Aromaterapi 2 PDF
Aromaterapi 2 PDF
Disusun Oleh:
NIKMATUL FITRIYAH
P12041
i
PEMBERIAN TINDAKAN RELAKSASI (AROMATERAPI
LAVENDER OIL) PADA ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S SEBELUM TINDAKAN OPERASI UNTUK
MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN
DIRUANG KANTIL 2 RSUD
KARANGANYAR
Disusun Oleh:
NIKMATUL FITRIYAH
P12041
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
mendapati bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu
ini.
v
3. Joko Kismanto, S.Kep,.Ns, selaku penguji yang telah membimbing
bermanfaat.
karanganyar.
dalam segala bentuk serta atas do’anya selama ini yang tidak terbalas
oleh apapun.
vi
9. Sahabat dan teman-teman angkatan 2012 Program Studi DIII
Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis
vii
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
dan doa.
angkatan tahun 2012 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Kecemasan ........................................................................... 6
3. Pembedahan ......................................................................... 26
4. Aromaterapi .......................................................................... 26
B. Pengkajian .................................................................................. 39
D. Intervensi .................................................................................... 48
E. Implementasi .............................................................................. 51
F. Evaluasi ...................................................................................... 56
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian .................................................................................. 59
C. Intervensi .................................................................................... 67
D. Implementasi .............................................................................. 71
E. Evaluasi ...................................................................................... 78
A. Kesimpulan ................................................................................ 82
B. Saran ........................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8 Pendelegasian
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani
semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan bisa
membahayakan bagi pasien. Maka tidak heran jika seringkali pasien dan
berbagai respon kejiwaan muncul pada seseorang dalam berbagai kondisi, respon
tersebut bisa berupa senang, sedih, cemas dan lain sebagainya. Kecemasan adalah
yaitu akibat dari tindakan, situasi atau kejadian eksternal yang menyebabkan
belum pernah dicoba (Ibrahim, 2008). Kecemasan ini biasanya dilatar belakangi
1
2
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferlina (2008) ditemukan sekitar 80%
kecemasan sedang dan berat. Hal ini didasari karena berbagai kemungkinan buruk
bisa saja terjadi dan akan membahayakan pasien. Maka, tak heran jika seringkali
(Brunner dan Suddarth, 2000; Asmadi, 2008; Alimul, 2006; Ann Isaacs, 2005;
Mau, 2013).
menghadapi stres dan kecemasan, strategi koping adalah suatu proses atau upaya
yang dilakukan oleh individu untuk menghadapi dan mengantisipasi situasi dan
kondisi yang menekan yang mengancam fisik maupun psikis yang dapat
Menurut Cuncic (2012) dalam Pande, dkk (2013:3) Aroma terapi terdiri dari
lavender, chamomile dan vanili memiliki efek menenangkan. Aroma yang paling
mengurangi susah tidur, kecemasan, dan depresi, serta untuk penyakit fisik seperti
sakit perut dan sakit kepala. Menurut Appleton (2012) dalam Pande, dkk (2013)
dari bunga lavender, dimana memiliki komponen utama berupa Linalool dan
dalam dan diberikan edukasi, belum terintegrasi dengan tindakan yang sesuai
Hasil wawancara dengan perawat yaitu perawat belum pernah menerapkan hasil
4
Pasien yang terdapat di ruang kantil 2 salah satunya pasien dengan pre
hasil penelitian tersebut kepada perawat dan rumah sakit. Karya Tulis Ilmiah yang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umun
lavender oil) pada asuhan keperawatan Ny. S sebelum tindakan operasi untuk
2. Tujuan Khusus
kecemasan.
5
kecemasan.
Karanganyar”.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
2. Bagi Institusi
pembedahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Kecemasan
a. Pengertian
Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan ini tidak memiliki objek
dimana seseorang merasa takut pada suatu sumber ancaman yang belum
1) Teori genetik
6
7
kecemasan.
2) Teori katekolamin
3) Teori psikoanalisa
4) Teori sosial
kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak
dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego
lain) dan gejala-gejala psikologis seperti panik, tegang, bingung, tak dapat
atau kesenangan yang wajar walaupun merupakan hal yang normal dialami
Pasien yang akan dioperasi biasanya menjadi agak gelisah dan takut.
Perasaan gelisah dan takut kadang tidak tampak jelas. Tetapi kadang-kadang
pula kecemasan itu dapat dilihat dalam bentuk lain. Pasien yang takut sering
bergerak terus-menerus dan tidak bisa tidur (E.Oswari, 1993 dan Ibrahim
2008).
9
b. Penyebab kecemasan
hidup sehari-hari.
Mc Farlan dan Wasli (1997) dalam Solehati dan kasosih (2015: 155)
takut pada suatu sumber ancaman yang belum jelas dan tidak teridentifikasi
kecemasan dapat ditandai oleh ciri-ciri fisik, behavioral, kognitif. Ciri fisik
meliputi, (a) gangguan pada tubuh seperti berkeringat, panas dingin, dan
lemas atau mati rasa, (b) gangguan kepala seperti pusing atau sakit kepala,
(c) gangguan pernafasan seperti sulit nafas, jantung berdebar atau berdetak
kencang, (d) gangguan pencernaan seperti mual, diare dan sering buang air
kecil.
10
sebagai berikut:
tersinggung
fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala
kecemasan (Kaplan & Sadock, 1998). Menurut Stuart (2006) pada orang
1) Respon fisiologis
.
11
2) Respon perilaku
dari masalah.
3) Respon kognitif
kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual dan takut cedera atau
kematian.
4) Respon afektif
d. Tingkat kecemasan
1) Cemas ringan
kreativitas.
2) Cemas sedang
berkurang.
3) Cemas berat
spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
13
4) Panik
kehidupan, dan jika berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama,
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang terdiri dari 14 kelompok
a) Perasaan cemas: cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan
mudah tersinggung.
c) Ketakutan: pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang
besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan orang banyak.
d) Gangguan tidur: sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan
pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan perasaan berubah-
g) Gejala somatik atau fisik (otot): sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan
penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan
ditusuk-tusuk.
lesu atau lemas seperti mau pingsan dan detak jantung menghilang atau
berhenti sekejap.
badan.
l) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin): sering buang air kecil, tidak
dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid), darah haid
haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin
pusing kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri.
n) Tingkah laku atu sikap: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening atau
dahi berkerut, wajah tegang, otot tegang atau mengeras, nafas pendek dan
diberi penilaian angka (skore) antara 0-4, dengan penilaian sebagai berikut :
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
e. Patofisiologi
ke berbagai bagian ujung anterior kedua sisi lobus temporalis. Sistem saraf
otonom yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh. Pada saat
bereaksi secara mendalam, jantung berdetak lebih keras, nadi dan nafas
Pathways
Nuclei Amigdaloid
Menekan memori-memori
yang memutuskan rasa takut MK: Ansietas
Sensorik afferent
Kebagian ujung anterior
Peningkatan aliran
Kedua posisi lobus temporal darah bilateral
Gambar 1.1
Pathways
f. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Farmakologi
ini digunakan untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka
2005).
18
2) Penatalaksanaan nonfarmakologi
a) Distraksi
cemas yang ditransmisikan ke otak (Potter & Perry, 2005). Salah satu
pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik
b) Relaksasi
a. Pengkajian
situasional.
dengan baik. Konflik antara id dan super ego atau antara keinginan
kecemasan.
diri individu.
dalam keluarga.
kecemasannya.
22
menghasilkan kecemasan.
hamil)
harga diri.
23
budaya.
kecemasan.
parasimpatis).
kecemasan.
7) Gelisah, iritabilitas
24
berdaya
b. Diagnosa Keperawatan
disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
c. Intervensi
Kriteria hasil:
Intervensi:
fisik.
3. Pembedahan
kumala, 2009).
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani
Pembedahan menurut jenisnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu bedah mayor
dan bedah minor. Bedah mayor merupakan tindakan bedah yang menggunakan
4. Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau wangi, dan
Sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai suatu cara perawatan tubuh atau
dua kata yaitu aroma yang berarti wangi-wangian (fragrance) dan therapy yang
tanaman yang mudah menguap dan senyawa aromatik lain dari tumbuhan.
masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup. (Argi dan Susi, 2009:
volatile oil hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara
topikal setelah diencerkan dalam carrier oil. Cara kerja aromaterapi adalah
reseptor dan akhirnya mempengaruhi organ yang lain. Aroma terapi tidak
dianggap benda asing oleh tubuh, sehingga tidak memperberat kerja organ-
organ tubuh. Minyak esensial akan masuk ke sirkulasi tubuh dan menuju
2008 : 6).
Menurut Cuncic (2012) dalam Pande, dkk (2013:3) Aroma terapi terdiri
untuk mengurangi susah tidur, kecemasan, dan depresi, serta untuk penyakit
melalui penciuman jauh lebih cepat karena hidung atau penciuman mempunyai
dihirup, molekul yang mudah mengguap dari minyak tersebut dibawa oleh
udara ke “atap” hidung dimana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel
suatu pesan elektro kimia akan ditransmisikan melalui bola dan olfactory ke
29
dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.
ke bagian otak serta bagian tubuh yang lain. Pesan yang diterima kemudian
lavender adalah aroma terapi yang menggunakan minyak esensial dari bunga
Asetat yang dapat memberikan efek relaksasi. Kandungan linalool asetat linalyl
yang merupakan bahan aktif utama pada minyak lavender, Linalool asetat
linalyl dapat menunjukan efek relaksasi, sehingga tidak ada kontraindikasi dan
Tumbuhan yang termasuk dalam suku Lamiaceae ini memiliki 25-30 spesies.
ketinggian sekitar 60 cm. Minyak Lavender dari bunga yang berwarna ungu
sakit kepala, anti mikroba, anti serangga, penyembuhan luka ringan, anti
B. Kerangka Teori
Pengatur sistem
Sistem limbik Olfactory
internal tubuh
Gambar 1.2
Konsep teori
32
C. Kerangka Konsep
Gambar 1.3
Kerangka konsep
BAB III
Pada penelitian yang dilakukan oleh Arwani dkk (2013) subjek aplikasi
riset pada penelitian ini adalah semua pasien yang dilakukan tindakan operasi
Pada penelitian yang dilakukan oleh arwani dkk (2013) tempat yang
ke ruang instalasi bedah sentral dan waktu yang diperlukan untuk pemberian
33
34
Pada penelitian yang dilakukan oleh arwani dkk (2013) media yang
digunakan dalam riset ini untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang terdiri dari 14 kelompok
o) Perasaan cemas: cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan
mudah tersinggung.
q) Ketakutan: pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang
besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan orang banyak.
r) Gangguan tidur: sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan
pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan perasaan berubah-
u) Gejala somatik atau fisik (otot): sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan
penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan
ditusuk-tusuk.
lesu atau lemas seperti mau pingsan dan detak jantung menghilang atau
berhenti sekejap.
badan.
z) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin): sering buang air kecil, tidak
dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid), darah haid
haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin
aa) Gejala autonom: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala
pusing kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri.
bb) Tingkah laku atu sikap: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening atau
dahi berkerut, wajah tegang, otot tegang atau mengeras, nafas pendek dan
2. 14 – 20 = kecemasan ringan
3. 21 – 27 = kecemasan sedang
4. 28 – 41 = kecemasan berat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai Bobot
Ya Tidak
A Fase Orientasi
1 Memberi salam 3
2 Memperkenalkan diri 3
3 Menjelaskan tujuan tindakan 4
4 Menjelaskan langkah prosedur 4
5 Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien 3
6 Mencuci tangan 3
B Fase Kerja
1 Menjaga privasi pasien 5
2 Mempersiapkan alat dan instrumen 5
3 Mengkaaji tingkat kecemasan pasien 5
Teteskan aromaterpi lavender oil ke masker
4 10
(5 tetes)
Memakaikan masker pada pasien selama 15
5 10
menit
Menganjurkan pasien untuk menghirup
6 5
aromaterapi Lavender
C Fase terminasi
1 Merapikan dan membereskan pasien 5
2 Mengevaluasi tindakan 5
3 Mencuci tangan 5
4 Berpamitan 5
D Penamapilan selama tindakan
1 Ketenangan selama melakukan tindakan 5
2 Ketelitian selama tindakan 5
3 Keamanan selama tindakan 5
Melakukan komunikasi terapeutik selama
4 5
tindakan
Tabel. 1
Instrumen Penilaian Relaksasi Aromaterapy Lavender Oil
kecemasan menggunakan alat ukur Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-
A).
BAB IV
LAPORAN KASUS
A. Identitas klien
diagnosa medis Tumor Mamae, klien masuk rumah sakit pada tanggal 11
Maret 2015. Selama di rumah sakit yang bertangggung jawab terhadap Ny. S
kandung.
B. Pengkajian
yang dirasakan klien adalah khawatir dengan operasi yang akan dialaminya,
benjolan kurang lebih 1 bulan yang lalu, klien mengatakan benjolan tidak
terasa sakit. Sekitar 2 minggu yang lalu, klien mengatakan sekitar 2 minggu
yang lalu badan klien terasa nyeri mulai dari punggung belakang, bahu dan
menjalar pada tangan kanan dan kiri hingga jari-jari juga nyeri, rasa nyeri itu
timbul ketika malam hari. Klien merasa kurang nyaman dengan keadaan itu
39
40
sehingga klien periksa ke puskesmas terdekat akan tetapi tidak ada perubahan.
Rasa nyeri yang dialami klien selalu timbul dimalam hari hingga klien susah
Karanganyar pada tanggal 9 Maret 2015 dan dokter menyarankan pada klien
untuk melakukan operasi karena terdapat tumor pada payudara klien. Ny. S
dijadwalkan operasi pada tanggal 12 Maret 2015. Klien masuk bangsal Kantil 2
pada tanggal 11 Maret 2015 jam 16.53 WIB diantar anaknya. Setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD: 120/80 mmHg, HR: 108 kali
pada payudara sebelah kanan teraba benjolan diatas puting kurang lebih
S hanya mengalami sakit ringan seperti flu, batuk, serta demam. Klien juga
lalu dia pernah sekali dirawat di RS karena digigit ular hijau. Klien sebelumnya
belum pernah mengalami operasi, dan ini pertama kalinya Ny. S akan
melakukan operasi. Klien mengatakan tidak punya alergi pada obat, makanan,
lengkap, klien juga tidak memiliki kebiasaan buruk yang berpengaruh pada
kesehatannya.
bersaudara dan didalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang
41
sama seperti klien dan tidak ada yang menderita sakit hipertensi, asma, TBC,
maupun DM.
Ny, S
45 th
Gambar 1.4
Genogram Ny. S
keterangan:
: laki-laki : meninggal
sangatlah penting, karena sehat merupakan anugerah dari Tuhan, jadi klien
merasa wajib menjaganya. Pola nutrisi dan metabolisme sebelum sakit klien
mengatakan makan 3 kali sehari dengan 1 porsi habis dengan jenis nasi, sayur,
lauk pauk, air putih dan teh manis, tidak ada keluhan. Selama sakit klien
mengatakan makan 3 kali sehari dengan 1 porsi habis, dengan jenis nasi, sayur,
42
lauk pauk, air putih dan teh manis, minum ± 6- 8 gelas tiap hari, dan tidak ada
keluhan.
Pola eliminasi sebelum sakit klien mengatakan BAK 5-7 kali dengan
warna kuning jernih, berbau amoniak kurang lebih 200 cc tiap BAK, BAB 1
kali sehari dengan konsistensi lunak, berwarna kuning kecoklatan dan tidak ada
keluhan. Selama sakit kien mengatakan BAK 5-7 kali dengan warna kuning
jernih, berbau amoniak kurang lebih 200 cc tiap BAK, BAB 1 kali sehari
sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan tidak ada
keluhan.
Pola aktivitas sebelum sakit klien mengatakan makan atau minum dengan
ambulasi dilakukan secara mandiri. Selama sakit makan atau minum dengan
ambulasi dilakukan secara mandiri juga. Pola istirahat tidur sebelum sakit klien
mampu tidur kurang lebih 8-9 jam, tidur nyenyak, tidak mengunakan obat
tidur, bangun tidur terlihat segar dan selama sakit klien tidur kurang lebih 5
mengidentifikasi bau-bauan dan dapat merasakan teh manis. Selama sakit klien
dapat melihat dan mendengar, serta dapat mengidentifikasi bau alkohol. Klien
43
pencetus nyeri karena munculnya benjolan dan nyeri dapat hilang ketika
dikompres dengan air hangat, quality atau kualitas nyeri rasanya seperti
dipukul-pukul, region atau daerah yang terasa nyeri adalah bagian punggung
belakang, bahu, serta menjalar hingga kedua tangan dan jari-jarinya, severe
atau skala nyeri 4, time atau waktu nyeri timbul ketika malam hari 1-2 jam.
Pola presepsi konsep diri sebelum sakit klien mengatakan dirinya adalah
seorang ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak dan sudah tidak
memiliki suami karena suaminya sudah meninggal satu tahun yang lalu.
Selama sakit kilen mengatakan dia merasa sudah melakukan tugasnya dengan
sebaik mungkin dan merasa bahagia berada dikeluarga dan lingkungan yang
mencintainya, klien juga ingin berusaha menjadi ibu yang baik bagi anak-
Pola hubungan dan peran klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan
masyarakat baik. Pola seksualitas dan reproduksi klien mengatakan seorang ibu
yang memiliki 3 orang anak yang kini anak pertama dan ketiga sudah berumah
tangga sendiri dan klien sudah tidak memiliki suami karena suaminya sudah
ada masalah dia selalu menceritakannya pada keluarga dan ketika mengambil
selama sakit klien mengatakan ketika klien mengetahui bahwa dia menderita
44
tumor payudara dia langsung meminta pertimbangan dari keluarga dan anak-
waktu.
tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi pernafasan 21 kali per menit, irama
pernafasan teratur, frekuensi nadi 108 kali per menit, irama nadi cepat dan
teratur, kekuatan nadi kuat, suhu 36,5o C. Bentuk kepala Mesochepal, kulit
kepala bersih tidak berminyak dan rambut panjang berwarna hitam. Hasil
pemeriksaan muka dari mata, mata kanan dan kiri tampak simetris, palpebra
tidak ada oedema, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor,
diameter ka/ki ± 2 mm, reflek terhadap cahaya positif dan tidak menggunakan
Pemeriksaan hidung tampak bersih, tidak ada polip, dan tidak ada
bibir lembab, tidak ada sianosis pada bibir, tidak ada gangguan pada indera
peradangan. Hasil dari pemeriksaan gigi, nampak gigi yang bersih berwarna
putih dan dan tidak ada karies. Pada pemeriksaan telinga tampak simetris
dengan pendengaran baik dan tidak ada serumen. Pemeriksaan pada leher tidak
45
terlihat adanya jejas, tidak terdapat kaku kudu serta tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid.
simetris dan ekspansi dada kanan kiri sama, palpasi vocal fremitus kanan kiri
sama dan teraba benjolan lunak diatas puting mamae dextra besarnya ±
sebesar biji salak, saat di perkusi suara sonor, ketika aukultasi suara paru
palpasi ictus cordis teraba pada ICS V sinistra, pada saat perkusi didapatkan
hasil suara pekak, ICS II kiri atas jantung, ICS V kiri batas normal jantung,
ICS IV kiri (deket sternum) batas kanan jantung, ICS IV kiri (dekat lengan)
batas kiri jantung, dan saat di auskultasi bunyi jantung BJ I-II regular dan
Pemeriksaan abdomen pada saat inspeksi tidak ada jejas atau bekas luka,
umbilikus terletak dipusat dan bentuk perut datar. Pada saat di auskultasi bising
usus 17 kali permenit, terdengar bunyi tympani pada saat di perkusi, tidak ada
nyeri tekan pada keempat kuadran dan tidak ada asites pada saat di palpasi.
rektum nampak bersih tidak terlihat adanya tanda-tanda inflamasi dan tidak ada
gravitasi dengan normal dan capillary refile kurang dari 2 detik, perabaan akral
hangat, tidak ada deformitas tulang dan tidak ada oedema Pada ekstermitas
ekstermitas kiri mampu melawan gravitasi dengan normal dan capillary refile
kurang dari 2 detik, perabaan akral hangat, tidak ada deformitas tulang dan
31.0), MCHC 34.6 g/dL normal (32.0-37.0), gran% 65.9 % normal (50.0-70.0),
menit (2-8), BT 1-3 menit (1-3), GDS 119 mg/ dL normal (70-150), ureum
16.2 mg/ dL normal (10-50), creatinin 0.89 mg/ dL, HbSag nonreaktif normal
(nonreaktif).
aorta normal, dinding discus aorta normal. Hasil EKG pada tanggal 11 Maret
2015 HR 106 kali permenit dan kesimpulannya sinus ritme. Terapi yang
diperoleh klien selama dibangsal pada tanggal 11 Maret 2015 antara lain
payudaranya dan nyerinya dapat hilang ketika dikompres dengan air hangat,
quality atau kualitas nyeri rasanya seperti dipukul-pukul, region atau daerah
yang terasa nyeri adalah bagian punggung belakang, bahu, serta menjalar
hingga kedua tangan dan jari-jarinya, severe atau skala nyeri 4, time atau waktu
nyeri timbul ketika malam hari berlangsung selama 1-2 jam. Data objektif yang
diperoleh klien nampak gelisah, ekspresi wajah dan mata nampak lesu atau
nyeri, gerakan mata klien nampak tidak fokus, TD: 120/80 mmHg, nadi: 108
nyeri menurut NANDA (2012:604) yaitu TTV selalu dalam rentang normal
yaitu TD: 120/80 mmHg, nadi: 70-90 kali permenit, respirasi: 16-24 kali
permenit, skala nyeri 1-2, klien tampak nyaman, ekspresi wajah relaks, wajah
subjektif antara lain klien mengatakan sulit tidur ketika sedang merasakan
nyeri, sulit tidur kembali setelah terbangun, sebelum sakit klien tidur ± 8-9 jam
dan setelah sakit ± 5 jam. Data objektif diperoleh klien tampak tidak bergairah
atau lesu, jumlah tidur klien sebelum sakit ± 8-9 jam per 24 jam dan setelah
dalam tidur, jumlah tidur 7-8 jam per 24 jam, menunjukkan kesejahteraan fisik.
merasa gugup dan khawatir dengan operasi yang besok akan dialaminya, serta
klien susah tidur. Data objektif yang diperoleh klien nampak khawatir dan
gelisah, nadi: 108 kali permenit, kontak mata klien nampak buruk atau tidak
D. Perencanaan
keperawatan pada Ny. S dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
2x24 jam nyeri dapat berkurang dan terkontrol dengan kriteria hasil TTV selalu
dalam rentang normal yaitu TD: 120/80 mmHg, nadi: 70-85 kali permenit,
49
Respirasi: 16-24 kali permenit, skala nyeri 1-2, klien tampak nyaman, ekspresi
mengetahui karakteristik dan skala nyeri, berikan posisi yang nyaman dengan
nafas dalam dengan rasional suplai oksigen keseluruh maksimal shingga dapat
merelaksasikan otot-otot yang kaku dan nyeri, anjurkan klien untuk melalukan
kenyamanan pada klien, anjurkan pada klien untuk melaporkan nyeri pada
perawat jika nyeri tidak dapat dikontrol sendiri dengan rasional supaya nyeri
bisa ditangani lebih cepat dan mencegah terjadinya komplikasi, anjurkan pada
nyeri.
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pola tidur klien tercukupi dengan
dalam tidur, jumlah tidur 7-8 jam per 24 jam, menunjukkan kesejahteraan fisik.
50
mandi air hangat disore hari dengan rasioanal memberikan kenyamanan dan
dan keadaan ketika dikamar operasi dengan rasional klien dan keluarga
mengetahui prosedur operasi dan keadaan dikamar operasi sehingga cemas bisa
klien, yakinkan kembali klien melalui sentuhan dan sikap empatik secara
verbal dan nonverbal dengan rasional mengurangi ansietas pada klien dan
santai, anjurkan klien untuk melakukan tindakan relaksasi nafas dalam dengan
E. Implementasi
benjolan dan nyeri dapat hilang ketika dikompres dengan air hangat, quality
atau kualitas nyeri rasanya seperti dipukul-pukul, region atau daerah yang
terasa nyeri adalah bagian punggung belakang, bahu, serta menjalar hingga
kedua tangan dan jari-jarinya, severe atau skala nyeri 4, time atau waktu nyeri
timbul ketika malam hari 1-2 jam. Data objektif yang diperoleh klien nampak
gelisah, ekspresi wajah dan mata nampak lesu atau kurang bercahaya, klien
52
nampak sering merubah posisi untuk menghindari nyeri, gerakan mata klien
nampak tidak fokus, TD:120/80 mmHg, nadi: 108 kali permenit, suhu: 36,50C,
Jam 18.40 WIB memantau pola tidur klien dan mencatat faktor-faktor
ketika sedang merasakan nyeri, sulit tidur kembali setelah terbangun, sebelum
sakit klien tidur ± 8-9 jam dan setelah sakit ± 5 jam. Data objektif diperoleh
klien tampak tidak bergairah atau lesu, jumlah tidur klien sebelum sakit ± 8-9
jam per 24 jam dan setelah sakit ± 5 jam per 24 jam. Pada jam 18.45 WIB
khawatir dengan operasi yang besok akan dialaminya, serta klien susah tidur.
Data objektif yang diperoleh klien nampak khawatir dan gelisah, kontak mata
klien nampak buruk atau tidak fokus, muka nampak merah, pada pemeriksaan
nyaman pada klien (semi fowler) klien mengatakan merasa nyaman ketika
diposisikan tidur setengah duduk, klien tampak berbaring di bed dengan posisi
semi fowler dan klien tampak nyaman. Jam 18.55 WIB mengajarkan teknik
53
relaksasi nafas dalam, klien bersedia melakukan relaksasi yang diajarkan oleh
perawat, klien merasa relaks setelah melakukan relaksasi nafas dalam, klien
nampak nyaman dan dapat mengikuti intruksi perawat dengan baik. Jam 19.05
pada klien.
perawat. Jam 19.15 WIB menganjurkan pada klien untuk melaporkan nyeri
pada perawat jika nyeri tidak dapat ditangani sendiri, klien bersedia
melaporkan pada perawat jika nyeri timbul dan tidak dapat ditangani sendiri,
faktor pencetusnya karena munculnya benjolan dan nyeri dapat hilang ketika
dikompres dengan air hangat, quality atau kualitas nyeri rasanya seperti
dipukul-pukul, region atau daerah yang terasa nyeri adalah bagian tangan
kanan dan kiri, severe atau skala nyeri 1, time atau waktu nyeri timbul semalam
timbul ± 1 jam. Data objektif yang diperoleh klien nampak gelisah, lesu
nampak berkurang, klien nampak sudah tidak sering merubah posisi untuk
menghindari nyeri, gerakan mata klien nampak tidak fokus, TD: 130/80
54
mmHg, nadi: 104 kali permenit, suhu: 36,90C respirasi: 24 kali permenit. Pada
jam 06.40 WIB menganjurkan pada klien agar mandi menggunakan air hangat
disore hari, klien akan mandi menggunakan air hangat disore hari.
berdebar-debar lagi, merasa gugup dan khawatir dengan operasi yang besok
akan dialaminya, dan klien bingung dengan apa yang harus dilakukan ketika
sudah berada dikamar operasi. Data objektif yang diperoleh klien nampak
khawatir dan gelisah, kontak mata klien nampak buruk atau tidak fokus, muka
nafas dalam dan klien mengatakan merasa lebih nyaman dan relaks setela
relaksasi nafas dalam dengan baik, dan klien nampak lebih relaks. Jam 07.00
yang disampaikan. Jam 07.20 WIB memantau kembali pola tidur klien dan
semalam sudah bisa tidur dengan nyenyak karena semalam nyeri pada
semalam tidur mulai jam 21.00-02.00 WIB kemudian tidur kembali jam 03.00-
55
05.30 WIB dan ketika bangun tidur badan terasa segar dan relaks, data objektif
klien nampak relaks dan segar, jumlah jam tidur klien semalam ± 7 jam. Pada
jam 07.25 WIB memberikan relaksasi aroma terapi lavender oil, klien bersedia
aromaterapi.
terlalu gugup dan khawatir dan jantungnyapun sudah tidak berdebar-debar lagi,
klien nampak relaks dan nyaman klien sudah tidak nampak cemas dan gelisah,
muka klien sudah tidak nampak merah, kontak mata klien sudah nampak fokus
Jam 07.45 WIB meyakinkan kembali pada klien melalui sentuhan , dan
sikap empati secara verbal dan non-verbal dan klien mengatakan bahwa dia
harus berani menghadapi operasi jika ingin cepat sembuh, klien nampak lebih
mendengarkan perkataan anaknya dengan baik. Dan pada jam 08.05 WIB
F. Evaluasi
dilakukan evaluasi keperawat pada diagnosa pertama yaitu nyeri akut pada
pukul 19.40 WIB dengan data subjektif yaitu klien mengatakan badannya nyeri
kompres hangat, nyeri seperti dipukul-pukul dibagian bahu, tangan dan jari-
jari, skala 2, nyeri timbul dimalam hari (1-2 jam setiap kambuh), data objektif
klien tampak relaks dan perubahan posisi yang dilakukan oleh klien untuk
mengurangi nyeri sudah berkurang, ekspresi wajah dan mata kurang bercahaya
atau nampak lesu, TD: 120/70 mmHg, nadi: 88 kali per menit, respirasi: 20 kali
per menit, Suhu: 36,80 C, gerakan mata nampak sudah lebih fokus, dapat
disimpulkan masalah nyeri teratasi sebagian yang mana skala nyeri turun dari 4
menjadi 2, regio nyeri juga berkurang dari punggung belakang, bahu, tangan
dan jari-jari menjadi bahu tangan dan jari-jari, klien yang awalnya gelisah
dilakukan evaluasi keperawat pada diagnosa kedua yaitu insomnia pada pukul
19.45 WIB dengan data subjektif yaitu klien mengatakan sudah mulai merasa
nyaman dengan posisi tidur dan lingkungan disekitarnya yang tenang. Data
objektif yang diperoleh klien nampak relaks, klien masih nampak kurang
bergairah atau lesu, jumlah tidur klien sebelum sakit kurang lebih 8-9 jam per
24 jam dan selama sakit kurang lebih hanya 5 jam per 24 jam maka dapat
dilakukan evaluasi keperawat pada diagnosa ketiga yaitu ansietas pada pukul
19.50 WIB dengan data subjektif yaitu klien mengatakan dia merasa
jantungnya sudah tidak berdebar-debar, tapi dia masih merasa khawatir atau
gugup dengan operasi yang besok dialaminya. Data objektif yang diperoleh
klien nampak sudah mulai rilek tetapi masih sedikit khwatir, gerakan mata
klien nampak mudah mulai fokus, muka nampak masih merah dan pada
disimpulkan masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan yaitu kaji dan
kembali klien melalui sentuhan empatik baik itu verbal maupun non-verbal,
dilakukan evaluasi keperawat pada diagnosa pertama yaitu nyeri akut pada
pukul 08.10 WIB dengan data subjektif yaitu klien mengatakan nyeri
berkurang, nyeri yang dirasakannya timbul karena adanya benjolan dan dapat
hilang ketika diberi kompres hangat, nyeri seperti dipukul-pukul, nyeri pada
kedua tangan dengan skala nyeri 1, semalam nyeri timbul sekali (± 1 jam).
Secara data objektif klien nampak relaks dan nyaman, klien sudah tidak
58
nampak khawatir, klien juga sudah tidak nampak sering merubah posisinya
(untuk menghindari nyeri), gerakan mata sudah fokus, TD: 130/80 mmHg,
dilakukan evaluasi keperawat pada diagnosa kedua yaitu insomnia pada pukul
07.20 WIB dengan data subjektif yaitu klien mengatakan semalam sudah bisa
tidur dengan nyenyak karena semalam nyeri pada punggung belakang, bahu,
dan jari-jari tidak terasa. Klien mengatakan semalam tidur mulai jam 21.00-
02.00 WIB kemudian tidur kembali jam 03.00-05.30 WIB dan ketika bangun
tidur badan terasa segar dan relaks, data objektif klien nampak relaks, jumlah
jam tidur klien semalam ± 7 jam. Dapat disumpulkan masalah teratasi dan
intervensi dihentikan.
dilakukan evaluasi keperawat pada diagnosa ketiga yaitu ansietas pada pukul
08.25 WIB dengan data subjektif yaitu klien mengatakan sudah lebih relaks,
tidak terlalu gugup dan merasa harus berani untuk menghadapi operasi jika
ingin cepat sembuh, klien juga mengatakan jantungnya sudah tidak berdebar-
debar lagi. Data objektif klien tampak relaks dan sudah tidak nampak begitu
cemas dan gelisah, muka sudah tidak nampak merah, kontak mata sudah fokus
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Ny. S
Dengan pre operasi di Ruang Kantil 2 RSUD Karanganyar. Pembahasan pada bab
A. Pengkajian
dirasakan pasien adalah khawatir dengan operasi yang akan dialaminya, klien
dengan operasi yang besok akan dialaminya, serta pasien susah tidur. Data
objektif yang diperoleh pasien nampak khawatir dan gelisah, kontak mata
pasien nampak buruk atau tidak fokus, muka nampak merah, pada pemeriksaan
59
60
dimana pasien merasa takut pada suatu sumber ancaman yang belum jelas dan
konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri. Hal ini akan
Selain itu juga dapat memicu Sistem Simpatis sebagai mekanisme pertahanan
endokrin. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerja dari simpatik dan
kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak
dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego
merupakan hal yang normal dialami namun kecemasan tidak boleh dibiarkan
karena lama kelamaan dapat menjadi neurosa cemas melalui mekanisme yang
menahun akibat represi dan konflik yang tak disadari. Menurut Nurhadi (2002)
dalam Yustin (2011) bila kecemasan tersebut tidak mendapat penanganan yang
rasa cemas, tegang dan ketakutan pada klien yang menghadapi tindakan bedah
yang tepat untuk mengatasi kecemasan, ketegangan dan ketakutan pasien yang
2015 antara lain Ringer Lactat 20 tetes per menit, dan D5 % 20 tetes permenit.
62
Terapi itu diterima dari tanggal 11 Maret 2015 sampai tanggal 12 Maret 2015
pada pasien yang akan menjalani operasi biasanya lebih sering diberikan
B. Perumusan masalah
yang actual atau potensial yang merupakan dasar untuk memilih intervensi
(Dermawan, 2012:58).
dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (international for the study of
pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya
benjolan dan nyeri dapat hilang ketika dikompres dengan air hangat, quality
atau kualitas nyeri rasanya seperti dipukul-pukul, region atau daerah yang
terasa nyeri adalah bagian punggung belakang, bahu, serta menjalar hingga
kedua tangan dan jari-jarinya, severe atau skala nyeri 4, time atau waktu
dan mata nampak lesu atau kurang bercahaya, pasien nampak sering
merubah posisi untuk menghindari nyeri, gerakan mata pasien nampak tidak
fokus, TD: 120/80 mmHg, nadi: 108 kali permenit, suhu: 36,50C, respirasi:
21 kali permenit. Dari data di atas pasien mengalami nyeri skala 4 (nyeri
skala sedang).
Angka 0 tidak ada nyeri, angka 1-3 adalah nyeri ringan, angka 4-6 adalah
nyeri sedang, angka 7-8 adalah nyeri hebat, angka 9 adalah nyeri sangat
mata berpencar atau kurang fokus), pasien nampak sering merubah posisi
fisik. Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualiatas tidur yang
Dilengkapi oleh data pengkajian yaitu data subjektif antara lain klien
mengatakan sulit tidur ketika sedang merasakan nyeri, sulit tidur kembali
65
setelah terbangun, sebelum sakit pasien tidur ± 8-9 jam dan setelah sakit ± 5
jam. Data objektif diperoleh klien tampak tidak bergairah atau lesu, jumlah
tidur pasien sebelum sakit ± 8-9 jam per 24 jam dan setelah sakit ± 5 jam
per 24 jam.
pasien mengatakan sulit tidur, pasien mengatakan sulit tidur nyenyak, pasien
adalah afek pasien tidak berubah, pasien tampak kurang bergairah, pasien
samar disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
Dilengkapi oleh data pengkajian yaitu data subjektif antara lain klien
dengan operasi yang besok akan dialaminya, serta pasien susah tidur. Data
objektif yang diperoleh pasien nampak khawatir dan gelisah, kontak mata
pasien nampak buruk atau tidak fokus, muka nampak merah, mengalami
menghadapi operasi, ditandai dengan pasien tegang dan gelisah. Tanda dari
afektif yaitu salah satu tandanya pasien tegang, gelisah, frekuensi nadi
tidak teratur dan cepat serta pernafasan cepat (Stuart, 2006). Penulis
yang irelevan, gelisah, melihat sepintas, insomnia, kontak mata yang buruk,
khawatir, tidak percaya diri, diare, vertigo, mengalami kedutan pada otot,
percaya diri, memiliki kontak mata yang buruk atau tidak fokus, wajah
vertigo, pasien tidak mengalami kedutan pada otot, tidak anoreksia, tidak
ada gangguan pada sistem perkemihan, tidak tremor, tidsk gemetar, suara
tidak bergetar, tidak lupa, tidak melamun, tidak letih, tidak nyeri abdomen.
C. Intervensi
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yan akan dilakukan, bagaimana
dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis. Pada kasus Ny. S
penulis melakukan rencana tindakan selama 2x24 jam dengan tujuan setelah
dengan kriteria hasil TTV selalu dalam rentang normal yaitu TD: 120/80
mmHg, nadi: 70- 90 kali permenit, Respirasi: 16-24 kali permenit, skala
nyeri 1-2 (1-10), pasien tampak nyaman, ekspresi wajah relaks, wajah dan
untuk mengetahui karakteristik dan skala nyeri, berikan posisi yang nyaman
Anjurkan pada pasien untuk melaporkan nyeri pada perawat jika nyeri
tidak dapat dikontrol sendiri dengan rasional supaya nyeri bisa ditangani
klien tercukupi dengan kriteria hasil perasaan segar setelah bangun tidur,
menyatakan kemudahan dalam tidur, jumlah tidur 7-8 jam per 24 jam,
anjurkan pada pasien untuk mandi air hangat disore hari dengan rasioanal
2012:435-440)
dari 14.
sentuhan dan sikap empatik secara verbal dan non-verbal dengan rasional
D. Implementasi
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang lebih baik yang
dengan air hangat, quality atau kualitas nyeri rasanya seperti dipukul-pukul,
72
region atau daerah yang terasa nyeri adalah bagian punggung belakang,
bahu, serta menjalar hingga kedua tangan dan jari-jarinya, severe atau skala
nyeri 4, time atau waktu nyeri timbul ketika malam hari 1-2 jam. Data
objektif yang diperoleh pasien nampak gelisah, ekspresi wajah dan mata
nampak lesu atau kurang bercahaya, pasien nampak sering merubah posisi
untuk menghindari nyeri, gerakan mata pasien nampak tidak fokus, TD:
120/80 mmHg, nadi: 108 kali permenit, suhu: 36,50C, respirasi: 21 kali
permenit.
tampak berbaring di bed dengan semi fowler dan pasien tampak nyaman,
jika nyeri tidak dapat ditangani sendiri, pasien bersedia melaporkan pada
dapat hilang ketika dikompres dengan air hangat, quality atau kualitas nyeri
rasanya seperti dipukul-pukul, region atau daerah yang terasa nyeri adalah
bagian tangan kanan dan kiri, severe atau skala nyeri 1, time atau waktu
nyeri timbul semalam timbul ± 1 jam. Data objektif yang diperoleh pasien
nampak gelisah, lesu nampak berkurang, pasien nampak sudah tidak sering
merubah posisi untuk menghindari nyeri, gerakan mata pasien nampak tidak
fokus, TD: 130/80 mmHg, nadi: 104 kali permenit, suhu: 36,90C respirasi:
24 kali permenit.
dan pasien mengatakan merasa lebih nyaman dan relaks setelah melakukan
nafas dalam dengan baik, dan pasien nampak lebih relaks. Terapi relaksasi
kognitif serta untuk mengurangi cara negatif dalam merespons situasi dalam
yaitu memantau pola tidur pasien dan mencatat faktor-faktor fisik (nyeri
sedang merasakan nyeri, sulit tidur kembali setelah terbangun, sebelum sakit
pasien tidur ± 8-9 jam dan setelah sakit ± 5 jam. Data objektif diperoleh
74
klien tampak tidak bergairah atau lesu, jumlah tidur pasien sebelum sakit ±
8-9 jam per 24 jam dan setelah sakit ± 5 jam per 24 jam.
duduk, pasien tampak dalam posisi semi fowler dan pasien tampak nyaman.
merasa gugup dan khawatir dengan operasi yang besok akan dialaminya,
serta pasien susah tidur. Data objektif yang diperoleh pasien nampak
khawatir dan gelisah, kontak mata pasien nampak buruk atau tidak fokus,
lagi, merasa gugup dan khawatir dengan operasi yang besok akan
dialaminya, dan pasien bingung dengan apa yang harus dilakukan ketika
sudah berada dikamar operasi. Data objektif yang diperoleh pasien nampak
khawatir dan gelisah, kontak mata pasien nampak buruk atau tidak fokus,
oil, pasien bersedia untuk diberikan aromaterapi dan merasa nyaman setelah
sudah tidak berdebar-debar lagi, pasien nampak relaks dan nyaman pasien
sudah tidak nampak cemas dan gelisah, muka pasien sudah tidak nampak
merah, kontak mata pasien sudah nampak fokus dan pada score HRS-A
secara verbal dan non-verbal dan pasien mengatakan bahwa dia harus berani
menghadapi operasi jika ingin cepat sembuh, pasien nampak lebih semagat
dengan baik.
kognitif serta untuk mengurangi cara negatif dalam merespons situasi dalam
minyak esensial dari bau harum tumbuhan yang berguna untuk mengurangi
Menurut Synder & Lindquist (2006) dalam Rawiti et.al (2014: 129-
suhu tubuh, dan reaksi terhadap stres. Inilah yang membuat ketenangan dan
khawatir dengan operasi yang besok akan dialaminya, dan pasien bingung
dengan apa yang harus dilakukan ketika sudah berada dikamar operasi.
kontak mata pasien nampak buruk atau tidak fokus, muka nampak merah
aromaterapi, pasien mengatakan sudah tidak terlalu gugup dan khawatir dan
jantungnya pun sudah tidak berdebar-debar lagi, pasien nampak relaks dan
nyaman pasien sudah tidak nampak cemas dan gelisah, muka pasien sudah
tidak nampak merah, kontak mata pasien sudah nampak fokus dan pada
E. Evaluasi
dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku
pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan
dan rencana.
dengan masalah keperawatan nyeri akut didapatkan data subjektif yaitu pasien
bahu, tangan dan jari-jari, skala nyeri 2 (1-10), nyeri timbul dimalam hari (1-2
jam setiap kambuh), data objektif pasien tampak relaks dan perubahan posisi
yang dilakukan oleh pasien untuk mengurangi nyeri sudah berkurang, ekspresi
wajah dan mata kurang bercahaya atau nampak lesu, TD: 120/70 mmHg, HR:
88 kali per menit, Respirasi: 20 kali per menit, Suhu: 36,80 C, gerakan mata
nampak sudah lebih fokus, dapat disimpulkan masalah nyeri teratasi sebagian
yang mana skala nyeri turun dari 4 menjadi 2, regio nyeri juga berkurang dari
punggung belakang, bahu, tangan dan jari-jari menjadi bahu tangan dan jari-
jari, pasien yang awalnya gelisah menjadi lebih relaks, nadi menjadi normal
dengan masalah keperawatan nyeri akut didapatkan data subjektif yaitu pasien
benjolan dan dapat hilang ketika diberi kompres hangat, nyeri seperti dipukul-
pukul, nyeri pada kedua tangan dengan skala nyeri 1, semalam nyeri timbul
sekali (± 1 jam). Secara data objektif pasien nampak relaks dan nyaman, pasien
sudah tidak nampak khawatir, pasien juga sudah tidak nampak sering merubah
posisinya (untuk menghindari nyeri), gerakan mata sudah fokus, TD: 130/80
mengatakan sudah mulai merasa nyaman dengan posisi tidur dan lingkungan
disekitarnya yang tenang. Data objektif yang diperoleh pasien nampak relaks,
pasien masih nampak kurang bergairah atau lesu, jumlah tidur pasien sebelum
sakit kurang lebih 8-9 jam per 24 jam dan selama sakit kurang lebih hanya 5
jam per 24 jam maka dapat disimpulkan masalah belum teratasi dan
pertahankan intervensi.
mengatakan semalam sudah bisa tidur dengan nyenyak karena semalam nyeri
pada punggung belakang, bahu, dan jari-jari tidak terasa. Pasien mengatakan
semalam tidur mulai jam 21.00-02.00 WIB kemudian tidur kembali jam 03.00-
80
05.30 WIB dan ketika bangun tidur badan terasa segar dan relaks, data objektif
pasien nampak relaks, jumlah jam tidur pasien semalam ± 7 jam. Dapat
Evaluasi keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada hari pertama dari
merasa jantungnya sudah tidak berdebar-debar, tapi dia masih merasa khawatir
atau gugup dengan operasi yang besok dialaminya. Data objektif yang
diperoleh pasien nampak sudah mulai rilek tetapi masih sedikit khwatir,
gerakan mata pasien nampak mudah mulai fokus, muka nampak masih merah
disimpulkan masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan yaitu kaji dan
kembali pasien melalui sentuhan empatik baik itu verbal maupun nonverbal,
Evaluasi keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada hari kedua dari
mengatakan sudah lebih relaks, tidak terlalu gugup dan merasa harus berani
untuk menghadapi operasi jika ingin cepat sembuh, pasien juga mengatakan
jantungnya sudah tidak berdebar-debar lagi. Data objektif klien tampak relaks
81
dan sudah tidak nampak begitu cemas dan gelisah, muka sudah tidak nampak
merah, kontak mata sudah fokus dan pada pemeriksaan HRS-A didapatkan
intervensi dihentikan.
BAB VI
A. Kesimpulan
kesimpulan :
1. Pengkajian
akan dialaminya, serta pasien susah tidur. Data objektif yang diperoleh
pasien nampak khawatir dan gelisah, kontak mata pasien nampak buruk
82
83
2. Diagnosa
3. Intervensi
Intervensi yang dibuat oleh penulis pada diagnosa nyeri akut yaitu
pada perawat jika nyeri tidak dapat dikontrol sendiri, anjurkan pada pasien
memberikan masase, anjurkan pada pasien untuk mandi air hangat disore
84
Intervensi yang dibuat oleh penulis pada diagnosa ansietas yaitu kaji
motivasi pada pasien, yakinkan kembali pasien melalui sentuhan dan sikap
4. Implementasi
sentuhan dan sikap empatik secara verbal dan non-verbal, dan anjurkan
5. Evaluasi
dirasakannya timbul karena adanya benjolan dan dapat hilang ketika diberi
85
dengan skala nyeri 1, semalam nyeri timbul sekali (± 1 jam). Secara data
objektif pasien nampak relaks dan nyaman, pasien sudah tidak nampak
nyenyak karena semalam nyeri pada punggung belakang, bahu, dan jari-
jari tidak terasa. Pasien mengatakan semalam tidur mulai jam 21.00-02.00
WIB kemudian tidur kembali jam 03.00-05.30 WIB dan ketika bangun
tidur badan terasa segar dan relaks, data objektif pasien nampak relaks,
teratasi, karena sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat oleh
kriteria hasil yang diharapkan dan terbukti sesuai teori yang ada, terjadi
B. Saran
dasarnya.
d. Bagi penulis
keperawatan ansietas.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H. A.A, (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi I
Jakarta : Salemba Medika.
Davis. C., et, al. (2005). The effect of aromatherapy massage with music on the
street and anxiety levels of emergency nurses, Australian Emergency
Nursing Journal, 1-9.
Faridisi, F. (2012). Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 5 (2).
Ganong, W.F,. (1999). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi 17. New york:
lange medical books
88
89
Ganong, W.F,. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 21. New york:
lange medical books
Nekada, C. D.Y dkk. (2014) Pengaruh Gabungan Relaksasi Napas Dalam Dan
Otot Progresif Terhadap Komplikasi Intradialisis Di Unit Hemodialisis
Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Universitas Padjadjaran
Bandung. 1-6. Diakses pada 21 febuari 2015
Pande, NPM Yantini. IGAR Agustini . dkk. (2013). Pengaruh Aroma Terapi
Lavender Terhadap Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Bali. Jurnal kesehatan STIKES Bina Usada: Bali
90
Rawiti, N. M., et.al (2014). Pengaruh Pijat Tangan Dan Aromaterapi Lavender
Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Sebelum Ujian Lab Klinik
Keperawatan. Jurnal kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan
2013 (online), diakses 14 Febuari 2015.
Smeltzer, S.C. dan Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Solehati,T dan Cecep E,K. (2015) Konsep Dan Aplikasi Relaksasi Dalam
Keperawatan Maternitas. Bandung: Refika aditama.
Stuart & Sundeen (1998), Keperawatan Jiwa Edisi III. Jakarta : EGC
Triyadini, Asrin, dkk. Efektifitas Terapi Massage Dengan Terapi Mandi Air
Hangat Terhadap Penurunan Insomnia Lansia. Jurnal Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5(no.3).174