Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjenguk orang sakit merupakan tumpuan pendukung kita untuk hidup sosial.
Selain itu limpahan rahmat Allah Swt., yang sangat luas untuk kita. Namun sayangnya
banyak sekali orang yang tidak menghiraukan hal ini. Bahkan mereka mau menjenguk
jika yang sakit tersebut mengetahui kedatangannya.
Sebagain besar orang sudah mengetahui begitu utamanya menjenguk orang sakit
namun mereka tidak paham dengan adab-adab menjenguk orang sakit sehingganya
banyak orang sakit saat dijenguk merasa kurang nyaman dengan kedatangannya.
Untuk itu penulis membuat makalah ini selain memenuhi tugas dan nilai
matakuliah juga berharap agar dapat dimengerti oleh pembaca dan audiens saat makalah
ini kami persentasikan.
B. Rumusan Masalah
Menilik uraian yang tertera diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya rumusan
masalah yang dapat diambil yaitu “Apa keutamaan, adab dan Manfaat yang dapat
diambil saat menjenguk orang sakit?”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Apa keutamaan,
adab dan Manfaat yang dapat diambil saat menjenguk orang sakit”
BAB II
PEMBAHASAN
MENJENGUK ORANG SAKIT
A. Keutamaan Ketika Menjenguk Orang Sakit
Atsar-atsar yang menyebutkan keutamaanya sangatlah banyak, kami akan
sebutkan di antaranya hadist yang diriwayatkan dari Tsauban r.a, Rasulullassh saw. Ia
berkata, “Rasulullah saw. Bersabda :

‫ضاً لعرم يععزرل جفيِ خخررفعجة ارلعجنتجة عحتتىَّ يعررججعع‬


‫عمرن ععاًعد عمجرري ض‬
“Barangsiapa yang menjenguk orang sakit maka ia senantiasa berada di taman kurma
surga hingga ia kembali” (HR. Muslim no. 2568, Ahmad no. 21886, dan at-Tirmidzi no.
967)
Dan dari jabir bin ‘Abdillah r.a bahwa ia berkata, “Aku mendengar Nabi saw.
bersabda,’Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit niscaya ia berada dalam naungan
rahmat hingga apabila ia tetap duduk di dalamnya (HR. Bukhari dalam al-adabul Mufrad
(no. 522))

ً‫ِ عحتتىَّ إجعذا قععععد اجرستعقعتر فجريعها‬،‫ض جفيِ التررحعمجة‬ ‫عمرن ععاًعد عمجرري ض‬
‫ضاً عخاً ع‬
Dan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya
Allah swt., berfirman dihari kiamat, ‘Wahai anak Adam, Aku sakit dan kalian tidak
menjengukku.’Anak Adam berkata, ‘Ya Rabb, bagaimana kami menjenguk-Mu
sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?’ Allah berfirman, ‘Tidakkah engkau tahu
bahwa hamba-Ku fulan sakit dan engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu
kalau saja engkau akan mendapati-Ku berada di sisinya?’(HR. Muslim no. 2569, Ahmad
no. 8989).

ً‫ عيا‬:‫ عقاًعل‬.ِ‫ت فعلعرم تعخعردنجري‬‫ض خ‬‫ِ عمجر ر‬،‫ عياً اربعن آعدعم‬:‫اع ععتز عوعجتل يعخقوخل يعروعم ارلقجعياًعمجة‬ ‫إجتن ت‬

‫ي فخلعضناً عمجر ع‬
‫ض‬ ‫ت أعتن ععربجد ر‬ ‫ أععماً ععلجرم ع‬:‫ب ارلععاًلعجمريعن؟َ عقاًعل‬
َ‫ت عر ب‬‫ك عوأعرن ع‬
‫ف أعخعروخد ع‬
‫ِ عكري ع‬،‫ب‬
‫عر ب‬
‫ت أعنت ع‬
‫ك لعرو خعردتعهخ لععوعجردتعنجريِ جعرنعدهخ‬ ‫ِ أععماً ععلجرم ع‬،‫فعلعرم تعخعردخه‬
Selanjurnya Rasulullah Saw juga pernah bersabda :
Dan Ali r.a, Ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, ‘Barang siapa
yang mendatangi saudaranya yang muslim untuk menjenguknya, maka ia berjalan
dikebun surga hingga ia duduk, niscaya rahmat Allah akan meliputinya. Dan apabila ia
menjenguk di waktu pagi niscaya tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga sore.
Dan apabila ia menjenguk diwaktu sore maka tujuh puluh malaikat akan mendoakannya
hingga pagi. (HR. Ahmad no.756, Abu Daud no.3098, Ibnu Majjah no. 1442)

ً‫ عيا‬:‫ عقاًعل‬.ِ‫ت فعلعرم تعخعردنجري‬‫ض خ‬‫ِ عمجر ر‬،‫ عياً اربعن آعدعم‬:‫اع ععتز عوعجتل يعخقوخل يعروعم ارلقجعياًعمجة‬ ‫إجتن ت‬

‫ي فخلعضناً عمجر ع‬
‫ض‬ ‫ت أعتن ععربجد ر‬ ‫ أععماً ععلجرم ع‬:‫ب ارلععاًلعجمريعن؟َ عقاًعل‬
َ‫ت عر ب‬‫ك عوأعرن ع‬
‫ف أعخعروخد ع‬
‫ِ عكري ع‬،‫ب‬
‫عر ب‬
‫ت أعنت ع‬
‫ك لعرو خعردتعهخ لععوعجردتعنجريِ جعرنعدهخ‬ ‫ِ أععماً ععلجرم ع‬،‫فعلعرم تعخعردخه‬
Dalam mengunjungi orang sakit terkadang beberapa manfaat lain selain apa yang
telah disebutkan, diantaranya membersihkan hati orang yang sedang sakit, memeriksa
kebutuhan-kebutuhannya, mengambil nasihat (pelajaran) dari musibah yang
menimpanya. Demikian yang dikatakan oleh Ibnul Jauzi. Beri kekuatan padanya untuk
selalu sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa, arahkan ia jangan sampai
berkiprah tentang mati tapi lebih kepada pertaubatan diri dan beri motivasi agar ia tetap
optimis dalam menghadapi sakitnya, dengan lontaran doa dan berusaha untuk sembuh.

B. Adab-Adab Menjenguk Orang Sakit


a) Kunjungan Wanita kepada Laki-laki yang Sakit
Mengunjungi laki-laki yang sakit dibolehkan bagi wanita diperbolehkan meski ia
bukan mahramnya, dengan syarat aman dan tidak terjadi fitnah adanya hijab dan tidak
memanfaatkan waktu berdua-duaan. Jika syarat-syarat tersebut dapat dijaga maka
diperbolehkan bagi wanita menjenguk laki-laki yang sakit begitupun sebaliknya.

b) Menjenguk Orang Musyrik yang Sakit


Menjenguk orang kafir diperbolehkan kepada muslim seperti yang tertera pada
riwayat Nabi Saw., dari Anas r.a berkata : Ada seorang pemuda Yahudi yang biasa
melayani Nabi saw., kemuadian ia sakit, maka datanglah Nabi saw., untuk menjenguknya
lantas beliau duduk didekat kepalanya seraya bersabda :”Islamlah”. Ia melihat ayahnya
yang berada disitu juga, kemudian ayahnya berkata : “Patuhilah/ikutilah Abdul Qasim”.
Maka iapun masuk Islam. Kemudian Nabi saw., keluar sambil
mengucapkan :”Alhamdulillahil ladzi anqadzu minannaar” (Segala Puji bagi Allah
yang telah menyelamatkannya dari api neraka)”. (HR. Bukhari)

c) Waktu Menjenguk Orang Sakit


Tidak ada nash-nash yang menjelaskan waktu tertentu untuk menjenguk orang
yang tertentu untuk menjenguk orang yang sakit dan menziarahinya. Maka selama
perkaranya seperti ini, dibolehkan menziarahi orang sakit kapanpun, baik malam atau
siang selama tidak ada hal yang memberatkan mereka. Karena diantara hikmah dari
menjenguk adalah meringankan penderitaan orang yang sakit tersebut dan menyenangkan
hatinya, bukan memberatkannya.

d) Meringankan Orang Sakit Dan Posisi Duduk Ketika Menjenguk


Orang yang menjenguk jangan terlalu lama duduk dan diam disisi orang yang
sakit, karena ia tersibukkan oleh rasa lapar dan sakitnya. Dan penjenguk orang sakit yang
diam dalam waktu lama akan memberatkan orang sakit tersebut, bahkan terkadang
menambah sakitnya. Oleh karena itu di antara perkara yang baik ketika menjenguk orang
sakit adalah meringankannya.

e) Menangis Ketika Sakit


‘Abdulllah bin Umar r.a meriwayatkan, ia berkata,”Sa’ad bin ‘Ubadah menderita
suatu penyakit, kemudian Nabi Saw menjenguknya bersama bersama ‘Abdurrahman bin
‘Auf, Sa’ad bin ‘Ubadah beliau mendapatinya sedang dikerumuni keluarganya. Beliau
bertanya, ‘Apakah ia telah wafat?’ Merekapun menjawab,”Tidak wahai Rasulullah.’
Maka Nabi saw., pun menangis, merekapun ikut menangis. Nabi saw.,

‫اع عل يخعؤاجخخذ عععلىَّ عدرمجع ارلععريجن عوعل عععلىَّ خحرزجن ارلقعرل ج‬


َّ‫ب عولعجكللرن يخعؤاجخللخذ ععلعللى‬ ‫إتن ت‬
‫هععذا أعرو يعررعحخم عوأععشاًعر بجيعجدجه إعلىَّ لجعساًنججه‬
‘Tidakkah kalian mendengar bahwa Allah tidak akan mengazab karena tetesan
air mata dan tidak pula dengan kesedihan hati, akan tetapi Allah akan mengazab karena
ini, beliau mengisyaratkan kepada lisannya atau Allah akan merahmati. Dan
sesungguhnya mayyit akan diazab karena tangisan (ratapan) keluarganya atas
kematiannya. (HR. AL-Bukhari(no. 5667) Muslim (no. 2571))
Hadit ini menunjukkan bolehnya menangis disisi orang sakit, terlebih lagi disisi
mayit, akan tetapi tangisan itu tidak disertai jeritan histeris, karena Nabi Saw.,telah
melarang ratapan.

f) Meletakkan Tangan diatas Tubuh Orang yang Sakit


Orang yang menjenguk disunnahkannya diatas jasad orang yang sakit dan
mendoakannya sebagai bentuk meneladani Nabi kita. Terkadang meletakkan tangan ini
memiliki pengaruh dalam meringankan rasa sakit atau (bahkan) menghilangkannya
secara keseluruhan, akan tetapi hal tersebut tidak diharuskan karena tidak ada nash-nash
khusus dalam masalah ini.

C. Doa yang diucapkan disisi Orang yang Sakit


Saat menjenguk orang sakit ucapkanlah sesuatu perkataan yang baik-baik, karena
malaikat mengaminkan setiap apa yang kita ucapkan. Seperti yang dijelaskan dalam
hadits Ummu Salamah r.a, ia berkata,”Rasulullah saw. bersabda, ‘Apabila Abu Salamah
telah meninggal.’Nabi Saw bersabda ’Ucapkanlah :
‘Ya Allah, berikanlah ampunan untukku dan untuknya, dan berilah aku balasan
dari musibahku dengan balasan yang baik.’
Ummu Salamah berkata, “Aku berkata,’Maka Allah memberiku balasan dengan
suami yang lebih baik bagiku darinya, yaitu Muhammad Saw.
Orang yang menjenguk disunnahkan mendoakan orang yang sakit dengan rahmat,
ampunan, dibersihkan dari dosa-dosa, serta mendoakan keselamatan dan kesehatan. Nabi
telah mengajarkan beberapa doa hendaklah orang yang menjenguk berdoa dengan doa
tersebu, karena doa-doa tersebut bersumber dari al-ma’shum (orang yang terpelihara dari
dosa dan kesalahan) yang telah diberi jawami’ul kalim (kalimat yang ringkas lagi penuh
hikmah), yang tidak berucap dari hawa nafsu, melainkan hanyalah berupa wahyu yang
diturunkan kepadanya.
Diantara do’a-do’a beliau adalah :
a. Mengucapkan :

‫علبعرؤ س طعهخرو رر إجرن ع‬


...‫شعءا‬
“(Sakitmu ini) tidak apa-apa, mudah-mudahan dapat mensucikan insyaAllah.”
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a , bahwa Nabi saw masuk ke rumah seorang
Arab Badui untuk menjenguknya. Ibnu ‘Abbas berkata, “Apabila Nabi Saw., mendatangi
rumah orang yang sakit untuk menjenguknya, beliau berkata, La ba’sa thahuur insya
Allah, (sakitmu ini tidak apa-apa, mudah-mudahan dapat mensucikanmu dari dosa, insya
Allah. Maka Nabi Saw., berkata kepadanya, La ba’sa thahuur insyaAllah.’ (Sakitmu ini
tidak apa-apa, mudah-mudahan mensucikanmu dari dosa, insyaAllah). Arab Badui itu
berkata, ‘Engkau mengatakan dapat mensucikan ? Sekali-kali tidak, bahkan dia adalah
demam yang ditakuti atau yang bergejolak atas orang yang tua renta, dan membuatnya
diusung kekubur.’Maka Nabi Saw., berkata,’Alangkah baiknya jika demikian.
Ucapan beliau,”(Sakitmu ini) tidak apa-apa,” maknanya bahwa sakitnya itu akan
menggugurkan dosa dan kesalahan, maka apabila ia memperoleh kesehatan berarti ia
telah mendapat faidah. Dan jika tidak, maka ia dapat pahala pengguguran dosa.
Dan ucapan beliau,”Mudah-mudahan dapat mensucikanmu dari dosa,”
berkedudukan sebagai khabar dari mubtada’ mahdzuf, yaitu sakit yang mensucikanmu
dari dosa-dosamu, yakni sebagai penyuci. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu hajar
Diantara faidah dari hadits ini, hendaklah orang yang sakit menerima doa
kebaikan dari orang lain untuknya. Jangan sampai ia menggerutu dengan doa mereka
untuk mensucikannya dari dosa-dosanya sebagaimana orang arab Badui yang disebutkan
dalam hadist diatas.
b. Mengucapkan

‫اتللهخعم ا ر‬
‫فخلعنعاً ض‬....‫ش‬
“Ya Allah sembuhkanlah ...Fulan.” Satu kali atau tiga kali.
Doa ini tercantum dalam hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad bin Waqqash ketika ia sakit
dan Rasulullah Saw., menjenguknya. Dalam hadits tersebut disebutkan, “Kemudian Nabi
meletakkan tangannya diatas keningnya lalu mengusapkan tangannya diatas wajah dan
perutku, kemudian beliau berdo’a, ‘Ya Allah, sembuhkanlah Sa’ad...”
Ibnu Jauzi berkata,”Doa beliau, ‘Ya Allah sembuhkanlah Sa’ad’ merupakan dalil
disunnahkannya mendoakan kesehatan (kesembuhan) untuk orang yang sakit”
c. Mengucapkan

‫ب ارلععرر ش‬ ‫أعرساً عخل ا ارلععجظريجم عر ت‬


‫ب العععجظجم عر ب‬
“Aku memohon kepada Allah yang Mahaagung Penguasa ‘Arsy yang agung agar
berkenan menyembuhkanmu.” Diucapkan tujuh kali.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a dari Nabi saw., beliau bersabda,
“Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang ajalnya belum tiba dan mengucapkan di
sisinya sebanyak tujuh kali,’As’alullahal ‘azhiim, Rabbal ‘Arsyil ‘azhim an yasyfiyaka,’
niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut.”
d. Mengucapkan :

‫أعرويعرمجشيِ لع ع‬
‫ك أجعلىَّ عجعناًعزةة‬
“Atau berjalan karena-Mu menuju jenazah (yang akan dikubur)”.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar r.a, ia berkata, “Nabi Saw., bersabda ‘Apabila
seseorang menjenguk orang sakit, hendaklah ia mengucapkan, ‘Allahhumma isyfi
‘abdaka yanka’u laka adduwwan wa yamsyi laka ilash shalaah.”

D. Hukum Menjenguk Orang Sakit


Menjenguk orang sakit diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam. Al Bara bin Azib radhiyallahu anhu meriwayatkan,

‫اخلل ععلعريللجه عوعسللتعم بجعسلربةع عونععهاًعنلاً ععلرن عسلربةع أععمعرعنلاً جباًتببعللاً ج‬


‫ع‬ ‫أععمعرعناً النتبجبَيِ ع‬
‫صللتلىَّ ت‬
‫ظلخللوجم عوإجربللعراجر ارلقععسللجم عوعربد‬ ‫صللجر ارلعم ر‬
‫ض عوإجعجاًبعللجة الللتداجعيِ عونع ر‬ ‫ارلعجعناًئججز عوجععياًعدجة ارلعمجريلل ج‬
[‫س « ]أخرجه البخاًري و مسلم‬ ‫ت ارلععاًجط ج‬‫التسعلجم عوتعرشجمي ج‬
“Nabi menyuruh kita tujuh hal dan melarang kita tujuh hal. Beliau menyuruh kita
untuk mengantarkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong
orang yang teraniaya, melaksanakn sumpah, menjawab salam, dan mendoakan orang
yang bersin. Dan beliau melarang kita memakai wadah (bejana) dari perak, cincin emas,
kain sutera, dibaj (sutera halus), qasiy (sutera kasar), dan istibraq (sutera tebal). (Bukhari
no.1239; Muslim no.2066)
Hadits-hadits yang memerintahkan kita untuk menjenguk orang sakit, membuat
Imam Bukhari membuat “bab Wujubi ‘Iyadatil-Maridh” (Bab Kewajiban Menjenguk
Orang Sakit) di dalam kitab shahih nya.
Imam Ath Thabari menekankan bahwa menjenguk orang sakit merupakan
kewajiban bagi orang yang diharapkan berkah (dari Allah datang lewat diri) nya,
disunnahkan bagi orang yang memelihara kondisinya, dan mubah bagi mereka.
Imam Nawawi mengutip kesepakatan ulama bahwa menjenguk orang sakit
hukumnya bukan wajib, yakni fardu ‘ain, (melainkan fardu kifayah).

F. Manfaat Menjenguk Orang Sakit


Selain mendapat keutamaan sebagaimana hadits-hadits yang disebutkan diatas,
menjenguk orang sakit memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
Menjenguk orang sakit berpotensi memberi perasaan dan kesan kepadanya bahwa
ia diperhatikan orang-orang disekitarnya, dicintai, dan diharapkan segera sembuh dari
sakitnya. Hal ini dapat menentramkan hati si sakit.
Menjenguk orang sakit dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan sugesti dari
pasien; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk melawan sakit
yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk sembuh.
1) mencari tahu apa yang diperlukan si sakit.
2) mengambil pelajaran dari penderitaan yang dialami si sakit.
3) mendoakan si sakit
4) melakukan ruqyah (membaca ayat-ayat tertentu dari Al Quran) yang syar’i.
5) Menjenguk tanpa Mempertimbangkan Penyakit dan Usianya
Anjuran menjenguk orang sakit sangatlah diutamakan. Hingga dalam keadaan
tertentu menjadi wajib tanpa melihat seberapa sakit yang dirasakan, apakah tergolong
parah atau ringan. Hal ini sudah mulai pudar di antara kita, bahkan seringkali sebagian
dari kita hanya merasa perlu menjenguk teman, saudara, atau kenalan yang sakit; jika
sudah masuk rumah sakit. Sekian lama terbaring di rumah, hanya sedikit yang
menjenguknya. Terlebih jika sakit itu tergolong penyakit yang ringan. Padahal, Nabi
saw., menjenguk salah seorang sahabatnya yang ‘hanya’ sakit mata. Sakit mata biasa,
bukan sejenis kebutaan atau penyakit mata berat lainnya!
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, ‘mengenai menjenguk orang yang sakit mata,
bahkan sudah ada hadits khusus yang membicarakannya, yaitu hadits Zaid bin Arqam, dia
menceritakan, ‘Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjenguk saya karena saya sakit
mata.

G. Hikmah menjenguk Orang Sakit


Hikmah dalam hal menjenguk kerabat yang sedang sakit salah satunya ialah
menggapai doa 70.000 malaikat, Rasulullah bersabda,

‫س‬ ‫إجعذا ععاًعد الترخجخل أععخاًهخ ارلخمرسلجعم عمعشىَّ فجريِ جخعرافعجة ارلعجنتجة عحتتىَّ يعرجلج ع‬
‫س فعللإ جعذا عجلعلل ع‬
‫ِ عوإجرن‬،ِ‫ك عحتتللىَّ يخرمجسللعي‬ ‫صتلىَّ ععلعريجه عسربخعروعن أعرل ع‬
‫ف عملع ة‬ ‫ِ فعإ جرن عكاًعن خغردعوةض ع‬،‫عغعمعررتهخ التررحعمخة‬
‫ك عحتتىَّ يخ ر‬
‫صبجعح‬ ‫صتلىَّ ععلعريجه عسربخعروعن أعرل ع‬
‫ف عملع ة‬ ‫عكاًعن عمعساًضء ع‬
“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lainnya pada pagi hari,
kecuali 70.000 malaikat akan bershalawat untuknya hingga sore hari. Jika dia
menjenguknya di sore hari, maka 70.000 malaikat akan bershalawat untuknya hingga
pagi. Dan dia akan mendapatkan kebun yang penuh berisi buah-buahan di surga kelak.”
(HR. At-Tirmizi)
Adapun maksud shalawat disini ialah didoakan oleh para malaikat.
"Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu
tubuh. Apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan
merasakan panas dan demam." (HR. Muslim)
ketika kita dalam sakit sebenarnya menjadi salah satu jalan untuk semakin
merenenungi kekuasaan Allah SWT. Menambah keimanan dan ketawakalan kepada-
Nya.
Apabila sakit tersebut diterima dengan sabar dan tawakal akan menjadi salah satu
penyebab diampuni dosa-dosa. Sebagaimana dalam salah satu hadits diceritakan bahwa
pada suatu waktu Rasulullah SAW. menjenguk Salman Al-Farisi RA. yang tengah
berbaring sakit di rumahnya. Kemudian Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu di kala sakit. Engkau
sedang mendapat peringatan dari Allah SWT., doamu dikabulkan-Nya, dan penyakit yang
menimpamu akan menghapuskan dosa-dosa-mu."
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja menjenguk orang sakit atau mengunjungi
saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Engkau adalah orang yang baik,
langkahmu adalah langkah yang baik, dan engkau telah mendapatkan suatu posisi di
surga’ “(HR.Tirmidzi, dari Abu Hurairah r.a)

H. Hal hal yang perlu dilakukan orang menghadapi orang yang akan meninggal

Kematian adalah suatu hal yang pasti akan di alami oleh setiap mahluk yang bernyawa
termasuk manusaia.Tak akan ada manusia yang dapat menghindar dari yang namanya
kematian. mau berlari sejauh apapun ataupun bersembunyi di manapun.. atau bahkan
berlindung di balik benteng yang sangat kuat sekalipun... kematian akan tetap datang
menghampiri kita.

apakah kematian itu..? kematian adalah keluarnya Ruh dari jasad atau badan.Menurut
riwayat proses keluarnya ruh dari jasad rasanya sangat sakit sekali
seperi di tusuk 100 pedang. ada juga riwayat yang mengatakan rasanya seperti Domba
yang di kuliti hidup - hidup.
begitu sakit dan menderitanya orang yang sedang mengalami sakaratul maut... .oleh
karena itu sebagai muslim kita di ajarkan beberapa hal yang di lakukan dalam
menghadapi kerabat,saudara,bapak atau ibu kita atau siapa saja yang sakaratul maut, di
antaranya :

1.Membisik kan atau menalkin dengan kalimat tauhid ( la ilaha illallah )


kenapa kita perlu membisikkan atau menuntun orang yang mengalami sakaratul maut
dengan kalimat tauhid? supaya yang bersangkutan dapat meniru mengucapkan dan
menjadikan kalimat tauhid sebagai kalimat terahirnya.
dan mendapat kematian yang khusnul khotimah.,sesuai hadits nabi " Man akhiruhu
Lailaha illallah Dakholal jannah "yang artinya " barang siapa yang kalimat terahir yang
dia ucapkan la ilaha illah maka masuk surga"
seperti kita ketahui kematian itu ada 2 macam :
> Khusnul khotimah :
yaitu kematian yang bagus atau baik,yang di ridha i oleh Allah SWT dan insya Allah akan
di masukkan surganya Allah Subhanahu wataala.
Lalu apakah Tanda - tanda dari kematian khusnul khatimah itu..? yaitu kematian yang
datang saat seseorang melakukan kebaikan contoh : sedang sholat, sedang mengaji,
sedang berjuang di jalan Allah dll
> suul khatimah :
yaitu kematian yang buruk, yaitu kematian yang datang saat seseorang melakukan
keburukan, kejahatan atau dosa, contoh: sedang minum minuman keras, zina, merampok
dll

2.Membacakan Surat YASIN.


kenapa perlu di bacakan surah yasin..? saudaraku .. di atas sudah saya jelaskan betapa
sakit dan menderitanya orang yang sedang menghadapi kematian.ada yang proses nya
lama sekali seperti Ruh itu di tarik di masukkan lagi ( di tarik ulur)sampai berhari -hari
sampai2 kita yang melihatnya tidak tega ,dan ada yang prosesnya cepat.
fungsi Surat yasin adalah supaya di berikan kemudahan dan meringankan Rasa sakit yang
di alami oleh orang yang sedang sakaratul maut.sebagaimana sabda Nabi Muhammad
SAW " irhamu mautakum bi tilawatil Qur'an " yang artinya" Kasihanilah Orang yang
sedang sakaratul maut dengan bacaan Al qur'an ".

3.Menutup matanya jika sudah meninggal dalam ke adaan mata terbuka.


Saudaraku.. Marilah kita senantiasa berdoa semoga kita di mudahkan dalam proses
sakaratul maut.. di hindarkan dari fitnah dunia,, dan dosa yang dapat menyeret kita jatuh
ke dalam murka dan siksa Allah SWT.. seperti doa yang sering di anjurkan oleh
Rasulullah
" Allahumma hawwin alaina fi sakaratil maut,.. wanajata minannar.. "
I. HAL-HAL YANG DIKERJAKAN SETELAH SESEORANG MENINGGAL DUNIA
1. Disunnahkan untuk menutup kedua matanya.
Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menutup kedua mata Abu
Salamah Radhiyallahu 'anhu ketika dia meninggal dunia. Beliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:

َ‫صنر فملم تمقنلوُلنلوُا إئلن مخليررا فمإ ئنن اللممملئئمكةم ينمؤممننوُمن معملىَ مما‬ ‫إئنن الرروُّمح إئمذا قنبئ م‬
‫ض تمبئمعهن اللبم م‬
‫تمنقوُنلوُمن‬

Sesungguhnya ruh apabila telah dicabut, akan diikuti oleh pandangan mata, maka
janganlah kalian berkata kecuali dengan perkataan yang baik, karena malaikat akan
mengamini dari apa yang kalian ucapkan.
[HR Muslim].

2. Disunnahkan untuk menutup seluruh tubuhnya, setelah dilepaskan dari


pakaiannya yang semula. Hal ini supaya tidak terbuka auratnya. Dari
Aisyah Radhiyallahu a'nha, beliau berkata:

‫سلنمم ئحيمن تننوُفممي ن‬


‫سمجمي بئبنلرةد ئحبممرةة‬ ‫صنلىَ ن‬
‫ان معلمليئه موُّ م‬ ‫أمنن مر ن‬
‫سوُمل ن‬
‫ائ م‬
Dahulu ketika Rasulullah meninggal dunia ditutup tubuhnya dengan burdah habirah
(pakaian selimut yang bergaris).
[Muttafaqun 'alaih].

Kecuali bagi orang yang mati dalam keadaan ihram,maka tidak ditutup kepala dan
wajahnya.

3. Bersegera untuk mengurus jenazahnya.


Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
‫ظلهمرانملي أملهلئئه‬ ‫سلئةم أملن تنلحبم م‬
‫س بمليمن م‬ ‫مل يملنبمئغي لئئجيفمئة نم ل‬
Tidak pantas bagi mayat seorang muslim untuk ditahan di antara keluarganya.
[HR Abu Dawud].

Karena hal ini akan mencegah mayat tersebut dari adanya perubahan di dalam
tubuhnya. Imam Ahmadrahimahullah berkata: "Kehormatan seorang muslim adalah
untuk disegerakan jenazahnya." Dan tidak mengapa untuk menunggu diantara kerabatnya
yang dekat apabila tidak dikhawatirkan akan terjadi perubahan dari tubuh mayit.

Hal ini dikecualikan apabila seseorang mati mendadak, maka diharuskan menunggu
terlebih dahulu, karena ada kemungkinan dia hanya pingsan (mati suri). Terlebih pada
zaman dahulu, ketika ilmu kedokteran belum maju seperti sekarang. Pengecualian ini,
sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama. [Lihat Asy Syarhul Mumti' (5/330), Al
Mughni (3/367)].

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: "Jika ada orang yang bertanya, bagaimana
kita menjawab dari apa yang dikerjakan oleh para sahabat, mereka mengubur Nabi pada
hari Rabu, padahal Beliau meninggal pada hari Senin? Maka jawabnya sebagai berikut:
Hal ini disebabkan untuk menunjuk Khalifah setelah Beliau. Karena Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pemimpin yang pertama telah
meninggal dunia, maka kita tidak mengubur Beliau hingga ada Khalifah sesudahnya. Hal
ini yang mendorong mereka untuk menentukan Khalifah. Dan ketika Abu Bakar dibai’at,
mereka bersegera mengurus dan mengubur jenazah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, jika seorang Khalifah (Pemimpin) meninggal dunia dan belum ditunjuk
orang yang menggantikannya, maka tidak mengapa untuk diakhirkan pengurusan
jenazahnya hingga ada Khalifah sesudahnya.” [Asy Syarhul Mumti' 5/333].

4. Diperbolehkan untuk menyampaikan kepada orang lain tentang berita


kematiannya.
Dengan tujuan untuk bersegera mengurusnya, menghadiri janazahnya dan untuk
menyalatkan serta mendo’akannya. Akan tetapi, apabila diumumkan untuk menghitung
dan menyebut-nyebut kebaikannya, maka ini termasuk na'yu (pemberitaan) yang
dilarang.

5. Disunnahkan untuk segera menunaikan wasiatnya, karena untuk menyegerakan


pahala bagi mayit.
Wasiat lebih didahulukan daripada hutang, karena Allah mendahulukannya di dalam Al
Qur'an.

6. Diwajibkan untuk segera dilunasi hutang-hutangnya, baik hutang kepada Allah


berupa zakat, haji, nadzar, kaffarah dan lainnya.
Atau hutang kepada makhluk, seperti mengembalikan amanah, pinjaman atau yang
lainnya. RasulullahShallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫س اللنملؤئمئن نممعلنقمةة بئمدلينئئه محنتىَ ينلق م‬


‫ضىَ معلنهن‬ ‫نملف ن‬
Jiwa seorang mukmin terikat dengan hutangnya hingga dilunasi.
[HR Ahmad, At Tirmidzi, dan beliau menghasankannya].

Adapun orang yang tidak meninggalkan harta yang cukup untuk melunasi hutangnya,
sedangkan dia mati dalam keadaan bertekad untuk melunasi hutang tersebut, maka Allah
yang akan melunasinya.

7. Diperbolehkan untuk membuka dan mencium wajah mayit. Aisyah Radhiyallahu


'anha berkata:

‫ت محنتىَ مرأملي ن‬
‫ت‬ ‫سلنمم ينقمبمنل نعلثمماَمن لبمن مملظنعوُةن موُّنهموُ مميم ة‬ ‫صنلىَ ن‬
‫ان معلمليئه موُّ م‬ ‫سوُمل ن‬
‫ائ م‬ ‫مرأملي ن‬
‫ت مر ن‬
‫الردنموُمع تم ئ‬
‫سينل‬

Aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Utsman bin Madh'un
Radhiyallahu 'anhu , saat dia telah meninggal, hingga aku melihat Beliau mengalirkan
air mata.
[HR Abu Dawud dan At Tirmidzi].
BAB III
KESIMPULAN

Menjenguk orang yang sakit adalah hal yang sangat urgen dalam kehidupan sosial
dimana sudah diterangkan Rasululullah dalam sabdanya bahwa selain hidup sosial juga
memiliki beberapa keutamaan yaitu rahmat akan meliputinya, bahkan digambarkan
seperti ada pada taman kurma surga. Dan apabila ia menjenguk di waktu pagi niscaya
tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga sore. Dan apabila ia menjenguk
diwaktu sore maka tujuh puluh malaikat akan mendoakannya hingga pagi.
Adapun beberapa adab menjenguk orang sakit diantaranya saat menjenguk orang
sakit bukan hanya terhadap orang dewasa saja bahkan perlakukan seperti menjenguk
orang dewasa. Menjenguk orang sakit bukan hanya kepada orang yang sadar saja
sehingga dapat menyaksikan kehadiran kita, namun jenguklah pula orang yang pingsan.
Adapun menjenguk orang musyrik diperbolehkan bahkan Rasul melakukannya hingga
orang tersebut masuk Islam. Ringankan beban orang yang sakit saat kita berkunjung
maka hadirlah diwaktu yang tepat dan jangan duduk berlama-lama karena akan
mengganggu waktu istirahatnya kecuali jika kita diminta orang yang sakit untuk berlama-
lama disisinya. Duduklah disamping kepala orang yang sakit karena akan mengandung
beberapa faidah yaitu menunjukkan sikap ramah terhadap orang yang sakit, dan dengan
kemungkinan orang yang menjenguk akan meletakkan tangannya ke tubuh orang yang
sakit dan mendoakannya. Bertanyalah tentang keadaannya dan berkata-katalah yang baik
dan beri semangat padanya sehingga akan memotivasi orang yang sakit tersebut untuk
sembuh.
Hukum menjenguk orang yang sakit yaitu : Imam Ath Thabari menekankan
bahwa menjenguk orang sakit merupakan kewajiban bagi orang yang diharapkan berkah
(dari Allah datang lewat diri) nya, disunnahkan bagi orang yang memelihara kondisinya,
dan mubah bagi mereka.
Manfaat menjenguk orang sakit diantaranya yaitu dapat menumbuhkan semangat,
motivasi, dan sugesti dari pasien; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam
jiwanya untuk melawan sakit yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk
sembuh, mencari tahu apa yang diperlukan si sakit, mengambil pelajaran dari penderitaan
yang dialami si sakit., mendoakan, melakukan ruqyah (membaca ayat-ayat tertentu dari
Al Quran) yang syar’i., Menjenguk tanpa Mempertimbangkan Penyakit dan Usianya.
Adapun Hikmah menjenguk orang sakit diantaranya yaitu :
1. Di doakan oleh para Malaikat
2. Memberi pelajaran bagi kita bahwasanya begitu mahalnya sehat sehingganya kita selalu
menjaga kesehatan
3. Mengajari kita untuk ikhlas dan sabar
4. Tergolong langkah terbaik dan perbuatan baik
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ustadz H. Abdullah Shonhaji dkk., Terjemah Sunan Ibnu Majah, (Semarang : CV Asy-
Syifa’, 1992), cet. 1
Fuad bin Abdil Aziz asy-Syalhub, Fiqh Adab (Bogor : Griya Ilmu, 2007), cet.1
J.E. Prawitasari, Psikologi Klinis, (Yogyakarta : Erlangga, 2011)
Riyadus Shalihin II, (Semarang : CV. Toha Putra Semarang, 1981)
http://permaiss1.feb.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/03/Adab_Menjenguk_yan_Sedang_Sa
kit.pdfata

Anda mungkin juga menyukai