DISUSUN OLEH:
1. Alatas Sofan Sugara 2017611078
2. Bonifasius Fajar Eka Wahyu 2017611034
3. Dewi Ratna Novitaria 2017611082
4. Dwi Yulia Cahyaningtyas 2017611084
5. Erlin Ditasari 2017611107
6. Franciscus Rendy 2017611086
7. Kristin Wahyu Oktavia 2017611091
8. Ratnawati 2017611095
9. Veneranda Ervina 2017611103
10. Vicky Rudianto 2017611108
Oleh:
1. Alatas Sofan Sugara 2017611078
2. Bonifasius Fajar Eka Wahyu 2017611034
3. Dewi Ratna Novitaria 2017611082
4. Dwi Yulia Cahyaningtyas 2017611084
5. Erlin Ditasari 2017611107
6. Franciscus Rendy 2017611086
7. Kristin Wahyu Oktavia 2017611091
8. Ratnawati 2017611095
9. Veneranda Ervina 2017611103
10. Vicky Rudianto 2017611108
Telah disahkan
Pada hari/Tanggal: 30 Agustus 2018
Mengetahui
Puskesmas Dau
( Dyah )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
kasih karunia dan rahmad-Nya yang melimpah sehingga kelompok 3 dapat
menyelesaikan makalah keperawatan jiwa komunitas
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas profesi ners pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Dalam penulisan makalah ini banyak kesulitan dan hambatan, akan tetapi
berkat bimbingan dan bantuan semua pihak maka selesailah makalah ini. Dalam
kesempatan ini kelompok 3 mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, baik
teknik penulisan materi maupun bahasa yang digunakan, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya masukan baik berupa
kritikan dan saran demi sempurnanya makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini
dapat menambah wawasan tentang keperawatan jiwa di komunitas.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
(2013), kesehatan jiwa suatu kondisi perasaan sejahtera secara subyektif, suatu
penilaian diri tentang perasaan mencakup aspek konsep diri, kebugaran dan
dalam Herman (2011), Kesehatan jiwa kemampuan individu dalam kelompok dan
lingkungannya untuk berinteraksi dengan yang lain dengan cara untuk mengapai
mental nya ( kognisi, afeksi, relasi ) memiliki prestasi individu serta kelompok
sebagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua
lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa
nyaman dengan orang lain. Menurut Videbeck (2008) menjelaskan kesehatan jiwa
suatu kondisi sehat emosional, psikososial, psikologis dan sosial yang terlihat dari
hubungan interpersonal yang memuaskan,perilaku dan koping yang efektif,
(2014) menyatakan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia mengalami
masalah mental. WHO memperkirakan ada 450 juta orang di dunia yang
Rafei, Direktur WHO Wilayah Asia Tenggara, hampir satu per tiga penduduk di
Data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 menunjukan 1,7 jiwa
atau 1-2 orang dari 1.000 warga di Indonesia. Jumlah ini cukup besar, artinya 50
jiwa cukup banyak diperkirakan prevalensi gangguan jiwa berat dengan psikosis/
skizofrenia di Indonesia pada tahun 2013 adalah 1. 728 orang. Adapun proposi
rumah tangga yang pernah memasung ART gangguan jiwa berat sebesar 1.655
rumah tangga dari 14,3% terbanyak tinggal di pedasaan, sedangkan yang tinggal
pada penduduk umur lebih dari 15 tahun di Indonesia secara nasional adalah 6.0%
(37. 728 orang dari subjek yang dianalisis). Provinsi dengan prevalensi gangguan
mental emosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah (11, 6%), Sedangkan yang
Dan provinsi Jawa Timur menunjukan angka 2,2 jiwa berdasarkan data
jumlah penduduk Jawa Timur yaitu 38.005.413 jiwa, maka dapat disimpulkan
83.612 jiwa yang mengalami gangguan jiwa di Jawa Timur (Riset Kesehatan
Dasar, 2013). Menurut Kasubag Hukum dan Humas RSJ Radjiman
RSJ Lawang mencapai 710 pasien dan sampai bulan September 2010 tercatat ada
660 pasien dari 700 pasien yang menjadi kapasitas RSJ Malang. Dari data itu
besar pasien yang masuk berusia antara 18 - 60 tahun dengan latar belakang yang
beraneka ragam, antara lain sekitar 60% adalah pasien yang masuk karena faktor
karena putus cinta. Selain itu, asal para pasien tersebut, mayoritas dari kawasan
Malang Raya , meliputi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.
Sisanya, para warga asal 31 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Dari kawasan
Malang Raya sebanyak 30 % dan sisanya dari 31 kabupaten dan kota di Jatim.
Berdasarkan laporan rekam medik (RM) Pada tahun 2014 di RSJ Dr.
pada peringkat 10 besar diagnosa medis pada klien. Skizofrenia hebrefenik berada
pada nomor satu dengan jumlah terbanyak di ruang rawat inap, yaitu 14.426
orang. Sedangkan pada urutan kedua dengan skizofrenia paranoid yang berjumlah
2.249 orang pasien (Catatan rekam medis RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat,
2014; dalam KTI Safitri, 2016). Gejala terbanyak dari pasien skizofrenia adalah
isolasi sosial: menarik diri sebagai akibat kerusakan afektif kognitif klien. Di jawa
timur ditemukan penderita isolasi sosial sebanyak 59,2%. Berdasarkan data yang
tahun 2011 diketahui pasien isolasi sosial yang menjalani rawat inap sejumlah 310
keperawatan jiwa salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa. Perawat jiwa
hukuman karena pelanggaran sosial, agama atau norma sosial. Oleh sebab itu
penderita dianiaya, dihukum, dijauhi atau diejek masyarakat. Saat ini pandangan
bahwa gangguan jiwa sebagai sindrom atau pola psikologis pola perilaku yang
penting secara klinis, yang terjadi pada individu dan sindrom itu di hubungkan
dengan ada nya distres (misal nya gejala nyeri, menyakitkan) atau disabilitas
(ketidakmampuan pada salah satu atau beberapa fungsi penting) atau disertai
halusinasi. Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain, bahkan lingkungan,
selain itu perilaku tertutup dengan orang lain. Juga bisa menyebabkan intoleransi
diri. Isolasi sosial menarik diri bahkan tidak mampu berinteraksi dengan orang
Gangguan Jiwa) di seluruh wilayah desa Kucur dan 10 orang ODGJ diantaranya
tidak pernah dilakukan pengobatan, sedangkan 1 orang ODGJ pernah dirawat di
RSJ Lawang namun putus pengobatan karena terkendala biaya. Berdasarkan hal
tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui jumlah penduduk yang sehat
jiwa, resiko gangguan jiwa dan gangguan jiwa di Godehan dan ketohan desa
”Berapakah jumlah penduduk yang sehat jiwa, resiko gangguan jiwa dan yang
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
yang sehat jiwa, resiko mengalami gangguan jiwa dan yang mengalami
gangguan jiwa di ketohan dan godean desa kucur kecamatan Dau kabupaten
Malang.
Hasil Survey ini dapat menjadi tambahan referensi data penduduk yang
sehat dan yang mengalami resiko serta gangguan jiwa, dan untuk
Hasil Survey ini dapat menjadi modal bagi para kader jiwa di Desa
Kucur untuk merawat keluarga sehat dan resiko serta melatih klien ODGJ
2.1 DATA MAPING KEPERAWATAN JIWA DI DUSUN GODEHAN RT 23-24 RW 10 DESA KUCUR KECAMATAN DAU
2.2 Interpretasi data Maping di Dusun Godehan Desa Kucur Kecamatan Dau
Kabupaten Malang.
a. Data Umum
untuk jenis kelamin penduduknya hampir merata yaitu 158 orang (50%)
perempuan.
b. Data Khusus
a. Data Umum
b. Data Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 DEFINISI
dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup berbagi
interaksi sosial yang merupakan kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan
1998). Perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain.
( Depkes, 1998 ).
3.1.2 ETIOLOGI
a. Faktor Predisposisi
seperti :
2) Faktor Biologik
3) Faktor Sosiokultural
c. Faktor Presipitasi
1) Stressor fisik
2) Stressor psikologik
bersalah.
menarik diri
isolasi sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala
sebagai berikut:
Data objektif :
mobilitasnya.
6. Menolak hubungan dengan orang lain – klien memutuskan
Data Subjektif
“tidak”, “ya”, “tidak tahu” dan ada beberapa data yang didapat adalah:
Adaptif Maladaptif
Berikut ini akan dijelaskan tentang respon yang terjadi pada isolasi sosial:
langkah selanjutnya.
dan menerima.
hubungan interpersonal.
1. Aloness (Kesepian)
lingkungan.
dengan lingkungannya.
3. Dependence ( ketergantungan )
c. Respon maladaptif
1. Loneliness ( kesepian )
2. Manipulasi
lain dan individu cendrung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan,
3. Implusif
4. Narkisisme
Pada klien narkisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus
1) Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat ditoleransi dan mencurahkan emosi kepada
3.1.6 AKIBAT
tidak dapat merawat diri sendiri karena individu merasa bahwa dirinya
sudah tidak berharga dan tidak ada gunanya lagi menjalani kehidupan
ini.
3) Gangguan komunikasi dengan orang lain terjadi karena dia takut untuk
1998).
2) Halusinasi
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat terjadinya risiko
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat mempengaruhi
6. Klien meremehkan
Obyektif:
1. Wajah memerah dan tegang
2. Mata melotot
3. Tangan mengepal
4. Rahang mengatup
5. Postur tubuh kaku
6. Suara keras
Obyektif:
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering
menunduk
5. Berdiam diri di kamar atau tempat terpisah
6. Menolak berhubungan dengan orang lain
7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
SP 3
Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1 dan 2)
Latih cara berkenalan dengan
2 orang atau lebih
Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 4
Evaluasi kemampuan
keluarga
Evaluasi kemampuan pasien
Rencana tindak lanjut
keluarga
Follow up
Rujukan
emosional. Jadi, istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur dan
tidak sadar, tetapi dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang
sesuai. Kondisi ini ditandai dengan aktifitas fisik yang minim, tingkat
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan
bangun. Bagian otak yang mengendalikan aktifitas tidur adalah batang otak,
dan proses berpikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin untuk
a. Tidur NREM
retikularis. Tahapan tidur ini juga disebut tidur gelombang lambat, karena
metabolisme, kerja otot dan tanda-tanda vital. Hal lain yang terjadi pada saat
1) Tahap I
tahap transisi antara bangun dan tidur. Tahap ini ditandai dengan
individu yang cenderung rileks, masih sadar dengan lingkungannya,
total tidur.
2) Tahap II
tetapi masih dapat bangun dengan mudah. Tahap I dan II ini termasuk
dalam tahap tidur ringan. Pada tahap II, otot mulai relaksasi, mata
3) Tahap III tahap III merupakan awal ari tahap tidur dalam atau tidur
pelambatan denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh yang lain.
total tidur.
4) Tahap IV
Pada tahap ini individu jarang bergerak dan sulit dibangunkan. Tahap
tidur.
b. Tidur REM
terjadi ratarata 90 menit dan berlangsung selama 5-20 menit. Tidur REM
tidak senyenyak tidur NREM dan biasanya sebagian besar mimpi terjadi
pada tahap ini. tidur REM penting untuk keseimbangan mental dan
emosi. Selain itu, tahapan tidur ini juga berperan dalam proses belajar,
6) Metabolisme meningkat
terdapat pergantian antara tahap tidur NREM dan REM secara berulang.
b. Pergeseran dari tidur NREM tahap III ke IV. Tahap IV ini berlangsung
selama 20 menit
c. Individu kembali mengalami tidur NREM tahap III dan tahap II yang
d. Pergeseran dari tidur NREM tahap II ke tidur REM. Tidur REM ini
f. Siklus tidur pun dimulai, tidur NREM terjadi bergantian dengan tidur
REM. Siklus ini normalnya berlangsung selama 1,5 jam dan setiap
3.2.6 ETIOLOGI
a. Penyakit
b. Kelelahan
c. Lingkungan
d. Stres psikologis
NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga pada saat tidur.
e. Gaya Hidup
individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar
f. Motivasi
proses tidur, misalnya seseorang ingin tidur lebih cepat agar keesokan
a. Insomnia
b. Hipersomnia
kondisi medis tertentu, misalnya gangguan pada sistem saraf, hati, atau
atau perilaku yang muncul pada saat seseorang tertidur. Gangguan ini
d. Narkolepsi
yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut
f. Somnabulisme
g. Enuresa
Enuresa atau mengompol merupakan kegiatan buang air kecil
yang tidak disengaja pada waktu tidur. enuresa dapat dibagi menjadi
keadaan mengompol pada saat tidur dan umumnya terjadi karena ada
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Riwayat tidur
1) Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam
lesu.
b. Gejala Klinis
konjungtiva merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, sakit kepala.
c. Penyimpangan Tidur
d. Pemeriksaan fisik
1) Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik,
terlihat lesu
dalam
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI
4. IMPLEMENTASI
5. EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan istirahat dan tidur dapat dinilai dari
kualitatif.
a. Pertumbuhan
a. Pengertian
Individu harus menyadari hal ini, apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi
berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi
aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat,
kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan
dan luas ilmu pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin tinggi
perbuatan moral.
KEMBANG
b. Faktor eksternal/lingkungan
menghambatnya.
- Keluarga
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang
dan harapan.
- Pengalaman hidup
- Kesehatan
respon orang lain pada individu. Kesehatan prenatal 3sebelum bayi lahir
terganggu.
ditentukan oleh:
1) Kekuatan daya pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego
2) Cita-cita dan hasrat (Alfred Adler)
dirinya (Stern)
May)
a. Karakteristik Perilaku
dan bijaksana
bermanfaat
dan orang lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan
bermanfaat
orang lain.
9) Mengembangkan minat dan hobi.
b. Tahap Perkembangan
1) Perkembangan Fisik
a) Penampilan
b) Sistem musculoskeletal
penggunaan.
c) Sistem kardiovaskular
d) Persepsi sensori
e) Metabolisme
g) Sistem perkemihan
glomelurus menurun.
h) Seksualitas
2) Perkembangan Psikososial
3) Perkembangan Kognitif
Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang
5) Perkembangan Spiritual
Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar
a. Kecelakaan
b. Kanker
kanker paru dan kandung kemih yang tinggi. Pada wanita, penyakit
c. Penyakit kardiovaskular
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di AS.
kematian mendadak pada ayah saat berusia kurang dari 55 tahun atau
ibu saat berusia kurang dari 60tahun, serta faktor usia individu.
d. Obesitas
e. Alkoholisme
berbagai penyakit.
ini.
yang menyimpang
dengan keluarga
PEMBAHASAN
isolasi social menarik diri. Menarik diri merupakan suatu sikap dimana
individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa
sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi
dan harga diri rendah kronis. (Keliat, 2011). Perasaan tidak berharga
dengan orang lain. Hal ini menyebabkan pasien menjadi regresi atau
dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku yang tidak
Aktivitas Kelompok jenis Sosialisasi (Yosep, 2014). Hal ini sejalan dengan
klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arni
tidak bersosialisasi serta latihan latihan berkenalan dengan satu orang atau lebih
dari satu orang. Dari hasil diskusi didapatkan rata-rata klien mengatakan
penyebab menarik diri yaitu karena malas bersosialisasi dan mengatakan bahwa
orang lain berbuat jahat pada dirinya. Klien juga bisa menyebutkan keuntungan
melakukan latihan berkenalan dengan satu orang atau lebih dan memasukkan
ke dalam jadwal sebagai bukti telah melakukan latihan berkenalan dengan klien
lain di dalam satu ruangan. Hal ini sesuai dengan tujuan strategi pertemuan
isolasi sosial dan mampu berinteraksi dengan orang lain (Nasution, 2011).
tidur maka kualitas hidup lansia juga semakin baik. Hasil penelitian ini
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadi pada
ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada
lanjut usia adalah masalah kesehatan akibat proses degeneratif, hal ini di
tunjukkan oleh data pola penyakit pada lanjut usia (Riskesdas, 2013).
pada lansia cukup meningkat yaitu sekitar 76%. Kelompok lansia lebih
pagi hari. Masalah dalam pola tidur dan gangguan-gangguan tidur bisa
menjadi pemicu utama sakit kepala saat anda bangun tidur di pagi hari.
Gangguan tidur pada lansia ini di sebabkan oleh banyak faktor penyebab,
baik itu faktor fisik, psikologis, maupun mental (Ernawati, 2017). Hal ini
kedua variabel adalah semakin tinggi stres yang terjadi pada lansia maka
menjadi kacau, takut, gelisah, tidak nyaman sehingga membuat lansia sulit
dibutuhkan.
4.3 Sehat Jiwa Usia Dewasa (30-60 tahun)
Ketohan 369 orang (94%) merupakan sehat jiwa dan hampir separuhnya
285orang (91%) sehat jiwa dan hampir separuhnya 139 orang (44.4%)
kondisi dimana individu terbebas dari segala jenis gangguan jiwa, dan
mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan
2014).
sudah berkeluarga. Selain itu pekerjaan yang sudah purna jabatan yang
masih muda. Pada masa ini pula sudah bisa dipastikan bahwa tugas
berkaitan dengan perubahan fisik, b). tugas – tugas yang berkaitan dengan
masa yang sulit dalam rentang kehidupan seseorang, dan seberapa besar
Dalam arti yang cukup kompleks, adjustment (penyesuaian diri) juga terkait
terutama pada fase akhir dewasa madya. Hurlock (2005) dan Papalia dan
sosial dan pencapaian prestasi, dan agama dipandang sebagai salah satu
positif, atau dapat dikatakan kuat, yang berarti semakin tinggi religiusitas
maka semakin tinggi subjective wellbeing pada anggota majlis taklim Al-
tinggi pula subjective well being (kebahagiaan) yang dapat dicapai di akhir
(2016), pada usia akhir dewasa madya adalah penyesuaian secara radikal
terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan
fase ini sangat rentan dengan masalah gangguan kesehatan mental atau
stress.
Stres dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap waktu, karena
dihindarkan. Pada umumnya orang menyadari adanya stres, namun ada juga
terhadap stres dapat bersifat positif maupun dapat bersifat negatif. Reaksi
yang bersifat negatif atau merugikan, jika terjadi keluhan atau gangguan
pada orang tersebut. Reaksi bersifat positif, jika menimbulkan dampak yang
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil survey diwilayah Godehan dan Ketohan Desa kucur Kabupaten
Malang, jumlah penduduk yang sehat jiwa ada 654 orang. Terdiri dari 285
orang sehat jiwa di wilayah Godehan dan 369 orang sehat jiwa di wilayah
Ketohan. Dari total jumlah penduduk yang sehat jiwa tersebut hampir
separuhnya merupakan sehat jiwa usia dewasa yaitu sebanyak 139 orang
(48,7%) dari wilayah Godehan dan 173 orang (46,8%) dari wilayah
Ketohan.
2. Dari hasil survey diwilayah Godehan dan Ketohan Desa kucur Kabupaten
Ketohan.
3. Dari hasil survey diwilayah Godehan dan Ketohan Desa kucur Kabupaten
2. Belum lengkapnya data warga yang dimiliki oleh perangkat desa sehingga
sebelumnya.
5.3 Saran
1. Bagi Masyarakat
mengalami gangguan jiwa dan beresiko gangguan jiwa. Oleh karena itu
2. Bagi Puskesmas
perangkat desa.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr.
bahasa Indonesia, Tiara Mahatmi N. 2003. Buku Saku Psikiatri Edisi 6.
Bandung : RSJP Bandung
Direja, A. H. S., 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Hibbert, Allison, Alice Godwin, & Frances Dear. 2004. Rujukan Cepat Psikiatri.
Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.
Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna et all. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN
Basic Course. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna. Akemat. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC
Kusumawati, Farida. Hartono, Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Luh Ketut Suryani, Cokorda Bagus Laya Lesmana. 2008. Hidup Bahagia :
Perjuangan Melawan Kegelapan Edisi Pertama. Pustaka Obor Populer :
Jakarta
Purba, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press
Safitri. 2016. KTI: Asuhan Keperawatan pada klien skizofrenia dengan masalah
keperawatan perubahan proses pikir: waham di Rumah Sakit Jiwa Dr.
Radjiman Wediodiningrat.
Stuart dan Laraia. 2001. Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. 6ed. St.
Louis: Mosby Year Book
Videbeck S., L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC
Yosep, I., & Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT.Refika
Aditama.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. edisi revisi . Bandung: Refika Aditama.