Hydrant Fire
Hydrant Fire
kebakaran. Hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika
bencana kebakaran melanda. Hydrant merupakan sebuah fasilitas wajib bagi bangunan-
bangunan publik seperti pasar tradisional maupun modern, pertokoan, bahkan semestinya
lingkungan perumahan pun harusnya ada fasilitas hydrant. Pada saat terjadi peristiwa
kebakaran Fire Hydrant harus mudah terlihat dan segera dapat dipergunakan. National Fire
Protection Association (NFPA) secara specifik menyatakan bahwa Fire Hydrant harus
diwarnai dengan chrome yellow atau warna lain yang mudah terlihat termasuk diantaranya
white, bright red, chrome silver dan lime-yellow, tetapi sebenarnya aspek terpenting adalah
warna tersebut harus konsisten terutama dalam satu wilayah tertentu.
NFPA menyarankan bahwa secara umum ada perbedaan secara fungsi antara Fire
Hydrant untuk kebutuhan perkotaaan (municipal system) dan kebutuhan pribadi (private
system) termasuk di dalamnya untuk pabrik, sehingga harus ada perbedaan warna dan
penandaan lainnya. Secara internasional warna violet (light purple) telah dikembangkan
sebagai warna untuk non-potable water.
Ciri penandaan lainnya adalah flow indicators, standar NFPA untuk bonnets (topi
hydrant) dan caps (sumbat hydrant) harus diwarnai sesuai dengan indikasi kuatnya tekanan
aliran hydrant (20 p.s.i.) dan kode standarnya yaitu :
NFPA 291
Class C Less than 500 GPM Red
Class B 500-999 GPM Orange
Class A 1000-1499 GPM Green
Class AA 1500 GPM & above Light Blue
HYDRANT SYSTEM
1. Hydrant Box
Hydrant gedung atau biasa disebut dengan hydrant box adalah suatu sistem pencegah
kebakaran yang menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam bangunan atau gedung.
Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant (terletak di dalam
gedung) atau Outdoor Hydrant (terletak di luar gedung). Untuk pemasangan Hydrant Box di
dalam ruangan pada bagian atasnya (menempel pada dinding) harus disertai pemasangan
alarm bell. Pada Hydrant Box terdapat gulungan selang atau lebih dikenal dengan istilah
Hose Reel.
Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-kurangnya 400 liter/menit, serta
mampu mengalirkan air minimal selama 30 menit.
Jumlah pasokan air untuk hydrant gedung yang dibutuhkan ditunjukkan dalam rumus
sebagai berikut:
V =Qxt
Dimana :
2. Hydrant Pillar
Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem
pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant
ini biasanya digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki
mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil PMK.
Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400 liter/menit, serta
mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.
Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman yang
V =Qxt
Dimana :
3. Siamese Connection
Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil Pemadam Kebakaran
untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan
kebakaran yang terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui
sprinkler–sprinkler dan hydrant box di dalam gedung. Alat ini diletakan pada bagian
luar gedung yang jumlahnya serta peletakannya disesuaikan dengan luas dan
kebutuhan gedung itu sendiri.
Siamese Connection Sprinkler
1. Hydrant Box
Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant gedung menggunakan acuan SNI
(Standar Nasional Indonesia) dan NFPA (National Fire Protection Association) yaitu:
Lokasi dan jumlah hydrant bangunan (kotak Hydrant/box hydrant) diperlukan untuk
menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk menyemprot air.
Hydrant ditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena panjang satu
dengan lainnya. Selang kebakaran dalam kotak hydrant adalah 30 meter, ditambah
sekitar 5 meter jarak semprotan air.
Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga disediakan hydrant
untuk mencegah menjalarnya api ke bangunan yang bersebelahan.
Hydrant/selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan
relatif aman, dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.
2. Hydrant Pilar
Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant halaman menggunakan acuan SNI
(Standar Nasional Indonesia) no. 03-1735-2000 yaitu:
Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus dalam jarak
bebas hambatan 50 m dari hydrant kota. Bila hydrant kota yang memenuhi
persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus disediakan hydrant halaman.
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hydrant halaman, maka hydrant-
hydrant tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam.
Hydrant halaman (pilar) ditempatkan di luar bangunan pada lokasi yang aman dari
api dan penyaluran pasokan air ke dalam bangunan dilakukan melalui katup
siamese.
Hydrant kota (fire hydrant) bentuknya sama dengan hydrant halaman, tetapi
mempunyai dua katup atau tiga lubang untuk selang kebakaran.
Menurut Insturuksi Menteri Tenaga Kerja No:INS.11/M/BW/1997 Tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran mengenai pemasangan hydrant harus
sesuai table dibawah ini :
Hydrant juga dapat disebut sistem pemadam api yang menggunakan media air, secara
sistemnya tidak berbeda dengan sistem pompa air yang ada dirumah, dimana terdiri atas:
1. Tempat penyimpanan air (Reservoir)
2. Sistem distribusi
2. Sistem Distribusi.
Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu area pipa
mengalami kerusakan.
Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant dibuka.
Sistem pipa utama (primary feeders) dari hydarant biasanya berukuran 12-16
inch. Pipa sambungan ke dua (secondary feeders) biasanya berukuran 8-12 inch.
Sedangkan untuk cabang pipa biasanya berukuran 4.5-6 inch. Pada ujung pipa hydrant
tersambung dengan pilar hydrant. Disamping pilar hydrant terpasang box yang
digunakan untuk menyimpan selang hydrant (hose). Selang ini terbuat dari bahan
kanvas yang panjangnya berkisar 20-30 meter.
Untuk mendukung supply air hydrant, dibuatlah suatu sambungan pipa yang
berinterkoneksi dengan sistem pipa hydrant yang disebut sambungan Siamese.
Sambungan ini terdiri dari satu / dua sambungan pipa yang fungsinya adalah untuk
memberikan supply air tambahan pada sistem hydrant. Sambungan ini sangat berguna
bagi petugas pemadam kebakaran untuk memberikan supply air tambahan melalui
mobil pemadam kebakaran atau sistem pilar hydrant umum.
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan unit pompa.
Pompa dikontrol melalui sistem panel kontrol, sehingga dapat menghidupkan serta
mematikan keseluruhan system dan juga untuk mengetahui status dan kondisi pompa.
Motor penggerak pompa merupakan sistem mekanik elektrik yang mengaktifkan
pompa untuk menyedot dan menyemburkan air.
SUMBER AIR
1. Kunci Hydrant
2. Nozzle Hydrant
Adalah alat yang digunakan pada selang hydrant yang terpasang di ujung selang untuk
keluar air pada sistem hydrant.
Jet Nozzle
PERAWATAN HYDRANT
1. Kunci Hydrant (wrench), Nozzle, dan Selang (Hose) harus dirawat dan disimpan
dalam Hydrant Box.
2. Selang pemadam harus diperiksa secara visual minimal sekali dalam sebulan.
3. Nozzle harus diperiksa untuk mengetahui apakah mudah dioperasikan, retak atau
korosi.
o Bila kurang panjang, tambah lagi dan sambungkan satu dengan yang lainnya.
2. Pegang Nozzle
o Ambil posisi dengan benar (kuda-kuda), setelah siap beri kode agar air segera
dialirkan.
o Tangan kiri pegang ujung Nozzle, tangan kanan pada pangkal Nozzle sambil
dijepit dengan ketiak.
3. Mengalirkan air
DAFTAR PUSTAKA
Insturuksi Menteri Tenaga Kerja No:INS.11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
http://satpam-gaul.blogspot.com/2011/05/materi-training-penggunaan-hydrant.html
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2011 pukul 11.45
http://saniterplannerindonesia.blogspot.com/2010/02/kebutuhan-air-sistem-hydrant-
sistem.html Diakses pada tanggal 16 Oktober 2011 pukul 11.50
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pencegahan Kebakaran dan Sistem Tanggap
Darurat
Disusun oleh:
NADYA HANIFA
108101000049
SEMESTER VII
2011 M.
1431 H.