Anda di halaman 1dari 7

Pengkajian Dasar Keperawatan Anak

Nama Mahasiswa : Mohamad Salju Bintoro Tempat praktik : Ruang 15

NIM : 170070301111031 Tanggal Praktik : 30/10/2017

A. Identitas klien
Nama : An. D No. Register : 11269xxx
Usia : 11 tahun 10 bulan Tanggal Masuk : 26/10/2017
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal Pengkajian : 30/10/2017
Alamat : Blitar Sumber informasi : Orang tua
Nama Orang tua: Ny S
Alamat : Blitar
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa

B. Status kesehatan sekarang


1. Keluhan utama
 Saat MRS : klien dirujuk dari RSUD Wlingi pada hari kamis, 26
Oktober 2017. An. D datang dengan keluhan perut membesar dan keras.
An. D merasakan perutnya sakit jika ditekan. Wajah tampak pucat dan
konjungtiva anemis.
 Saat pengkajian : perut tampak membesar, anak tampak kelelahan,
bagian perut kiri terasa sakit.
2. Lama keluhan : Perut membesar sejak usia 7 tahun
3. Kualitas keluhan : Sedang
4. Faktor pencetus : Pembesaran pada limpa dan overload iron
5. Faktor pemberat : Konsumsi makanan tinggi besi
6. Upaya yang telah dilakukan : rutin tranfusi darah setiap bulan
7. Diagnose medis : Thalasemia (sejak usia 4 bulan) + Overload Iron +
Splenomegaly (26/10/2017)
C. Riwayat kesehatan saat ini
An. D terdiagnosa thalasemia sejak usia 4 bulan. Orang tua mengatakan
sebelumnya tidak ada riwayat keturunan yang mengalami penyakit thalasemia.
Orang tua mengatakan setiap 3 bulan An. D rajin tranfusi darah. Pada usia 7 tahun
perut An. D mulai membesar sedikit demi sedikt. Pada tanggal 26/10/2017 An.D
dirujuk ke RSSA dengan keluhan perut semakin membesar dan anak keletihan.
Orang tua mengatakan bahwa sudah jenuh dengan keadaan anaknya saat ini. An.D
rencana akan dilakukan tindakan oprasi splenektomi. Orang tua berharap dengan
oprasi anaknya bisa sembuh.

D. Riwayat kesehatan terdahulu


1. Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelakaan (jenis dan waktu): tidak pernah
b. Operasi : tidak pernah
c. Penyakit : Thalasemia sejak An. D berusia 4 bulan
d. Terakhir MRS : 26/10/2017
2. Alergi : tidak ada

E. Riwayat kehamilan dan persalinan


1. Prenatal : Ibu mengatakan bahwa An. D merupakan anak pertama yang
direncanakan kehamilannya. Ibu mengatakan selalu memeriksakan rutin pada
kehamilan An. D.
2. Natal : proses melahirkan nornal dan sesuai taksiran kelahiran
3. Postnatal : An. D lahir dengan normal dengan berat badan 3.1 Kg
4. Imunisasi : Lengkap
F. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1. Pertumbuhan BB: 26 Kg TB: 130 cm

2. Perkembangan: perkembangan anak sudah sudah sesuai dengan tumbuh


kembang

G. Riwayat keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat thalasemia yang berkomplikasi splenomegali

Genogram

H. Lingkungan Rumah
1. Kebersihan : Rumah berada di pedesaan dan bersih
2. Bahaya kecelakaan : tidak ada
3. Polusi : tidak ada
4. Ventilasi : setiap kamar memiliki ventilasi
5. Pencahayaan : baik
I. Pola aktifitas

Jenis Rumah Rumah Sakit


Makan/minum 0 2
Mandi 0 2
Berpakaian 0 2
Toileting 0 2
Mobilitas ditempat tidur 0 2
Berpindah dan berjalan 0 2
Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu

J. Pola nutrisi

Jenis Rumah Rumah Sakit

Jenis makanan Semua dimakan Diet rendah besi


Frekuensi makan 3x sehari 3x sehari
Porsi yang dihabiskan 1 porsi 1 porsi
Komposisi menu Nasi, sayur, lauk pauk Nasi, sayur, lauk pauk
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Nafsu makan Baik Baik
Jenis minuman Air mineral Air mineral
Frekuensi minum sering sering
Jumlah minuman 1,5 L 1,5 L

K. Pola eliminasi
1. BAB

Jenis Rumah Rumah Sakit

Frekuensi 2x 2x
Konsistensi lunak lunak
Warna/bau kehitaman kehitaman
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya menangani

2. BAK

Jenis Rumah Rumah Sakit

Frekuensi 2x 2x
Warna/bau Kuning Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya menangani
L. Pola istirahat
1. Tidur siang

Jenis Rumah Rumah Sakit


Lama tidur 12:00—14:00 13:00—14:00
Kenyamanan setelah tidur

2. Tidur malam

Jenis Rumah Rumah Sakit

Lama tidur 20:00—05:00 20:00—05:00


Kenyamanan setelah tidur Lemas Lemas
Kebiasaan sebelum tidur Makan Makan
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi

M. Pola kebersihan diri

Jenis Rumah Rumah Sakit

Mandi Mandi menggunakan sabun


Frekuensi mandi dengan frekuensi 2 kali 2 kali sehari menggunakan
Menggunakan sabun sehari, yaitu pagi dan sore bantuan orang tua
Keramas
Frekuensi Keramas 3 hari sekali dengan Keramas 3 hari sekali dengan
Penggunaan shampoo meggunakan sampo meggunakan sampo

Menggosok gigi Menggosok gigi tiap kali mandi Menggosok gigi tiap kali mandi
Frekuensi dengan menggunakan pasta dengan menggunakan pasta
Penggunaan pasta gigi gigi gigi
Frekuensi ganti baju Satu kali sehari Satu kali sehari
Frekuensi memotong kuku Memotong kuku jika panjang Memotong kuku jika panjang
Kesulitan
Upaya untuk mengatasi

N. Pola koping keluarga


1. Pengambil keputusan
Keputusan An. D diambil oleh orang tua, terutama ayah
2. Masalah terkait dengan anak di RS atau penyakit:
Orang tua sudah mulai jenuh dengan keaadan An.D yang tidak kunjung sembuh
dan setiap bulan masuk rumah sakit.
3. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah
Orang tua mengatakan bahwa dirinya pasrah kepada Alloh SWT dengan
keadaan An. D.
4. Harapan setelah anak menjalani perawatan
Harapan terbesar orang tua adalah bisa melihat anaknya sembuh dan menjalani
kehidupan yang normal.
5. Perubahan yang dirasakan setelah anak sakit
Perubahan yang dialami An. D selama menjalani perawatan adalah tidak bisa
sekolah karena ketinggalan pelajaran, sedangkan perubahan yang dialami oleh
keluarga adalah ayah tidak bisa bekerja, adik perempuannya tidak sekolah
karena ikut menjaga kakanya.
O. Konsep diri
1. Gambaran diri:
2. Ideal diri:
3. Harga diri:
4. Peran: An. D sadar bahwa dirinya sedang sakit dan membutuhkan perawatan
5. Identitas diri:
P. Pola peran dan hubungan
1. Peran dalam keluarga
An. D merupakan anak pertama yang masih masih sekolah duduk di bangku
kelas 5 SD.
2. System pendukung keluarga: Orang tua dan saudara
3. Kesulitan dalam keluarga: tidak ada
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan anak
dirumah sakit: tidak ada.
Q. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
An. D tampak lemah, kulit tampak kekuningan
 Kesadaran : Kompos mentis
 Tanda-tanda vital : N: 110x/min RR: 34x/min BB: 23 Kg TB:
2. Kepala hingga leher
a. Kepala tampak besar, rambut hitam,
b. Mata
Tampak cowong, mata juling, konjungtiva pucat, sklera ikterik, tidak ada
racoon eyes
c. Hidung
Tidak perdarahan pada hidung, tida ada polip tidak ada pernapasan cuping
hidung
d. Mulut dan tenggorokan
Mulut bersih, tidak ada sariawan, mukosa terlihat kering, gigi lengkap
e. Telinga
Tidak perdarahan, telingan tampak bersih
f. Leher
tidak ada deviasi trakea, tidak terdapat distensi vena jugularis, tidak ada
pembesar kelenjar tiroid pada leher.
3. Thorak dan dada
a. Jantung
 Inspeksi : dada simetris, pengembagan dinding dada simetris
 Palpasi : iktus kordis di ICS 5 midklavikula
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2
+ +
+ +
Point of
Maximal
Impuls ICS
5
midklavikula

b. Paru
 Inspeksi : dada simetris, pengembagan dinding dada simetris
 Palpasi : pergerakan dinding dada simetris
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : tidak ada suara ronkhi pada seluruh lapang paru
- -
- -

4. Payudara dan ketiak


Puting kehitaman, tidak ada lesi
5. Punggung dan tulang belakang
Punggung tampak bintik bintik merah, tulang belakang lurus tidak ada fraktur
6. Abdomen
 Inspeksi : perut tampak distended, terdapat striae
 Palpasi : perut teraba keras, ada nyeri tekan pada perut bagian kiri
atas
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : Bising usus tidak terlalu jelas
7. Genetalia dan anus
Tidak terkaji
8. Ekstremitas
Atas: kedua tangan masih lengkap, tampak kecil, kulit berwarna kekuningan.
Bawah: kaki kanan terpasang infus, kulit berwarna kekuningan
9. Sistem neurologi
10. Kulit dan kuku
Area sekitar kuku tampak kekuningan, CRT<3 detik, kulit tidak ada lesi, turgor
kulit baik
R. Hasil pemeriksaan penunjang terlampir
S. Terapi
Pre Operatif
Gizi: diit rendah lemak
Cairan : D5:Ns 1560 per 24 jam
Transfusi PRC 3 labu
Post Op
- Syiringe pum Moket 1 cc/jam
- Metoclopamide Metoklopramida dapat meningkatkan tonus dan amplitudo
pada kontraksi lambung (terutama pada bagian antrum), merelaksasi sfingter
pilorus dan bulbus duodenum, serta meningkatkan paristaltik dari duodenum
dan jejunum sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung dan usus.
- Ranitidin 2x50 mg (obat antagonis reseptor H2 menghambat sekresi asam
lambung)
- Antrain 3x500 mg (memiliki sifat analgesik, anti-spasmodis (pereda spasme
otot), anti-piretik (penurun panas), memiliki efek anti-inflamasi minimal)

Anda mungkin juga menyukai