Anda di halaman 1dari 40

Ns Sri Purwaningsih SKep.

 Tmpt/Tgl lahir : Jogjakarta, 24 Nopember 1960


 Kantor : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) RSUP Dr. Sardjito
 Pendidikan:
 SPR RS-UGM 1980
 Sekolah Guru Perawat Surabaya. 1989
 Akper Kegurusan Soetopo & Akta 3 IKIP Sby 1995
 S1 & Profesi Keperawatan UGM 2003
 Pelatihan :
 Pengendalian Infeksi Dasar & Surveilans Infeksi, Yogyakarta thn 2001
 Strict Barrier On SARS, Jakarta tahun 2004
 Care, Support & Treatmen (CST) HIV/AIDS Dasar dan Lanjutan ,Jakarta tahun 2005
 TOT Integrated Manajement of Adolescent and Adult Illness (IMAI) On HIV/AIDS
 , 7th WHO Intercountry TOT On HIV/AIDS Care including ARVThailand tahun 2005
 Reporting and Recording HIV dengan ART Jakarta tahun 2006.
 TOT PPI-RS Kesiapan menghadapi Emerging Infectious Disease, Bandung tahun 2007.
 Strengthening Prevention and Infection Control, Batam tahun 2007.
 TOT TBCTA – ReTRAC Asia Yogyakarta, tahun 2008
 TOT”PPI_TB” WHO-Kemenkes RI yk,th. 2010
 PSBH, RSUP Dr Sardjito 2011
 Auditor Internal Akreditasi JCI – RSUP Dr Sardjito Yogyakarta 2012.
 Pekerjaan :
 Infection Prevention Control Nurse (ICN)
 Konselor HIV/AIDS
 Traenee “Research Programs for HIV/AIDS NCHECR Australia-FK UGM,Yk
 Surveior KARS

Maret 2015
PELAYANAN HIV-AIDS KOMPREHENSIF
DAN TINDAKAN OPERASI PADA ODHA

Sri Purwaningsih SKep Ns


Tim PPI RSUP DR Sardjito Yogyakarta

2-2
Tujuan

 Memahami tentang HIV dan


manajemen pelayanannya.
 Memahami implikasi HIV di rumah
sakit termasuk pemberian ART
 Memahami tindakan operasi pada
ODHA dan pencegahan infeksi.

Pelatihan Konselor VCT


APA ITU HIV ?

HUMAN ( Manusia )
IMMUNODEFICIENCY (Penurunan Daya Tahan Tubuh)
VIRUS
HIV adalah virus yang hidup, dan
berkembang dalam tubuh manusia dan
melemahkan sistem kekebalan tubuh

Pelatihan Konselor VCT


AIDS
 Singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome
 Bentuk lanjut dari infeksi HIV yang berjalan progresif
merusak sistem kekebalan tubuh manusia
 Cepatnya dipengaruhi oleh oleh Viral Load dan hitung
sel CD4 makin tinggi viral load makin rendah CD4
dan makin tinggi perubahan progresi ke AIDS dan
kematian.
 Tanpa terapi kebanyakan akan mati dalam beberapa
tahun setelah tanda pertama AIDS
Seminar

 Kematian dapat disebabkan oleh HIV, OIs, atau Pengendali


an Infeksi -
UII
Pelatihan Konselor VCT
SIAPA SAJA YANG BERISIKO TERTULAR HIV ?

 Pengguna narkoba suntik (46%)


 Pasangan IDU
 Wanita pekerja seksual
 Pelanggan WPS
 Pasangan Pelanggan WPS
 Laki-laki suka laki-laki
 Waria
 Pelanggan waria
 Penerima transfusi darah tercemar HIV
 Pengguna tatto
 Bayi dari ibu HIV (+)

Pelatihan Konselor VCT


Perawatan HIV/AIDS YANKES
DASAR
berkelanjutan Pos.Kes
YANKES Pengobatan
SEKUNDER Tradisional
Manajer Rs.Kab
Layanan masyarakat
Kasus Klinik HIIV
Dukungan Sosial/ LSM
Hukum Kel.Agama
Pemuda
Voluntary ODHA Relawan
Counselling
Testing
Spesialis Dukungan
&Fasilitas Paliatif
Layanan Emosional&
spesialis Spiritual
Self Care
YANKES Dukungan Sebaya

TERSIER

Pelayanan
PINTU MASUK
Rumah

KLIEN
Pelatihan Konselor VCT
Pelatihan Konselor VCT
Stadium infeksi HIV
Skala penampilan 1: tanpa gejala, kegiatan normal

 Stadium klinis II:


• Kehilangan berat badan, <10% BB
 Stadium klinis I:
 Tanpa gejala (asimtomatis)
 Limfadenopati generalisata yang persisten
• Gambaran mukokutan minor
• Herpes zoster
• Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang
Dan/atau skala penampilan 2: simtomatis, kegiatan normal

Pelatihan Konselor VCT


Stadium infeksi HIV

 Stadium klinis III:


 Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan, >1 bulan
 Kehilangan berat badan, >10% BB
 Demam berkepanjangan yang tidak dapat dijelaskan (hilang
timbul atau menetap), >1 bulan
 Kandidiasis mulut,
 Oral Hairy Leukoplakia
 Tuberkulosis paru
 Infeksi bakteri yang berat

 Dan/atau skala penampilan 3: terbaring di tempat tidur <50%


hari selama bulan terakhir

Pelatihan Konselor VCT


Stadium infeksi HIV
 Stadium Klinis IV:
 Sindroma wasting HIV
 Pneumonia P neumocystis Carinii (PCP)
 Toksoplasmosis di otak
 CMV pada organ selain hati, lmpa atau kelenjar getah bening
 Infeksi virus hespes simplex (HSV) mukokutan >1 bulan
 Kandidiasis esofagus, trakea, bronki atau paru
 Mikobakteriosis
 Septikemi
 Tuberkulosis di luar paru
 Limfoma
 Sarkoma kaposi
 Ensefalopati HIV
Dan/atau skala penampilan 4: terbaring di tempat tidur >50% hari
selama bulan terakhir

Pelatihan Konselor VCT


Infeksi Oportunistik dan lokasinya
Kepala
Toksoplasmosis
Kriptokokkus
Mata
Sitomegalovirus (CMV)

Mulut & Tenggorokan


Kandidiasis

Paru
PCP
TB
Histoplasmosis
Perut/Usus
Sitomegalovirus (CMV)
Kritposporidiosis
MAC
Kulit
Herpes Simpleks
Sinanaga
Kelamin
Herpes
HPV
Kandidiasis
Bagaima seseorang bisa Tes HIV ?
VCT
 Kegiatan konseling bersifat sukarela dan dan rahasia yang
dilakukan sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV di
laboratorium.
 Tes HIV dilakukan setelah klien memahami dan menandatangani
inform consent ( surat persetujuan setelah mendapat penjelasan
yang lengkap dan benar)
PITC
 Provider Initiated Testing and Counselling ( Konseling dan
Testing HIV diprakarsai pelayan kesehatan )
 Disertai intervensi komprehensif meliputi dukungan pencegahan
& konseling yang empati, sabar dan menyentuh hati.
 Tes HIV ditawarkan kepada :
 Pasien dengan gejala/tanda mengarah pada infeksi HIV
 Pasien aktif secara seksual yang belum diketahui satus HIVnya
DIAGNOSIS LABORATORIUM INFEKSI HIV
 Ada 2 cara :
1. Tes langsung terhadap virus
2. Tidak langsung : antibodi.

Metode Tes
Rapid Test
ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay)
~ Menggunakan 2 metode Reagen yang berbeda misal : ICT dan
MEIA.
~ Hasil menunjukkan reaktif pada kedua metode
Konfirmasi :
Western Blot.
Viral Load
Apa yang akan dilakukan bila pasien
tersebut adalah HIV positif?
 Melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengetahui stadium HIV
(st I-IV)
 Tentukan stadium sesuai WHO
 Diagnosa dan pengobatan IO
 Profilaksis IO dan kepatuhan minum obat
 Pertimbangkan adherence
 Melakukan pemeriksaan penunjang:
 CD4
 Viral load
 Darah rutin, kimia darah, STDs, dll

Pertimbangkan apakah sudah perlu ARV dan yang mana??

Follow Up CST
periodik

Pelatihan Konselor VCT


Jenis-jenis ARV
Protease Inhibitor(PI)
 Kelompok NRTI
Indinavir (IDV)
 Zidovudin (AZT,ZDV)
 Lamivudin (3TC)
Ritonavir (RTV)
 Stavudin (D4) Lopinavir+ritonavir
 Didanosine (ddI) Nelfinavir (NFV)
 Abacavir Saquinavir (SQV)
 Kelompok NNRTI
 Efavirenz (EFV) Fusion Inhibitor
 Nevirapine (NVP) Enfuvirtide / Fuzeon

Pelatihan Konselor VCT


Kapan mulai ART Dewasa & Remaja
Rekomendasi WHO

 WHO Stage IV disease tanpa menghiraukan Jumlah Sel CD4 atau


limfosit total

 WHO Stage III disease dgn pertimbangan jumlah sel CD4 <
350/mm3, u/ mendukung pengambilan keputusan

 WHO Stage I atau II dgn jumlah sel CD4  200/mm3 atau limfosit
<1200/mmk
 ODHA Hamil : langsung ARV (UK 14 minggu)

Pelatihan Konselor VCT


ARV yang tersedia di Indonesia

Pelatihan Konselor VCT


Bagaimana Perawatan Komprehensif Di Rumah Sakit ?

Tim Medis HIV


- Leader Care & Rawat Bersama - Farmasi
- Profilaksis/ - Laboratorium
Pengobatan IO, IMS - Radiologi
Pengobatan ARV - Tim PPI-RS
Tindakan medis lain.
ODHA dan
Keluarganya
-Psikolog/ Psikiater
Dukungan Psiko-Sosial
-Tim Perawatan
•Konselor & Manajer Kasus
-Tim PMTCT
•Bimbingan rohani
-Tim PTRM
•Sosial Medis
•Pemulasaraan Jenazah

Pelatihan Konselor VCT


22
1. Team operasi mendapat informasi tentang
rencana operasi & status serologi pasien
2. Team operasi menjamin kerahasiaan status
pasien

23
Pengelolaan pre operatif
 Identifikasi status kesehatan pasien
 Pasien HIV :
- Stadium Klinis WHO
- CD4/ Viral Load
- Terapi ARV, dan IO
 Persiapan operasi sesuai kaidah umum
 Informed consent terhadap tindakan yang akan dilakukan .
 Pra SC kasus baru : Memberikan 300 mg Zidovudin atau
200 mg Nevirapine per oral sebelum pasien dibawa ke kamar
operasi.
 Pemasangan infus dan catheter mengikuti asas Standar
Precaution.
 Pencukuran rambut hanya jika ada indikasi
 Injeksi antibiotika profilaksis 1 jam sebelum insisi
Apa saja tindakan operasi pada ODHA?

 Sama dengan tindakan operasi pada pasien lain ! !


 Terbanyak : berbagai kasus trauma
 misal patah tulang, trauma abdomen dll
 Pembedahan persalinan:SC
 Pembedan saluran cerna &
abdomen
 Biopsi jaringan: keganasan.
 Pemasangan drain :
thoraks, cranial
 Hati-hati tindakan operasi pada
pasien dengan kondisi Viral Load
tinggi!
Persiapan OK
Menyiapkan APD lengkap untuk tim operasi
Menyiapkan obat PPP
Menutup dengan plastik alat-alat anesthesia yang berisiko dan tidak bisa
didisinfeksi
meja operasi dan sebagian lantai disekitar meja operasi (durasi 1 meter)
Menyiapkan kantong plastik untuk sampah infeksius (warna kuning) dan
sampah domestik (warna hitam)
Menyiapkan tempat sampah tajam yang tahan tusukan
Menyiapkan larutan chlorine 0,5% untuk merendam alat operasi dan
untuk mencuci/melepas sarung tangan
Tempat khusus untuk memberikan alat tajam kepada operator, untuk
menghindari luka tusuk
Operator dan asisten operasi memakai sarung tangan 2 lapis dan
mengganti sarung tangan beberapa kali bila tindakan memerlukan waktu
lama
1. Team operasi diberitahu mengenai status
penderita
2. Team operasi harus menjamin kerahasiaan
status penderita

27
1. Team Operasi memakai alat pelindung tubuh dan
sarung tangan rangkap
2. Team Operasi dilarang keluar dari kamar operasi
sebelum melepas alat pelindung tubuh
3. Instrumentator memberikan alat-alat yang diperlukan
dengan menggunakan nampan / wadah

28
Penanganan benda tajam
Jangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB),
Dilarang mematahkan jarum, melepaskan, membengkokkan
jarum bekas pakai.

Gunakan cara yang aman bila


memberikan benda tajam

2-29
Pasca Operasi
 Petugas yang membersihkan alat-alat dan kamar operasi harus
menggunakan sarung tangan karet dan sepatu boot, masker .
 Alat penunjang tindakan disposable SETELAH DI DISINFEKSI
harus segera dimusnahkan (insenerasi)
 Alat yang bisa dimanfaatkan kembali didekontaminasi dahulu
(rendam dengan larutan chlorine 0,5% selama 10 menit.
 Baju operasi yang terpercik cairan tubuh penderita, harus
direndam desinfektan selama 30 menit dan sesudahnya dapat
dicuci biasa
Tatalaksana Pajanan

Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
Tindakan yang paling berisiko
 Pengambilan darah, penutupan kembali jarum suntik
 Memasukan dan menangani cairan IV
 Operasi
 Menangani darah atau cairan tubuh yang terinfeksi di
laboratorium
 Membersihkan, menangani dan menghancurkan limbah
sampah dan alat-alat medis yang terkontaminasi

TERUTAMA DALAM KETERGESAAN !


Pajanan pada Kecelakaan Kerja
 Bahan Pajanan
 Pajanan
 Darah
 Perlukaan  Cairan bercampur darah
kulit yang kasat mata
 Pajanan pada  Cairan yang potensial
selaput terinfeksi: semen, cairan
mukosa vagina, cairan
serebrospinal, c. sinovia, c.
 Pajanan
pleura, c peritoneal, c.
melalui kulit perickardial, c amnion
yang luka  Virus yang terkonsentrasi
Risiko Penularan di Sarana Pelayanan
Kesehatan

Agen Cara pajanan Risiko infeksi

HBV Perkutaneus 30 %

HCV Perkutaneus 3%

HIV Perkutaneus 0.3 %

HIV Mukokutaneus 0.03 %


Risiko Kecelakaan Kerja
 Risiko penularan HIV setelah tertusuk jarum dari klien
HIV positif  4 : 1000
 Risiko penularan HBV setelah tertusuk jarum dari klien
HBV positif  27-37 : 100
 Volume Percikan Darah terinfeksi HBV yang mampu
menularkan HBV 
10-8ml = 0.00000001 ml
Laporkan

Pertimbangkan  Didasarkan
Profilaksis › Derajat pajanan
Pasca Pajanan › Status infeksi dari sumber
(PPP) pajanan
 › Ketersediaan obat PPP
 Ambil keputusan
secepatnya  1- 2jam, >72
tidak bermanfaat
 Catat alur kejadian
 Konseling
 Evaluasi secara periodik
 Tindak lanjut dan
Evaluasi
FLOW CHART PENANGANAN PAJANAN
Tertusuk jarum Terpajan cairan tubuh
terkontaminasi

Keluarkan darah Segera lapor ke Ka


Ruang/PN Cuci dg air
1. cuci dg air mengalir &
mengalir antiseptik

2. Kompres
Buat laporan
dengan
bethadin 10% pertelpon ke Tim
AIDS RS dan tim
3. Tidak boleh PPI
diisap
4. Tidak boleh
dipencet2 Treatment klinik staf-Perlu/tidak
PPP

Follow up Periksa darah HCV, HBV, HIV HIV psn (+)  dr

Ulang 3, 6 bl HBsAg, anti HCV - pasien Follow up Dr


Rekomendasi pemberian PPP
PAJANAN SUMBER TIDAK SUMBER SUMBER POSITIF REJIMEN
DIKETAHUI POSITIF RISIKO TINGGI
Kulit utuh Tidak perlu PEP Tidak perlu Tidak perlu PEP
PEP

Mukosa / Pertimbangkan Berikan Berikan rejimen 2 AZT 300 mg


Kulit tidak rejimen 2 obat rejimen 2 obat
3TC 150 mg
utuh obat
/12 jamx28
hari
Tusukan Berikan rejimen Berikan Berikan rejimen 3 AZT 300 mg
benda tajam 2 obat rejimen 2 obat
3TC 150 mg
Solid obat
Lop/r 400/100
Tusukan Berikan rejimen Berikan Berikan rejimen 3 /12 jamx28
benda tajam 2 obat rejimen 3 obat hari
berongga obat
Status Infeksi Sumber Pajanan
Vaksinasi dan respon
antibodi dari Petugas
Kesehatan± Tidak tahu
HBsAg positif HBsAg negatif
sarana pemeriksaan (-)

Seri vaksinasi hepatitis B


1 dos HBIG + seri vaksinasi Seri vaksinasi
Belum divaksinasi Sumber pajanan berisiko tinggi 
hepatitis B hepatitis B
obati seperti pada HBsAg positif

Pernah divaksinasi

Diketahui sbg responder Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP

1 dosis HBIG + ulangan seri


Diketahui sbg non- Sumber pajanan berisiko tinggi 
vaksinasi hepatitis B atau 2 dosis Tidak perlu PPP
responder obati seperti pada HBsAg positif
HBIG

Anti-HBs terpajan Anti-HBs terpajan


Tidak diketahui status cukup - tidak perlu PPP cukup - tidak perlu PPP
Tidak perlu PPP
respon antibodinya tidak cukup - 1 dosis HBIG + tidak cukup - 1 dosis HBIG +
vaksin boster vaksin boster
Empat Prinsip EXIT –virus harus keluar tubuh manusia
Penularan yang terinfeksi
HIV
SURVIVE –virus harus dapat survive

SUFFICIENT – jumlahnya harus cukup


untuk dapat menginfeksi
Edukasi HIV
ENTER – virus harus masuk aliran
darah orang yang diinfeksi
Be Faithfull....!!!

Terima kasih.
Patients or

Anda mungkin juga menyukai