BPP Endokrin 2017 PDF
BPP Endokrin 2017 PDF
PATOLOGI ANATOMI
BLOK ENDOKRIN
Oleh :
Brian Wasita, dr, PhD
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
BAGIAN PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
iii
iii
4. Kelompok praktikan masing-masing terdiri atas 10 orang yang
dibimbing oleh 1 (satu)orang asisten.
5. M enjaga ket ert iban dan kelancaran acara praktikum, saling
menghormat i dan menghargai ant ar p rakt ikan dan asist en
pembimbing.
6. Kelompok praktikum yang memecahkan preparat/slide bahan
praktikum, wajib mengganti biaya pengadaan preparat sebesar Rp.
50.000,00 per slide (kepada asisten kelompoknya) dan menjadi
syarat untuk keterangan selesai praktikum.
D. POST TEST
Berupa test tertulis, melakukan pengamatan dan membuat diskripsi
mikroskopis atau makroskop is dari slide preparat yang ditampilkan ,
serta membuat diagnose histopatologinya. Jumlah soal 5 (lima) dengan
alokasi waktu 1menit 30detik per soal. Dilaksanakan pada akhir
praktikum.
E. UJIAN PREPARAT
Praktikan harus telah mendapatkan surat keterangan selesai praktikum
untuk dapat mengikuti Ujian Preparat. Ujian Preparat dilaksanakan sesuai
jadwal yang telah ditetapkan, teknis pelaksanaannya seperti pada saat
postets, jumlah soal 10(sepuluh).
F. PRAKTIKUM SUSULAN
Hanya dapat dilakukan jika masih ada waktu dan ruangan yng
memungkinkan untuk dilaksanakan. Jadi, usahakan untuk dapat mengikuti
seluruh tahap kegiatan praktikum.
Bagian PatologiAnatomi
Fakultas Kedoktern UNS
iv
iv
DAFTAR ISI
I. S truma Koloides 1
II. S truma Basedow 4
III. S truma Hashimoto 7
IV. Adenoma Tiroid 11
V. Adenokarsinoma Tiroid 13
DAFTAR PUSTAKA 17
DAFTAR GAMBAR 18
LAPORAN PRAKTIKUM
v
Struma atau goiter adalah istilah untuk p embesaran kelenjar tiroid
yang persisten.
Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh :
- Hiperplasia
- Distensi folikel dengan penimbunan koloid
- Proses radang
- Neoplasma
I. S TRUMA KOLOIDES
A. S inonim: - Simple goiter
- Diffuse non toxic goiter
- Endemic goiter
- Colloid goiter
Struma koloides adalah pembesaran kelenjar tiroid yang persisten
dan difus mengenai seluruh kelenjar tanpa disertai pembentukan
nodul, terjadi stimulasi dan pembesaran folikel (distensi folikel)
dengan timbunan koloid. Dapat endemik ataupun sp oradik.
B. Penyebab :
1. Endemik (jika terjadi pada lebih dari 10% populasi suatu
daerah), misalnya :
- pada daerah endemik kekurangan yodium (di daerah
pegunungan, di Indonesia misalnya : Wonosobo)
1
- pada orang yang mengonsumsi bahan goitrogenik (kobis,
kembang kol)
Patogenesis : Asupan yodium yang kurang menimbulkan
berkurangnya sistesis hormon tiroid dan peningkatan TSH sebagai
kompensasi. Hal ini menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia sel-sel
folikular dan struma.
2. Sporadik , lebih jarang terjadi dibandingkan dengan endemik,
misalnya:
- Saat kebutuhan yodium dan tiroksin meningkat, yaitu pada
saat p ubertas, kehamilan, laktasi, dan stres.
- Defek enzimatik herediter: (1) iodine transport defect, (2)
organification defect, (3) dehalogenase defect, (4) iodo-
tyrosine coupling defect.
Patogenesis :
- Produksi hormon tiroid normal sedangkan kebutuhan
meningkat, menimbulkan peningkatan TSH sebagai
kompensasi. Hal ini menyebabkan hipertrofi dan
hiperplasia sel-sel folikular dan struma.
- Defek enzimatik menimbulkan berkurangnya sistesis
hormon tiroid dan peningkatan TSH sebagai kompensasi.
Hal ini menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia sel-sel
folikular dan struma.
2
C. Klinis :
1. Pada anak-anak :
sp oradik goiter, disebabkan oleh defek biositesis tiroid kongenital
yang dapat menimbulkan hipotiroidisme dan kretinisme
2. Pada dewasa :
- jarang menimbulkan gejala insufisiensi tiroid
- dapat menimbulkan gejala penekanan terhadap jaringan
sekitarnya.
D. Morfologi :
Dapat diidentifikasi 2 stadium pada evolusi struma koloides, yaitu:
stadium hiperplastik dan stadium involusi
1. M akroskopis :
- Kelenjar tiroid membesar difus dan simetris, berat 100–
150gram (normalnya =20–30gram)
- Konsistensi kenyal padat, simpai utuh, biasanya warna abu-
abu pucat
- Pada irisan tampak ruang kistik berisi massa koloid coklat-
bening seperti gelas.
3
2. M ikroskopis :
a. stadium hiperplastik
- Folikel-folikel dilapisi epitel kolumner hiperplastis, mirip
pada struma Basedow.
- Akumulasi koloid tidak uniform, sehingga beberapa folikel
tampak distensi sangat besar dan beberapa kecil.
b. stadium involusi koloid
- Folikel-folikel besar dilapisi epitel gepeng atau kuboid
selapis
- Kadang-kadang tampak folikel kecil dilapisi epitel torak
(sisa hiperplasia) atau kuboid.
- Jaringan ikat sedikit, tanpa kelompokan limfosit
- Vaskularisasi berkurang karena penekanan
4
Struma Basedow merupakan penyakit tiroid autoimun yang
ditandai oleh hiperplasia kelenjar tiroid difus serta keluhan dan
gejala yang terjadi akibat hiperfungsi kelenjar tersebut. Dalam
klinik, struma Basedow merupakan penyebab hipertiroidi yang
paling sering dijumpai.
Insidensi : - Puncak insidensi umur 20 – 40 th
- Wanita : pria = 7 : 1
- Ada kecenderungan familier.
B. Penyebab :
Struma Basedow merupakan penyakit autoimun yang
ditimbulkan oleh adanya reaksi beberapa autoantibodi terhadap
reseptor tirotrop in (TSH).
1. Autoantibodi terhadap reseptor TSH atau thyroid stimulating
immunoglobulin (TSI)
2. Thyroid growth-stimulating immunoglobulin (TGI)
3. TSH-binding inhibitor immunoglobulin (T-BII)
Patogenesis :
- TSI dalam serum berupa long-acting thyroid stimulator
(LATS), ia adalah IgG yang mengikat reseptor TSH dan
5
menstimulasi aktivitas adenylate cyclase sehingga terjadi
peningkatan pelepasan hormon tiroid.
- TGI berperan pada proliferasi epitel folikel tiroid.
- T-BII merupakan antibodi anti-reseptor TSH, bekerja
menyamar seperti TSH sehingga terjadi stimulasi aktivitas
sel epitel kelenjar tiroid.
C. Klinis :
Karakteristik ditandai oleh trias Basedow :
1. Hipertiroidisme dengan hiperfungsi kelenjar tiroid
2. Infiltrative ophthalmopathy dengan akibat exophthalmus
3. Infiltrative dermopathy, dapat berupa pretibial myxedema
6
D. Morfologi :
1. M akroskopis :
a. Kelenjar tiroid membesar moderat 80 –90 gram
(tidak lebih dari 3 kali ukuran normal).
b. Pembesaran kelenjar difus, simetris, uniform.
2. M ikroskopis :
a. Kelenjar tiroid sangat seluler. Sel epitel folikel
bertambah jumlah dan tingginya, sehingga
membentuk papilae-papilae kecil.
b. Terjadi peningkatan resorbsi koloid sehingga
tampak vakuolisasi mengelilingi lumen folikel
(round vacuola).
c. Infiltrasi jaringan limfoid interfolikular, kadang-
kadang membentuk folikel limfoid.
7
kekurangan yodium. Ditandai dengan berkurangnya fungsi kelenjar
tiroid karena kerusakan yang ditimbulkan oleh proses autoimun.
Insidensi :
- paling sering pada umur antara 45 – 65 tahun
- perempuan lebih sering dibanding laki-laki = 10 : 1 sampai
dengan 20 : 1, lebih sering pada perempuan yang sudah
menopause
Karakteristik :
- Pembesaran tiroid simetris, ukuran moderat
- Infiltrasi limfositik masif dan sel plasma
- M enyebabkan hipotiroidisme yang terjadi secara gradual
B. Penyebab
Struma Hashimoto merupakan penyakit autoimun yang
ditimbulkan oleh adanya reaksi beberapa autoantibodi terhadap
reseptor tirotrop in (TSH).
Patogenesis :
Faktor seluler maupun humoral mempunyai kontribusi
untuk terjadinya jejas tiroid dan hipotiroidisme. Diyakini bahwa
struma ini disebabkan oleh kerusakan primer pada sel T oleh proses
8
autoimun dari autoantibodi: tiroglobulin dan tiroid peroksidase,
TSH reseptor, dan iodine transporter, terhadap antigen tiroid.
Limfosit T helper teraktivasi mempunyai 2 peranan dalam penyakit
ini, yaitu :
(1) berinteraksi dengan sel B dan menstimulasi sekresi
berbagai antibodi antitiroid yang dapat mengaktivasi mekanisme
antibody-dependent cytotoxicity
(2) memicu pembentukan sel-sel limfosit CD8+ yang dapat
bersifat sitotoksik terhadap sel-sel kelenjar tiroid.
C. Klinis :
Pembesaran kelenjar tiroid yang tidak nyeri, biasanya berkaitan
dengan hipotiroidisme, pada wanita 45-65 tahun. Pembesaran
kelenjar biasanya simetris dan difus. Jika terdapat pembesaran
setempat/lokal, kecurigaan kearah neoplasma lebih tinggi.
9
D. Morfologi :
1. M akroskopis :
- Pembesaran kelenjar tiroid simetris, difus, 3 – 4 kali
normal.
- Kapsula utuh berbatas tegas dengan jaringan sekitarnya.
- Pada pemotongan : penampang tampak pucat, abu-abu,
konsistense kenyal, dengan diselingi daerah jaringan parut.
2. M ikroskopis :
- Struktur jaringan tiroid normal tidak tampak lagi
- Fibrosis ringan sampai berat
- Khas : pada parenkhim tiroid tampak infiltrasi masif sel-sel
mononuklear yang terdiri atas sel limfosit disertai sel
plasma, sampai membentuk folikel limfoid.
- Beberapa acini kecil, dengan sel-sel atrofi atau metaplasia
menjadi sel Azkanazy (mirip sel Hurthle) yaitu sel besar
dengan sitoplasma banyak, asidofil, granuler dan inti
bervariasi.
10
IV. ADENOMA TIROID
B. M orfologi :
1. M akroskopis :
- Pembesaran tiroid, soliter, berkapsul, kenyal.
11
- Warna putih abu-abu putih sampai merah-coklat tergantung
pada selularitas dan isi koloidnya, pada irisan terdapat
rongga-rongga kecil terisi koloid
2. M ikroskopis :
- Gambaran mikroskop is terdiri atas folikel-folikel yang
padat dilapisi epitel kuboid yang uniform, berisi koloid.
- Daerah perdarahan, fibrosis, kalsifikasi dan degenerasi
kistik lebih sering terjadi pada lesi yang besar.
- Tumor berbatas tegas dengan jaringan normal sekitarnya,
simpai utuh.
12
V. KARS INOMA TIROID
13
- Gejala keganasan : anemia, berat badan turun, lemah, dll.
M akroskopis :
1. Nodul umumnya soliter, tetapi dapat juga multifokal berupa
fokus-fokus mikroskopis sampai berdiameter 10 cm.
2. Penampang : massa solid, sampai kistik.
M ikroskopis :
1. Tampak struktur papilare dengan poros stroma jaringan ikat
fibrovaskuler.
2. Sel-sel tumor atipik dengan invasi ke stroma dan kapsul
3. Inti sel jernih dengan membran inti tajam, kromatin inti tidak
tampak jelas, disebut ground-glass atau Orphan Annie nuclei.
4. Kadang-kadang terdapat psammoma bodies, yaitu struktur
kalsifikasi yang tersusun konsentris, biasanya terdapat p ada
puncak papil.
5. Kadang-kadang terdapat fokus folikuler, sehingga disebut
mixed papillary and folliculary carcinoma.
14
- Tampak struktur folikuler padat, dengan berbagai tingkat
diferensiasi, mulai dari gambaran yang mirip normal
dengan folikel terisi koloid sampai folikel rudimenter yang
dikelilingi sel-sel anaplastik.
- Invasi sel-sel tumor kedalam vasa jaringan juga ditemukan.
15
bulat mirip sarkoma sampai dengan ukuran sel besar,
polimorf dan pleimorfi dengan inti banyak.
********************************
16
DAFTAR PUS TAKA
17
DAFTAR GAMBAR
1. Struma Koloides
18
2. Struma Basedow
Eksoftalmos
Pembesaran tiroid
19
3. Struma Hashimoto
20
4. Adenoma Tiroid
21
22
Struma Koloides
M ikroskopis:
23
Struma Basedow
M ikroskopis:
24
Struma Hashimoto
M ikroskopis:
25
Adenoma Tiroid
M ikroskopis:
26
Karsinoma Tiroid tipe Papiler
M ikroskopis:
27