Anda di halaman 1dari 13

MENEJEMEN KEGAWATDARURATAN

KERACUNAN MAKANAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat
Dosen Pembimbing : Maria Putri Sari, S.Kep., Ns., M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus keracunan makanan dan penyakit-penyakit saluran pencemaan
dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat dipindahsebarkan melalui
makanan, yang dapat menunjang pertumbuhan bakteri dengan baik.
Kercunan makanan terjadi karena buruknya pengolahan makanan oleh
masyarakat, atau buruknya proses produksi di industri makanan. Laporan
WHO Pada tahun 2003 menunjukkan bahwa 30% keacunan makanan
dikawasan Eropa WHO terjadi dirumah pribadi. Di USA setiap tahunnya
dilaporkan terjadinya 76 juta kasus keracunan makanan dengan 325.000
orang harus rawat inap, dan 5000 orang meninggal dunia.
Diamerika serikat dilaporkan ada sebuah wabah besar yang
disebbakan karena infeksi salmonella resisten antibiotik dengan 16.000 kasus.
5% dari mereka yang terkena dampak infeksi tersebut berada didalam lingkup
yang penting seperti penjual makanan, petugas kesehatan, dan pegawai. 15 %
dari mereka memiliki kontak langsung terhadap pekerjaannya.
Sebagai masyarakat yang setiap harinya selalu mengkonsumsi
makanan, perlulah kiranya untuk mengetahui ilmu tentang keracunan, hal ini
karena kita tidak tau mana makanan yang berpeluang besar mengandung
bahan-bahan yang membahayakan tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keracunan makanan?
2. Bagaimana penyebab dari keracunan makanan?
3. Apa saja faktor pemicu keracunan makanan?
4. Bagaiman tanda dan gejala dari keracunan makanan?
5. Bagaimana Pathway dari keracunan makanan?
6. Apa saja jenis-jenis keracunan makanan?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada keracunan makanan?
8. Bagaimana menejemen kegawadaruratan kecunan makanan?

C. Tujuan
1. Mengetahui definsi keracunan makanan
2. Mengetahui penyebab dari keracunan makanan?
3. Mengetahu apa saja faktor pemicu keracunan makanan?
4. Mengetahui tanda dan gejala dari keracunan makanan?
5. Mengetahui Pathway dari keracunan makanan?
6. Mengetahui jenis-jenis keracunan makanan?
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada keracunan makanan?
8. Mengetahui bagaimana menejemen kegawadaruratan kecunan makanan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Keracunan makanan adalah masuknya zat toxic (racun) dari bahan
yang kita makan ke dalam tubuh baik dari saluran cerna, kulit inhalasi, atau
dengan cara lainnya yang menimbulkan tanda dan gejala klinis (Hardisman,
2014).
Pada keadaan keracunan makanan, gejala-gejala timbul karena racun
ikut tertelan bersama dengan makanan. Umunya pada keracunan makanan,
gejala-gejala terjadi tak lama setelah menelan bahan beracun tersebut, bahkan
dapat segera setelah menelan bahan beracun itu dan tidak melebihi 24 jam
setelah tertelannya racun.
keracunan atau intoksikasi menurut WHO adalah kondisi yang
mengikuti masuknya suatu zat psikoaktif yang menyebabkan gangguan
kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perlaku, fungsi, dan repon psikofisiologis.
Sumber lain menyebutkan bahwa keracunan dapat diartikan sebagai
masuknya suatu zat kedalam tubuh yang dapat menyebabkan
ketidaknormalan mekanisme dalam tubuh bahkan sampai dapat menyebabkan
kematian (soedarto , 2013)

B. Etiologi
Menurut Soedarto (2013), keracunan makanan disebabkan oleh
bakteri (bakterial) dan bukan bakteri (non bakterial)
1. Bakterial
Ciri-ciri keracunan makanan oleh bakteri atau toksin bakteri adalah :
a. Penderita : sekelompok orang
b. Mengkonsumsi makanan atau penyebab yang sama
c. Waktu kejadiaan bersamaan
d. Gejala klinis terutama gastrointestinal sama
2. Non Bakterial
Keracunan makanan yang tidak disebabkan oleh bakteri atau toksin
bakteri. Penyebabnya antara lain adalah tanaman, binatang laut atau
penyebab lainnya.

Menurut Foodnet, pada tahun 2011 penyebab utama keracunan makanan


adalah Campylobacter , Clostridium perfringens, Norovirus, Salmonella ,
dan Shigella.

Campylobacter. Bakteri patogen ini menimbulkan gejala klinis demam,


diare, dan kejang perut. Bakteri ini hidup di dalam usus unggas, sehingga
sebagian besar daging unggas tercemar oleh bakteri ini. Makan daging ayam
yang kurang matang atau makanan lain yang tercemar kaldu berasal dari
daging ayam mentah merupakan sumber utama penularan Campylobacter.

Clostridium Perfringers. Bakteri gram-positif pembentukkan spora ini


hidup di dalam usus manusia dan hewan , sehingga banyak ditemukkan di
berbagai sumber yang ada di lingkungan. Bakteri ini sering di temukkan
pada daging mentah dan daging unggas . bakteri yang dapat hidup tanpa
oksigen menghasilkan racun yang menjadi penyebab keracunan makanan .

Norovirus. Virus yang dulu dikenal sebagai Norwalk-like virus meupakan


penyebab utama penyakit keracunan makanan, namun jarang didiagnosis
karena alat uji laboratorium virus jarang tersedia. Gejala klinis
gastrointestinal yang timbul terutama adalah muntah yang lebih sering di
banding diare. Penularan terjadi dari seorang penderita pada orang lain ,
melalui cemaran pada makanan , minuman atau benda-benda lingkungan .

Salmonella. Bakteri patogen ini banyak ditemukan di dalam usus unggas,


reptil dan mamalia. Penularan pada manusia terjadi melalui berbagai
makanan yang berasal dari hewan .

Gejala klnis salmonelosis yang khas adalah demam, diare, dan kejang perut.
Pada pendera dengan kesehatan yang buruk atau daya tahan tubuh yng
rendah , bakteri dapat menyebar melalui aliran darah sehingga dapat
menyebabkan kematian penderita.

C. Faktor pemicu keracunan makanan


Menurut Soedarto (2013), ada berbagai faktor yang memicu terjadinya
keracunan makanan, antara lain adalah :
1. Pengolahan makanan yang terlalu lama
2. Penyimpanan makanan pada suhu ambien
3. Pendinginan yang tidak adekuat
4. Pemanasan kembali yang tidak adekuat
5. Makanan yang kurang matang memasaknya
6. Pencairan makanan beku yang kurang adekuat
selain itu keracunan makanan dapat terjadi karena :
1. Mengkonsumsi makanan mentah
2. Memanaskan makanan “panas” dibawah 630C
3. Tukang masak dalam keadaan terinfeksi kuman
4. Higiene yang buruk

D. Gejala klinis
Keracunan makanan dapat menunjukkan gejala klinis yang ringan
maupun berat, tergantung pada bakteri yang menjadi penyebabnya.
Gejala klinis keracunan makanan yang umum terjadi adalah :
1. Muntah berat
2. Diare
3. Tidak bertenaga
4. Demam
5. Nyeri perut
6. Rasa lelah

Meurut Hardisman (2014) seseoang dicurigai menderita keacunan


apabila ditemukan gejala atau tanda sebagai berikut :
1. Sakit mendadak
2. Gejala tak sesuai dengan keadaan patologik tertentu
3. Gejala berkembang dengan cepat karena dosis besar
4. Anamnese menunjukkan kearah keracunan, terutama kasus percobaan
bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan
5. Keracunan kronis dicurigai bila digunakannya obat dalam waktu lama atau
lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia

E. Pathway
Makanan
(bakteri & non bakteri)

Saluran Cerna

Mual, muntah & diare Pembekuan darah

Gangguan sistem saraf otonom


Ketidakseimbangan
volume cairan

Kelemahan Pusat
Nyeri kepala
anggota pernafasan(nafas
&otak
gerak cepat & dalam)

Gangguan rasa Intoleransi Gangguan


aman nyaman aktivitas pola nafas
F. Jenis-jenis keracunan makanan
1. Keracunan Jengkol (Pithecolobium lobatum)
Jengkol menimbulkan gejala keracunan jika dimakan terlalu banyak
atau jika orang yang memeakan jengko, tersebut tubuhnya sensitif
terhadap zat yang terdapat dalam jengkol. Zat yang menyebabkan
keracunan tersebut ialah asam jengkolat yaitu suatu asam amino yang
mengandung belerang yang dapat diisolasi dari biji jengkol. (menurut
Van Veen dan Hyman).
2. Keracunan Singkong (Manihot utilissima )
Bagian yang dimakan dari tumbuhan singkong ata cassava ialah umbi,
akar dan daunnya.Baik daun maupun umbinya, mengandung suatu
glikosida cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat
menghasilkan racun biru atau HCN (cyanida) yang bersifat sangat
toksik. Zat glikosida ini diberi nama Linamarin. Penyebab keracunan
singkong adalah asam cyanida yang terkandung didalamnya.
Bergantung pada singkong kadar asam cyanida berbeda-beda. Namun
tidak semua orang yang memakan singkong keracunan. Tapi juga
dipengaruhi oleh cara pengolahannya sampai dimakan.
3. Keracunan Bongkrek
Bongkrek ialah sejenis tempe yang dalam proses pembuatannya di
campur dengan ampas kelapa dan kacang tanah. Sering pada proses
pembuatan ini terjadi kontaminasi dengan Clostridium botalinum suatu
kuman anaerob yang membentuk spora dan bacterium cocovenenans
yang mengubah gliserinum menjadi racun toksoflavin.
4. Keracunan Jamur
Jamur merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan dalam
melakukan survival. Rasanya enak dan bentuknya yang khas sanagt
mudah untuk dikenali. Jamur biasanya hidup di alam bebas terutama
muncul pada waktu musim penghujan ditempat yang lembab. Bentuk
tubuh jamur pada umumnya tersusun oleh bagian bagian yang
dinamakan tudung (pileus), bilah (lamellae), cincin ( annulus).
batang/tangkai (stipe), cawan (volva), dan akar semu( rhizids).

G. Menejemen kegawatdaruratan keracunan makanan


1. Penatalaksanaan Keracunan makanan jengkol
a. Lapangan
Penanganan penderita pada umumnya disesuaikan dengan beratnya
gejala yang diemukan. Usaha pengobatan ditujukan untuk melarutkan
asamjengkol yang menyumbat saluran kemih. Pada kasus ringan
seperti nyeri pinggang , nyeri kolik, sampai hematuria ringan cukup
diberikan :
1) Minum banyak dengan penambahan air soda
2) Pemberian natrium bikarbonat.
Jika kondisi tidak membaik atau bertamabah buruk penderita
dibawa ke ruamah sakit
b. Rumah Sakit
Pada kasus berat yang ditandai dengan oligouria/ anuria atau
komplikasi lain , penderita harus dirawat dan ditangani sebagai kasus
gagal ginjal akut. Bila terjadi retensi urinsegera dilakukan kateterisasi
urin, kemudian buli-buli dibilas dengan larutan sodium bikarbonat
1,5%. Tindakan ini perlu dilakukan bersamaan dengan pemberian
cairan infus.
Pada penderita oliguria diberikan campuran larutan glukosa
5% dengan garam fisiologis (Nacl 0,9%) dengan perbandingan 3:1,
tetapi pada kasus anuria sebaliknya diberikan larutan glukosa 5-10%,
dengan jumlah cairan pada penatalaksanaan penderita gagal ginjal
akut. Sodium bikarbonat diberikan 2-5 mEq/kgBB tetapi sebaliknya
disesuaikan dengan analisis gas darah. Dengan penanganan seperti
diatas sebagian kasus dapat ditangani dengan baik. Bila car tersebut
belum berhasil maka dilakukan tindakan dialisis segera. Indikasi
dialisis peritoneal adalah :
1) Gagal ginjal akut
2) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit atau asam basa
3) Intoksikasi obat atau bahan lain
4) Gagal ginjal kronik
5) Keadaan linis lain dimana dialisis peritoneal telah terbukti
manfaatnya

2. Penatalaksanaan Keracunan makanan singkong


a. Bila makanan diperkirakan masih ada di dalam lambung( kurang dari
4 jam setelah makan simgkong) dilakukan pencucian lambung atau
membuat penderita muntah.
b. Natrium thiosulfat 30% (antidotum) sebanyak 10-30ml secara
intravena perlahan. Sebelumnya dapat diberikan amil nitrit secara
inhalasi.
c. Bila timbul cyanosis dapat diberikan 02.
d. Beri 10cc Na Nitrit 5% iv dalam 3 menit
Beri 50cc Na Thiosulfat 25% iv dalam 10 menit
e. Bila gejala sangat berat bawa kerumah sakit

3. Penatalaksanaan Keracunan makanan Bongkrek


a. Kontrol vital sign
b. Bilas lambung atau muntahkan korban
c. Antitoxin yang disertai dengan pemberian glukosa intravena.
Pemberian glukosa intravena ini sebaiknya disertai dengan larutan
garam fisiologis dan plasma. Cairan ini harus dibrikan secepatnya.
Bila ada prangsakaan

4. Penatalaksanaan keracunan makanan jamur


a. Muntahkan korban
b. Bilas Lambung
c. Jika berat, kirim klien ke rumah sakit
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium rutin (darh, urin, feses, lengkap)tidak banyak membantu.
2. Pemeriksaan darah lengkap, kreatinin serum ( N: 0,5-1,5 mg/dl),
elektrolit serum (termasuk kalsium (N: 9-11 mg/dl)).
3. Foto thorax kalau ada kecurigaan udema paru.
4. Pemeriksaan EKG
5. Pemeriksaan ini juga perlu dilakukan pada kasus keracunan karena
sering diikuti terjadinya gangguan irama jantung yang berupa sinus
takikardi, sinus bradikardi, takikardi supraventrikuler, takikardi
ventrikuler, fibrilasi ventrikuler, asistol, disosiasi elektromekanik.
Beberapa faktor predosposisi timbulnya aritmia pada keracunan adalah
keracunan obat kardiotoksik, hipoksia, nyeri dan ansietas, hiperkarbia,
gangguan elektrolit darah, hipovolemia, dan penyakit dasar jantung
iskemik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keracunan makanan (food poisoning) merupakan bahan makanan
yang mengandung racun yang kemudian ikut dikonsumsi. Pada penyakit
keracunan makanan pada umumnya gejala-gejala terjadi tak lama setelah
menelan bahan beracun tersebut, bahkan dapat segera setelah menelan bahan
beracun itu dan tidak melebihi 24 jam setelah tertelannya racun. Gejala-gejala
terutama bersangkutan dengan saluran pencernaan, juga menyerang susunan
saraf dan bahkan kematian sering terjadi karena hambatan pernafasan.
Keracunan makanan yang sering dijumpai di Indonesia adalah
Keracunan singkong (Manihot utilissima), Keracunan jengkol (Pithecolobium
lobatum), Keracunan tempe bongkrek, dan keracunan jamur

B. Saran
1. Kepada masyarakat mungkin harus lebih berhati-hati ketika
mengkonsumsi makanan, pstikan makanan yang dikonsumsi itu
memang benar-benar layak.
2. Bagi petugas kesehatan hendaknya mengetahui jenis-jenis keracunan
makanan sehingga bisa memberikan pertolongan yang cepat dan benar.
Daftar pustaka

Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medis Paktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Soedarto. 2013. Lingkungan dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto

Ramadhan, Kiki. 2011. Pertolongan Pertama Keracunan Makanan. Https:


//www.scibd.com. (diakses pada tanggal 10 Oktober 2016)

Anda mungkin juga menyukai