I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. G
Usia : 40 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Banjar
A. KELUHAN UTAMA
Alloanamnesis
hingga petang dan terkadang sampai malam hari sejak tahun 1990. Adik pasien
membawa pasien ke RSJ Sambang Lihum karena di rumah jarang ada yang
1
memperdulikan pasien dan takut terjadi sesuatu kepada pasien saat berkeluyuran
di jalan. Sewaktu masih normal dulu pasien memang suka menutup diri dan
merasa terkekang. Waktu usia muda pasien sering berteman dengan dengan banci,
tetapi orang tua pasien sering marah karena orang tua pasien sangat kuat dalam
hal agama. Pasien sering dipukuli oleh orang tuanya apabila ketahuan masih
berhubungan dengan agama). Semenjak sering dipukuli oleh orang tuanya itu,
pasien sering bernyanyi, berbicara sendiri, tertawa sendiri dan menangis sendiri
tanpa alasan yang jelas. Saat berbicara, kalimat yang dikeluarkan pasien sangat
sedang mengaji dan suruhan untuk berjalan mengikuti jejak nabi. Selain itu pasien
juga merasa sering bisa melihat dan bertemu dengan Nabi Yusuf a.s, Nabi Ayub
a.s, dan Nabi Muhammad SAW. Selain itu pasien juga sering mencium bau harum
alim ulama. Karena berasal dari kelurga yang memiliki latar agama yang kuat,
sebelum pasien pergi berkeluyuran, dia suka menggunakan kopiah dan sarung.
parah hingga tertawa sendiri, hampir setiap hari. Waktu ibu pasien meninggal
tahun 1997, pasien menjadi jarang makan, jarang minum,tidak tidur hingga tidak
Autoananmnesis
hanya diam dan tersenyum sendiri di atas kasur, berbicara ngelantur dan sering
2
mengomongkan nabi saat berdiri ataupun berbaring. Pasien mengatakan “Saya
lagi bersama Nabi Yusuf A.S dan Nabi Ayub A.S jangan diganggu”. Pasien
mengatakan ada suara orang mengaji dan berpikir ustadz sedang memikirkan
kelakuan dia. Pasien juga sering mengucapkan kata yang diulang-ulang berupa
“delapan”, “habib” dan “ustadz”. Pasien juga berkata ingin sholat Ashar dan
Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Asma Bronkhial (-), trauma kapitis(-),
kejang(?)
1. Riwayat Prenatal
spontan dan di tolong oleh bidan. Tidak ada data pendukung lainnya seperti
apakah pasien langsung menangis ketika dilahirkan, apakah anak ini anak
halusinansi.
3
Tidak ada bukti informasi yang cukup tentang pasien karena berita dari
adik pasien, sampai kapan ASI eksklusif diberikan. Bagaimana pola asuh ibu
terhadap anaknya, bagaimana kasih sayang yang diberikan ibu pada pasien.
Apakah ada masalah selama bayi, apakah imunisasi yang diberikan sudah
and doubt
Tidak ada bukti informasi yang cukup tentang pasien karena berita dari
adik pasien . apakah riwayat tumbuh kembang bayi baik seperti balita
yang cukup. Apakah pasien dibiarkan bebas bergerak, tidak dibatasi, dan
4. Riwayat Pre School Age/ Masa Prasekolah (3-6 Tahun) Initiative Vs Guilt
Tidak ada bukti informasi yang cukup tentang pasien karena berita dari
adik pasien. Apakah pasien suka bermain dengan teman sebayanya. Apakah
pasien merupakan anak yang selalu riang. Apakah pasien mempunyai banyak
Tidak ada bukti informasi yang cukup tentang pasien karena berita dari
adik pasien. Apakah ketika masa sekolah pasien merupakan anak yang baik
dalam akademis. Apakah pasien mudah bergaul dengan siapa saja dan punya
banyak teman.
4
6. Riwayat Adolescence (12-20 tahun) Identity vs Role diffusion/Identity
Confusion
Selama remaja, pasien lebih suka menyendiri dan menutup diri. Pasien
merasa terkekang dengan keadaan keluarganya yang terlalu kuat pada agama
yang tidak berhubungan dengan agama saja dimarahi dan dipukuli oleh ayah
pasien.
Isolation
sering bernyanyi, berbicara sendiri, tertawa sendiri dan menangis sendiri anpa
sebab-sebab yang jelas. Perawatan diri sudah mulai kurang dan keluarga
8. Riwayat pendidikan
yang di dapatkan pasien selama sekolah tidak diketahui oleh adik pasien.
9. Riwayat pekerjaan
pihak keluarga pada waktu itu juga tidak memaksakan pasien untuk bekerja.
tidak menunjukan tanda-tanda ingin menikah dan para wanita juga tidak ada
5
yang mau menerima pasien sebagai suami. Pihak keluargapun maklum
Genogram:
Keterangan:
= Penderita
= Laki-Laki
= Perempuan
= Meninggal
Pasien adalah anak ketiga dari delapan bersaudara, tidak ada riwayat keluarga
6
Pasien tinggal dengan adik pasien dan istri dan dua anaknya, namun pasien
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
kurus, tinggi dan tampak tidak terawat, rambut acak-acakan, bau yang
seperti banci.
1. Mood : hipertimia
2. Afek : tumpul
3. Keserasian : inappropriate
C. Proses Pikir
D. Gangguan Persepsi
7
2. Ilusi (A/V/G/T/O) : -/-/-/-/-
3. Depersonalisasi/derealisasi : -/-
spontanitas
1. Kesadaran : jernih
2. Fungsi Intelektual
I. Tilikan : Tilikan 1
1. Status Interna :
Nadi : 89 X/menit
Kulit
8
Kepala dan Leher
Inspeksi : normosefali
Mata
perdarahan (-), mata berair (-), ptosis (-), Pandangan kabur (-/-),
Telinga
Hidung
Mulut
Inspeksi : perdarahan gusi (-), pucat (-), sianosis (-), stomatitis (-),
leukoplakia (-)
Toraks
Inspeksi : simetris
Perkusi : sonor
9
Jantung
Abdomen
Inspeksi : bentuk permukaan abdomen rata normal, sikatrik (-), striae (-),
hernia (-)
Perkusi : timpani
(-)
- - -
- - -
Punggung
Ekstremitas
Inspeksi : gerak sendi normal, deformitas (-), kemerahan (-), varises (-)
2. Status Neurologis
10
Nervus I – XII : Dalam batas normal
Mulai dari usia muda, pasien suka berteman dengan banci, namun
kuat.
agama).
1997.
mampu bekerja.
11
Terdapat gangguan fungsi sosial pasien lebih suka menyendiri.
Pasien sering menghilang dan keluyuran dari pagi hingga petang, bisa juga
Halusinasi visual karena bisa melihat Nabi Yusuf A.S dan nabi Ayub A.S
Pemeriksaan Psikiatri
Mood :hipertimia
Afek : tumpul
Keserasian inappropriate
Bentuk pikir tidak reaslistik, dengan arus pikir inkoheren dan terdapat
waham.
12
Kesadaran jernih
Tilikan 1
OS jarang makan, jarang minum, jarang mandi dan bahkan tidak tidur.
13
dengan arus pikir inkoheren. Selain itu juga terdapat waham kebesaran.
Orang tua sering memukul bila berteman dengan banci dan menyanyi yang
jarang diperdulikan.
Tidak ada
VIII. PROGNOSIS
14
Psikofarmaka : po: Haloperidol 5mg 3x1
Psikoterapi :
pasien
X. DISKUSI
gejala klinis yang bemakna yaitu, sering menghilang dan berkeluyuran dari subuh
hingga petang dan terkadang sampai malam hari sejak lama, riwayat dulu suka
berteman dengan banci, sering bernyanyi, berbicara sendiri, tertawa sendiri dan
menangis sendiri tanpa alasan yang jelas, dan lain-lain. Kumpulan gejala-gejala
jiwa adalah suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan
bermakna dan yang disertai dengan penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus,
Dengan demikian jelas bahwa apabila hanya terjadi penyimpangan atau konflik
15
sosial saja tanpa disfungsi seseorang, hal itu tidak dimasukan ke dalam gangguan
dapat berupa: rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tentram, terganggu, disfungsi
16
Pembagian gangguan jiwa secara tradisional dibagi atas dua yaitu gangguan
jiwa organik dan gangguan jiwa fungsional. Gangguan jiwa organik dapat
diketahui dari secara anomali medis atau neurologis atau zat psikoaktif.
suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik,
dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar
17
- Suara halusinasi yang berkomentar
secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara (+)
mereka sendiri (diantaranya berbagai
suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal
dari salah satu bagian tubuh.
d) Waham menetap jenis lainnya yang (+)
menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini
yang harus selalu ada secara jelas:
e) Halusinasi yang menetap dari (+)
pancaindera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang
maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap atau
apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus-menerus;
f) Arus pikiran yang terputus atau yang (+)
mengalami sisipan, yang berakibat
inkohorensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme.
g) Perilaku katatonik (-)
h) Gejala-gejala negative, biasanya (+)
mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial tapi bukan karena depresi
atau medikasi neuroliptika.
3. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas (+)
telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih.
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten (+)
dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek
perilaku pribadi (personal behaviour).
Pasien ini juga memenuhi kriteria diagnosis untuk skizofrenia paranoid (F20.0)
sebagai berikut:2
18
No. Teori Kasus
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia (+)
2. Sebagai tambahan
- halusinasi dan/waham harus menonjol:
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam (+)
pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal
berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing);
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, (-)
atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh; halusinnasi visula mungkin
ada tapi jarang menonjol
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, (+)
tetapi waham dikendalikan (delusion of
control), dipengaruhi (delusion of
influence), passivity (delusion of passivity),
dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
ragam adalah yang paling khas.
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan (+)
pembicaraan serta gejala katatonik secara
reatif tidak nyata atau tidak menonjol.
Pada pasien ini terjadi gangguan kepribadian skizoid yang memenuli pedoman
diagnostik:2
19
g. Preokupasi dengan fantasidan introspeksi yang berlebihan
(kalau ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin
berlaku.
Pilihan terapi pada skizofrenia. Pilihan terapi pada skizofrenia dipilih berdasarkan
target gejala pada pasien skizofrenia. Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah
bahaya pada pasien, mengontrol perilaku pasien dan untuk mengurangi gejala
psikotik pasien seperti agitasi, agresif, simptom negatif, serta gejala afek.4
somatik yang terdiri dari obat antipsikotik, terapi psikososial, dan perawatan
secara cermat ke dalam regimen obat dan harus mendukung regimen tersebut.
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-syarat antara
20
2. Tidak ada efek samping,kalaupun ada relatif kecil.
4. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif ( daya pikir dan daya ingat)
Haloperidol 5mg 3x1 berguna sebagai antipsikotik yang mempunyai efek sedasi
halusinasi, Chlorpromazine 100mg 3x1 digunakan untuk sedasi yang lebih kuat
agresif .6
reseptor pasca sinaptik neuron diotak, khususnya di sistem limbik dan sistem
21
1. Sedasi dan inhibisi psikomotor
3. Gangguan endokrin
5. Hepatotoksik.
ini ada yang cepat dan ditolerir oleh pasien, ada yang lambat, dan ada yang
memeriksa fungsi hati (SGOT, SGPT) diperlukan karena efek samping obat
laboratorium, dapat juga dari pemeriksaan fisik berupa tanda ikterik, palpasi
hepar.6
22
23