dan Identifikasi B3
1
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
SAFETY
3. Resik / Seiso
Yaitu membersihkan lingkungan atau tempat kerja serta barang-barang yang
berhubungan dengan pekerjaan . dengan tujuan agar terciptanya kondisi yang
bersih
Cara untuk melakukan Resik/Seiso yaitu :
a. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah
b. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja
c. Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah
d. Memperbaruhi/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak
4. Rawat / Seiketsu
Rawat yaitu mempertahankan hasil yang sudah dicapai dengan tingkat
memuaskan
Cara untuk melakukan Rawat/seiketsu yaitu :
a. Mempertahankan 3 kondisi diatas dari waktu ke waktu
5. Rajin / Shitsuke
Rajin yaitu menciptakan kebiasaan karyawan agar menjaga dan meningkatkan
apa yang telah di capai
Cara untuk melakukan Rajin/Shitsuke yaitu :
a. Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal diatas.
Manfaat pada 5R / 5S yaitu :
1. Meningkatkan kinerja dan keuntungan bagi perusahaan
2. Pencarian barang mudah ditemukan.
3. Pemborosan dapat mudah dikenali
4. Sistem standard mudah dipahami dan terlihat jelas
5. Mengidentifikasi pemborosan
6. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi di tempat kerja
Kendala pada 5R / 5S yaitu :
1. Tidak paham arti pentingnya 5R / 5S
2. 5R / 5S merupakan perubahan perilaku bukan sistem
3. Melupakan atau menyepelehkan suatu hal yang dianggap mudah
4. Tidak adanya kerja team.
Chapter I SAFETY – Implementasi 5S pada Lingkungan Kerja, Pemahaman MSDS,
dan Identifikasi B3
4
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
6. Reaksi tiap orang yang berbeda terhadap suatu zat seperti : umur, jenis
kelamin, kesehatan dan paparan sebelumnya.
Pengaruh racun dari bahan-bahan kimia
1. Menyebabkan iritasi
2. Alergi
3. Kekurangan zat asam
4. Kanker
Label system
1. Label supplier
2. Label di tempat kerja
3. Label identifikasi pipa dan peralatan proses
Syarat label
1. Tampak dalam kondisi penyimpanan normal
2. Mudah dilihat dan dibaca
B3
Pengertian B3 merupakan suatu singkatan dari Bahaya Bahan Beracun yang
merupakan suatu zat, energi, dan komponen lain yang karena sifat , konsentrasinya,
dan dan jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak
lingkungan
Ciri-ciri B3
1. Material mudah terbakar
2. Material peledak
3. Material oxydator
4. Reaktif terhadap air
5. Reaktif terhadap asam
6. Bahan beracun
7. Material korosif
8. Material radioaktif
Penanganan B3
1. Pembelian
2. Pengangkutan
Chapter I SAFETY – Implementasi 5S pada Lingkungan Kerja, Pemahaman MSDS,
dan Identifikasi B3
6
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
3. Penyimpanan B3
4. Konstruksi dan tata letak gudang
Waste Reduction Method
1. Pemilihan bahan baku
2. Seleksi bahan baku
3. Pengontrolan material agar material tidak sampai habis
4. Penggantian material
5. Modifikasi alat atau mesin
6. Improved houskeeping
3) Pemahaman MSDS
MSDS yaitu singkatan dari Material Safety Data Sheetadalah dokumen
yang berisi informasi mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas
dan lingkungan) dan cara bekerja yang aman dengan produk kimia.
Syarat MSDS
1. Penyuplai harus menyediakan MSDS
2. Tersedia bagi semua pekerja ditempat kerja
3. Harus versi terbaru
4. Tersedia bagi doctor bila terjadi suatu paparan
Isi dari MSDS
1. Informasi produk
2. Pembuatan MSDS
3. Bahan baku
4. Sifat fisik
5. Data kebakaran
6. Reaktifitas produk
7. Informasi racun
8. Tindakan pencegahan
Informasi racun biasa disebut dengan istilah Toxicilugical atau LD50 yang
dapat diartikan jumlah suatu zat ketika dilaksanakan melalui rute masukan tertentu
dalam waktu tertentu, diyakini menyebabkan 50% kematian dari populasi hewan
Chapter I SAFETY – Implementasi 5S pada Lingkungan Kerja, Pemahaman MSDS,
dan Identifikasi B3
7
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
percobaan. LC50 yaitu jumlah suau zat di dalam udara ketika diberikan melalui
pernafasan dalam waktu tertentu diyakini dapat menyebabkan 50% kematian
Chapter II PROCESS OVERVIEW – Deskripsi Proses Unit CA, EDC, VCM, dan
PVC 1
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
PROCESS OVERVIEW
PT. Sulfindo Adiusaha berdiri sejak tahun 1987 dengan nama awal yaitu PT
Indo Chlor Prakarsa Industri yang logo perusahaanya masih dipertahankan sampai
saat ini, dan baru pada tahun 1995 berganti nama menjadi PT. Sulfindo Adiusaha.
Sampai saat ini PT. Sulfindo mempunyai 3 plant produksi yaitu Chlor Alkali Plant,
EDC-VCM Plant, dan PVC Plant. Serta 1 plant Merak Energi Indonesia (PT. MEI)
untuk menyuplai kebutuhan listrik pada PT Sulfindo Adiusaha yaitu sebesar 2 x 60
MW yang di pararelkan dengan PLN dan mempunyai sebuah Jetty untuk kebutuhan
bongkar muat bahan dan produk. PT. Sulfindo Adiusaha terletak di kabupaten
Serang, Banten dengan luas tanah sekitar 35 hektar. Kantor pusat terletak di Jakarta.
elektrolism
HCL Unit
Wet Cl2
Chlorine Gas
Brine Electrolyz Drying and EDC Plant
Treatment e Compressor
Sodium Hypo
Unit
NaO NaOH
H Concentration
Unit
Hydrogen H2 Gas
handling (99,9%)
HCl unit HCl 32%
Wet Cl2
Pure
gas Chlorine gas Dry Cl2 gas
Raw Salt (NaCl) brine Chlorine gas
Brine unit Electrolyzer drying & (To EDC Plant)
Compression
NaOH 48 %
NaOH 48 – 50 %
1. NaOH
Pembuatan NaOH digunakan dalam industri secara luas. Secara umum,
proses produksi yang berlangsung pada industri klor alkali ini dapat dibagi menjadi
beberapa tahapan proses sebagai berikut :
1. Pemurnian Garam (Brine Treatment)
Garam dilarutkan dengan mesin satuator dengan bantuan air, Kemudian
garam yang sudah larut dimasukkan ke reaktor, dengan tujuan mencampurkan
bahan-bahan kimia seperti sodium, Caustic soda, dll. Pencampuran bahan kimia
tersebut dapat bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang ada pada garam
serta menaikkan PH (agar basa), Setelah pencampuran di Reaktor selesai maka
menuju Clarifier dimana di Clarifier terjadi proses Flokulasi (pengendapan)
yang diendapkan yaitu Mg(OH)2 dan CaCo3 kemudian di filter untuk
menghilangkan butiran besi atau kotoran lainnya, Dari hasil Flokulasi
Chapter II PROCESS OVERVIEW – Deskripsi Proses Unit CA, EDC, VCM, dan
PVC 6
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
dimasukkan ke tanki D140 kemudian dikirim ke tanki T160, Pada tanki T160
dilakukan proses penangkapan kation-kation +, Kation + tersebut digunakan
pada proses elektrolizer, Proses elektrolizer menghasilkan brain yang
mengandung chlorin, Kemudian chlorin dihilangkan dengan cara dibuat asam
dan HCL, Kemudian proses selanjutnya yaitu menuju tower lalu di injek, di
proses ini klorin sudah hilang, kemudian menuju ke satutor kembali.
Tower
Tank
Elektrolizer T160
2. Elektrolisa
Unit elektrolisa berfungsi untuk mengkonversi larutan garam yang telah
melewati tahap pemurnian sehingga menjadi produk berupa larutan NaOH 31,5%,
gas Cl2, dan gas H2. Reaksi Pemisahan senyawa berlangsung dengan bantuan suplai
arus listrik. Larutan garam diumpankan pada sisi Anoda sedangkan air murni
diumpankan pada sisi Katoda.
Proses elektrolizer:
Cl2 H2 NaOH
(+) (-)
Cl-
Na Na
OH-
EDC-VCM PLANT
1. EDC
Tujuan dari EDC plant adalah membentuk ethylene dichloride dengan
mereaksikan etilen, asam klorida (HCl) dan oksigen. Reaksi berlangsung secara
eksotermal dengan menggunakan katalis alumina tembaga klorida (Copper
Chloride Alumina) dalam reaktor fluidisasi. Reaksi berlangsung pada suhu 200 –
2300C. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : C2H4+ 2HCl + ½ O2 katalis
C2H4Cl2 + H2O
2. LTDC dan HTDC
Tujuan dari LTDC dan HTDC adalah mempersiapkan EDC dengan
kemurnian tinggi untuk dialirkan ke VCM plant sebagai bahan baku pembentukan
VCM.
Dalam proses Klorinasi langsung EDC dihasilkan melalui reaksi antara
Ethylene dan khlorin dalam phase EDC cair, melalui reaksi:
katalis
C2H4 + Cl2 C2H4Cl2 (EDC)
Chapter II PROCESS OVERVIEW – Deskripsi Proses Unit CA, EDC, VCM, dan
PVC 14
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
C2H4
EDC
Cooling Water
Cl2
C2H4
Pompa Besi (Fe) C2H4 (cair)
C2H4 (uap)
EDC
Cl2
C2H4
Fe
Perbedaan dari LTDC dan HTDC dapat dilihat dari beberapah faktor antara
lain: perbedaan suhu, kandungan chlorin dan kandungan etilen (excess),
katalis, serta perbedaan produk reactor.
Gas etilen dan chlorin masuk ke reaktor (gelembung + cairan) bereaksi
menjadi EDC dan menghasilkan panas, panas diserap cairan, kemudian
cairan yang panas di LTDC didinginkan oleh cooling water dan HTDC
cairan yang panas menguap diganti dengan cairan yang baru.
Di LTDC terdapat chlorin yang berlebih agar pada saat reaksi etilennya
habis, karena Chlorin + Fe untuk membentuk katalis, dimana nantinya
katalis ini berguna untuk mempercepat reaksi.
Di HTDC dilebihkan ethylene nya daripada chlorine, agar chlorine nya
habis (katalisnya berada di dalam reactor).
Chapter II PROCESS OVERVIEW – Deskripsi Proses Unit CA, EDC, VCM, dan
PVC 15
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
3. VCM Cracking
VCM plant bertujuan untuk membentuk VCM dari EDC dengan proses
EDC cracking secara endotermis pada suhu ±5000C sehingga terbentuk VCM dan
HCl. Panas yang digunakan berasal dari pembakaran bahan bakar LPG dan gas
Hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Heat
C2H4Cl2 C2H3Cl + HCl
Produk dari VCM plant berupa VCM yang akan dijadikan bahan baku pembuatan
PVC.
4. Oxy Chlorodinasi
EDC dihasilkan dari ethylene melalui oxyhydrochlorination, direaksikan
bersama HCl dan oksigen. Kedua reaksi tersebut merupakan reaksi eksotermis.
Seksi ini disebut dengan oxyhydrochlorination-ethylene dichloride. EDC yang
terbentuk dari kedua proses di atas lalu dimurnikan melalui tahapan distilasi
(distilasi EDC).
katalis
C2H4+ 2HCl + ½ O2 C2H4Cl2 + H2O
Chapter II PROCESS OVERVIEW – Deskripsi Proses Unit CA, EDC, VCM, dan
PVC 16
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
PVC PLANT
Bahan baku yang digunakan untuk membuat PVC ini adalah Vinyl Chlorida
Monomer (VCM) serta bahan tambahan lain dengan bantuan katalis akan bereaksi
didalam reactor.
Grade PVC:
1. SIP 57
2. SIP 60
3. SIP 65
4. SIP 65S
5. SIP 70
Angka pada grade PVC menunjukkan derajat polimerisasi
Untuk grade PVC SIP 60 dan SIP 70 sudah tidak diproduksi lagi
Packaging
Reaktor
Produk
Degassing
Stripper
Keterangan :
1. VCM Tank berisi Liquid VCM dan berbentuk bola.
2. Pada reactor terjadi proses polimerisasi suspense.
3. Degassing: menghilangkan kadar VCM dalam PVC (kadar VCM dalam PVC
< 1ppm).
4. Drying Section: menghilangkan kadar air.
5. 1 batch atau 1 siklus pembuatan PVC membutuhkan waktu sekitar 5 – 5,5 jam.
Chapter II PROCESS OVERVIEW – Deskripsi Proses Unit CA, EDC, VCM, dan
PVC 17
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
6. Produksi PVC di plant PVC PT. Sulfindo Adiusaha yaitu 70rb ton/tahun hingga
108rb ton/tahun.
Proses polimerisasi di PT Sulfindo Adiusaha merupakan reaksi polimerisasi
adisi dan termasuk dalam macam polimerisasi suspense yang menggunakan konsep
closed reactor. Prinsip closed reactor digunakan untuk reaksi batch yaitu reaksi
yang Vinyl Chlorida Monomer (VCM) sebagai bahan baku, serta bahan tambahan
lain dengan bantuan katalis akan bereaksi didalam reactor. Reaksi polimerisais yang
terjadi didalam reactor meliputi beberapa tahap inisiasi, propagasi, dan terminasi
yang berlangsung secara eksothermis.
Setelah mengalami proses polimerisasi, dilakukan pemisahan (stripping)
dan pengeringan (drying). Stripping berfungsi untuk mengurangi VCM residual
didalam PVC slurry dengan menggunakan steam. Stripping coloum mempunyai
tray yang berjumlah 8 buah, setiap tray terjadi kontak Antara steam (phase uap) dan
slurry PVC (phase cair) dengan cycle time 68 detik. Setelah slurry diolah dalam
stripper makan kandungan VCM sisa tereduksi hingga kurang dari 20 ppm.
Dryer berfungsi untuk mengurangi kandungan air sehingga terbentuk PVC
powder, dryer terdiri dari 2 bagian yaitu mixed flow dan plug flow. Adapun proses
pemanasannya menggunakan 2 media yaitu udara panas (media langsung) dan air
panas melalui perforated plate (media tidak langsung). Kandungan air dalam PVC
cake diuapkan dengan pemanasan langsung berupa udara panas (hot air) pada
temperature 96°C dan pemanasan tidak langsung dengan air panas (hot water).
Dimana pada tahap mixed flow PVC cake dihembuskan udara panas melalui multi
orifice pada dasar dryer sehingga cake terfluidisasi. Kemudian didalam plug flow,
resin PVC mengalami proses penyempurnaan pengeringan. Pulg flow hanya
menggunakan udara panas sebagai media pengering.
Pada PVC resin yang sudah dikeringkan dalam dryer masih terdapat
sejumlah kecil partikel PVC yang besar atau over size powder yang harus
dipisahkan (maksimal 2%).
Chapter II PROCESS OVERVIEW – Deskripsi Proses Unit CA, EDC, VCM, dan
PVC 18
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
1. Feed Preparation
Perlu disiapkan material-material untuk men-support polimerisasi
di reaktor, sebagai berikut :
Material Proses
DA7 Polyvinyl alcohol dilarutkan dalam PWG di tangki berpengaduk V-161 dan
AG5 Masukkan PWG dalam T-111, mulai pengadukan. Masukkan NaOH lalu NBU
3. Degassing
Slurry PVC dari 1st slurry tank T-301 disaring melewati strainer dan
dipompa menuju E-301 untuk dipanaskan dengan slurry yang suhunya lebih
tinggi, kemudian dikirim ke C-311 melalui stage paling atas. Slurry turun
kebawah bertemu dengan steam yang diinjeksikan dari bawah column untuk
melepas VCM. Slurry PVC yang telah distrip keluar dari bawah column dan
menuju 2nd slurry tank T-401. Steam dan VCM keluardari atas column dan
diembunkan di E-311-312. Air yang mengembun ditampung di EW tank T-
331, VCM yang tidak mengembun dikompresi dengan K-661 melewati mist
separator V-661 dan dikirim ke gas holder T-601.
4. Drying
PVC slurry dari 2nd slurry tank T-401 dikeringkan dengan centrifuge M
401. Setelah itu masuk ke fluidized bed dryer DR-411 dengan udara panas yang
ditiupkan dari bawah. PVC kering kemudian dikeluarkan melalui rotary valve dan
menuju ke shifter M-441. Partikel undersize ke charge conveyor MC-441 dan
oversize dikirim ke shifter M-442 melalui bucket elevator BE-441. Oversize
diambil sebagai off spec dan undersize dikirim ke charge conveyor MC-441. PVC
Chapter II PROCESS OVERVIEW – Deskripsi Proses Unit CA, EDC, VCM, dan
PVC 20
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
MATERIAL KNOWLEDGE
0.5Mo (ASTM A 335 P12), 1.5Cr-0.5Mo (ASTM PLL 335), 2Cr-MOL (ASTM A
335 P3B), 2.25Cr-MOL (ASTM A 335 P22), 3Cr-MOL (ASTM A 335 P21). Baja
paduan menengah mengandung antara 3% dan 10% Cr, seperti 4 sampai 9Cr – 0,5
untuk IMO (ASTM A 335 P5 ke P9).
Setiap elemen paduan memberikan fungsi yang khusus dalam
meningkatkan sifat dari material properties-nya :
– Carbon (C) : meningkatkan kekuatan (yield dan ultimate) dan kekerasan.
– Mangan (Mn) : sebagai deoxidizer dan desulfurizer pada baja paduan.
Menangkap kotoran sulfur, menghilangkan sifat rapuh dari besi sulfida,
meningkatkan kekuatan pada proses hot-work. Jika kadar Mn/C > 3%, maka akan
meningkatkan sifat thoughness/ketangguhan . Kadar diatas 0,8% cenderung
memberikan sifat keras pada baja.
– Silicon (Si) : sebagai deoxidizer yang menangkap oksigen terlarut dan
menghindari porositas. Meningkatkan castability.
– Chromium (Cr) : meningkatkan ketahanan terhadap abrasi dan keausan.
Di atas 11,5% Cr akan membentuk lapisan oksida yang stabil. Cr juga
meningkatkan ketahanan terhadap temperatur tinggi.
– Molibdenum (Mo) : meningkatkan sifat yield dan kekuatan terhadap
temperatur tinggi.
– Nikel (Ni) : menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam
ketangguhan sifat getas dan fatigue strengt. Kadar diatas 7% menyebabkan struktur
atom menjadi austenit pada suhu kamar.
– Aluminium (Al) : meningkatkan proses deoksidasi apabila dikombinasi
dengan Silicon.
– Tembaga (Cu) : meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
– Vanadium (V) : memurnikan biji baja, meningkatkan sifat mekaniknya.
Meningkatkan ketahanan terhadap hidrogenisasi pada suhu tinggi. Pengotor yang
paling umum dalam unsur baja adalah sulfur dan fosfor. Sulfur (S) & Fosfor
(P) adalah pengotor yang membentuk kerapuhan, yang akan membentuk besi-
sulfida. Fosfor (P)
Chapter III MATERIAL KNOWLEDGE – Material Knowledge and Corrosion
By Muhammad Faris Naufal | SC 709 6
1.2. Korosi
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena terjadinya reaksi
kimia antara logam dengan zat-zat di lingkungannya membentuk senyawa yang tak
dikehendaki. Contoh peristiwa korosi antara lain karat pada besi, pudarnya warna
mengkilap pada perak, dan munculnya warna kehijauan pada tembaga. Reaksi
kimia yang terjadi termasuk proses elektrokimia di mana terjadi reaksi oksidasi
logam membentuk senyawa-senyawa oksida.
CORRODENT
CORROSIVE
WATER METAL
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana
laju reaksi kimia meningkat seiring bertambahnya suhu.
5. Galvanic Coupling
bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif
(tidak mudah teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan
timbul beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari
besi (anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi
akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam
kurang reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.
b. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi, antara
lain :
1. Menggunakan lapisan pelindung untuk mencegah kontak langsung dengan
H20 dan O2. Contoh lapisan pelindung yang dapat digunakan, antara lain
lapisan cat, lapisan oli dan gemuk, lapisan plastik, dan pelapisan logam
lain, seperti Sn, Zn, dan Cr. Pada pelapisan cat dan pelapisan plastik, bila
cat tergores/terkelupas atau plastik terkelupas, korosi akan mulai terjadi
bagian yang terpapar dengan udara tersebut.
2. Menggunakan pelindung katode
Ada 2 cara untuk menggunakan metode pelindung katode yaitu :
Menggunakan logam lain yang lebih reaktif sebagai anode korban
Metode perlindungan katode ini dapat dilakukan dengan pelapisan
seperti pada galvanisasi dan chrome plating ataupun dengan hanya
menghubungkan logam anode korban dengan besi.
Menyuplai listrik dari luar
Untuk melindungi tangki besi bawah tanah juga dapat digunakan anode
inert seperti grafit yang dihubungkan dengan sumber listrik. Elektron
dari sumber listrik akan mengalir ke anode, lalu oksidasi yang terjadi di
anode akan melepas elektron yang akan mengalir menuju katode tangki
besi melalui elektrolit tanah.
c. Biaya Korosi (Cost of Corrosion)
Chapter III MATERIAL KNOWLEDGE – Material Knowledge and Corrosion
By Muhammad Faris Naufal | SC 709 8
d. Material yang dapat korosi, dari yang paling mudah korosi hingga yang
tahan terhadap korosi :
1. Potassium Paling Mudah
2. Magnesium
3. Aluminium
4. Zinc
5. Chromium
6. Iron
7. Nickel
8. Tin
9. Copper
10. Silver
11. Platinum
12. Gold Paling Tahan
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
1
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
MECHANICAL OVERVIEW
- Gear
1.1. Pompa
Pompa adalah alat yang berguna untuk menggerakan incompressible liquid.
Pompa dibagi menjadi 2 jenis : pompa dinamis dan pompa positive displacement
1. Pompa Dinamik
Dynamic pump atau pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu
pompa sentrifugal, pompa aksial, dan pompa spesial-efek (special-effect pump).
Pompa-pompa ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan
mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui perubahan penampang aliran
fluida. Jenis pompa ini biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada
tipe positive displacement pump, tetapi memiliki biaya yang lebih rendah untuk
perawatannya. Pompa dinamik juga bisa beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan
debit aliran yang juga tinggi.
Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas
sebuah impeler dan saluran inlet di tengah-
tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat
impeler berputar, fluida mengalir menuju
casing di sekitar impeler sebagai akibat dari
gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk
menurunkan kecepatan aliran fluida sementara
kecepatan putar impeler tetap tinggi.
Kecepatan fluida dikonversikan menjadi
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
4
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
tekanan oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik outletnya. Beberapa
keuntungan dari penggunaan pompa sentrifugal yakni aliran yang halus (smooth) di
dalam pompa dan tekanan yang seragam pada discharge pompa, biaya rendah, serta
dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi sehingga pada aplikasi selanjutnya dapat
dikoneksikan langung dengan turbin uap dan motor elektrik. Penggunaan pompa
sentrifugal di dunia mencapai angka 80% karena penggunaannya yang cocok untuk
mengatasi jumlah fluida yang besar daripada pompa positive-displacement.
Pompa Aksial
Pompa aksial juga disebut dengan
pompa propeler. Pompa ini menghasilkan
sebagian besar tekanan dari propeler dan
gaya lifting dari sudu terhadap fluida.
Pompa ini banyak digunakan di sistem
drainase dan irigasi. Pompa aksial vertikal
single-stage lebih umum digunakan, akan
tetapi kadang pompa aksial two-stage (dua stage) lebih ekonomis penerapannya.
Pompa aksial horisontal digunakan untuk debit aliran fluida yang besar dengan
tekanan yang kecil dan biasanya melibatkan efek sifon dalam alirannya.
Special-Effect Pump
Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu. Yang
termasuk ke dalam pompa jenis ini yaitu jet (eductor), gas lift, hydraulic ram, dan
electromagnetic. Pompa jet-eductor (injector) adalah sebuah alat yang
menggunakan efek venturi dari nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi
energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga menciptakan
area bertekanan rendah, dan dapat menghisap fluida di sisi suction.
Pompa Injektor
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
5
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
Gas Lift Pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam
sebuah kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang menyebabkan
turunnya berat hidrostatik dari fluida tersebut sehingga reservoir dapat
mengangkatnya ke permukaan.
Hydraulic Ram Pump
Pompa hydraulic ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga
hidro (hydropower).dan pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan
fluida logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik. Prinsip Pompa
Elektromagnetik
berdenyut dan hanya bisa berubah apabila kecepatan pompanya berubah. Ini karena
volume sisi inlet yang konstan. Pompa jenis ini banyak digunakan untuk memompa
endapan dan lumpur.
Metering Pump termasuk ke dalam jenis pompa reciprocating, adalah
pompa yang digunakan untuk memompa fluida dengan debit yang dapat diubah-
ubah sesuai kebutuhan. Pompa ini biasanya digunakan untuk memompa bahan
aditif yang dimasukkan ke dalam suatu aliran fluida tertentu. Metering Pump
Rotary Pump
Adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan prinsip
rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap fluida
masuk. Keuntungan dari tipe ini adalah efisiensi yang tinggi karena secara natural
ia mengeluarkan udara dari pipa alirannya, dan mengurangi kebutuhan pengguna
untuk mengeluarkan udara tersebut secara manual.
Bukan berarti pompa jenis ini tanpa kelemahan, karena sifat alaminya maka
clearence antara sudu putar dan sudu pengikutnya harus sekecil mungkin, dan
mengharuskan pompa berputar pada kecepatan yang rendah dan stabil. Apabila
pompa bekerja pada kecepatan yang terlalu tinggi, maka fluida kerjanya justru
dapat menyebabkan erosi pada sudu-sudu pompa.
Penyebab kerusakan pada pompa :
Kondisi proses berubah, misalnya temperatur, tekanan, fluidanya.
Kesalahan instalasi atau assembly mesin.
Prosedur operasi berubah.
Kekurangan desain.
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
7
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
Komponen wearout.
𝐅
Rumus Pressure/Tekanan 𝑷=𝐀
Jika ukuran tanki berbeda namun ketinggian tanki sama, maka tekanan tankinya
juga sama. Jika h1 = h2 maka P1 = P2
Pressure Gauge adalah tekanan yang diambil dimana tekanan atmosfer 1 bar
absolut atau sama dengan 0 Atm.
Viscosity / Kekentalan
Viscosity yaitu pengukuran resistansi pada pengadukan.
Shear Rate yaitu kecepatan pengadukan ( pelan atau cepatnya pengadukan).
Shear Force yaitu tenaga yang digunakan untuk pengadukan.
2 hal yang apat mengubah viscosity yaitu temperatur dan pengadukan.
Perbandingan.
Air 200 C = 1 cps
Oil 200 C = 80 cps
Heavy Fuel 200 C = 1000 cps
Madu 200 C = 5000 cps
Pasta gigi 200 C = 23000 cps
Batu = Tak terhingga
Neutonia yaitu zat yang tidak akan berubah mesti diaduk seperti air, oli, dan susu.
Viscosity
Shear Rate
Pseudoplastik yaitu kalau semakin diaduk semakin encer seperti pasta gigi, cream,
dan seal.
Viscosity
Shear Rate
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
8
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
Dilatant kalau semakin diaduk semakin kental seperti saus, dan lem
Viscosity
Shear Rate
Thixotropisc liquid akan turun tergantung lamanya pengadukan seperti keju dan
pasta gigi.
Viscosity
Shear Rate
Anti Thixotropisc yaitu kalau diaduk yang lama makin mengental seperti madu.
Viscosity
Shear Rate
Viscosity
Shear Rate
Friction Losses
Fluida yang mengalir dari pipa ada resistasinya
Perubahan pressure diakibatkan adanya belokan, penyempitan, dan instalasi
Semakin panjang pipa semakin tinggi friction losses
Flow Charateristic
Laminar Flow = Tentang aliranya
Turbulent Flow = Bergejolak aliranya
Vapour Pressure
Mendidih = tekanan dikala uap sama dengan tekanan udara luar lingkungan
Primming = mengisi daerah section sampai impeller penuh
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
9
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
Cavitation
Kafitasi merupakan terbentuknya gelembung di luquid dan diikuti pecahnya
gelembung tersebut menjadi air lagi
Implossen yaitu udara menjadi air berupa gelembung
Jenis impeller diantaranga:
Close Impeller
Open impeller
Kavitasi
Mendidih adalah keadaan dimana tekanan uap air mencapai sama dengan
tekanan lingkungan sekitarnya.
Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya.
Perubahan dari gelembung menjadi air kembali ini mengakibatkan meletusnya
gelembung kedalam (impultion). Letusan ini bersifat merusak dan menimbulkan
bunyi(tekanan bisa mencapai 12000bar selama 0,0001 detik). Impulsion adalah
proses menyusutnya uap air dan seketika menjadi air, dan melepaskan energi yang
cukup besar
Kavitasi ditandai dengan dengan adanya suara kasar dan getaran pada
pompa. Mengatasi kavitasi:
- Menaikkan ketinggian sumber air (level ketinggian tanki)
- Menurunkan temperature operasi
- Menaikkan tekanan tanki
- Menurunkan suction line
Material impeller yang cukup tahan dengan kavitasi biasanya adalah bronze
1.2. Kompresor
Kompresor adalah alat yang digunakan untuk memindahkan fluida
compressible atau gas, udara yang masuk ke dalam kompressor akan di mapatkan
sehingga memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi. Udara yang keluar dari
compressor akan selalu di beri cooler agar aman untuk masuk ke tahap berikutnya.
Jenis-jenis kompresor :
Dynamic Displacement
Ejector Rotary
Radial Reciprocating
Axial
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
11
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
didinginkan dengan cara dibiarkan pada suhu ruangan. Oksigen harus dibuang saat
welding, agar tidak mudah terbakar. Gas inert adalah suatu gas yang dapat
mempertahankan kadar oksigen dalam prosentase yang rendah SMAW (Shield
Metal Arc Welding) dan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
3) Vibrasi
Vibrasi adalah osilasi (variasi periodik terhadap waktu dari suatu hasil
pengukuran) suatu benda yang terjadi secara berulang, yang disebabkan oleh suatu
gaya dinamik sebagai eksitasi. Vibrasi /getaran dapat juga diartikan sebagai gerakan
bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan
gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Semua
benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan
mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat
tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.
Vibrasi atau getaran mempunyai tiga parameter yang dapat dijadikan sebagai
tolak ukur, antara lain :
1. Amplitudo
Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan.makin
tinggi amplitudo yang ditunjukkan menunjukkan makin besar ganguan yang
terjadi.besarnya amplitudo tergantung pada tipe mesin yang ada.
2. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu putaran
waktu.Besarnya frekuensi yang timbul saat terjadinya vibrasi dapat
mengindikasikan jenis jenis ganguan yang terjadi.Frekuensi biasanya
ditunjukkan dalam bentuk Cycle Per Menit (CPM) yang biasanya disebut
dengan instilah Hertz(Hz).
3. Phase Vibrasi
Phase adalah penggambaran akhir dari pada karakteristik suatu getaran atau
vibrasi yang terjadi pada suatu mesin.Phase adalah perpindahan atau
perobahan posisi pada bagian bagian yang bergetar secara relatif untuk
menentukan titik referensi atau titik awal pada bagian lain yang bergetar.
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
13
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
a. Penyebab Vibrasi
Vibrasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
a. Unbalance
Unbalance adalah terjadinya pergeseran titik pusat massa dari titik pusat
putarnya sehingga akan menimbulkan getaran yang tinggi. Besarnya
amplitudo getaran sebanding dengan besarnya putaran (merupakan
kuadrat dari putaranya).
b. Missalignment
Vibrasi yang disebabkan oleh penyambungan poros yang tidak simetris
dan besarannya tergantung dari ketidaksimetrisan penyambunganya,
semakin tidak simteris penyambungan poros pada sebuah peralatan
maka menyebabkan vibrasi akan semakin tinggi. Gejala vibrasi yang
diakibatkan oleh misalignment hampir sama dengan gejala unbalance
akan tetapi dengan menggunakan vibrimeter yang memadai akan lebih
mudah membedakan antara unbalance dan misalignment yaitu dari
analisa sudut fasanya. Terdapat beberapa jenis misalignment seperti
misalignment pada sambungan kopling, sabuk, rantai, roda gigi dan
lain-lain.
c. Variasi beban
Beban besar (overload) pada mesin dapat menyebabkan vibrasi yang
tinggi. Untuk melakukan analisa dari fenomena ini maka karakstristik
pengoperasian mesin harus difahami, sehingga dalam mengukur
getaran dasar (baseline vibration) sangat penting untuk memperhatikan
variasi getaran terhadap beban, tekanan dan temperatur.
d. Clearance
Kelonggaran clearance (over clearance) mempunyai karakter
penampilan vibrasi yang khusus yaitu ketika dilakukan analisa
spectrum akan muncul pada 1 x rpm serta harmonic yang tinggi.
e. Resonansi
Instalasi suatu mesin biasanya terdiri dari rangka, pipa, duct, dan
sebagainya, dimana komponen-komponen tersebut mempunyai
Chapter IV MECHANICAL OVERVIEW – General Static and Rotary Equipment
Overview
14
By Muhammad Faris Naufal | SC 709
Pembangkit PT. MEI dan PT. PLN bekerja paralel terdapat 4 syarat. Jika
salah satu dari syarat tidak terpenuhi maka kedua sistem (PT. MEI dan PT. PLN)
maka tidak dapat bekerja paralel. Berikut adalah 4 syarat kerja paralel:
1. Tegangan sama
2. Frekuensi sama
3. Urutan fasa sama
4. Sudut fasa sama
Jika salah satu dari syarat tidak terpenuhi maka kedua sistem (PT. MEI dan
PT. PLN) tidak dapat bekerja paralel. Jika salah satu lebih tinggi frekuensinya maka
Chapter V ELECTRICAL AND INSTRUMENTATION – SLD Overview
By Muhammad Faris Naufal | SC 709 3
generator yang frekuensinya lebih rendah akan menjadi motor dan menyerap energi
dari generator lainnya dan akan rusak.
Selain untuk elektrolyzer, konsumsi listrik digunakan untuk menggerakan
mesin, adapaun klasifikasi mesin listrik yaitu:
Mesin Listrik
Statis Dinamis
Dari sumber PT. MEI maupun PT. PLN yang menyuplai plant dialirkan
menuju trafo 80MVA 150KV/20KV yang terdapat pada plant Chlor-Alkali (Plant
CA). Selanjutnya dari trafo dihubungkan ke GIS (Gas Insulation SwitchGear) pada
plant CA, Switch gear seperti saklar untuk high voltage. Pada sistem GIS
menggunakan sistem double busbar agar sistem handal. Sistem insulasi yang
digunakan adalah gas SF6. Dari sistem GIS yang terdapat pada plant CA digunakan
untuk menyuplai plant CA, Plant EDC (HTDC+LTDC), plant ITC, dan plant VCM.
Berbeda halnya pada plant PVC, sumber yang digunakan pada plant PVC
dari PT. PLN melalui Trafo 30MVA 150KV/20KV dan di back-up dengan Genset
dengan kapasitas 3 x 3 MW ang berada didalam plant PVC. Antara sumber PT.
PLN dan Genset (merk Mitsubishi) bekerja secara bergantian secara otomatis
dengan menggunakan ATS (Automatic Transfer Switch). Untuk kebutuhan beban
pada plant PVC adalah sebesar 3,9 MW. Jadi apabila sumber dari PT. PLN terputus
maka kedua genset dapat dioperasikan untuk menyuplai beban dan 1 genset
standby agar saat salah satu genset mengalami kerusakan sistem tetap stabil.
Pada plant CA, peralatan atau mesin yang digunakan kebanyakan adalah
motor dan peralatan membrane (rectifier) yang terbuat dari thyristor (bahan
semikonduktor) sehingga pada sistem plant CA mengalami drop voltage karena
mayoritas beban induktif dan timbul banyak harmonisa dikarenakan bahan
Chapter V ELECTRICAL AND INSTRUMENTATION – SLD Overview
By Muhammad Faris Naufal | SC 709 4
100 %
2. Star-Delta
100%
60%
3. Soft Starter
100%
30%
4. AutoTrafo
100%
60%
30%
Chapter V ELECTRICAL AND INSTRUMENTATION – SLD Overview
By Muhammad Faris Naufal | SC 709 5
5. Inverter
100%
RTD terbuat dari kawat yang tahan korosi, yang dililitkan pada bahan
keramik atau kaca, yang kemudian ditutup dengan selubung probe sebagai
pelindung. Selubung probe ini biasanya terbuat dari logam inconel (logam dari
paduan besi, chrom, dan nikel). Inconel dipilih sebagai selubung dari RTD karena
tahan korosi dan Ketika ditempatkan dalam medium cair atau gas, selubung inconel
cepat dalam mencapai suhu medium tersebut. Antara kawat RTD dan selubung juga
terdapat keramik (porselen isolator) sebagai pencegah hubung pendek antara kawat
platina dan selubung pelindung.
Untuk variable tekanan dan level, instrument yang digunakan adalah
diferential pressure transmit. Prinsip kerjanya sama seperti saklar pelampung di
tandon rumah. Untuk mengukur Ph (keasaman) digunakan alat yang bernama
analyzer.