincang-bincang dengan seorang kawan mengenai hal ini. Wallahu’alam,
katanya, ketika Muhammad Al Fatih masih berada di dalam perut ibunya, Sang Ibunda sering
mengelus perutnya seraya menghadapkannya ke arah Konstantinopel dan berkata, “Nak,
kelak engkaulah yang akan menjadi penakluk kota itu seperti yang telah dijanjikan oleh
Rasulullah SAW.” Subhanallah… Ucapan seorang ibu bahkan bisa menjadi doa.

Terlepas dari kisah masa Muhammad Al Fatih berada di dalam kandungan, saat kecil
Muhammad Al Fatih begitu rajin belajar. Ilmu agama seperti fiqih, sirah, dan Al Qur’an, serta
ilmu-ilmu lainnya seperti militer dan politik menjadi santapannya sehari-hari. Salah satu
sumber menyebutkan bahwa beliaulah yang pertama kali memperkenalkan istilah “siyasah”.

Singkat cerita, pada suatu masa, ayahanda Muhammad Al Fatih, yaitu Sultan Murad II,
menyampaikan niatnya untuk beruzlah (menyendiri) ketika negeri yang dipimpinnya sedang
dalam masa yang kritis. Sultan Murad II menyerahkan tampuk kekuasaan kepada
Muhammad Al Fatih yang saat ini masih berusia sangat muda, terlalu muda malah (maaf, di
sumber yang saya baca tidak disebutkan berapa usianya saat itu, dibilangnya usia kanak-
kanak gitu…).

Ternyata, usia belia tidak menjadi kendala bagi beliau untuk memimpin negeri yang begitu
besar. Justru, di masa kepemimpinan beliaulah Islam mengalami masa-masa keemasan,
hingga Konstantinopel pun dapat ditaklukan. Strategi perang beliau sangatlah dahsyat!
Beliau membuat strategi perang yang begitu matang, memilih pasukan yang luar biasa
hebat, serta berhasil membuat meriam tercanggih dan terbesar yang pernah ada pada masa
itu. Tentunya lawan kocar-kacir menghadapi kekuatan pasukan Muhammad Al Fatih.

Ada satu hal yang menurut saya sangat menarik dan mencerminkan kepribadian beliau.
Suatu hari, dalam masa uzlah Sultan Murad II, Muhammad Al Fatih mengirimkan surat
kepadanya. Isinya kurang lebih seperti ini:
Siapakah sebenarnya yang menjadi pemimpin negeri ini? Ayah atau saya? Jika pemimpinnya
adalah ayah, mana ada pemimpin yang malah pergi ketika negerinya sedang susah? Jika
pemimpinnya adalah saya, maka saya memerintahkan ayah untuk kembali ke negeri ini.
(Hmpf, Keren banget ga sih..?)

Nah, poin yang tidak kalah penting yang membuat saya sangat tertohok adalah kondisi
ruhiyah Muhammad Al Fatih. Saya yakin, karena inilah Allah SWT begitu cinta kepada beliau
dan menakdirkan beliau sebagai pembebas Konstantinopel. Sebuah riwayat menyebutkan
bahwa Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan ibadah shalat wajib sejak beliau
baligh. Jangankan sholat wajib, beliau bahkan TIDAK PERNAH MENINGGALKAN SHOLAT
TAHAJUD sejak beliau baligh. Pasukannya pun tidak jauh beda dari beliau dalam hal Ibadah.
Muhammad Al Fatih memang mengajak orang-orang tertentu untuk menjadi pasukannya.
Selain dari kondisi ruhiyah yang dahsyat, pasukan pilihannya pun terpilih karena
kompetensinya masing-masing, misalnya dalam bidang politik, strategi perang, dan
teknologi.

Intinya, Muhmmad Al Fatih tuh keren banget. Malu saya ketika membaca riwayat hidup
beliau. Jauh… Semoga bisa belajar banyak dan mencontoh beliau…

https://iratangguh.wordpress.com/tag/muhammad-al-fatih/

Rahasia Sukses Sang Penakluk Konstantinopel


BAHRON MONDAY, 21 NOVEMBER 2016 | 17:33 WIB ARTIKEL, TOKOH

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA


Sultan Muhammad Al Fatih, sang Penakluk Konstantinopel adalah pemimpin terbaik yang
pernah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Penaklukan
Konstantinopel sebenarnya sudah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam melalui beberapa hadis. Maka, banyak raja yang membuktikan nubuwwah itu.
Semuanya gagal, kecuali Muhammad Al Fatih. Dialah sebaik-baik pemimpin yang
disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Kota Konstantinopel akan jatuh
ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan
pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad bin
Hanbal Al-Musnad 4/335).
Tak mudah menaklukkan Konstantinopel. Tapi, Muhammad Al Fatih dengan kehendak
Allah Ta’ala berhasil menundukkannya. Apa rahasia kesuksesannya sehingga ia disebut
Nabi sebagai sebaik-baik pemimpin dan berhasil dalam perjuangannya? Berikut akan
dikupas satu per satu rahasia sukses sang penakluk.
Pertama, Persiapan Pribadi
Untuk mewujudkan mimpi, seseorang harus mempersiapkan segalanya dengan matang
dan sebaik mungkin, terutama persiapan pribadi. Sejak kecil, Sultan Al Fatih mempunyai
mimpi untuk menaklukkan Konstantinopel. Apa yang dilakukannya? Tentu mempersiapkan
diri dengan matang.
Sebagai wujud usahanya ia mempelajari sejarah perjalanan dan usaha-usaha yang pernah
dilakukan oleh raja Islam sebelumnya. Percobaan dimulai pada zaman Mu’awiyah bin Abi
Sufyan (tahun 44 H). Setidaknya ada 6 kerajaan besar yang sudah mencoba sebelumnya.
Usaha-usaha itu dipelajarinya semua.
Sebenarnya, walau jauh hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah me-nubuwwah-
kannya, tapi persiapan matang, ihktiar optimal yang selalu diiringi doa tetap perlu dilakukan.
Lalu bagaimana dengan kita teman? Sudahkah kita mempersiapkan mimpi dengan sebaik-
baiknya? Sudahkah kita terus melangkah mencari celah untuk merealisasikan mimpi-mimpi
kita?
Kedua, Usaha Maksimal
Sebelum perang, Muhammad Al Fatih sudah menyiapkan 250 ribu tentara. Ukuran jumlah
yang cukup besar. Ini adalah bukti usaha maksimal sebelum meraih sukses perlu dan wajib
dilakukan. Kerahkan semua potensi dan jangan melakukannya dengan setengah-setengah.
Kerahkan semua yang ada untuk meraih sukses dan jangan mengerahkan potensi
seadanya. Sebab tak ada cerita sukses bagi mereka yang setengah hati meluapkan
potensinya.
Yang tak kalah penting, Al Fatih tidak hanya mempersiapkan persiapan fisik saja. Tapi juga
senantiasa membina ruhiyah pasukannya. Sebelum berjihad, ia berkhutbah terlebih dulu di
didepan pasukannya untuk menguatkan ruh mereka akan pentingnya jihad.
Begitu juga dengan kita. Untuk mewujudkan mimpi selain persiapan zahir tentu yang tak
kalah hebat adalah mempersiapkan persiapan spiritual. Kekuatan ruhiyah ini merupakan
kekuatan yang paling utama.
Kekuatan ruhiyah mampu mengalahkan kekuatan fisik. Kekuatan ruhiyah senantiasa terkait
erat dengan Sang Maha Hidup, Allah Ta’ala. Tanyakan pada diri kita, “Sejauh mana kita
telah menempa ruhiyah ini agar terus mengalir semangat besar meraih kesuksesan-
kesukesan itu.”
Ketiga, Strategi Jitu
Menjemput sukses itu perlu strategi. Sebelum berperang, Al Fatih, mempersiapkan strategi
dengan matang dan teliti. Ia tidak asal bertindak dan mengambil keputusan juga langkah
secara gegabah. Semua potensi ia kerahkan untuk meraih sukses besar. Sebagai
persiapan ruhiyah, ia mempersiapkan ilmu dengan matang sebelum melakukan amal nyata.
Dengan strategi yang matang itu, Al Fatih hanya membutuhkan waktu 45 hari untuk
menaklukkan Konstantinopel. Meski diliputi rasa lelah yang luar biasa, dan kondisi nyawa
terancam.
Namun, Muhammad Al Fatih dan pasukannya tetap tegar dan teguh untuk menaklukkan
kota tersebut. Ada sikap sabar disana. Sabar saat usaha maksimal dengan strategi jitu
sudah dipersiapkan. Bukan sabar hanya diam, menyerah dan berusaha sekedarnya.
Bagaimana dengan kita saudaraku? Kita pun bisa dan harus bisa seperti Al Fatih dan
pasukannya dalam meraih sukses nyata. Selain punya punya strategi matang untuk meraih
kesuksesan itu, kita pun perlu sabar dalam mewujudkannya. Jangan tergesa-gesa sebab
tergesa-gesa hanya mendatangkan kegagalan. Lebih dari itu, tergesa-gesa adalah bagian
dari watak setan.
Muhammad Al Fatih memberikan resep suksesnya pada kita yakni; senantiasa bermunajat
hanya kepada Allah, jauhkan diri dari maksiat, bertahajjud pada malam hari dan
berpuasalah pada siang hari. Take action, jangan menunda-nunda. (R02/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
http://www.mirajnews.com/2016/11/rahasia-sukses-sang-penakluk-konstantinopel.html

Mengenang Muhammad Al-Fatih


29 Mei 2013 14:09 Diperbarui: 24 Juni 2015 12:51 3055 0 0

1.
2. Hari ini 560 tahun yang lalu Konstantinopel berhasil ditaklukkan oleh Sang Pedang
Malam; Muhammad Al-Fatih

3. Flasback 1400 thn lalu, Sahabat bertanya kepada Rasul SAW, “Kota manakah yang dibebaskan
lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?”

4. Rasul SAW menjawab, “Kotanya Heraklius dibebaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel” (HR
Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)

5. Maju ke 800 tahun kemudian...pada 29 Mei 1453 sejarah mencatat, Muhammad Al-Fatih (1432 -
1481) berhasil menaklukkan Konstantinopel.

6. Konstantinopel adalah Ibu kota Kekaisaran Romawi Timur yang melegenda, selama 8 abad tak
bisa ditembus oleh berbagai bangsa.

7. Apa spesialnya sosok bergelar Al-Fatih (pembuka) ini? Dialah yang disebut Rasulullah SAW
sebagai sebaik-baik pemimpin

8. Tak hanya sosok pemimpin, pasukannya pun disebut sebagai sebaik-baik pasukan.

9. Hadits: “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya
adalah sebaik-baik pemimpindan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik
pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

10. Mengapa Sang Penakluk Konstantinopel itu disebut sebagai sebaik-baik pemimpin?

11. Pertama, karena kecerdasan dan ketajamannya. Muhammad Al-Fatih hafal Alquran di usia 7
tahun. Ini bekal ruhiyah menghadapi kehidupan.

12. Kedua, Pemimpin di usia muda. Muhammad Al-Fatih yang merupakan Sultan Turki Usmani
menjadi Panglima perang saat berusia 21 tahun.

13. Ketiga, Muhammad Al-Fatih punya kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika &
menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun.

14. Keempat, julukan Sang Pedang Malam. Ia adalah ahli shalat tahajjud; selalu kontak dgn Yang
Maha Kuasa di alam semesta ini.
15. Kelima, taktik dan strategi perang yang out of the box, tak terfikirkan orang pada masanya.

16. Keenam, Teknologi persenjataan super canggih: The Mohammed’s Greats Gun, senjata terbesar
di dunia yg pernah ada pada masanya.

17. Peta medan: tinggi Benteng Konstantinopel 10 meter. Sisi luar benteng dilindungi parit selebar 7
meter.

18. Di bagian barat ada benteng dua lapis, arah selatan ada laut Marmara. Di sana sudah siap pelaut
Genoa pimpinan Giustiniani.

19. Jika melalui arah timur harus masuk ke selat Golden Horn(Tanduk Emas) yang dipasangi rantai
besar hingga kapal tak bisa lewat .

20. Melihat pertahanan yg lemah di selat Golden Horn, Muhammad Al-Fatih pindahkan kapal
melalui bukit dari selat Bosporus ke Golden Horn.

21. Dengan bantuan hewan ternak sebagai tenaga dorongnya, kapal ditarik melewati bukit di malam
hari, melintasi hutan. Berhasillah 70 kapal melewati bukit di malam hari.

22. Hingga pasukanMuhammad Al-Fatih tiba di selat Golden Horn dan menyerang jantung
pertahanan lawan.

23. Dalam pertempuran ini, Muhammad Al-Fatih menggunakan teknologi canggih: The
Mohammed’s Greats Gun yang mampu rontokkan benteng Konstantinopel.

24. Inilah salah satu senjata paling fenomenal yang digunakan dalam perang paling menakjubkan
sepanjang sejarah.

25. Dengan panjang 8,2 m,diameter 76 cm, berat 18,2 ton, meriam ini mampu lontarkan bola besi
diameter 70cm seberat 680kg sejauh 1,6km.

26. Bisa dibayangkan betapa seramnya senjata ini, hingga musuh pun kalang kabut. Konstantinopel
pun berhasil ditaklukkan.

27. Pasca terbukanya Konstantinopel, Alkisah pasukan Islam hendak menentukan imam untuk shalat
jum’at yang pertama kalinya.

28. Muhammad Al-Fatih berkata: “ Siapa diantara kalian sejak baligh hingga hari ini pernah
meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk!”

29. Hasilnya tak seorangpun pasukan Islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya?

30. Artinya pasukan Muhammad Al-Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari itu, tak seorangpun
yang meninggalkan shalat 5 waktu.

31. Pertanyaan #Muhammad Al-Fatih kedua:“ Siapa yg sejak baligh hngga hari ini pernah
meninggalkan shalat sunah rawatib sekali saja?silakan duduk!

32. Hasilnya sebagian saja yg duduk. Artinya, pasukan Muhammad Al-Fatih sejak remaja mereka
sebagian tidak pernah meninggalkan shalat sunah.
33. Tanya Muhammad Al-Fatih Ketiga:“ Siapa yg sejak usia baligh sampai hari ini pernah lupa
tahajud? Yang pernah lupa satu malam saja, silakan duduk!”

34. Hasilnya: semua yang hadir dengan cepat duduk. Hanya ada seorang saja yang tetap tegak
berdiri, dialah Muhammad Al-Fatih !

35. Muhammad Al-Fatih lah yang pantas menjadi imam shalat jumat pada hari itu. Sang Pedang
Malam yang tak pernah kosong dari qiyamullail.

36. Pantaslah jika ia disebut sebagai sebaik-baik pemimpin, dan pasukannya adalah sebaik-baik
pasukan.

Salam Damai…0_o..

https://www.kompasiana.com/muhammadzulifan/mengenang-muhammad-al-
fatih_552c760a6ea8344a318b456b

Hari Selasa, tanggal 20 Jumadil Ula 857 H., bertepatan tanggal 29 Mei 1453 M.
Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Kota Konstantinopel dan
mengubah namanya menjadi Istanbul.

Alhamdulillah saya bisa berkesempatan shalat di mesjid Sultan Muhammad al-fatih


dan berziarah ke makam beliau.

Di depan pintu masuk Masjid Muhammad Al-Fatih (Sultan Mehmed II), di Istanbul
Turki, terpampang empat wasiat penting dari Sang Penakluk Konstantinopel, terkait
pewakafan masjid al Fatih.

Inilah isi wasiatnya;


Pertama, Sepuluh orang Hafizul Quran harus ditugaskan untuk membaca Al-Quran
setiap hari Jum’at sebelum shalat Jum’at
Kedua, dua puluh orang shalih harus ditugaskan untuk mengkhatamkan Al-Quran tiap
hari ba’da shalat Subuh
Ketiga, dua puluh orang shalih harus ditugaskan untuk membaca 70.000 kalimat
tauhid tiap hari ba’da shalat Subuh
Empat, sepuluh orang harus ditugaskan untuk membaca 10.000 shalawat atas Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam ba’da shalat Subuh

Wasiat ini terpampang dekat pintu masuk sebelah kiri masjid Fatih.
Salam Takzim Dari Istanbul
Umarulfaruq Abubakar
www.duakhalifah.com

https://new.ibnu-abbas.com/2017/11/04/empat-wasiat-sultan-muhammad-al-fatih-5/

URGENSI RUHIYAH
December 17, 2010 at 2:55 pm (Tentang Dia)

Bismillahirrahmaanirrahiim

Bagaimana kabar ruhiyah kita hari ini? Bagaimana kabar semangat kita hari ini? Bagaimanakah kabar iman kita hari

ini? Baik-baik sajakah? Atau malah sedang mengalami kefuturan? Atau bahkan diambang kegelisahan?? Hmm.. ada

yang bilang bahwa semangat kita sebanding dengan iman kita? Setujukah anda? Apakah ketika semangat kita

berapi-api menandakan bahwa iman kita lagi naik? Lalu bagaimana dengan orang non muslim yang imannya masih

kita ragukan tapi selalu bersemangat, bahkan lebih berapi-api dari kita??

Seharusnya kita sebagai muslim, kita harus terus menjaga semangat kita, menjaga optimisme kita. Kenapa? Karena

langkah kita berbeda dengan kaum yang lain. Ya, ada sebuah energi pembeda diantara kita dan mereka. Tapi

sebagian besar kita tidak tahu apa energi pembeda itu, bahkan jika kita benar benar memaksimalkan energi itu, kita

pasti akan lebih bersemangat menghadapi hidup ini, Insya Allah. Lalu, apakah energi itu?? Apakah kita benar benar

memilikinya??

Jika kita berbicara mengenai energi, maka ada hukum tentang energi yang sangat familiar dengan diri kita, yakni

hukum kekekalan energi, ”Energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan”. Ya, begitupun energi

yang kita bicarakan di atas, bahwa sebenarnya energi itu sudah ada dalam diri kita tinggal bagaimana kita

membangkitkan dan mempertahankannya.

Lalu bagaimana membangkitkannya bahkan mempertahankannya?? Disinilah urgensi mencharge ruhiah kita hari.
Penjagaan ruhiyah adalah semata-mata agar kita selalu dekat dengan sang maha pembolak balik hati. Dengan

menjaga kedekatan kita dengan Allah, langkah kita akan berenergi, kita akan bisa membedakan mana langkah ke

syurga dan mana langkah ke neraka.

Salah satu perumpamaan yang disampaikan Ust. Amirudin tentang penjagaan ruhiyah ini adalah diumpamakan

seperti burung terbang. Apabila ruhiyah kita baik, kita diibaratkan burung yang terbang tinggi, dan sebaliknya. Burung

yang terbang tinggi akan lebih kuat, karena siap menantang rintangan yang besar seperti badai, angin topan dan

lain-lain. Namun burung yang terbang rendah, Burung itu hanya akan disibukkan dengan rintangan-rintangan remeh

seperti terbang bermanufer menghindari pepohonan (jika burung ini terbang diantara pepohonan), atau pun

rintangan remeh lain. Hikmahnya bahwa dengan ruhiyah yang baik, kita akan siap menghadapi masalah-masalah

besar, dan tidak khawatir dengan masalah-masalah kecil yang menghinggapi diri kita.

Kelebihan lain burung yang terbang tinggi adalah dapat melihat arah tujuan hidupnya lebih terarah dan melihat

dengan sudut pandang yang lebih jauh. Ketika kita bisa melihat arah tujuan kita, maka kita akan lebih cepat sampai,
lebih tenang karena kita sudah tahu pemberhentian terakhir hidup kita. Bahkan ketika kita bisa melihat dengan sudut

pandang yang lebih jauh, kita akan makin menyadari bahwa dunia di bawah kita itu sangat lah luas, kita tidak ada

apa-apanya, kita juga akan makin bersukur dan menyadari bahwa Allah Sang Maha Besar.

. . . Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya

rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah

akan mencukupkan (keperluan)nya. . . .(Ath-Thalaq: 2-3)

Janji Allah dalam Ath-Thalaq tadi adalah pasti, bahwa Allah akan selalu memberikan jalan keluar dari jalan yang tidak

di sangka-sangka bagi hambanya yang bertaqwa. Apa hubungannya ruhiyah dengan taqwa? Secara tidak sadar,

ketika kita bisa menjaga ruhiyah kita dengan baik, dengan memaksimalkan amalan harian kita maka insya Allah diri

kita akan terjaga, dan akan berujung pada ketaqawaan. Jadi hikmah yang bisa kita dapat apabila ruhiyah kita terjaga

adalah, Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap permasalahan hidup kita bahkan dari jalan yang tidak

disangka-sangka.

Ada salah satu contoh luar biasa dalam penjagaan ruhiyah ini, Sabda Rasulullah s.a.w. ketika menggali Parit

Khandaq; “..Constantinople (kini Istanbul) akan jatuh ke tangan tentara Islam. Panglimanya adalah sebaik-baik

panglima, tentaranya adalah sebaik-baik tentara……” (Hadis riwayat Imam Ahmad)

RUHIYAH SANG PANGLIMA PENAKLUK CONSTANTINOPEL

Umat Islam berlomba-lomba membebaskan Constantinople untuk mendapatkan penghormatan yang dijanjikan oleh

Allah swt di dalam Hadis tersebut. Walau bagaimanapun, kesemua penyerangan yang dilancarkan menemui

kegagalan. Di antaranya, 5 penyerangan di zaman Kepanglimaan Umayyah, 1 penyerangan di zaman Kepanglimaan

Abbasiyah dan 2 penyerangan di zaman Kepanglimaan Usmaniyah.

Di dalam salah sebuah penyerangan semasa zaman Kepanglimaan Umayyah, seorang sahabat besar Nabi saw iaitu

Abu Ayyub Al Ansary ra telah syahid dan dimakamkan di bawah dinding kubu Kota Constantinople di atas wasiatnya

sendiri. Apabila ditanya kenapa beliau ingin dimakamkan di situ maka beliau menjawab, “Karena aku ingin

mendengar derapan tapak kaki kuda sebaik-baik panglima yang akan memimpin sebaik-baik tentara semasa mereka

membebaskan Constantinople”. Begitulah teguhnya iman seorang sahabat besar Nabi saw.

Hadis Nabi saw ini direalisasikan hampir 800 tahun kemudiannya oleh Sultan Muhammad Al Fatih, khalifah ke-7

Kepanglimaan Usmaniyyah dan 150,000 orang tentaranya.

Siapakah Sultan Muhammad Al Fatih? Apakah kehebatan Baginda dan tentara-tentaranya sehingga disebut “sebaik-

baik panglima” dan “sebaik-baik tentara” di dalam hadis tersebut.

PENGENALAN

Baginda dilahirkan pada 29 Mac 1432 Masehi di Adrianapolis (sempadan Turki – Bulgaria). Walau bagaimanapun,

sejarah hidup Baginda sebenarnya telah bermula hampir 800 tahun sebelum kelahirannya karena telah disebut

sebagai “sebaik-baik panglima” di dalam Hadis tadi. Baginda juga dikenali dengan gelar Muhammad Al Fatih karena

kejayaannya membebaskan Constantinople.

Baginda menaiki takhta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481). Baginda

merupakan seorang negarawan ulung dan panglima tentara agung yang memimpin sendiri 25 penyerangan
peperangan. Baginda mangkat pada 3 Mei 1481 karena sakit gout. Ada ahli sejarah berpendapat Baginda mangkat

diracun.

PENDIDIKAN

Baginda menerima pendidikan yang menyeluruh dan terpadu. Di dalam bidang keagamaan, gurunya adalah Syeikh

Shamsuddin Al Wali dikatakan dari keturunan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra. Di dalam ilmu peperangan pula,

Baginda diajar tentang taktik peperangan, memanah dan menunggang kuda oleh panglima-panglima tentara.

Di dalam bidang akademik pula, Baginda adalah seorang cendekiawan ulung di zamannya yang fasih bertutur dalam

7 bahasa iaitu Bahasa Arab, Latin, Greek, Serbia, Turki, Parsi dan Hebrew. Di dalam bidang Ilmu Pemerintahan

pula, ayahanda Baginda , Sultan Murad II, dengan tujuan mendidik, semasa pergi bersuluk ke Pulau Magnesia, telah

melantik Baginda yang baru berusia 12 tahun memangku jawatan Khalifah. Dalam usia semuda ini Baginda telah

matang menangani tipu muslihat musuh.

KEPERIBADIAN

Baginda sentiasa bersifat tawadhu’ dan rendah diri . Semasa membangun Benteng Rumeli Hissari, Baginda

membuka baju dan serbannya, mengangkat mil dan pasir hingga ulama-ulama dan menteri-menteri terpaksa ikut

sama bekerja

Baginda seorang yang sentiasa tenang, pendiam, berani, sabar, tegas dan kuat menyimpan rahasia pemerintahan.

Baginda sangat cinta ulama dan selalu berbincang dengan mereka tentang permasalahan negara.

PERSIAPAN AWAL MEMBEBASKAN CONSTANTINOPLE

Selama 2 tahun selepas menaiki takhta, Baginda mengkaji pelan Kota Costantinople setiap malam bagi mengenal

pasti titik kelemahannya. Baginda juga mengkaji sebab-sebab kegagalan penyerangan-penyerangan terdahulu serta

berbincang dengan panglima-panglima perangnya tentang tentang strategi yang sesuai untuk digunakan.

Baginda mengarahkan dibangun peralatan perang termoden seperti meriam besar yang boleh menembak bom 300

kg sejauh 1 mil. Benteng Rumeli Hissari dibangun di tebing sebelah Eropah, lebih kurang 5 mil dari Kota

Constantinople di mana Selat Bosphorus adalah yang paling sempit. Ia dibangun berperlawanan dengan Benteng

Anadolu Hisar di tebing sebelah Asia yang telah dibangun oleh Sultan Bayazid Yildirim dahulu. Benteng ini mengawal

rapi kapal-kapal yang melintasi Selat Bosphorus. Perjanjian damai dibuat dengan pihak Wallachia, Serbia dan

Hungary untuk memencilkan Constantinople apabila diserang nanti.

Baginda membawa bersama para ulama dan pakar motivasi ke medan perang bagi membakar semangat jihad

tentaranya. Sebaik sahaja menghampiri dinding kubu Kota Constantinople, Baginda mengarahkan dikumandangkan

Azan dan solat berjemaah. Tentara Byzantine gentar melihat 150,000 tentara Islam bersolat di belakang pemimpin

mereka dengan kumandang suara takbir memecah kesunyian alam.

MELANCARKAN SERANGAN KE ATAS CONSTANTINOPLE

Setelah segala persiapan lengkap diatur, Baginda mengirim utusan kepada Panglima Bizantin meminta beliau

menyerah. Keengganan beliau mengakibatkan kota tersebut dikepung. Pada 19 April 1453, serangan dimulai. Kota
tersebut hujani peluru meriam selama 48 hari. Setengah dinding luarnya rusak tetapi dinding tengahnya masih teguh.

Menara Bergerak

Seterusnya Baginda mengarahkan penggunaan menara bergerak yang lebih tinggi dari dinding kubu Byzantine dan

memuatkan ratusan tentara. Tentara Byzantin berjaya memusnahkan menara tersebut setelah itu menembus dinding

tengah kubu mereka.

Bantuan Dari Pope Vatican

Pope di Rome mengirim bantuan 5 buah armada yang dipenuhi dengan senjata dan tentara. Perairan Teluk Golden

Horn direntang dengan rantai besi untuk menghalang serangan armada Usmaniyah. Ini menaikkan kembali

semangat tentara Bizantin.

Melancarkan Kapal Perang Dari Puncak Gunung

Kegembiraan mereka tidak lama. Keesokan paginya, mereka dikejutkan dengan kehadiran 72 buah kapal perang

Usmaniyah di perairan Teluk Golden Horn. Ini adalah hasil kebijaksanaan Baginda mengangkut kapal-kapal ke atas

gunung dan kemudian diluncurkan kembali ke perairan Teluk Golden Horn. Taktik ini diakui sebagai antara taktik

peperangan (warfare strategy) yang terbaik di dunia oleh para sejarawan Barat sendiri. Kapal-kapal itu kemudiannya

menembak dinding pertahanan belakang kota.

Kapal-kapal perang tentara Byzantin habis terbakar karena tembakan meriam Usmaniyah. Pertahanan Byzantin

menjadi semakin lemah. Baginda mengambil kesempatan pada malamnya dengan memberikan semangat kepada

tentaranya serta mengingatkan mereka kepada Hadis Rasulullah saw dan bersama-sama berdoa kepada Allah swt.

Memanjat dan Melastik Dinding Kota

Keesokan paginya tentara Usmaniyah cuba memanjat dinding dalam kubu dengan tangga dan cuba merobohkannya

dengan lastik besar. Perlawanan sengit pihak Byzantin menyebabkan banyak yang syahid. Baginda memerintahkan

tentaranya berundur dan tembakan meriam diteruskan sehingga tengahari.

Karisma Seorang Pemimpin Pengepungan selama 53 hari tanpa sebarang tanda-tanda kejayaan telah menimbulkan

rasa bosan dan menghilangkan keyakinan tentara Baginda. Pada saat yang genting ini Baginda berucap menaikkan

semangat tentaranya, “Wahai tentaraku, aku bersedia untuk mati di jalan Allah. Barang siapa yang mau syahid

ikutlah aku!”.

Mendengarkan itu, Hasan Ulubate, salah seorang tentara Baginda mengetuai sekumpulan kecil 30 tentara membuka

dan melompat masuk ke dalam kubu musuh lantas memacak bendera Islam di situ. Mereka kesemuanya gugur

syahid setelah dihujani anak panah musuh. Kemudian tentara-tentara Islam menyerbu bertali arus menembusi

barisan pertahanan Byzantin sambil mengumandangkan kalimat Allahu Akbar.

Penawanan Constantinople

Pada 29 Mei 1453, Kota Constantinople jatuh ke tangan Islam. Baginda mengganti namanya kepada Islambol (Islam

keseluruhan) . Gereja Besar St Sophies ditukar kepada Masjid Aya Sofiya. Baginda dengan tawadhuknya

melumurkan tanah ke dahinya lalu melakukan sujud syukur. Semenjak peristiwa inilah Baginda diberi gelar “Al Fatih”

iaitu yang menang karena kejayaannya membebaskan Constantinople.

SEBAIK-BAIK PANGLIMA DAN SEBAIK-BAIK TENTARA


Pada kali pertama solat Jumaat hendak didirikan, timbul pertanyaan siapa yang layak menjadi imam. Baginda

memerintahkan kesemua tentaranya termasuk dirinya bangun lantas bertanya, “Siapa di antara kita sejak baligh

hingga sekarang pernah meninggalkan solat fardhu walau sekali silahkan duduk!”. Tiada seorang pun yang duduk,

karena tidak seorang pun di antara mereka pernah meninggalkan solat fardhu.

Baginda bertanya lagi, “Siapa di antara kita yang sejak baligh hingga kini pernah meninggalkan solat sunat rawatib

silahkan duduk!”. Sebahagian daripada tentaranya duduk.

Kemudian Baginda bertanya lagi, “Siapa di antara kamu sejak baligh hingga ke saat ini pernah meninggalkan solat

tahajjud walaupun satu malam, silahkan duduk!”. Kali ini semuanya duduk, kecuali Sultan Muhammad Al-Fatih

sendiri. Baginda tidak pernah meninggalkan solat fardhu, Solat Sunat Rawatib dan Solat Tahajjud sejak baligh . Inilah

dia anak didikan Syeikh Shamsuddin Al Wali. Bagindalah sebaik-baik panglima yang telah diisyaratkan oleh

Rasulullah saw di dalam Hadisnya itu.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah beliau..

semoga kita selalu berada didekatnya, dan semoga kita selalu bisa lebih baik dari hari ke hari, terutama kondisi

ruhiyah kita. Aamiin

tulisan ini resume taujih dari kang Gamma MS’05 tentang urgensi ruhiyah sebagai tugas calon kepala Gamais 2011

https://herususeno290190.wordpress.com/2010/12/17/urgensi-ruhiyah/

May 28, 2014


Spirit Penakhlukan Konstantinopel Untuk Dakwah Islam

Semangat perjuangan kaum muslimin untuk menyebarkan dakwah Islam demi meninggikan
kalimat Allah telah tampak sejak permulaan Islam hadir ke muka bumi. Termasuk diantaranya
perjuangan lintas generasi yang telah ditempuh kaum muslimin untuk menakhlukan
Konstantinopel. Kota yang hari ini dikenal dengan Instanbul tersebut merupakan pecahan dari
kekaisaran Romawi, yaitu Katholik Roma di Vatikan (Romawi Barat) dan Yunani Orthodoks di
Byzantium atau Konstantinopel (Romawi Timur). Dilihat dari kondisi geopolitik saat itu,
keberadaan Konstantinopel sangat strategis yaitu di batas Eropa dan Asia, baik di darat
sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan
dianggap sebagai titik terbaik pusat kebudayaan dunia.

Sebagai negara super power pada masa itu, Romawi merupakan tantangan bagi negara Islam
dalam menyebarkan dakwahnya. Untuk itu, kaum muslimin berupaya untuk menakhlukkan
Konstantinopel. Bukan semata-mata karena nilai strategisnya, tapi karena nilai dakwahnya.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya di bawah kepemimpinan Muhammad Al
Fatih konstantinopel berhasil ditakhlukkan. Subahanallah... Apa rahasia dibalik kemenangan
Muhammad Al Fatih dan ibrah (pelajaran) apa yang dapat diambil dari penakhlukan
Konstantinopel untuk membangkitkan semangat juang kaum muslimin dalam upaya
dakwahnya mengembalikan kehidupan Islam?

Dialah “Sang Penakhluk”

Terlahir sebagai sosok pemuda yang luar biasa, Sultan Muhammad al-Fatih membekali dirinya
dengan berbagai persiapan untuk mewujudkan cita-citanya mencapai puncak kemuliaan.
Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya, yang terpancar dari
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah. Ayahnya, yaitu Sultan Murad II, memahami dengan
sangat baik pendidikan bagi putranya. Selain mendapatkan pengajaran yang terbaik dari
kedua orang tuanya, Al Fatih dididik secara intensif oleh para ulama terbaik di zamannya,
diantaranya oleh Asy-Syeikh Aaq Syamsuddin. Al Fatih belajar ilmu-ilmu agama seperti Al-
Qur''an, hadits, fiqih, bahasa serta ilmu-ilmu lainnya seperti matematika, falak, sejarah, ilmu
peperangan dan sebagainya.

Dalam perkembangannya, Muhammad Al Fatih tumbuh menjadi pemuda yang memiliki


ketangguhan dalam agama, serta pakar dalam berbagai bidang. Beliau dikenal sebagai
pemimpin yang hebat, ahli strategi militer, pemberani dan tawadhu. Ia tidak pernah
meninggalkan Shalat Fardhu, Shalat Sunat Rawatib dan Shalat Tahajjud sejak baligh. Inilah
bukti kesungguhan Al Fatih dalam mewujudkan cita-citanya menakhlukan konstantinopel
dengan senantiasa ber- taqqarub (mendekatkan diri) kepada Allah melalui pelaksanaan
perintah-perintah Allah baik yang wajib maupun yang sunnah, selain juga mengoptimalkan
berbagai ikhtiar dan do’a. Muhammad Al Fatih adalah pemuda yang fokus dengan cita-
citanya. Ia bukan pemuda yang hanya dibuai dengan mimpi-mimpi kosong, terlebih
menghabiskan waktunya dalam kesia-siaan. Bukti kesungguhanya tampak sejak usianya masih
belia. Beliau menjadi Sultan dalam usia 19 tahun. Beliau memimpin penaklukan
Konstantinopel di usianya yang ke-24. Pemuda dengan prestasinya luar biasa! Sejak dini ia
telah dibentuk untuk memiliki mental penakluk! Pantaslah dia menjadi sosok “Sang
Penakhluk”!
Persiapan Menuju Kemenangan
Semenjak kecil, Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan
Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah
Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita
umat Islam. Ketika beliau naik tahta, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk
menawan Konstantinopel. Ia sadar betul, untuk menaklukkan Konstantiopel dibutuhkan
perencanaan yang baik dan orang-orang yang bisa diandalkan. Maka diapun membentuk dan
mengumpulkan pasukan elit yang dinamakan Janissaries, yang dilatih dengan ilmu agama,
fisik, taktik dan segala yang dibutuhkan oleh tentara. Pendidikan ini dilaksanakan sejak dini,
dan khusus dipersiapkan untuk penaklukan Konstantinopel.

Dengan persiapan yang matang, dan strategi-strategi peperangan yang jitu, prosesi
penakhlukan konstantinopel pun berlangsung sejak tanggal 6 April 1453. Salah satu ide dari
peperangan yang dipimpin oleh Al Fatih, yang kemudian menjadi jalan untuk melumpuhkan
kekuatan Konstantinopel adalah dengan memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk
menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam, dengan menggunakan tenaga manusia
70-an kapal bisa memasuki wilayah Teluk Golden Horn sebagai salah satu pertahanan
Konstantinopel yang agak lemah melalui pegunungan Galata. Subhanallah... ide ini tak
terbayangkan kecuali bagi orang yang beriman! Bahkan Ide ini diakui sebagai diantara taktik
peperangan (warfare strategy) yang terbaik di dunia oleh para sejarawan Barat sendiri.
Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah
tentang Byzantium mengatakan: “Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar
sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah
bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung
sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa
yang dilakukan oleh Alexander yang Agung,” 70 Kapal al-Fatih dipindahkan dari Selat
Bosphorus ke Selat Tanduk melalui Pegunungan Galata dalam waktu 1 malam.

Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29
Mei 1453 M, Kemenangan pun berhasil diraih oleh kaum muslimin yang mencerahkan
Konstantinopel dengan kemilau keindahan Islam. Allahu Akbar!

Ibrah Penakhlukan Konstantinopel


Siapa saja yang mengkaji dengan sungguh-sungguh sejarah perjuangan kaum muslimin hingga
detik-detik kemenangan penakhlukan konstantinopel, maka akan ia dapati banyak pelajaran
berharga untuk membangkitkan semangat juang generasi muslim terbaik dalam menjemput
janji-janji Allah. Sebaliknya, jika kaum muslimin tidak mampu mengambil pelajaran darinya,
apa yang telah tercatat dalam sejarah dengan ‘tinta emas’ itu hanya akan menjadi
tumpukkan manuskrip atau sebuah cerita indah yang hanya membuat decak kagum
pembacanya, namun tidak mampu memberikan pengaruh dalam kehidupannya. Untuk itu,
dibutuhkan kesungguhan dalam menghidupkan spirit dari kemenangan yang berhasil diraih
dalam penakhlukkan konstantinopel. Berikut ini beberapa ibrah yang dapat diambil.
1. Motivasi ruhiyah untuk mewujudkan janji Allah.
Keberhasilan yang dicapai oleh Muhammad Al Fatih adalah wujud pemenuhan janji Allah
sebagaimana sabda Rasulullah saw.: Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama
Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu;
Konstantinopel atau Rumiyah? Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya.
Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka
lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?. Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka
lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel. (HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-
Hakim).

Juga Sabda beliau saw.: “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang
menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah
komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335).

Inilah yang memotivasi kaum muslimin untuk menjemput terwujudnya janji Allah, berupa
kemuliaan Islam melalui penakhlukan Konstantinopel. Dilandasi keimanan dan ketakwaan
kepada Allah, kaum muslimin mengerahkan segala daya dan upayanya untuk meraih
kemuliaan dihadapan Allah dan Rasul-Nya. Atas dasar Hadits itu pula, sejarah mencatat
bahwa penakhlukan Konstantinopel sebagai kota dengan benteng legendaris tak tertembus
itu, telah diupayakan sejak masa sahabat, tabi’in, khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke tangan umat Islam, sampai 800 tahun
lamanya akhirnya dibawah Muhammad Al Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani Konstantinopel
berhasil ditakhlukkan.

2. Dibutuhkan Kesabaran dalam Perjuanggan di Jalan Allah


Perjalanan panjang lintas generasi dalam menakhlukkan Konstantinopel membutuhkan
kesabaran tanpa batas yang hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Sebab,
keimanan adalah sumber kesabaran dalam menghadapi ujian, keikhlasan dalam beramal, rasa
syukur dalam nikmat yang banyak maupun sedikit. Sebagaimana diketahui, penaklukkan
Konstantinopel tidak terjadi lewat jalan yang mudah. Berbagai aral melintang. Hanya dengan
kebulatan tekad dan kesabaran yang berasal dari keimanan yang jernih dapat membuat segala
yang sulit menjadi mudah.

Dari berbagai upaya berabad-abad, menunjukkan kesabaran yang luar biasa pada diri kaum
muslimin. Sebagaimana yang ditempuh oleh Muhammad Al Fatih dan pasukannya, tatkala
menempuh strategi pemindahan kapal melalui jalur darat sejauh 3 Mil (strategi fenomenal
yang belum pernah terjadi di dunia sebelumnya) hingga keberhasilan menepis keragu-raguan
yang melemahkan semangat. Semuanya karena kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya
melebihi kecintaannya kepada dunia atau selainnya.
Nah, jika kaum muslimin sebagaimana Muhammad Al Fatih dan pasukannya dalam
menakhlukkan Konstantinopel melakukan perjuangan sedemikia rupa, bagaimana dengan kita
kaum muslimin saat ini? Sudah berapa lama dan seberapa besar kesungguhan kita ikut
mengupayakan kembalinya kehidupan Islam di tengah Ummat?

Khatimah
Keberhasilan Muhammad Al Fatih dalam manakhlukkan konstantinopel tidak lepas dari
kekuatan ruhiyah yang dimiliki, berupa keimanan dan ketakwaannya kepada Allah. Janji Allah
bagi kemuliaan kaum muslimin senantiasa ia jadikan motivasi untuk berjuang mewujudkannya
dengan persiapan yang matang, kesabaran yang tiada batas, dan perjuangan yang tanpa
mengenal lelah. Ia mencanangkan tekad dan menempa diri untuk selalu meningkatkan
kemampuannya baik dari segi keimanan, keilmuan, maupun kemampuan-kemampuan yang
akan mendukung keberhasilannya dalam mewujudkan cita-citanya. Ia juga senantiasa
menjaga kedekatannya dengan Allah dan memohon pertolongan-Nya untuk mewujudkan cita-
citanya yang mulia.

Al Fatih sangat meyakini bahwa kunci kesuksesan adalah dengan membangun kedekatan
dengan Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya. Nasihat dari sang guru, Syaikh
Syamsuddin yang senantiasa dihujamkan pada diri Al Fatih yaitu: “Sesungguhnya Allah-lah
Dzat Yang Maha Pemberi Kemuliaan dan Pemberi Kemenangan. … Sesungguhnya masalah yang
pasti adalah, bahwasannya seorang hamba itu sekedar merancang, sedangkan yang
menentukan adalah Allah. Kita telah berserah diri pada Allah dan kita telah membaca al-
Qur’an. Itu semua tak lebih dari rasa kantuk di dalam tidur setelah ini. Sesungguhnya telah
terjadi kelembutan kekuasan Allah, dan muncullah kabar gembira tentang kemenangan itu,
sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Pemuda semacam Al Fatih lah yang menjadi gambaran generasi muslim ideal, dan layak untuk
dicontoh oleh generasi muslim saat ini. Pada diri Al Fatih akan ditemukan sumber inspirasi
untuk membangkitkan semangat kaum muslimin dalam berdakwah mengembalikan kemuliaan
Islam. Muhammad Al Fatih terkenal, bukan karena ingin terkenal tapi karena keinginan untuk
memberikan persembahan terbaik kepada umat dan agama, dan ingin meraih kemuliaan hidup
dunia dan akhirat. Bagaimana dengan kita? Sudahkah mengambil spirit dari perjuangan kaum
muslimin dalam menakhlukkan konstantinopel untuk menjadi hamba yang mulia di sisi Allah
dan Rasul-Nya?

Wallahu’alam bish shawab.

http://pathmeaningoflife.blogspot.co.id/2014/05/spirit-penakhlukan-konstantinopel-untuk.html
Fakta Fakta Muhammad Al Fatih
- Februari 01, 2015

1. Muhammad Al Fatih itu adalah seorang fiktif yang keberadaanya pernah disebutkan oleh
Baginda Rasulullah Muhammad SAW

2. Muhammad Al Fatih mempunyai pedang yang namanya Qisar. Panjang pedang ini adalah
1,5m. Dan sekrang masih tersimpan di Istambul,Turki.

3. Muhammad Al Fatih sangat yakin akan perkataan Rasulullah pada saat perang khandak/azab
bahwa "Allah menjanjikan bahwa Islam akan menguasai bumi dari Timur sampe Barat".

4. Muhammad Al Fatih menyakini bahwa kota Konstantinopel akan ditaklukkan olehnya.

5. Konnstantinope adalah kota yg berada ditengah tengah benua Asia dan benua Eropa

6. Napoleon Bonaparte mengatakan bahwa jika bumi ini menjadi satu kota,maka yg pantas
menjadi ibukotanya adalah Konstantinopel.

7. Beberapa pemimpin perang yg juga termasuk keluarganya Muhammad Al Fatih belum bisa
menaklukkan Konstantinopel mulai dari Abu Ayyun Al Anshari, Maslamah bin Abdul Malik,
Khalifah Harun al-Rasyid,Sultan Beyazid 1,dan Sultan Murad II.

8. Muhammad Al Fatih. Muhammad the Conqueler menaklukkan Konstantinopel pada umur 21


tahun.

9. Muhammad Al Fatih adalah anaknya Sultan Murad II.

10. Sultan Murad II gagal menaklukkan Konstantinopel dan berjanji bahwa anaknya lah yang
akan menaklukkanya. Oleh karenya,Sultan Murad II mencarikan guru terbaik utk Muhammad
Al Fatih.

11. Guru Al Qur'an Muhammad Al Fatih adalah Syaikh Ahmad Al Kurani.

12. Muhammad Al Fatih hafal Al Quran pada umur 8 tahun.

13. Guru Mental Muhammad Al Fatih adalah Syaikh Aaq Syamsudin.

14. Syaikh Aaq Syamsudin mengajari mental Muhammad Al Fatih dengan membacakan kisah
kisah sejarah pada jaman sebelum Al Fatih.
15. Kisah kisah heroik yg dibacakan kepada Muhammad Al Fatih menginspirasinya untuk
menjadi penakluk Konstantinopel. Dan juga keyakinan yang kuat dari gurunya.

16. Muhammad Al Fatih menjadi Sultan pada umur 12 tahun.

17. Muhammad Al Fatih menguasai 8 bahasa diantaranya adalah bahasa


arab,perancis,yahudi,urdu,dll.

18. Muhammad Al Fatih mengandalkan solat tahajud dan solat rawatib untuk menjaga
kedekatannya dengan Allah swt nya yang harapanya mendapat pertolongan dalam penaklukkan
Konstantinopel

19. Muhammad Al Fatih bertawakal penuh ketika dia kehabisan cara utk memasuki benteng
Konstantinopel.

20. Muhammad Al Fatih didatangi seorang pemuda yg menawari Muhammad Al Fatih utk
membeli senjatanya.

21. Muhammad Al Fatih meminta kepada pemuda tersebut utk membuatkan peluru yang sangat
besar yang gunannya untuk merobohkan dinding konstantinopel.

22. Setahun akhirnya meriam itu jadi.

23. Meskipun banyak korban yang berjatuhan pada penaklukkan Konstantinopel,para pasukan
tidak gentar karena yang menjadi tujuan mereka adalah mati syahid

24. Konstantinopel sudah takluk. Tinggal Roma. Dan ini adalah jatah kita.

25. 850 tahun Konstantinopel baru bisa ditaklukkan.

http://tamiahdasyahida.blogspot.co.id/2015/02/fakta-fakta-muhammad-al-fatih.html

Kumparan

 Log In / Sign Up

 Create Story
 Tuntutan SetnovHot

 News

 Sepak Bola

 Ekonomi

 Politik

 Hiburan

 More

Kumparan

 Log In / Sign Up

 Create Story

 Tuntutan SetnovHot

 News

 Sepak Bola

 Ekonomi

 Politik

 Hiburan

 More

 7


11 Hal yang Patut Diteladani dari Muhammad Al-Fatih
11 Hal yang Patut Diteladani dari
Muhammad Al-Fatih

kumparanNEWS

Rabu 31 Mei 2017 - 20:30


Muhammad Al Fatih (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)

Nama Muhammad Al-Fatih tercatat dalam sejarah dunia dan terus dikenang
hingga kini. Bagaimana tidak, pada tahun 1453, saat masih berusia 21 tahun,
ia telah berhasil memimpin pasukan Turki Utsmani merebut kota
Konstantinopel dari Kekaisaran Byzantium. Padahal pada masa itu kota
Konstantinopel dikenal sebagai kota dengan benteng legendaris yang sangat
sulit ditembus.

Kisah penaklukan kota Konstantinopel maupun riwayat kehidupan


Muhammad Al-Fatih telah ditulis dalam banyak buku, bahkan sempat diangkat
pula ke dalam layar lebar maupun program-program televisi. Salah satu orang
yang menulis buku tentang Muhammad Al-Fatih adalah Felix Siauw. Ia begitu
mengagumi Muhammad Al-Fatih sehingga menamai semua anak laki-lakinya
dengan nama belakang Al Fatih 1453.

"Kenapa saya berikan nama Al-Fatih, karena saya berharap mereka tahu
sejarah yang sama (pada tahun 1453), dan mempunyai karakter yang sama
(dengan Muhammad Al-Fatih)," ujar Siauw kepada kumparan melalui pesan
singkat, Rabu (31/5).

[Baca juga: Merayakan Penaklukan Konstantinopel dengan Rekor Dunia]

Sosok Al-Fatih memang begitu fenomenal. Semenjak usia 12 tahun ia sudah


diangkat menjadi sultan. Dengan keberhasilannya membebaskan kota
Konstantinopel, ia dianggap telah membuktikan hadis Nabi Muhammad SAW
pada 8 abad sebelumnya dan disebut sebagai sebaik-sebaik pemimpin. Apa
saja hal yang patut kita teladani dari sosok Muhammad Al-Fatih?

1. Menguasai Banyak Bahasa

Dalam bukunya Ali Muhammad Ash-Shalabi menulis, Sulṭān Muhammad Al-


Fātiḥ sedikitnya menguasai tiga bahasa Islam dengan sangat baik yang
biasanya dikuasai orang-orang berpendidikan pad zaman itu, yakni bahasa
Arab, Persia, dan Turki.

Selain Ash-Shalabi, Ramzi Al-Munyawi dalam bukunya juga menyebutkan,


Sulṭān Muhammad Al-Fātiḥ menguasai Bahasa Yunani dan 6 bahasa lainnya
ketika berusia 21 tahun. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pada usia itu
pulalah A-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel.
[Baca juga: 564 Tahun Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih]

2. Mempelajari Banyak Ilmu

Ash-Shalabi menulis dalam bukunya bahwa sejak kecil Muhammad Al-Fatih


telah belajar Al-Qur’ān, hadis, fikih, dan ilmu modern lainnya seperti ilmu
berhitung, ilmu falak, sejarah, serta pendidikan kemiliteran, secara teori
maupun praktis.

Felix Siauw dalam bukunya juga mengisahkan Sultan Murad, ayah Al-Fatih,
meminta para ulama dari berbagai disiplin ilmu untuk mengajari anaknya
berbagai mata pelajaran, mulai dari matematika, fisika, astronomi, seni
perang praktis, militer, dan ilmu-ilmu lainnya.

3. Fleksibel, Inovatif dan Penuh Kejutan.

Felix Siauw dalam bukunya menceritakan, Al-Fatih memiliki mata pelajaran


favorit, yakni sejarah. Felix menulis, sejarah adalah salah satu cabang ilmu
yang sangat dikuasai oleh pemimpin besar dunia Islam, seperti Rasulullāh
SAW, Umar bin Khaththab, Khalid bin Walid, dan para sahabat lainnya.

Dengan mempelajari ilmu sejarah itulah, menurut Siauw, Sulṭān Muhammad


Al-Fātiḥ kemudian tumbuh menjadi seorang yang fleksibel, inovatif, dan
penuh dengan kejutan.

[Baca juga: Al Fatih Sang Penakluk]

4. Mengambil Pelajaran dari Sejarah Tokoh Lain

Siauw menjelaskan, dengan mendalami peristiwa sejarah, seseorang bisa


mengambil pengamalaman dan pemikiran tokoh yang dibacanya tanpa harus
hidup satu zaman dengannya. Selain itu, sejarah memungkinkan seseorang
untuk tidak mulai kembali dari titik nol, tapi melanjutkan apa yang telah
dibangun oleh orang-orang sebelumnya. Manfaatnya, jalan menuju
keberhasilan orang tersebut menjadi lebih dekat.

Hal itulah yang dilakukan oleh Al-Fatih. Siauw menyatakan, Al-Fatih tidak
menjadikan sejarah sebagai masa lalu yang hanya berfungsi sebagai
nostalgia dan romantisme tanpa arah. Namun Al-Fatih mengambil pelajaran
dari sejarah sebagai perhitungan dan perencanaan untuk menentukan
keputusan di masa depan.

5. Giat Beribadah

Melaui pesan singkat, Felix Siauw mengatakan kepada kumparan, “Saya


sampaikan, Rasulullah pernah bersabda, ‘Akan dibebaskan Konstantinopel,
dan sebaik-baik pemimpin adalah dia.’ dan ini sebuah indikasi yang baik.”

Untuk meraih janji Rasulullah itu, tutur Siauw, sang Sultan Muhammad Al-
Fatih senantiasa melatih dirinya dengan karakter ksatria dan mendekakan
dirinya pada Allah dengan banyak beribadah.

[Baca juga: Hagia Shopia: Saksi Perjalanan Konstantinopel Menuju Istanbul]

6. Pekerja Keras

Felix Siauw juga mengatakan karakter rajin beribadah yang ada pada diri
sang sultan juga ditunjang dengan karakter pekerja kerasnya. “Karena itu,
tidak heran, beliau mendapatkan gelar "Al-Fatih" atau "Sang Pembebas"
ketika beliau baru berusia 21 tahun. Sebab prestasi memang tak mengenal
umur,” tutur Siauw.

Siauw menekankan, “Hasil takkan pernah mengkhianati kerja keras, dan


inilah yang ada pada Sultan Mehmed, ia adalah kulminasi kerja keras para
pendahulu dan ulama yang istimewa.”
Ilustrasi Muhammad Al Fatih (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)

7. Berani

Sulṭān Muhammad Al-Fātiḥ terjun sendiri ke medan laga saat perang. Sang
sultan tidak gentar berperang melawan musuh dengan pedangnya sendiri.

Ash-Shalabi menceritakan, keberanian Al-Fatih tampak dalam sebuah


pertempuran di wilayah Balkan. Saat itu pasukan Turki Uṡtmānĩ tengah
berhadapan dengan pasukan Bughanda yang dipimpin oleh Steven. Saat itu
ada moncong meriam telah diarahkan pada pasukannya, sehingga para
pasukan segera tiarap ke tanah.

Untuk menyemangati pasukannya, Al-Fatih berteriak dengan lantang, “Wahai


pasukan mujahidin, jadilah kalian tentara Allāh, dan hendaklah ada dalam
dada kalian semangat Islam yang membara.” Kemudian dengan gagah berani
ia memegang tameng dan menghunus pedangnya serta segera memacu
kudanya berlari ke depan dan tak menoleh pada apa pun.
8. Cerdas

Kecerdasan Al-Fatih ini terlihat jelas dari pemikirannya yang cemerlang dalam
upayanya membebaskan kota Konstantinopel. Al-Fatih memindahkan kapal-
kapal dari pangkalannya di Baskatasy ke Tanduk Emas dengan cara
menariknya melalui jalan darat yang ada di anatara dua pelabuhan, sebagai
usaha menjauhkan kapal-kapal itu dari Galata karena khawatir mendapat
serangan dari pasukan Genova.

Jalan darat yang dilaluinya bukanlah tanah yang datar, namun berupa
bebukitan. Melihat kondisi demikian, Al-Fātiḥ berusaha meratakan tanah
hanya dalam hitungan jam. Ia kemudian juga mendatangkan papan dari kayu
yang diberi minyak dan lemak. Setelah itu papan-papan tadi ia letakan di atas
tanah yang sudah rata, yang memungkinkan kapal-kapal pasukannya mudah
untuk ditarik dan berjalan.

Taktik semacam itu merupakan pemikiran yang sangat cemerlang pada masa
itu. Kecepatan berpikir dan kecepatan beraksi Sulṭān Muhammad Al-Fātiḥ
memang patut untuk diteladani.

9. Pemimpin yang Adil

Dalam bukunya Ash-shalabi menulis, Al-Fātiḥ telah berinteraksi dengan ahli


kitab sesuai dengan syariat Islam dan memberikan pada mereka hak-hak
beragama. “Dia tidak pernah melakukan perlakuan jahat pada seorang pun
dari kalangan Kristen,” terangnya.

Sebaliknya, Al-Fatih justru menghormati para pemimpin agama lain dan


berbuat baik kepada mereka. Slogan yang pernah Al-Fatih katakan adalah,
“Keadilan sebagai pondasi kekuasaan.”

10. Memiliki Keteguhan Hati dan Keyakinan

Al-Munyawi mengisahkan dalam bukunya, ketika Konstantin menolak untuk


menyerahkan kota Konstantinopel, Al-Fatih bersiteguh, “Baiklah! Tidak lama
lagi aku akan mempunyai singgasana di Konstantinopel atau aku akan
mempunyai kuburan di sana!”

Senada dengan Al-Munyawi, Felix Siauw pun bercerita melalui pesan singkat
kepada kumparan, “Karakter ksatria yang paling menonjol (dari Al-Fatih)
adalah keyakinannya pada bisyarah (nubuwwah) Rasulullah, hingga dia
melakukan lebih dari yang lain, hingga hasilnya pun lebih dari yang lain.”

11. Bersikap Tawakal

Dalam bukunya Siauw menulis, Syaikh Syamsuddin dan Ahmad Al-Kurani


sebagai guru Al-Fatih selalu mengingatkan kepada muridnya bahwa tawakal
atau berserah kepada Allāh adalah modal utama seorang pemimpin. Mereka
mengajarkan, semua kemenangan adalah datang dari Allah, bukan dari selain
itu.

Di samping itu, Al-Fatih juga diajarkan untuk tidak berbangga dan berpuas
diri. Berbekal pengajaran dari para gurunya itu, Al-Fatih kemudian menamkan
sikap tawadhu atau rendah hati atas semua pencapaian dan mempelajari
kekalahan sebagai pertanda kurangnya ketaatan dan usaha.

Anda mungkin juga menyukai