BAB I
PENDAHULUAN
Page 1 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
1.3. SASARAN
Sebagaimana tercantum dalam kerangka acuan kerja, maka uraian mengenai proyek
adalah sebagai berikut:
Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi NTT
Sumber Dana : DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi NTT
Page 2 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
1. Undang-Undang No.7 tahun 2004, Tentang Sumber Daya Air, ataupun pengganti
dan turunannya.
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2008 tentang
Pengolahan Sumber Daya Air.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2008 tentang Dewan
Sumber Daya Air.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 4 Tahun 2015, Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia, Nomor : 54
Tahun 2010, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instansi
Pemerintah.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor : 14/PRT/M/2011, Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan di Laksanakan Sendiri.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor : 2/PRT/M/2010, Tentang Rencana
Strategi Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010 - 2014.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 4/PRT/M/2009 tentang Sistem
Manajemen Mutu Departemen Pekerjaan Umum.
10. Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Nomor : 153/KPTS/D/2008,
Tentang Pembentukan Tim Pengelola Sistem Informasi Sumber Daya Air.
11. Peraturan Menteri Keuangan, Nomor : 94/PMK.02/2013, Tanggal 6 Pebruari
2013, Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara / Lembaga.
12. SE Dirjen SDA, Nomor : 06/SE/D/2013, Tentang Pedoman Penyusunan dan
Penelitian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian / Lembaga ( RKA-KL ) di
Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Page 3 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
1) Jenis Kegiatan
Kegiatan A : Persiapan, Pengumpulan Data (sekunder dan primer)
Kegiatan B : Identifikasi Kerusakan Jaringan Irigasi
Kegiatan C : Perencanaan Detail Desain Kerusakan Jaringan Irigasi
Kegiatan D : Pembuatan Rencana Anggaran Biaya
Kegiatan E : Penyusunan Laporan
Rincian/uraian lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan kerja ini
meliputi kegiatan:
Persiapan personil, alat, administrasi dan pengumpulan data meliputi data hasil-
hasil studi sebelumnya yang pernah dilakukan, dan data pendukung yang
diperlukan.
Page 4 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
3) Produk Perencanaan
Pelengkapnya = (rangkap 5)
Page 5 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1. UMUM
Secara geografis Kabupaten Sumba Barat Daya terletak diantara 9 18' LS - 10 20'
LS dan 118° 55' BT - 120° 23' BT, di mana sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit dengan
hampir 50 persen luas wilayahnya memiliki kemiringan 14° – 40° dan ketinggian dari
permukaan laut berkisar ± 0 hingga 850 MSL (Mean Sea Level).
Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, batas-batas wilayah
administratif Kabupaten Sumba Barat Daya adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Selat Sumba
- Sebelah Timur : Kabupaten Sumba Barat
- Sebelah Selatan : Kabupaten Sumba Barat dan Samudera Hindia
- Sebelah Barat : Samudera Hindia
Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki luas wilayah daratan sebesar 1.445,32
kilometer persegi, meliputi 11 (sebelas) wilayah kecamatan dan masing-masing kecamatan
terbagi lagi dalam desa dan kelurahan, yaitu sebanyak 129 desa dan 2 kelurahan. Luas
wilayah kesebelas kecamatan tersebut adalah:
1. Kecamatan Kodi Bangedo dengan total luas wilayah sebesar 73.22 km2 (5.07%)
2. Kecamatan Kodi Balaghar dengan total luas wilayah sebesar 146.47 km2 (10.01%)
3. Kecamatan Kodi dengan total luas wilayah sebesar 111.86 km2 (7.74%)
4. Kecamatan Kodi Utara dengan total luas wilayah sebesar 243.82 km2 (16.87%)
5. Kecamatan Wewewa Selatan dengan total luas wilayah sebesar 174.34 km2 (12.05%)
6. Kecamatan Wewewa Barat dengan total luas wilayah sebesar 147.34 km2 (10.19%)
7. Kecamatan Wewewa Timur dengan total luas wilayah sebesar 139.88 km2 (9.68%)
8. Kecamatan Wewewa Tengah dengan total luas wilayah sebesar 109.67 km2 (7.59%)
9. Kecamatan Wewewa Utara dengan total luas wilayah sebesar 63.26 km2 (4.38%)
10. Kecamatan Loura dengan total luas wilayah sebesar 138.51 km2 (9.58%)
11. Kecamatan Kota Tambolaka dengan total luas wilayah sebesar 73.22 km2 (6.85%)
Page 6 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Daerah Irigasi Mataliku yang merupakan daerah yang dilakukan Studi Identifikasi
Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) berada pada wilayah Desa Karuni yang terletak di
Kecamatan Loura memiliki luas area persawahan sebesar 464 Ha.
Peta Administrasi Kabupaten Sumba Barat Daya dapat dilihat pada gambar 2.1. dibawah ini
Wilayah topografi Kabupaten Sumba Barat Daya yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Sumba Barat (Induk). Menurut Meizer dan Pfeiffer (1964) membagi dalam 7
jenis topografi, karena pembagiannya sangat sulit untuk diamati maka untuk lebih
mempermudah pengamatan pembagian wilayah topografi dibuat dalam 5 kelompok yaitu:
1. Wilayah gunung ditandai dengan kemiringan yang tinggi, wilayah ini meliputi
Pegunungan Yawila.
2. Wilayah perbukitan ditandai dengan kemiringan yang lebih rendah dari wilayah
gunung.
Page 7 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
3. Wilayah undukan dekat laut ditandai dengan undukan dan jurang yang curam
sepanjang pantai selatan.
4. Wilayah datar yang cukup luas dan dikelilingi bukit seperti dataran Kodi dan
Loura.
5. Wilayah dataran alluvial ditandai dengan dataran yang agak sempit sekitar sungai.
Dataran Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan dataran yang berbukit – bukit
dengan ketinggian dari permukaan laut ditunjukkan dalam Tabel 2.1 berikut:
Daerah Irigasi Mataliku yang menjadi lokasi pekerjaan Studi Identifikasi Angka
Kebutuhan Nyata (Aknop) merupakan bagian dari wilayah Desa Karuni pada Kecamatan
Loura. Kondisi alam wilayah Kecamatan Loura ditandai dengan tingkat kemiringan,
ketinggian, kedalaman dan teksur tanah yang ditunjukkan dalam Tabel 2.2.
Page 8 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Page 9 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
2.3. HIDROKLIMATOLOGI
Kabupaten Sumba Barat Daya secara umum termasuk daerah yang cukup kering
seperti halnya wilayah lain di daratan Sumba. kondisi cuaca dipengaruhi oleh iklim
geotropis dimana pada antara bulan juli – november terjadi musim kemarau akibat
berhembus angin dari wilayah Australia yang tidak mengandung uap air, sedangkan antara
bulan desember – maret dipengaruhi angin dari samudra Pasifik yang mengandung uap air
menyebakan terjadinya hujan. Kondisi seperti ini berganti setiap tahun setelah melewati
masa peralihan pada bulan april – juni dan bulan oktober – november, sehingga hanya 4
bulan (desember – maret) menjadi bulan basah dan 8 bulan merupakan bulan kering.
Keadaan iklim secara umum dapat diketahui berdasarkan data curah hujan yang di dapat dari
stasiun meteorologi di bandara Tambolaka.
Tabel 2.3. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Tahun 2015
Bulan Curah hujan (mm) Hari hujan
Januari 322.8 19
Februari 345.1 16
Maret 165.8 13
April 127.1 10
Mei 39.5 7
Juni 28 5
Juli 0 0
Agustus 0.2 1
September 0.5 1
Oktober 0 0
November 0 0
Desember 350.0 22
Sumber: Pos Meteorologi Bandara Tambolaka
Secara keseluruhan kondisi iklim di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah sebagai berikut:
1. Bulan Mei – November (bulan kering) rata-rata curah hujan < 100 mm
2. Bulan Maret dan April (bulan lembab) rata-rara curah hujan 100-200 mm
3. Bulan Desember – Februari (bulan basah) rata-rata curah hujan >200 mm
Page 10 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Dari segi hidrologi, Mataliku merupakan daerah mata air yang terdapat pada Desa
Karuni. Dari sumber mata air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
Desa Karuni yaitu kebutuhan irigasi dan air minum.
Jumlah penduduk Kecamatan Loura tercatat tahun 2015 adalah 16.838 jiwa dengan
perincian laki-laki sebanyak 8.583 orang dan perempuan berjmulah 8.255 orang. Dilihat
dari luas wilayah Kecamatan Loura maka rata-rata kepadatan penduduk mencapai 121 jiwa
per km2.
Page 11 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Berdasarkan data Statistik Kecamatan Loura Tahun 2014, data penduduk Kecamatan
Loura seluruhnya berjumlah 16838 jiwa yang diperinci menurut jenis kelamin, jumlah
keluarga, rata-rata anggota keluarga, serta luas wilayah dan tingkat kepadatannya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Page 12 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Kecamatan Loura merupakan daerah yang subur dan memiliki potensi yang besar
di bidang pertanian maupun perkebunan. Beberapa komoditi tanaman pangan yang cukup
produktif adalah jagung, ubi kayu, padi sawah, padi ladang, kacang hijau, kacang tanah dan
ubi jalar. Sedangkan di bidang perkebunan komoditi yang menjadi penghasil utama jambu
mete, pinang, kelapa, kopi, kakao, sirih dan jarak pagar.
Tabel 2.6. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan di Kecamatan
Loura Tahun 2015
Rata-rata
No Luas Panen Produksi
Jenis Tanaman Produksi
(Ha) (ton)
(ton/Ha)
1 Padi sawah 660 3.1 2 046.0
2 Padi ladang 193 2.4 163.2
3 Jagung 1 750 3.6 6 300.0
4 Ubi kayu 220 10 2 200.0
5 Ubi Jalar 6 7 42.0
6 Kacang Tanah 10 0.95 9.5
7 Kacang Hijau 171 1.0 171.0
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Barat Daya, 2016
Page 13 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Page 14 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
BAB III
PENDEKATAN TEKNIS DAN METODE
PELAKSANAAN
1) Umum
Dalam Studi Indentifikasi Angka Kebutuhan Nyata (AKNOP) Daerah Irigasi
Mataliku di Kabupaten Sumba Barat Daya ini, secara ringkas cakupan tahapan
kegiatan meliputi sebagai berikut;
Page 15 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Laporan ini memuat rencana kerja, metode kerja dan hambatan yang mungkin
akan timbul. Laporan ini menguraikan secara rinci jadwal kerja konsultan, mulai
Page 16 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
dari pengumpulan data, analisa dan evaluasi, diskusi / presentasi serta selesainya
laporan akhir. Laporan pendahuluan ini harus sudah diserahkan paling lambat 1
(satu) bulan setelah SPMK, laporan ini harus di diskusikan dengan pihak direksi
dan instansi terkait lainnya jika diperlukan.
Laporan ini berisi informasi kegiatan yang sudah dilaksanakan selama 1 (satu)
bulan, kemajuan pekerjaan, masalah yang ada dan rencana kerja untuk bulan
berikutnya.
Laporan ini memuat seluruh perbaikan dan penyempurnaan dari draft laporan
akhir. Laporan akhir ini harus dilengkapi dengan Laporan Ringkasan (Executive
Summary) yang berisikan ringkasan dan kesimpulan penting pekerjaan (rangkap
5).
Seluruh laporan, gambar dan perhitungan disimpan dalam bentuk file dan dicopy
dalam external harddisk dan diserahkan kepada Pengguna Jasa.
Page 17 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Lingkup pekerjaan
Page 18 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Rencana Kerja
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal Penugasan Personil
Jadwal Penggunaan Peralatan
Page 19 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan “Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop)
Daerah Irigasi Mataliku”
Page 20 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Page 21 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
4. Elaborasi Teknik
Proses ini adalah upaya mencari penyebab dan jalan keluar menurunnya fungsi
suatu bangunan pengairan, yang berupa upaya:
Page 22 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Page 23 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
disimpan kembali. .
Catatan: *) Jika hasil re-kalkir gambar lama - kualitasnya kurang baik (tidak
jelas terbaca) maka perlu di gambar ulang. Atau jika gambar lama
yang tersedia berupa cetakan (blue-print) maka perlu digambar
ulang.
Diatas kalkir yang baru inilah perencanaan rehabilitasi dilakukan sehingga
perencanaan rehabilitasi bisa dijelaskan sebagai berikut:
1) Pengukuran situasi 1 : 5000 / 1 : 2000 sejauh gambar pengukuran situasi
lama tersedia tidak ada perubahan situasi di lapangan dan setelah
dilakukan inspeksi lapangan ternyata gambar situasi lama masih cocok;
maka sebaiknya tidak dilakukan pekerjaan pengukuran situasi. Sehingga
pekerjaan pengukuran situasi hanya dilakukan dalam hal:
Page 24 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
trase.
3) Pengukuran situasi daerah irigasi; pengukuran ini tidak perlu dilakukan,
kecuali kalau dilakukan perubahan total daerah irigasi; pemindahan lokasi
daerah irigasi baru pada lokasi diluar pengukuran lama atau pada lokasi di
dalam pengukuran lama tetapi ada perubahan regime sungai. Pengukuran
kedl tambahan mungkin perlu dilakukan kalau ada perbaikan parsial pada
daerah irigasi dan lain sebagainya.
4) Pengukuran situasi bangunan; pengukuran ini hanya dilakukan untuk
bangunan yang akan diperbaiki. Bangunan yang masih baik dan tidak
diperbaiki tidak perlu diukur.
5) Penggambaran; hasil pengukuran digambar pada kertas re-kalkir gambar
pengukuran lama. Demikian juga gambar perencanaan dilakukan pada
kertas yang sama, sehingga perlu dilakukan penggambaran ulang.
2) Gambar lama tidak tersedia (hilang)
Mengingat gambar lama tidak ditemukan, maka kita kehilangan bahan dasar
untuk perbaikan perencanaan rehabilitasi. Tidak ada jalan lain kecuali melakukan
pengukuran dan penggambaran ulang secara komplit dan menyeluruh, dengan
berpedoman pada sistim jaringan yang telah ada.
Page 25 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
dibuat catatan tentang kondisi dan dimensi saluran. Apabila terdapat kerusakan
pada saluran, dibuat usulan perbaikan termasuk volume perbaikannya dan
rekomendasi pemanfaatannya dalam sistem yang baru.
Kegiatan inventarisasi bangunan dilakukan dengan meninjau setiap bangunan
yang ada, membuat catatan tentang nama, kondisi dan dimensi bangunan.
Kemudian dibuat usulan perbaikan bila perlu, dan membuat rekomendasi tentang
pemanfaatannya pada sistem yang baru.
Semua hasil inventarisasi ini dibuatkan sketsa gambar lengkap dengan dimensi
dan elevasinya, dan dituangkan dalam suatu format yang telah mendapat
persetujuan dari pihak direksi pekerjaan. Penyajian ini harus dicantumkan posisi
bangunan dalam sistem, dilengkapi dengan foto dan catatan-catan lain yang
diperlukan.
Semua kegiatan inventarisasi kerusakan akan dibuat dalam laporan survey
kerusakan, sebagai data utama untuk program operasi dan pemeliharaan daerah
irigasi.
Page 26 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
3.2.3. PELAPORAN
1. Laporan Rencana Mutu Kontrak
Laporan berupa hasil informasi proyek, organisasi kerja, kegiatan pekerjaan, jenis
dan frekuensi uji yang diperlukan, metode/prosedur pelaksanaan kegiatan pekerjaan
dari persiapan sampai dengan pekerjaan selesai. Laporan Rencana Mutu Kontrak ini
dibuat dalam 3 (tiga) rangkap.
3. Laporan Bulanan
Laporan ini berisi informasi mobilisasi tenaga dan peralatan, kemajuan pekerjaan,
masalah yang ada dan rencana kerja untuk bulan berikutnya. Laporan bulanan ini
dibuat dalarn 3 (tiga) rangkap untuk setiap bulannya.
Page 27 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
7. Gambar Perencanaan
Selain laporan seperti tersebut diatas pihak konsultan juga harus menyerahkan kalkir
satu set dan cetakan gambar dari bangunan lainnya lengkap dalam ukuran A3
masing-masing sebanyak 3 (tiga) set yang dijilid rapi dan mudah dimengerti.
8. Dokumentasi
Dokumentasi file seluruh laporan dan gambar ke HD external 1 set.
Sesuai dengan lingkup pekerjaan dan kualifi-kasi tenaga ahli yang ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kerja, maka dalam pelaksanaan pekerjaan Studi Identifikasi Angka
Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku di Kabupaten Sumba Barat Daya
akan melibatkan sejumlah tenaga ahli dari beberapa disiplin ilmu yang seluruhnya akan
merupakan suatu kesatuan kerja dalam organisasi pelaksanaan.
Organisasi pelaksanaan diperlukan untuk memperlancar jalannya pekerjaan karena
adanya koordinasi diantara Tenaga Ahli (Tenaga Profesional) dan Tenaga Pendukung pada
masing-masing kegiatan serta menunjukkan hubungan kerja antara Tim Pelaksana
Konsultan dengan Direksi Pekerjaan sebagai wakil dari Kepala Satuan Kerja.
Page 28 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Page 29 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
KETUA TIM
Juru Gambar
Juru Ukur
Pengendalian Bidang OP SDA
dan Irigasi
Direksi Pekerjaan
TENAGA PENDUKUNG
Keterangan : Administrasi (2 org), Pesuruh (1 orang), Tenaga Lokal Pengukuran (8
Garis perintah/instruksi orang)
Garis koordinasi
Gambar 3.2. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Page 30 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
BAB IV
RENCANA WAKTU PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Page 31 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing Tenaga Ahli,
maka dengan mengacu kepada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Daftar Man-Month
(MM), maka alokasi waktu bagi setiap personil untuk melaksanakan pekerjaan Studi
Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku di
Kabutapen Sumba Barat Daya dapat dijelaskan dalam bentuk “Jadwal Penugasan
Tenaga Ahli” (Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.) terlampir di halaman berikutnya
Page 32 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Page 33 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
Page 34 of 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Identifikasi Angka Kebutuhan Nyata (Aknop) Daerah Irigasi Mataliku
BAB V
PENUTUP
Konsultan Perencana
Page 35 of 35