PENDAHULUAN
1
Melihat berbagai fenomena di atas, maka perlu dilakukan pengujian
residu pestisida pada buah dan sayur yang beredar demi keamanan
masyarakat yang mengkonsumsi. Disini, kelompok kami akan melakukan uji
residu pestisida pada buah melon dan sayur sawi yang dijual di Pasar
Karangmenjangan dan Superindo, dengan harapan hasil pengujian kami ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, sehingga masyarakat dapat lebih
waspada dalam memilih buah dan sayur yang dijual.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
5. memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
piaraan dan ternak,
6. memberantas atau mencegah hama-hama air,
7. memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan,
dan atau
8. memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaan pada tanaman dan air (Deptan, 2011).
4
Organofosfat dapat menurunkan populasi serangga dengan cepat,
persistensinya di lingkungan sedang sehingga organofosfat secara bertahap
dapat menggantikan organoklorin. Sampai saat ini organofosfat masih
merupakan insektisida yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Contoh : malathion, monokrotofos, paration, fosfamidon, bromofos, diazinon,
dimetoat, diklorfos, fenitrotion, fention, dan puluhan lainnya (Zulkarnain,
2010).
Meskipun demikian, senyawa organofosfat ini lebih toksik terhadap
hewan-hewan bertulang belakang jika dibandingkan senyawa organoklorin.
Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida
lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya
dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan
beberapa milligram untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa
(Zulkarnain, 2010).
Berikut adalah batas maksimum residu pestisida golongan
organofosfat pada sawi dan melon berdasarkan Keputusan Bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Pertanian Nomor 881/MENKES/SKB/VIII/1996
tentang Batas Maksimum Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian :
Tabel 1. Batas Maksimum Residu Pestisida Organofosfat pada Sawi
No Golongan Pestisida Organofosfat Batas Maksimum Residu (mg/kg)
1. Azinphos methyl 0,5
2. Chlorpyrifos methyl 0,1
3. Diazinon 0,5
4. Dichlorvos 0,5
5. Disulfoton 0,5
5
5. Fenamiphos 0,05
6. Menfiphos 0,05
7. Metamidophos 0,5
8. Phosphamidon 0,1
Tabel 3. Efek Muskarinik, Nikotinik dan Saraf Pusat pada Toksisitas Organofosfat
Efek Gejala
1. Muskarinik( reseptor yang - Salivasi, lakrimasi (mengeluarkan air
ada di otot jantung) mata), urinasi dan diare (SLUD)
- Kejang perut
- Nausea (mual) dan vomitus (muntah)
- Bradicardia (denyut nadi lemah <60
6
kali /menit)
- Miosis
- Berkeringat
2. Nikotinik( reseptor yang - Pegal-pegal, lemah
mempengaruhi otot rangka) - Tremor
- Paralysis (kehilangan fungsi otot)
- Dyspnea (sesak napas)
- Tachicardia (denyut nadi cepat)
3. sistem saraf pusat(SSP) - Bingung, gelisah, insomnia, neurosis
- Sakit kepala
- Emosi tidak stabil
- Bicara terbata-bata
- Kelemahan umum
- Convulsi
- Depresi respirasi dan gangguan jantung
- Koma
Sumber : Afriyanto, 2008.
7
dua fase yang berbeda. Pada KLT, fase diamnya berupa silika yang terbalut
oleh cairan. Sedangkan eluen digunakan pelarut baik yang polar maupun yang
non-polar. Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir (fase
diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan
yang cocok. Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk menganalisis
senyawa-senyawa organik dalam jumlah kecil (misal menentukan jumlah
kumpulan dalam campuran), dan juga untuk mengidentifikasi komponen
penyusun campuran melalui perbandingan dengan senyawa yang diketahui
strukturnya (Setiawandi, 2010).
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
6. Brom Phenol Blue
7. Asam Asetat 5%
10
B : untuk melon Superindo
C : untuk sawi pasar Karangmenjangan
D : untuk melon pasar Karangmenjangan
c. Kemudian, menambahkan masing-masing sampel tersebut
dengan air bersuhu 100oC sampai menjadi suspensi.
d. Setelah itu, mendiamkan dan menyaring campuran tersebut
sampai menjadi jernih.
e. Filtrat yang sudah jernih siap untuk diekstraksi.
3. Melakukan ekstraksi sampel, dengan cara :
a. Melarutkan filtrat dengan chloroform (CHCl3).
b. Campuran tersebut kemudian di ekstraksi dengan alat Soxhlet
sehingga diperoleh ekstrak dari masing-masing sampel.
4. Melakukan Elusi, dengan cara :
a. Mengisi chamber dengan larutan n Hexan (eluen) sebanyak 100
ml dan menunggu selama 1 jam sebelum digunakan agar
chamber tersebut jenuh dengan eluen.
b. Menyiapkan pelat silika yang cukup untuk 5 sampel (sampel
larutan standart organofosfat, sampel A, sampel B, sampel C,
dan sampel D).
c. Menotolkan masing-masing sampel menggunakan kapiler pada
pelat silika dengan titik awal penotolan yang sama.
d. Memasukkan pelat silika ke dalam chamber yang telah berisi
eluen tadi dengan bagian yang ditotoli berada di bagian bawah.
e. Setelah eluen mencapai garis akhir elusi, pelat silika dikeluarkan
dari chamber dan ditempatkan pada spray box untuk dilakukan
penyemprotan (spray).
5. Melakukan penyemprotan menggunakan larutan Brom Phenol Blue
dan asam asetat 5%.
6. Setelah itu, menguapkan dan memanaskan pelat silika dengan Sinar
Ultraviolet sehingga terlihat spot-spot.
7. Menghitung jarak masing-masing spot (sampel) dari titik awal
penotolan sampai titik akhir yang dicapai (jarak tempuh).
11
8. Menghitung Rf tiap sampel.
9. Membandingkannya dengan Rf Organofosfat.
10. Membuat laporan hasil praktikum.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
1. Pengujian residu pestisida pada buah melon, yang diuji adalah daging
buahnya tanpa kulit.
2. Pengiriman sampel ke BBLK dilakukan segera setelah sampel diambil,
sehingga kemungkinan untuk terjadi kontaminasi atau bahkan hilangnya
residu dapat diminimalisir, dengan harapan hasil yang diperoleh benar-
benar akurat.
3. Sampel sawi pasar Karangmenjangan berdasarkan hasil wawancara pada
pedagang merupakan sawi asal Batu, Malang.
4. Sampel melon pasar Karangmenjangan berdasarkan hasil wawancara pada
pedagang merupakan melon asal daerah Tanjungsari, Sukomanunggal
Surabaya.
5. Sampel sawi dan melon Superindo berdasarkan hasil wawancara pada
petugas pengangkut barang dari truk merupakan sawi dan melon asal Batu,
Malang.
6. Dari hasil pengujian residu pestisida organofosfat secara kualitatif
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis pada sampel yang diuji,
didapatkan bahwa semua sampel menunjukkan hasil negatif, yang berarti
bahwa semua sampel yang diuji tidak mengandung residu pestisida
organofosfat. Dengan demikian sampel tersebut aman untuk dikonsumsi.
13
4.3 Rincian Biaya
Sayur Rp 6.000,-
Buah Rp 19.000,-
Uji Lab untuk residu pestisida 4 sampel @Rp 75.000,- Rp 300.000,- +
TOTAL Rp 325.000,-
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sampel sawi dan melon dari Pasar Karangmenjangan tidak mengandung
residu pestisida organofosfat dari pengujian kualitatif menggunakan
metode Kromatografi Lapis Tipis.
2. Sampel sawi dan melon dari Superindo tidak mengandung residu pestisida
organofosfat dari pengujian kualitatif menggunakan metode Kromatografi
Lapis Tipis.
3. Sampel sawi dari pasar Karangmenjangan dan Superindo keduanya berasal
dari Batu, Malang. Sehingga dimungkinkan sawi yang dijual di kedua
tempat tersebut berasal dari daerah yang sama.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengujian secara kuantitatif pada sampel untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Perlu dilakukan pengujian dengan membandingkan perlakuan, yakni sawi
yang tidak dicuci dengan sawi yang dicuci terlebih dahulu, serta melon
yang diuji tanpa dikupas dan melon yang dikupas (tanpa kulit) untuk
mengetahui apakah perbedaan perlakuan tersebut dapat mempengaruhi
hasil pengujian.
3. Untuk membandingkan antara keamanan sayur dan buah yang dijual di
pasar dan supermarket dari residu pestisida, perlu ditambah jumlah sampel
pada masing-masing tempat sehingga lebih representatif dan hasilnya
dapat digunakan untuk melakukan perbandingan .
15
DAFTAR PUSTAKA
16