Anda di halaman 1dari 5

Arginin adalah asam amino yang dijumpai dalam protein yang terdapat di dalam segala bentuk

kehidupan. Sering disingkat dengan Arg atau R, dan diklasifikasikan sebagai asam amino semi esensial
atau asam amino esensial terkondisi, tergantung pada perkembangan dan status kesehatan masing-
masing individu.

Asam amino arginin memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat eksesi dua gugus
amina pada gugus residunya. Asam amino ini tergolong setengahesensial bagi manusia dan
mamalia lainnya, tergantung pada tingkat perkembanganatau kondisi kesehatan. Bagi anak-
anak, asam amino ini esensial.

Pengertian
Arginin adalah asam amino non-esensial, yang berarti dapat dibentuk oleh tubuh manusia, dan tidak
perlu diperoleh secara langsung dari sumber diet. Namun demikian arginin dibentuk dalam jumlah
terbatas, sehingga kadang-kadang masih dibutuhkan dari sumber diet. Pada orang yang mempunyai
status nutrisi yang jelek atau dalam kondisi fisik tertentu disarankan untuk meningkatkan asupan
makanan yang mengandung arginin. Peranan arginin yang sangat penting adalah dalam hal
meningkatkan imunitas selular. Arginin juga dapat mempercepat proses penyembuhan luka,
meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker dan memperlambat pertumbuhan tumor.
Kemampuan farmakologinya tergantung pada bermacam-macam mekanisme. Dalam hal imunitas
diperantarai oleh sintesa nitric oxide dan poliamin (melalui sintesa ornitin). Efek pada penyembuhan
luka berhubungan dengan sintesa prolin dan efek terhadap metabolisme nitrogen kemungkinan
berkaitan dengan sekresi hormon pertumbuhan.

Susunan/ Rumus Kimia


Arginin Memiliki rumus kimia C6H14N4O2, titik leburnya 244°C, masa jenisnya 1,165 g cm-3 ,
titik iso elktrik 10,76, nama sistematiknya adalah Asam S-2-amino-5-(diamino metilidenamino)
pentanoat.

Arginin dan Hormon Pertumbuhan

Pelepasan hormon pertumbuhan oleh arginin diperantarai oleh penurunan tonus somatostatinergik.
Somatostatin merupakan suatu peptida, yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pelepasan
dari hormon pertumbuhan. Dengan mengurangi tonus somatostatinergik, arginin dapat mengurangi
kemampuan somatostatin untuk menghambat pelepasan dari hormon pertumbuhan, yang akhirnya akan
meningkatkan hormon pertumbuhan.

Arginin dan Nitric Oxide.

Nitric oxide (NO) dihasilkan oleh jaringan tubuh dan mempunyai peranan penting dalam sistem
kardiovaskular, sistem imunitas dan sistem saraf. NO yang dibentuk dari supplemen arginin memainkan
peranan yang penting dalam aktivitas anti aterogenik. NO akan menghambat perlengketan sel-sel
mononukleus, aggregasi platelet, proliferasi sel otot pembuluh darah, produksi anion superoksida, dan
dapat meningkatkan dilatasi endotelium. Perlengketan leukosit, aggregasi platelet, proliferasi sel otot
pembuluh darah, disfungsi endotel dan stres oksidatif, semuanya adalah bagian dari proses
aterogenesis. Disamping peranan enzimatik dalam pembentukan NO, arginin juga mempunyai
kemampuan anti aterogenik.2
Pembentukan NO mempunyai dampak positif terhadap proses penyembuhan luka tendon, mukosa usus
halus, luka bakar dan kerusakan sel yang lainnya.

Peranan Anabolik

Arginin mempunyai efek antikatabolik atau anabolik dalam proses metabolisme protein, respon imun
dan proliferasi sel. Dalam studi klinis menunjukkan bahwa pemberian arginin dan asam amino lainnya
dalam terapi nutrisi akan memberikan keuntungan yang signifikan pada pasien-pasien yang luka dan
pasien dengan gangguan imunitas.3
Arginin merupakan nutrien anabolik yang efektif yang dapat mengurangi efek katabolik yang sering
dijumpai pada pasien-pasien kanker tahap lanjut.

Peningkatan Sistem Imun

Arginin memberikan dampak yang positif terhadap sistem imunitas tubuh.5 Pada studi-studi terdahulu
pada binatang percobaan, pemberian arginin akan meningkatkan kemampuan fagositosis dari sel-sel
makrofag di dalam alveolus, memberikan balans nitrogen yang positif, dan menekan pertumbuhan sel
tumor dengan mengaktifkan sistem imun.6
Data klinis terakhir menunjukkan bahwa imunonutrisi awal yang terdiri dari arginin, nukleotida, asam
lemak omega-3 dan glutamin, akan mempengaruhi komplikasi infeksi pada pasien-pasien yang sakit
berat. Sel target dari zat nutrien ini adalah sel limfosit T dan makrofag.

Penyembuhan Luka

Studi-studi menunjukkan bahwa arginin memberikan dampak yang positif terhadap penyembuhan luka
termasuk ulkus gaster, fraktur tulang, ulkus diabetikum, luka bakar derajat dua, enteritis akibat
radiasi, dan luka ulseratif pada usus halus.

Terapi adjuvan pada kanker

Muncul banyak studi-studi klinis yang menarik mengenai arginin dan analognya dalam pengobatan
kanker. Sebagai contoh, pemberian arginin secara infus akan mengurangi secara signifikan metastasis
ke hati dan paru-paru pada binatang percobaan. Penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa arginin
akan merubah jumlah tumor-infiltrating lymphocytes pada kanker kolorektal, memberikan implikasi
yang penting dalam strategi pengobatan kanker. Pemberian arginin juga dapat menghambat kanker
kolorektal akibat zat kimia.

Kesehatan Kardiovaskular

Pemberian arginin jangka pendek maupun jangka panjang akan meningkatkan produksi NO endotelial
dan meningkatkan fungsi endotel dalam mencegah terjadinya aterotrombosis. Pada studi-studi
terhadap manusia dan binatang percobaan menunjukkan bahwa pemberian arginin baik secara oral
maupun infus akan meningkatkan vasodilatasi endotel, menghambat aggregasi platelet, dan dalam
jangka panjang akan mengurangi aterosklerosis.

F. Fungsi dan Manfaat L-arginine

Asam amino L-arginin merupakan salah satu jenis asam amino yang tidak esensial, artinya asam amino
yang sangat penting untuk pembentukan protein tubuh, tetapi bila tubuh kekurangan maka tubuh akan
mensistesa dalam jumlah yang diperlukan.
Indikasi dan kemampuan kerja Asam Amino Arginin

· Anti aterogenik

· Menurunkan kadar lemak (kolesterol)

· Dilatasi pembuluh darah (meningkatkan aliran darah perifer)

· Menguatkan otot jantung

· Merangsang sekresi hormon pertumbuhan (Human Growth Hormone)


· Menghambat stres oksidatif / kerusakan jaringan

· Meningkatkan sistem imunitas

· Menyembuhkan luka

· Bersifat anabolic

Asam amino L arginine juga terbukti mampu menginduksi pelebaran pembuluh darah di ginjal, secara
fisiologi dari hasil penelitian yang pernah dikerjakan sebelumnya bahwa asam amino L-argini
merupakan prekusor fisiologi untuk NO (nitric oxide), yang ada hubungannya dengan efek vasodilatasi
dan penghambatan terhadap agregasi platelet melalui peningkatan formasi dari siklik GMP. NO sendiri
adalah zat yang disintesis oleh sel endotel pembuluh darah termasuk pembuluh darah yang ada di
ginjal.

Selain memberikan efek terhadap pembuluh darah di ginjal, asam amino Arginin ternyata sangat
memberikan manfaat pada pasien DM tipe 1 yang mengalami uremia, hal ini terbukti dari penelitian
yang membandingkan pemberian asam amino L-arginin untuk pasien yang telah dilakukan transplantasi
ginjal maupun pankreas ataupun pada pasien yang hanya menjalani transplantasi ginjal saja, dan dari
hasil penelitian tersebut terbukti bahwa L-arginine memberikan manfaat lebih jika diberikan pada
pasienuremia dengan DM tipe 1 setelah menjalani transplantasi ginjal.

Tindakan transplantasi ginjal dan pankreas pada pasien DM tipe 1 yang mengalami kemunduran fungsi
akan sangat menolong untuk menormalkan kembali fungsi dari ginjal. Meskipun demikian pengendalian
gula darah juga sangatlah penting untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan endotel dari pembuluh
darah di ginjal. Hingga akhirnya dari hipotesis tersebut dibuatlah sebuah penelitian yang menggunakan
pemeriksaan secara kuantitatif yaitu dengan memeriksa aliran darah yang dibuktikan dengan
memeriksa aliran darahnya dengan alat MRI (Magnetic Resonance Imaging).

PERAN GLUTAMIN SEBAGAI SISTEM IMUN


Dari penelitian-penelitian diketahui bahwa glutamin dapat melindungi sel-sel, jaringan dan organ
tubuh dari stres dan cidera melalui mekanisme berikut, yaitu membatasi aktifasi NF (nuclear factor)-
κB, menjaga keseimbangan antara sitokin pro dan anti inflamasi, menurunkan akumulasi dari
neutrofil, meningkatkan integritas sel mukosa usus serta fungsi sel imun, dan ekspresi dari Heat
Shock Protein yang ditingkatkan. Glutamin akan meningkatkan kadar glutation di jaringan, yang
akan berperan mencegah aktivasi dari NF-κB dan meningkatkan kapasitas dari antioksidan. Peran
glutamin pada penanganan sepsis adalah melalui proteksi terhadap integritas sel mukosa usus
sehingga perpindahan mikroorganisme dan endotoksin ke pembuluh darah dapat dicegah. Selain itu
glutamin menggiatkan sistem imun, meningkatkan akivitas sel limfosit untuk bersiap-siap
menghadapi infeksi. (Arifin, 2011)

Glutamin biasanya dianggap sebagai asam amino nonesensial. Namun, studi terbaru telah
memberikan bukti bahwa glutamin dapat menjadi “conditionally-essential” selama kondisi
peradangan seperti infeksi dan cedera. Glutamin sangat penting untuk proliferasi sel, yang dapat
bertindak sebagai bahan bakar pernapasan dan hal itu dapat meningkatkan rangsangan fungsi sel
kekebalan tubuh. Studi sejauh ini telah menentukan pengaruh konsentrasi glutamin ekstraseluler
terhadap proliferasi limfosit dan produksi sitokin, aktifitas makrofag fagositik ditambah sekresi dan
pembunuhan bakteri neutrofil.Limfosit, makrofag dan neutrofil memainkan peran penting dalam
respon kekebalan dan inflamasi. Limfosit matang bersirkulasi kembali melalui darah dan getah
bening melalui jaringan limfoid dalam keadaan yang relatif stabil sampai dirangsang untuk
berproliferasi, misalnya, infeksi bakteri atau virus. T-Limfosit diperlukan untuk merangsang makrofag
dan aktivitas B limfosit terutama melalui produksi regulator sitokin . B-Limfosit memproduksi dan
mengeluarkan antibodi sebagai respon untuk merangsang antigen. (Newsholme, 2001)
Pentingnya glutamin untuk fungsi sel-sel kekebalan in vitro:

1. T-Limfosit.

Fungsi utama dari T-limfosit in vivo berpoliferasi dalam merespon rangsangan antigen, untuk
menghasilkan sitokin yang penting untuk penyebaran respon imun dan meningkatkan pengaturan
reseptor sitokin secara spesifik pada permukaan T-sel, yang selanjutnya akan meningkatkan
proliferasi. Konsentrasi glutamin ekstraseluler muncul untuk mengatur T-limfosit proliferasi , tingkat
produksi interleukin (IL) – 2 dan ekspresi reseptor IL-2.

2. B-Limfosit.

Diferensiasi B-limfosit dalam mensintesis anti bodi dan mensekresi sel berhubungan dengan
glutamin dan secara signifikan meningkatkan konsentrasi glutamin fisiologis. Efek diferensiasi B-
limfosit tidak dapat diperoleh dari asam amino lain.

3. Lymphokine-activated killer cells (LAK cells)

Glutamin telah dilaporkan membantu potensi LAK-cells untuk membunuh sel target. Dapat
disimpulkan bahwa kekurangan glutamin membatasi jumlah sel aktif yang dihasilkan untuk
menanggapi stimulus.

4. Makrofag.

Macrofag adalah sel yang terdeferiensi terakhir yang telah kehilangan kemampuan untuk
membelah. Tetapi, macrofag adalah sel yang aktif untuk proses metaolis fagositosis, pinocytosis,
sekresi protein, sekresi radikal bebas (superoksida dan nitrit oksid), produksi eicosanoid, daur ulang
membrane, dan sintesis. Semua proses ini terkait dengan fungsi keseluruhan dari makrofag, untuk
menghancurkan benda asing melalui paparan radikal bebas dan enzim hidrolitik, antigen presenting
sel ke T-Limfosit dan aktivasi limfosit melalui sekresi sitokin. Ketersediaan Glutamin mempengaruhi
up-take fagositik dari dinding sel jamur.

5. Neutrofil dan monosit.

Sebuah studi terbaru oleh Furukawa et al. (2000) dalam Newsholme (2001) menunjukkan bahwa
neutrofil dan monosit yang diperoleh dari pasien selama periode 7 hari setelah operasi
gastrointestinal. Pasien merespon penambahan glutamine meningkatkan aktivitas fagosit dan laju
produksi superoksida (radikal bebas kunci yang diperlukan untuk membunuh bakteri) pada dosis
tertentu. Penambahan glutamine berfungsi untuk meningkat fagositosis neutrofil dan monosit serta
produksi superoksida.

Metabolisme glutamin pada saat Infeksi


Gambar 6 menunjukkan metabolism glutamine pada kondisi normal dan sepsis. Dalam kondisi
normal glutamine yang berasal dari otot dan paru-paru diprioritaskan untuk usus dibandingkan untuk
sistem imun dan liver. Tetapi, pada kondisi adanya infeksi yang menimbulkan sepsis maka glutamin
lebih banyak berasal dari otot dibandingkan paru-paru dan diprioritaskan untuk sistem imun dan liver
dibandingkan untuk usus. (Karinch, 2001).

SUMBER-SUMBER GLUTAMIN
Sumber L-Glutamin, dapat diperoleh dari berbagai sumber pangan alami yaitu sumber protein
nabati, ground nut (sejenis kacang, tapi bukan kacang tanah), kacang hijau, dan sumber protein
hewan, seperti ikan, ayam atau daging sapi. Dalam kacang kedelai, Kandungan Glutamin
merupakan senyawa yang diperlukan untuk pembentukan glutation yang bersama-sama sulfur dari
makanan seperti bawang putih akan membentuk glutation sulfhidril (GSH). GSH berperanan dalam
pembentukan enzim glutation peroksidase (GPx) yang merupakan salah satu pertahanan tubuh
terhadap oksidasi yang berlebihan. (BPOM RI, 2008)

Glutamine ditemukan banyak pada makanan yang tinggi protein, seperti daging, ikan, kacang-
kacangan, dan dairy product. Pada sayuran hanya terdapat pada sayuran kubis dan bit yang
mentah, karena dalama pemasakan dapat merusak glutamine. Di dalam kubis mengandung suatu
zat yang tidak diketahui tetapi zat itu merupakan komponen yang aktif ketika dicerna dan diserap di
saluran cerna, menstimulasi produksi dari TNF α dan IL-1, yang sangat penting sebagai antivirus,
anti tumor, dan imunoregulatori serta respon terhadap inflamasi. Kubis mengandung glucosinolates
dan merupakan makanan yang sangat jelas manfaatnya dalam mengoptimalkan fungsi kekebalan
tubuh. (Nick, 2002).

Anda mungkin juga menyukai