Disusun oleh :
Kelompok 4 Pesawaran
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “Paradigma Asuhan
Kebidanan” diantaranya adalah “
1. Mahsiswa mampu mengetahui pengertian paradigma.
2. Mahsiswa mampu mengetahui dan memahami komponen paradigma
kebidanan.
1
3. Mahsiswa mampu mengetahui dan memahami macam-macam asuhan
kebidanan.
4. Mahsiswa mampu mengetahui dan memahami manfaat paradigma
dikaitkan dengan asuhan kebidanan.
5. Mahsiswa mampu mengetahui body of knowledge dalam asuhan
kebidanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu kondisi yang meliputi lingkungan fisik biologi
dan sosial budaya yang saling mempengaruhi status kesehatan wanita/ibu,
anak dan keluarga. Oleh sebab itu individu diharapkan mampu
beradaptasi dengan apa yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
3. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman secara interaksi
manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat holistic
(menyeluruh)
Adapaun perilaku profesional dari bidan mencakup :
a. Dalam menjalankan tugasnya berpegang teguh pada filosofi dan etika
profesi dan aspek legal.
b. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis
yang dibuatnya.
c. Senatiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan
mutakhir secara berkala .
d. Meggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan
penyakit dan strategi pengendalian infeksi .
4
e. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memeberikan
asuhan kebidanan.
4. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam
rangka tercapainya keluarga yang sehat kecil bahagia dan sejahtera.
5
kesehatannya dapat dipengaruhi oleh adat kebiasaan dan perilaku
keluarga atau lingkungannya.
e. Konteks keluarga adalah tindakan/asuhan yang diberikan dengan
mengikut sertakan keluarga sebagai komponen penting dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta meningkatkan secara optimal
kesehatan keluarga sesuai dengan keinginan ibu maupun keluarga.
f. Peningkatan kesehatan adalah tindakan yang mendukung perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan ibu/wanita sepanjang siklus
kehidupannya, terutama yang berkaitan dengan proses kehamilan,
persalinan dan nifas yang normal.
g. Mengikut sertakan masyarakat dalam hal ini kelompok ibu-ibu.
Dengan menggerakkan peran serta masyarakat adalah upaya
menyadarkan masyarakat, agar masyarakat dapat mengerti dalam
memecahkan masalah kesehatannya sendiri terutama yang
berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas dalam mencapai
kesehatan reproduksi menuju tercapainya NKKBS.
5. Keturunan
Kualitas manusia, di antaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang
sehat akan dilahirkan oleh ibu yang sehat. Ini menyangkut kesiapan
perempuan sebelum perkawinan, sebelum kehamilan (pra-konsepsi), masa
kehamilan, masa kelahiran, dan masa nifas.
6
2.3 Macam-macam Asuhan Kebidanan
1) Tugas Mandiri
a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan :
1) Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien.
2) Menentukan diagnosa.
3) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
5) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
6) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
7) Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan.
b) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah
dengan melibatkan klien :
1) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita
dalam masa pra nikah.
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar.
3) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas dasar bersama
klien.
4) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.
5) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama
klien.
6) Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.
7
5) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
6) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
7) Membuat pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
8
7) Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang telah
diberikan.
9
5) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
7) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
2) Tugas Kolaborasi/Kerjasama :
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga:
1) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan hasil
kolaborasi serta kerjasama dengan klien.
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan
melibatkan klien.
5) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
7) Membuat pencatatan dan pelaporan.
10
b) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan
kegawatan daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dan
tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor
resiko dan keadaan kegawat daruratan pada kasus resiko tinggi.
3) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai
prioritas.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko tinggi
dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
7) Membuat catatan dan laporan.
11
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada
ibu hamil dengan resiko tinggi.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7) Membuat catatan dan laporan.
d) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor
resiko dan keadaan kegawatan.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7) Membuat catatan dan laporan.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi
dan yang mengalami komplikasi serta keadaan kegawatan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor
resiko dan keadaan kegawatan.
12
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7) Membuat catatan dan laporan.
f) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta keadaan kegawatan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
1) Kaji kebutuhan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor
resiko dan keadaan kegawatan.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan
memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama yang
telah diberikan.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7) Membuat catatan dan laporan.
3) Tugas Ketergantungan/Merujuk:
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga :
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan
tindakan di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan
13
rujukan Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas serta
sumber-sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih
lanjut bersama klien/keluarga.
2. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi.
14
5. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang Membuat
pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi yang sudah diberikan.
15
f) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan
rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga:
1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada balita
yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas.
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
4. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
5. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan.
1. Pendekatan Ontologis
16
dalam batas pra pengalaman ( penciptaan manusia ) dan pasca pengalaman
(surga dan neraka ) di serahkan ilmunya kepada pengetahuan lain.
2. Pendekatan Epistemologis
3. Pendekatan Aksiologis
17
Dimensi kefilsafatan keilmuan secara lebih rinci dapat dibagi menjadi
tingkatan karakteristik yaitu :
Bersifat universal artinya berlaku untuk seluruh disiplin ilmu yang bersifat
keilmuan
Bersifat generic artinya mencirikan segolongan tertentu dari pengetahuan
ilmiah.
Bersifat spesifik artinya memiliki ciri – ciri yang khas dari sebuah disiplin
ilmu yang membedakannya dari disiplin keilmuan yang lain.
Secara khusus setiap disiplin keilmuan mempunyai objek formal dan objek
material mengenai wujud yang menjadi fokus penelaahannya, objek forma
merupakan cara pandang terhadap sesuatu, sedangkan objek material
merupakan substansi dari objek tertentu. Setiap disiplin keilmuan yang
mandiri mempunyai objek forma dan objek material yang berbeda dengan
disiplin ilmu lain. Dan ini menjadi kriteria untuk menilai keberadaan suatu
disiplin ilmu yang mandiri.
18
kanak, pra-remaja, remaja, dewasa muda, dewasa, lansia dini dan lansia lanjut)
yang berfokus pada kesehatan reproduksi.
Berdasarkan pemikiran dasar objek forma dan objek material disusunlah tubuh
pengetahuan kebidanan (body of midwifery knowledge ) yang dikelompokkan
menjadi empat yaitu :
1. Ilmu Dasar
3. Ilmu Terapan
4. Ilmu Kebidanan
19
Disiplin keilmuan kebidanan mempunyai karakteristik dan spesifikasi baik
objek forma maupun objek materia. Objek forma disiplin keilmuwan
kebidanan adalah cara pandang yang berfokus pada ojek penelaahan dalam
batas ruang lingkup tertentu. Objek forma dari disiplin keilmuawan kebidanan
adalah mempertahankan status kesehatan reproduksi termasuk kesejahteraan
wanita sejak lahir sampai masa tuanya (late menopause) termasuk berbagai
implikasi dalam siklus kehidupannya.
Berdasarkan pikiran dasar, objek forma dan ojek materia, disusunlah tubuh
pengetahuan kebidanan (body of knowledge) yang dikelompokkan menjadi
empat, yaitu:
a. Ilmu dasar → Anatomi, Psikologi, Mikrobiologi dan Parasitologi,
Patofisiologi, Fisika, dan Biokimia.
b. Ilmu-ilmu sosial → Pancasila dan Wawasan nusantara, Bahasa Inggris,
Antopologi, Administrasi dan Kepemimpinan, Pendidikan (prinsip belajar
dan mengajar), Bahasa Indonesia, Sosiologi, Psikologi, Ilmu Komunikasi,
dan Humaniora.
c. Ilmu terapan → Kedokteran, Farmakologi, Epidemiologi, Statistik, Teknik
Kesehatan Dasar, Paradigma Sehat, Ilmu Gizi, Hukum Kesehatan,
Kesehatan Masyarakat, dan Metode Riset.
d. Ilmu kebidanan
• Dasar-dasar kebidanan (perkembangan kebidanan, registrasi dan
organisasi, organisasi profesi dan peran serta fungsi bidan)
• Teori dan model konseptual kebidanan
• Siklus kehidupan wanita
20
• Etika kebidanan
• Pengantar kebidanan profesionalisme (Konsep Kebidanan, Definisi
dan Lingkup Kebidanan, dan Manajemen Kebidanan)
• Teknik dan prosedur kebidanan
• Asuhan kebidanan dalam kaitan kesehatan reproduksi (berdasarkan
siklus kehidupan manusia dan wanita)
• Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan
• Legislasi kebidanan
• Praktik klinik kebidanan
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Istilah paradigma berasal dari bahasa Latin atau dalam bahasa Yunani
paradeigma yang artinya model, pola, contoh.
2. Paradigma kebidanan adalah pandangan hidup/filsafah, dengan kata lain
paradigma digambarkan sebagai pandangan hidup dari suatu disiplin.
3. Komponen paradigma kebidanan adalah manusia, lingkungan, kesehatan
dan kebidanan.
4. Macam-macam asuhan kebidanan meliputi: asuhan mandiri, kolaborasi
dan rujukan yang semuanya itu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
pasien.
5. Bidan dapat melakukan pelayanan/asuhan pada kasus-kasus patologis
sesuai dengan kewenangannya.
6. Tugas bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan pada keluarga
berencana.
3.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis dapat menyampaikan saran-saran, antara lain:
1. Hendaknya kita mengetahui dan memahami pengertian serta makna
paradigma kebidanan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Hendaknya kita memahami komponen-komponen paradigma kebidanan.
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan, hendaknya bidan memahami
tentang manfaat pelayanan mandiri, kolaborasi dan rujukan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Ilyas, Jumiarni. 1993. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam Konteks
Keluarga. Jakarta : Depkes RI.
Sofyan, Mustika Dkk. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI
23