Massa Jenis Suatu Zat
Massa Jenis Suatu Zat
Untuk menentukan massa jenis suatu zat, dilakukan dengan cara membagi massa
zat dengan volume zat. Massa jenis menunjukkan kerapatan suatu zat. Jika massa
jenis zat ρ (rho), massa zat m dan volume zat V maka diperoleh persamaan:
Keterangan:
ρ = massa jenis zat (Kg/m3)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (m3)
Contoh Soal:
Berapa massa jenis balok yang memiliki massa 2.000 kg dan volume 2 m3
?
Penyelesaian
Diketahui : m = 2000 kg, V = 2 m3
Ditanyakan : ρ = …?
Jawab : ρ = m/v = 2000 kg/2 m3
= 1000 kg/m3
Contoh Soal:
Perhatikan percobaan yang dilakukan oleh peserta didik dan diperoleh
data seperti yang nampak pada gambar berikut. Massa jenis zat itu
adalah …
Penyelesaian
Diket: m = 24 g
v = 5 cm x 6 cn x 2 cm = 60 cm³
Jawab: ρ = m/v
= 24gr/60cm³
= 0,4 gr/cm³
b. Bentuknya tidak teratur
Misalnya yang hendak kita ketahui adalah massa jenis batu. Langkah yang harus
dilakukan sebagai berikut :
(1) menimbang batu dengan menggunakan neraca untuk mengetahui massa batu.
(2) gelas ukur diisi air, dan mencatat volumenya awal
(3) memasukkan batu ke dalam gelas ukur yang berisi air, mencatat volume akhir
(4) menghitung volume batu, caranya volume akhir dikurangi volume awal
(5) menghitung massa jenis zat dengan membagi massa zat dengan volume zat.
Contoh soal
Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui massa jenis batu tersebut adalah ....
Penyelasaian
Diket: m = 267 g
V= 50-20 ml = 30ml = 30cm³
Jawab: ρ = m/v
= 267gr/30 cm³
= 89 gr/cm³
maka logam yang terukur seperti pada gambar (a) dan (b), dan dikaitkan
dengan data kepustakaan adalah....
A. besi
B. emas
C. perak
D. tembaga
KunciJawaban : A
Pembahasan :
Dari data pengamatan :
V logam = 85 ml – 60 ml = 25 ml = 25 cm 3
Dari data kepustakaan, logam yang memiliki massa jenis 7900 kg/m³
adalah BESI
Referensi
Ilmu pengetahuan alam-1: untuk SMP/MTs/ kelas VII Teguh Sugiyarto, Eny Ismawati —
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Soal Ujian Nasional
laporan praktkum fisika(massa jenis)
I. TOPIK 1
II. TUJUAN
2. Neraca Ohaus
3. Air Secukupnya
5. Jangka sorong
6. Micrometer skrup
A. DASAR TEORI
Massa jenis adalah besaran khas yang menyatakan jenis suatu zat. Suatu zat yang sejenis
walaupun ukuran dan massa bendanya berbeda, massa jenisnya tetap sama. Massa jenis 1 gram besi
sama dengan massa jenis 1 kg besi. Sebaliknya, dua zat yang jenisnya berbeda pasti memiliki jenis yang
berbeda.
Massa jenis suatu zat (ρ) adalah massa zat (m) dibagi dengan volumenya (V) :
ρ
suatu massa jenis dalam SI adalah kg/m3 atau kg.m-3. Satuan massa jenis yang sering digunakan adalah
g/cm3, dimna :
Walaupun zat itu beraneka ragam tetapi mempunyai beberapa sifat yang sama, yaitu setiap zat menempati ruang
dan mempunyai massa. Untuk zat padat dan zat cair mudah dibuktikan menempati ruang dan mempunyai massa. Untuk
zat gas juga menempati ruang dan memiliki massa maka dapat disimpulkan bahwa:
Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa Samakin jumlah materi yang dikandung oleh
Misalnya:
Besi kayu
Apabila kita ukur ternyata massanya berbeda. Maka kita katakan kerapatan benda itu berbeda. Pada
umumnya setiap zat yang berbeda jenisnya maka kerapatannya juga berbeda.Kerapatan zat itulah yang disebut massa jenis.
Massa jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume suatu benda
Satuan massa jenis berasal dari satuan massa dibagi satuan volum, yaitu kg/m3.
Karena massa jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volum suatu zat, makauntuk zat yang sejenis,
mempunyai massa yang sama. Dari itulah kita dapat mengenal suatu zatdari massa jenisnya
Kerapatan alias massa jenis fluida homogeny (sama) pada dasarnya berbeda dengan kerapatan
zat padathomogen. Besi atau es batu misalnya, memiliki kerapatan yang sama pada setiap bagiannya.
Berbeda denganfluida, misalnya atmosfer atau air. Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari
permukaan bumi,kerapatannya semakin kecil sedangkan untuk air laut, misalnya, makin dalam
kerapatannya semakin besar.Massa jenis alias kerapatan dari suatu fluida homogen dapat bergantung
Mengukur Panjang dengan Alat Ukur Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer Sekrup
Pernahkah kamu mengukur tinggi badanmu ? Barangkali kamu pernah melakukannya sendiri.
Dengan menggunakan penggaris panjang atau meteran kita dapat mengukur tinggi badan kita.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang sudah baku.
Dalam melakukan pengukuran orang selalu berhadapan dengan benda atau objek yang diukur, alat
ukur, dan satuan yang digunakan baik yang baku maupun yang tidak baku. Satuan yang tak baku
merupakan satuan yang nilainya tidak tetap dan tidak standart. Seorang petani tradisional mungkin
melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur
yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan
Alat ukur adalah alat yang digunakan dalam pengukuran dan mempunyai satuan yang baku.
Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang sudah
menjadi produk teknologi modern. Untuk melengkapkan hasil pengukuran agar lebih bermakna harus
disertai satuan.
Satuan Panjang dalam SI adalah meter. Untuk mengukur panjang suatu benda haruslah dipilih
alat ukur yang sesuai dengan panjang benda yang diukur. Perhatikan tabel beberapa alat ukur panjang di
bawah ini.
digunakan
m
Jangka Sorong 0,01 cm
Diantara 1 cm sampai
Mikrometer sekrup 0,001 cm
10 cm
Kurang dari 2 cm
a. Mistar
Mistar mempunyai ketelitian 1 mm atau 0,1 cm. Bagian skala terkecil mistar adalah 1mm. Untuk
menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat paralaks (beda kemiringan dalam melihat ),
maka ketika membaca mata harus melihat tegak lurus terhadap skala.
Karet penghapus B
Jawab ;
Ujung depan dititik 0 dan ujung belakang di 2 cm lebih 3mm. Jadi panjangnya 2,3 cm.
Ujung depan di titik 3 cm dan ujung belakang di 4 cm lebih 7 mm. Jadi panjang karet penghapus B 4,7
cm – 3 cm = 1,7 cm.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai ketelitian 0,1 mm atau 0.01 cm.
Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter kelereng dan diameter bagian dalam pipa.
Bagian tetap (rahang tetap), skala tetap terkecil 1mm atau 0,1 cm.
Bagian yang dapat digeser (rahang geser). Pada rahang geser ini dilengkapi skala nonius. Skala
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang paling teliti disbanding dengan jangka
sorong dan mistar, dengan ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan
untuk mengukur ketebalan plat alumunium, diameter kawat yang kecil dan benda yang mempunyai
Skala utama
Skala putar
Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur dari 0,01 mm – 0,50 mm
Untuk mengukur masssa benda dapat digunakan alat ukur timbangan dacin, timbangan pasar,
neraca Ohauss dua lengan dan tiga lengan, timbangan berat badan serta neraca digital.
timbangan dacin, Ohauss, timbangan pasar, cukup dengan cara meletakkan beban pada salah satu
lengan, dan meletakkan massa kalibrasi standar pada lengan satunya. Amati sampai punggung lengan
Ketika mengukur lebar meja dengan menggunakan mistar penggaris, misalnya didapat hasil
pengukuran 100 cm. Hasil pengukuran tersebut dapat ditulis dalam bentuk ( 100 0,1) cm, dimana 0,1 cm
adalah batas ketelitian alat ukur mistar penggaris. Dengan demikian lebar meja tersebut berkisar 99,9
Sedangkan ketidakpastian dalam pengukuran adalah perbandingan batas ketelitian dengan nilai
B. PROSEDUR KEGIATAN
2. Panjang sisi-sisi kubus diukur menggunakan jangka sorong, dan volumenya dihitung.
4. Untuk benda yang mempunyai bentuk teratur yang lain dilakukan Prosedur 1 s/d 3 (untuk mengukur
5. Massa benda yang bentuknya tidak teratur ditmbang menggunakan neraca Ohaus.
A. ANALISIS DATA
1. Kubus
Diketahui : m = 67,18 g
: s = 2 cm
V = s3 = 8 m 3
ρ = = 8, 39 g/cm3
2. kelereng
Diketahui : m = 18,5 g
: d = 2,22 cm r = 1,11 cm
V = 4/3 π r3
= 5,72 m3
ρ = = 3,23 g/cm3
3. Silinder
Diketahui : m = 21,68 g
: d = 1,01 cm r = 0,505 cm
: t = 3,01 cm
V =π r2t
= 2,41 m3
ρ = = 8,99 g/cm3
4. Batu
Diketahui : m = 88,68 g
V = 37,5 m3
ρ = = 2,36 g/cm3
A. TUGAS
1.massa adalah materi yang dikandung oleh zat itu sendiri. Lambang m, dimensi M, satuan SI kg.
2. Berat adalah massa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Lambang w, dimensi MLT-2, satuan newton/
kgm/s2.
1. Massa jenis= m / v.
Hasil bagi massa dengan volume. Atau dapat diartikan materi yang dikandung benda tiap satuan volum.
Satuan kg/m3.
1) Gigi luar
Bagian ini berfungsi untuk mengukur bagian suatu benda dengan cara diapit.
2) Gigi dalam
Bagian ini berfungsi untuk mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara diulur (misalnya : lubang pipa)
3) Pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur suatu lubang / celah suatu benda dengan cara menancapkan
bagian pengukur. Bagian ini terletak didalam pemegang.
4) Ukuran utama
Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam satuan cm untuk versi yang analog.
5) Ukuran sekunder
Sama dengan ukuran utama tetapi dengan satuan inch.
6) Patokan pembacaan skala utama.
Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan cm.
7) Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan inch.
8) Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.
b. Micrometer sekrup
1. Bingkai (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan
kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu
pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran, karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas sampai 10
derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
2. Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan diantara anvil dan spindle.
3. Spindle (gelendong)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4. Pengunci (lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
5. Sleeve
Tempat skala utama.
6. Thimble
Tempat skala nonius berada
7. Ratchet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara
spindle dan anvil.
c. Neraca Ohaus
Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat digunakan untuk
mengukur.
Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 lengan
terdapat empat lengan.
Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai
penunjuk hasil pengukuran.
Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbanga