Anda di halaman 1dari 7

Elang Gumilang

Pendiri Elang Group (Perusahaan Pengembang dan Properti)

LahirBogor, Jawa Barat, Indonesia, 4 Juni 1985


ProfesiPendiri Elang Group (Perusahaan Pengembang dan
Properti)
Karier

 Pendiri Elang Group (Perusahaan Pengembang dan


Properti)

Pendidikan

 Institut Pertanian Bogor

Elang Gumilang merupakan mantan mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Ia lahir dari
pasangan H. Enceh dan Hj. Prianti. Elang memulai bisnis skala kecil dengan berjualan
sepatu. Karena rugi, ia kemudian menjadi penyuplai lampu neon Institut Pertanian
Bogor.

Hanya dengan modal surat keterangan dari kampus, ia menghubungi perusahaan


lampu Philips, melobi perusahaan agar memperoleh lampu. Menjadi penyuplai lampu
ternyata membuatnya sukses meraih untung. Namun, saat ia menyadari perputaran
bisnis lampu berjalan lambat, maka ia memilih bisnis lain: berjualan minyak goreng.

Ia menilai bisnis ini perputarannya cukup cepat karena merupakan kebutuhan sehari-
hari. Namun, akibat perputarannya yang cepat, berbisnis minyak goreng
mengakibatkan urusan akademik Elang terganggu. Oleh karena itu, ia memikirkan
bisnis lain yang tidak mengganggu kuliahnya.

Terpikirlah olehnya mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris di kampus. Ia beroleh


izin pendirian lembaga dari kampus, bahkan ia berhasil menjalin hubungan dengan
mahasiswa asing yang membuat mereka bersedia menjadi pengajar langsung di
lembaga yang didirikannya.

Bisnis kursus bahasa Inggris ini ternyata diminati banyak orang, terutama mahasiswa
dan pelajar. Melihat peluang bisnis ini bisa dikembangkan, maka Elang
mempergunakan waktu dan uangnya untuk memasarkan bisnisnya ke perumahan-
perumahan berupa kursus privat.

Saat masih semester 6, Elang Gumilang sudah hidup bekecukupan dan mampu
membeli mobil keuntungan bisnisnya. Akan tetapi, ia masih merasa ada yang perlu
dilakukan selain bisnis kursus tersebut. Maka, ia lalu menjajal berbisnis bidang properti.
Sebelum memulai usaha properti, Elang Gumilang melakukan survei ringan mengenai
kondisi pendapatan masyarakat dalam negeri dan dibandingkan dengan kemampuan
mereka membeli properti. Menurut Elang, banyak orang Indonesia, terutama yang
tinggal di kota besar tidak mampu memiliki rumah sendiri karena harga properti tidak
terjangkau. Padahal, rata-rata orang-orang di sekitarnya berumur lebih dari 60 tahun-
an.

Untuk menyiasati hal ini, Elang Gumilang menawarkan perumahan yang dibangunnya
dengan harga murah. Ia mengiklankan propertinya di koran lokal. Pada tahap awal,
properti yang dijualnya langsung terjual habis karena harganya terjangkau. Para
pembeli melihat fasilitas rumah yang dijual oleh Elang Gumilang cukup lengkap.

Ditambah lagi, mereka mendapatkan pelayanan klinik dan angkutan umum 24 jam,
tempat ibadah, dekat dengan sekolah, pasar, dan fasilitas olahraga lainnya.
Kebanyakan konsumen properti Elang Gumilang di awal-awal bisnisnya merupakan staf
TU IPB, buruh pabrik, karyawan biasa, bahkan pemulung.

Karena kiprahnya, ia memperoleh penghargaan Indonesia’s Top Young Enterpreneur


(2008) dan Pemenang Wirausaha Muda Mandiri Kategori Mahasiswa Program Diploma
dan Sarjana (2007). Ia dianggap sebagai pebisnis muda pelopor bisnis properti
sederhana.

Untuk melancarkan bisnis, Elang Gumilang sudah mempekerjakan ratusan karyawan.


Pada setiap proyek, ia selalu serius, sehingga ia seringkali mempkerjakan banyak
karyawan, minimal 100 orang di tiap proyek. Diantara karyawan tersebut, 30 orang di
antaranya adalah tenaga administrasi.

Sejak kuliah ia memang sudah punya banyak ide untuk memperoleh uang tambahan. Ia
pernah mengikuti perlombaan Java Economic Competition se-Jawa dan Kompetisi
Ekonomi dari UI. Saat menjadi pemenang, uang hadiah dipergunakannya untuk biaya
kuliah.

Setelah berhasil mengawali bisnis dengan baik dengan jumlah karyawan terbatas,
Elang Gumilang meningkatkan jumlah target pembangunan. Dari yang setahun hanya
200 unit menjadi 2000 unit dan terus bertambah, semuanya dalam bentuk rumah
sederhana yang dapat dijangkau oleh kalangan menengah.

Sampai sekarang, Elang Gumilang masih menjadi pengembang bisnis properti murah.
Ia mengaku ingin mewujudkan cita-cita membuat perusahaan yang mampu membayar
tenaga kerja setidaknya 100.000 orang untuk mengurangi tingkat pengangguran
Indonesia.

Elang Gumilang mempunyai kutipan favorit untuk kegiatan bisnisnya: “Do something
today that your future self will thank you for.”

https://tirto.id/m/elang-gumilang-9
Elang Gumilang: Pebisnis Muda Pelopor
Bisnis Properti Sederhana

Elang Gumilang adalah sosok yang sangat populer dalam dunia bisnis properti Indonesia. Terlahir di
keluarga yang berkecukupan tak membuat Elang menjadi pribadi yang senang bermanja-manja pada
orang tua. Sejak kecil ia sudah bercita-cita untuk menjadi pribadi yang mandiri.
Jiwa usahanya mulai terasah saat ia masih duduk di bangku SMA. Kala itu Elang memiliki target
untuk mengumpulkan uang sejumlah 10 juta rupiah untuk membiayai kuliahnya. Bukan karena orang
tuanya tak mampu dan tak mau membiayai kuliahnya, namun hal itu semata-mata ia lakukan untuk
menunjukkan rasa mandiri dan tanggung jawab sebagai seorang anak.

Untuk mencapai target jangka pendeknya, Elang menjajakan kue donat di sekolah dasar kawasan
Bogor tanpa sepengetahuan orang tuanya. Ketika bisnis kecil-kecilannya diketahui oleh sang orang
tua, Elang Gumilang pun diminta berhenti untuk berjualan agar lebih berkonsentrasi dalam
menghadapi UN.

Setelah berhenti berjualan kue donat, Elang Gumilang tak lantas kehabisan ide untuk mendapatkan
uang. Ia lalu mengikuti beberapa perlombaan seperti Java Economic Competition tingkat pulau Jawa
dan Kompetisi Ekonomi yang diadakan oleh Universitas Indonesia. Setelah berhasil memenangkan
perlombaan tersebut, Elang pun berhasil mengumpulkan uang untuk membiayai sendiri kuliahnya.
Ia berhasil meraih prestasi yang memuaskan dan masuk ke Institut Pertanian Bogor jurusan ekonomi
tanpa melalui tahapan tes.

Di bangku kuliah, Elang Gumilang kembali mengasah jiwa dan minat bisnisnya dengan membuka
bisnis sepatu. Dengan modal sebesar 1 juta rupiah, Elang kemudian mengambil pasokan sepatu dari
salah satu supplier terpercaya dan mulai menjualnya di lingkungan kampus. Bisnis tersebut ternyata
tak berjalan mulus setelah 3 tahun ditekuni, karena supplier sepatu tersebut menurunkan kualitas
sepatu buatannya dengan alasan penghematan modal produksi.

Elang tak lantas patah semangat. Suatu kali ia tertegun melihat lampu-lampu yang redup dan nyaris
mati di kawasan kampusnya. Ia pun menemukan ide cemerlang untuk memulai bisnis pengadaan
lampu. Elang lantas berusaha menjalin kerjasama dengan mengirimkan proposal permohonan pada
salah satu perusahaan lampu terbesar di Indonesia. Gayung bersambut, akhirnya perusahaan
tersebut menyetujui kerjasama yang ditawarkan Elang.

Dalam sekali penjualan produk lampu, Elang Gumilang dapat meraup untung senilai 15 juta rupiah.
Namun Elang tetap tidak berpuas diri. Karena bisnis pengadaan lampu tersebut merupakan bisnis
yang perputarannya lambat, Elang lantas beralih ke bisnis penjualan minyak goreng. Ia tak segan-
segan untuk menjajakan produknya tersebut dari kampung ke kampung. Karena bisnis minyak goreng
yang dijalankannya cukup menguras waktu dan tenaga, maka Elang memutuskan untuk menyudahi
bisnis tersebut.

Bisnis Properti adalah Awal Kesuksesan dan Niat Hati

Saat masih duduk di bangku kuliah, Elang Gumilang tergolong sebagai orang yang mapan. Ia bahkan
sudah mampu memiliki rumah dan mobil dari hasil keringatnya sendiri. Meski demikian, Elang masih
terus mencari-cari suatu kekurangan yang terpikirkan olehnya. Ia berfikir di usianya yang tergolong
masih sangat muda, ia yakin masih bisa berkarya lebih luas lagi.

Akhirnya Elang Gumilang mendapatkan petunjuk dari Tuhan untuk terjun ke bisnis properti. Ya,
bisnis properti. Awal mula Elang berkenalan dengan bisnis property adalah pada waktu melihat
potensi makin menanjaknya nilai banguan / property di sebuah daerah. Terlebih pada waktu itu
daerahnya merupakan salah satu dengan potensi pembangunan properti perumahan yang amat baik.

Melalui pengadaan objek-objek properti dengan harga terjangkau dan angsuran yang ringan, ia dapat
berbisnis sekaligus membantu orang-orang dari kalangan menengah ke bawah yang membutuhkan
lahan tempat tinggal. Pria kelahiran 6 April 1985 ini mulai merintis bisnis properti dengan
mendirikan kompleks perumahan sederhana dengan harga terjangkau. Untuk menekan biaya
pengeluaran, Elang mengiklankan bisnis propertinya tersebut di surat kabar lokal.

Kebutuhan tempat tinggal pada masyarakat kalangan menengah ke bawah akhirnya membuat bisnis
perumahan yang dirintis Elang langsung ludes terjual. Meskipun dipasarkan dengan harga yang
terjangkau, Elang telah menyiapkan sejumlah fasilitas umum yang lengkap seperti akses kendaraan
umum, klinik 24 jam, lapangan olahraga serta lokasi yang dekat dengan sekolah dan tempat ibadah.

Saat ini dibawah bendera perusahaan Elang Group (www.elanggroup.co.id), Elang Gumilang masih
terus merintis bisnis perumahan dan properti di kawasan yang strategis dengan penentuan harga
yang sesuai dengan target pasar. Atas dedikasi dan ketekunannya, Elang pernah mendapatkan
penghargaan Wirausaha Muda Mandiri dan Indonesia’s Top Young Entrepreneur pada tahun 2007-
2008.

Baca juga: Agen Properti ~ Peluang Usaha Modal Minim Untung Menjanjikan
Selain terus berupaya mengembangkan bisnis properti murah, Elang juga ingin mewujudkan cita-
cita mulianya untuk membuat perusahaan yang dapat mempekerjakan lebih dari 100.000 orang SDM.
Hal tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan taraf
ekonomi di Indonesia.

“Do something today that your future self will thank you for.” – business quote

https://www.maxmanroe.com/elang-gumilang.html
Profil Elang Gumilang, Pengusaha Muda
Sukses di Bidang Properti

Minat bisnis lelaki kelahiran 6 April 1985 ini sudah kuat sejak duduk di Sekolah Menengah Atas.
Keinginan untuk kuliah dengan uang hasil keringat sendiri mendorong Elang untuk berbisnis. Dan
berjualan donat keliling adalah pilihannya waktu itu.

Sembari sekolah, Elang dan temannya berjualan donat dengan cara mengambil donat dari produsen
yang kemudian ia titipkan ke warung-warung untuk dijual eceran. Baru sepulang sekolah, donat
yang dititipkan ke warung tersebut diambil untuk kemudian uang hasil penjualannya disetorkan
kembali ke produsen. Elang dan temannya mengambil untung dari selisih harga donat dari produsen
dan harga yang ia jual ke warung.

Sebenarnya bisnis donat yang digelutinya ini terbilang sukses! Namun sayang, saat orang tua Elang
tahu Elang berjualan donat, Elang pun harus menuruti permintaan orang tuanya untuk berhenti
berjualan. Orang tua Elang melakukan itu karena ingin Elang fokus belajar terlebih dahulu karena
masih duduk di bangku SMA.

Meski saat itu ia harus menerima kenyataan untuk berhenti berjualan, namun itu tak menurunkan
keinginannya untuk kuliah dengan uang hasil sendiri. Terlebih lagi saat itu ia bercita-cita ingin
memiliki bisnis ayam bakar saat kuliah sehingga memerlukan modal untuk memulainya.

Ia pun memutar otak untuk mencari cara mendapatkan uang dengan tidak menyakiti hati kedua
orang tuanya. Sampai akhirnya, pilihannya jatuh pada Contest Hunter (Pemburu Perlombaan). Elang
memilih menjadi Contest Hunter karena menurutnya hadiah dari lomba lumayan cukup untuk
modalnya kelak dan pekerjaanya pun tak terlihat mencolok sebagai sebuah bisnis.
Ia pun akhirnya rajin mengikuti lomba-lomba menulis yang diadakan oleh berbagai kalangan.
Usahanya itu tak sia-sia! Ia pun memenangi berbagai kompetisi bergengsi seperti lomba karya tulis
ekonomi yang diadakan Universitas Indonesia saat itu.

Berjualan Sepatu hingga Minyak Keliling


Saat ia masuk kuliah, jalan bisnisnya semakin terang. Orang tuanya sudah mulai membebaskan
Elang untuk berbisnis asal tidak mengganggu kuliahnya. Ia pun mulai berbisnis kembali saat itu. Ia
mulai menjual sepatu ke teman-teman mahasiswanya dengan cara pre-order.

Seperti kisah bisnis sebelumnya, bisnis sepatu Elang juga terbilang sukses saat itu. Namun sayang,
saat bisnis sepatunya mulai besar, Elang mendapat cobaan lain. Kali ini dari produsen sepatu
langganannya yang menurunkan kualitas sepatu demi menyesuaikan dengan harga bahan baku.
Hal itu menyebabkan penjualan sepatunya turun karena kualitas sepatunya turun.
Namun seperti tak kehabisan akal, Elang mulai mencari bisnis lain yang lebih menjanjikan. Ia pun
melihat peluang besar saat melihat lampu di kampusnya sering putus (mati). Ia pun akhirnya
mencoba menjadi broker lampu untuk kampusnya. Ia meminta penawaran dari salah satu merek
lampu terkenal untuk diajukan ke kampusnya. Dan oala..!! Caranya berhasil…!!!
Namun menjadi broker lampu tidak memuaskan hasratnya. Ia pun mencoba berbagai bisnis lainnya
seperti berdagang minyak keliling ke tukang-tukang makanan yang membutuhkan jasanya.
Bisnis-bisnisnya tersebut pun sukses seperti cerita bisnis ia yang lainnya. Namun ia merasa tetap
ada yang kurang. Ia merasa sebagai Mahasiswa ia seharusnya bisa menggunakan otaknya untuk
bisnis daripada ototnya. Ia pun berfikir untuk mencari bisnis yang tepat dengan prinsipnya.

Jatuh Hati kepada Dunia Properti


Setelah mencari berbagai bisnis yang sesuai dengan hatinya, akhirnya Elang memutuskan untuk
mencoba dunia properti. Karena ia berlatang belakang Manajemen Ekonomi bukan Teknik Sipil atau
Arsitektur, maka Elang memutuskan masuk dunia properti dari menjadi marketing di salah satu
perumahan.

Dari situ ia mulai belajar tentang dunia properti. ‘Jenjang karir’nya pun perlahan mulai menanjak.
Dari marketing perumahan ia mulai beranjak jadi kontraktor. Dan dari kontraktor ia mulai menjadi
pengembang perumahan (developer).

Perumahan Untuk Rakyat


Seperti yang telah WarKrev sebut pada awal tulisan, bagi Elang Gumilang, berbisnis dan bersosial
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu ia memilih mengembangkan perumahan
murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Jangan berfikir bahwa Elang memulai bisnis developernya dengan modal yang besar. Ia memulai
bisnis propertinya dari modal yang pas-pasan. Ia memulai mengembangkan perumahan murah
dengan modal patungan bersama teman-teman SMA nya.Dan seperti kata pepatah, semakin tinggi
pohon semakin kencang pula angin yang menerpanya. Pepatah itu berlaku juga untuk Elang.
Dengan pengalaman bisnis yang banyak tidak semerta merta menjadikan jalan Elang Gumilang
mulus di bisnis developer perumahan.Menurut pengakuan Elang kepada Indonesia Morning Show,
ia pernah terlilit hutang miliaran rupiah di saat umurnya baru menginjak 20-an.Tapi bukan Elang
namanya jika lantas berputus asa. Dengan hanya 2 tahun ia dapat mengembalikan hutang miliaran
rupiahnya tersebut. Caranya??? Sayang WarKrev belum mendapati caranya sampai sekarang. Kini,
dibawah bendera Peradaban Land, Elang Gumilang mulai memasuki ranah real estate. Namun
bukan berarti ia berhenti membangun perumahan murah untuk rakyat. Ia tetap melanjutkan
perumahan murah tersebut, karena bagi dia, itu adalah tanggung jawab yang tidak bisa dipisahkan
dari bisnisnya.

Secuil Pelajaran
Sebuah pepatah pernah mengatakan, bahwa ‘Orang Bodoh akan kalah dengan Orang Pintar,
namun Orang Pintar akan kalah dengan Orang yang Bersungguh-sungguh’. Karena itu jangan
pernah menyerah dengan apa yang sobat Kreative yakini.

Seperti Elang Gumilang yang terus bertekad untuk menjadi pengusaha yang sukses. Meski banyak
rintangan yang harus dilewati, namun tekad yang kuat pada akhirnya membawa Elang Gumilang
meraih mimpinya meski dengan cara yang tidak pernah ia rencanakan.
Selain itu jangan pernah lupa bahwa bisnis tidak semata-mata soal uang. Tapi ada nilai sosial yang
tak bisa terpisahkan dari bisnis itu sendiri. Karena itu niatkan setiap bisnis sobat Kreative untuk
memberi manfaat bagi sesama manusia dan alam ini.

http://orisinal.id/2018/02/profil-elang-gumilang-pengusaha-muda-sukses-di-bidang-
properti/

Anda mungkin juga menyukai