Profesor Keperawatan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset Keperawatan
Disusun Oleh :
Kelompok 2
PENDIDIKAN NERS B
CIMAHI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Tokoh Profesor Keperawatan. Kami berterima kasih kepada Ibu Dr. Sri
Wahyuni.,S.Pd.,M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Riset Keperawatan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
i Profesor Keperawatan
DAFTAR ISI
ii Profesor Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Awal bulan Juli 2017 berhembus kabar dari jaringan komunikasi keperawatan
di Indonesia tentang bertambahnya professor keperawatan di Indonesia. Profesor
keperawatan di Indonesia sebelumnya berjumlah 6 orang, Ke enam profesor
tersebut menjadi kebanggaan dunia keperawatan di Indonesia dan membuktikan
dunia keperawatan di Indonesia tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Namun
tidak cukup sampai di situ para akademisi keperawatan terus bekerja keras untuk
meraih gelar tertinggi di perguruan tinggi tersebut, terbukti kabar bertambahnya
professor keperawatan di Indonesia. Semoga bertambahnya Guru Besar Bidang
Keperawatan di Perguruan Tinggi di Indonesia dapat membawa profesi
keperawatan ke arah yang lebih baik khususnya peningkatan kualitas tenaga
keperawatan.
B. RUMUSAN MASALAH
Siapa saja professor keperawatan Indonesia ?
C. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui profesor keperawatan Indonesia.
1 Profesor Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2 Profesor Keperawatan
gempa dan tsunami yang didanai oleh WHO,ICN, JNA, CAN, KNA, Merlin,
NWMT, GOAL, and other agencies.
3 Profesor Keperawatan
of participation in support group on body image, intimacy, and self efficacy of
Indonesia women with breast cancer”. Pada tahun 1990 ia memperoleh gelar
magister Keperawatan Medikal Bedah dari The University of Sydney, Australia.
Gelar sarjana ia peroleh dari Universitas Indonesia.
Karier mengajar telah dijalani selama lebih dari 17 tahun. Lebih dari 100
mahasiswa bimbingan baik dari S1 dan S2 yang telah pernah merasakan gaya
bimbingan yang spesifik yaitu melalui bimbingan horizontal, bukan vertical.
Demikian pula mahasiswa bimbingan S3 yang beberapa diantaranya saat ini telah
menyelesaikan program doktoralnya. Fokus keilmuan pada Keperawatan Medikal
Bedah, Keperawatan Onkologi, Manajemen Keperawatan dan Riset Keperawatan
baik Kuantitatif maupun Kualitatif.
Disamping itu, penguasaan terhadap keperawatan sebagai science juga telah
membawa pada berbagai kesempatan kegiatan ilmiah baik di dalam dan luar negeri,
antara lain:
1. Seminar dan Lokakarya Model Praktik Keperawatan Profesional sebagai
pembicara (1998)
2. International Workshop Problem Solving for Better Health (PSBH) sebagai
fasilitator nasional (2000)
3. Indonesian International Symposium on Shock and Critical Care National
Cardiac Center Hospital, Denpasar sebagai pembicara (2000)
4. International Workshop PSBH, Jordania sebagai fasilitator Internasional (2001)
5. International conference for nursing, Jakarta sebagai pembicara (2003)
6. Semiloka Nasional Keperawatan “Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan”,
Jakarta sebagai pembicara (2004)
4 Profesor Keperawatan
Chulalonkorn, Thailand (2002sekarang). Hingga Saat ini masih menjadi Anggota
Sigma Theta Tau International, Kappa Chapter, Washington DC dan Anggota
Oncology Nursing Society, Protomac Chapter, Maryland.Beberapa buku telah di
susun dalam area Keperawatan Dasar, Keperawatan Medikal Bedah, dan
Manajemen Keperawatan. Demikian pula banyak artikel Ilmiah hasil penelusuran
kepustakaan dan riset yang telah di muat dalam beberapa jurnal
kesehatan/keperawatan di Indonesia, misalnya: “Dampak kanker payudar dan
pengobatannya terhadap aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien yang berpartisipasi
dalam kelompok pendukung” (JKI Vol.2 No.6, 1999), “How nurses express their
caring behavior to patient with special needs” (JKI Vol. 3 N. 9, 2000), “The
relationship between learning methods, participation of the clinical educators and
the clinical performance of nurse student as perceived by S1 nursing student” (JKI,
2003).
5 Profesor Keperawatan
penataan system pemberian asuhan keperawatan melalui pengembangan Model
Praktek Keperawatan Profesional.
Model yang dikembangkan Sitorus (1997) disebut MPKP FIKUI – RSUPNCM
karena pengembangan model ini melibatkan kedua institusi tersebut. Berdasarkan
analisis tentang system pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit dan
pengembangan MPKP diberbagai Negara, MPKP FIK UI – RSUPNCM merupakan
penataan struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan pada tingkat ruang
rawat sehingga mwemungkinkan pemberihan asuhan keperawatan professional.
MPKP ini terdiri dari 4 unsur (karakteristik model), yaitu : penetapan jumlah tenaga
keperawatan, penetapan jenis tenaga keperawatan, penetapan standar Repra, dan
penggunaan metode modifikasi keperawatan primer. Berdasarkan penelitian kuasi
eksperimen, implementasi MPKP dibeberapa ruang rawat di rumah sakit dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang dinilai berdasarkan peningkatan
kepuasan klien dan keluarga, peningkatan kepatuhan perawat terhadap standar,
penurunan angka infeksi nosokomial serta lama hari rawat menjadi lebih pendek.
Sampai saat ini MPKP telah diimplementasikan diberbagai Rumah Sakit diseluruh
Indonesia.
6 Profesor Keperawatan
Komunitas di University of Sydney pada tahun 1990. Dan S3 pada tahun 2003 di
FKM UI jurusan Public Health. Beliau sempat menjadi Ketua STIKES BINAWAN
(2002-2004). Pernah menjadi speaker Keperawatan Jiwa di Swizerland, Thailand,
Australia. Keahlian beliau dibidang jiwa membawanya menjadi ketua tim
Pengembangan Pelayanan Keperawatan Jiwa Masyarakat (CMHN) di Aceh setelah
tsunami (2004-sekarang). Ia peneliti utama Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
(1995), Perilaku Kekerasan (1996-1997), Kemandirian Pasien (2007), dan Kinerja
Perawat (2007). Beliau telah mempublikasikan beberapa buku seperti Terapi
Aktivitas Kelompok (2004), Proses Keperawatan Jiwa (2005), Modul MPKP
Keperawatan Jiwa (2005).
7 Profesor Keperawatan
tiga lembaga bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Belanda, dan Bahasa Jerman.
Setelah menjalani program pendidikan selama 3,5 tahun di Belanda, Prof. Wati
pulang ke Indonesia menyandang gelar DBO (Diploma Bachelor Orthoptist) dan
langsung bekerja sebagai ortoptis, tidak lagi sebagai perawat pelaksana di bangsal
mata.
Sambil bekerja sebagai ortoptis di RSCM, Prof. Wati juga praktik di RS Mata
Aini dan Klinik Mata Mayestik. Walaupun sibuk bekerja, Prof. Wati ingin terus
melanjutkan pendidikannya. Pendidikan S1 keperawatan di Indonesia saat itu
belum ada, karena itu Prof. Wati melanjutkan pendidikannya di STIA LAN Jakarta
dengan jurusan Administrasi Negara. Baru sekitar satu tahun berkuliah di LAN, di
saat yang bersamaan, Prof. Wati juga melanjutkan pendidikannya di PSIK FK UI.
“Ketika PSIK buka Program B, saya belum bisa bergabung di angkatan pertama
karena sedang kerja, praktik, sekaligus kuliah di LAN, tapi saya tetap mendaftar di
tahun ke-dua,” kenang Prof. Wati.
Prof. Wati mengungkapkan pengalamannya yang bekerja, praktik, dan kuliah
di dua tempat sekaligus tersebut karena memang suka belajar. Ketika ditanya
mengenai pengalaman menarik saat menjalani semua aktivitas tersebut, Prof. Wati
menjawab “waktu itu saya harus ujian tesis (ketika itu skripsi disebut tesis) di LAN
tapi di saat bersamaan ada ujian patologi klinik di PSIK. Akhirnya saya ijin tidak
ikut ujian patologi karena sakit, badan saya panas. Lalu saya dikasih ujian susulan
sendiri. Malah jadi nomor satu di kelas.”
Lagi-lagi karena termasuk lulusan dengan nilai tertinggi, begitu lulus S1 dari
PSIK FK, pada tahun 1989 Prof. Wati direkomendasikan untuk melanjutkan
pendidikan S2 ke University of Sydney, Australia. Prof. Wati berangkat berdua
dengan Ibu Wiwi Karnasih dan mengambil peminatan Maternal & Child Nursing.
Kemudian, setelah kembali ke Indonesia, Prof. Wati memutuskan untuk fokus di
bidang Maternitas sementara bu Wiwi di bidang Anak. Tidak hanya melanjutkan
pendidikan magister, ketika berada di Australia, Prof. Wati juga memanfaatkan
waktunya untuk mengambil pendidikan RN (Registered Nurse).
8 Profesor Keperawatan
F. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
Prof Dr Nursalam MNurs (Hons) juga menunjukkan
bahwa tidak ada ketimpangan gender di bidang
keperawatan, profesi yang digelutinya. Pria 50 tahun itu
merupakan satu-satunya guru besar laki-laki di bidang
keperawatan di Indonesia. Prof. Dr. Nursalam membuat
karya ilmiah tentang pelayanan keperawatan di rumah
sakit. Dengan judul ‘Caring sebagai Dasar Peningkatan
Mutu Pelayanan Keperawatan dan Keselamatan Pasien’, lebih menekankan pada
tanggung jawab yang berat ditunjang dengan sumber daya yang memadai, sehingga
peran perawat akan di sorot sebagai profesi yang profesional.
1. Jenjang Pendidikan
2. Riwayat Mengajar
No Subjek
3 Nursing Management
4 Research Methodology
9 Profesor Keperawatan
No Subjek
9 Nursing Theory
12 Complementary in nursing
3. Bidang Riset
No Subjek
4. Publikasi
No Publikasi Tahun
10 Profesor Keperawatan
No Publikasi Tahun
11 Profesor Keperawatan
No Publikasi Tahun
5. Keanggotaan Asosiasi
No Asosiasi
12 Profesor Keperawatan
No Asosiasi
2 Vice Head, PPNI Education & Training, East Java Nursing Association
6. Reasearch Experience
a. (2014) Respon Biopsikososiospiritual pada Keluarga Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang terinfeksi HIV - Source: BOPTN Unair (Rp.
50.000.000)
b. (2015) Prevention of Mother to Child Transmission of HIV based on
Community Home Base Care in East Java - Source: DIKTI-KLN (Rp.
200.000.000)
c. (2015) Pengembangan model pemberdayaan keluarga dan peer group
support dalam kemandirian perawatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) uang
terinfeksi HIV - Source: PUPT (Rp. 60.000.000)
7. Public Services Experiences
a. (2012) Emergency Life Support on Civillians in Area Works of Puskesmas
Mojo, Surabaya - Source: BOPTN Unair (Rp. 5.000.000).
b. (2013) Improving the Nurses Role on Natural Disaster at Ngantang,
Malang - Source: Universitas.
c. (2014) Manajemen sputum pasien TBC di Rumah - Source: BOPTN Unair
(Rp. 5.000.000)
d. (2015) Responsbile of nursing for natural disaster at Ngantang, Malang -
Source: Universitas
13 Profesor Keperawatan
8. International Conferences
a. (2009) 4th National Nursing Research Conference, Malaysia, the immune
response modulation on CD4 & cytokine (IFNy) nursing care approach
model on patient with HIV/AIDS, Malaysia.
b. (2009) 5th International Conference on Information & Communication
Technology System, Nursing Informatics Development to Create Indonesia
Nurses with Global Standard, ITS Surabaya
c. (2009) Shanghai International Conference (Nursing Education in
Indonesia: Todays and Future Role), Shanghai
d. (2010) The 2010 International Nursing Conference, Enhance Nursing
Student Exchange through Virtual Mobility
e. (2012) The 2nd International Nursing Conference. May. Fkp Unair ,
Development Model of Quality in Nursing Care, Surabaya
f. (2013) International Conference Samarinda, Excellence services provides
quality and cost effective
g. (2013) The 3rd. International Nursing Conference, Model of Nursing
Research
h. (2015) The 5th International Nursing Conference (The Power of Caring in
Improving Nursing Quality of Care and Patient Safety)
9. Books
a. (2000) Metodologi Riset Keperawatan
b. (2000 & 2008) Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktis,
Edisi 1,2
c. (2002, 2007, 2011) Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 1,2,3
d. (2003, 2008, 2013) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan, Edisi 1,2
14 Profesor Keperawatan
e. (2005 & 2013) Asuhan Keperawatan pada Bayi dan Anak (untuk Perawat
dan Bidan)
f. (2007) Asuhan keperawatan pada Pasien terinfeksi HHIV
g. (2008) Pendidikan dalam Keperawatan
h. (2008) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Perkemihan
i. (2010) English in Nursing - Midwifery Sciences & Technology for
Indonesian Nurse & Midwife
j. (2011) Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV
k. (2013) Metodologi penelitian. Pendekatan Praktis
l. (2014) Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi4
m. (2015) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendidikan Paktis Edisi4
15 Profesor Keperawatan
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Yati menyampaikan diperlukannya
edukasi dan informasi dari tenaga kesehatan, dalam hal ini adalah para perawat,
dalam penyelesaian permasalahan seksualitas pascaterapi kanker organ reproduksi
perempuan. Beliau menambahkan, pelayanan keperawatan di Indonesia belum
memiliki standar pelayanan untuk mempromosikan kesehatan seksual. “Berbagai
intervensi terapeutik melalui edukasi dan konseling yang merupakan bagian dari
tujuan pelayanan keperawatan, belum optimal dilaksanakan oleh para perawat
onkologi di Indonesia,” tutur Prof. Yati.
Selama lima tahun terakhir, Prof. Yati tengah memfokuskan risetnya pada
masalah kanker organ reproduksi (kanker ginekologi) yang banyak dialami oleh
perempuan. Prof. Yati mendalami pada aspek psikoseksual yang berdampak pada
munculnya masalah kesehatan baru bagi perempuan itu sendiri serta bagi keluarga
dan masyarakat. Sebagai contoh dari hasil studinya, Prof. Yati mendapati bahwa
perempuan yang mengalami disfungsi seksual akibat kanker dan terapinya,
kemudian mengakibatkannya mengalami tindakan kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) dari pasangan dan seringkali pasangan melakukan kekerasan psikis. Data
lainnya menunjukkan bahwa terdapat jumlah perceraian yang bermakna pada
perempuan kanker servik.
Sebagai penutup, Prof. Yati berharap perawat, terutama perawat spesialis
maternitas, berkontribusi dalam mengoptimalkan edukasi dan konseling tentang
kesehatan seksual. Pemahaman mengenai kesehatan seksual penting untuk
mempraktikkan dan memiliki perilaku dan kebiasaan yang sehat. Konseling
perawatan diri dan kebutuhan agar dapat beradaptasi pada berbagai kondisi khusus
juga perlu dipromosikan dalam kehidupan perempuan.
1. Publication
16 Profesor Keperawatan
Persepsi menjadi ibu yang baik : Suatu Jurnal Keperawatan
1 pengalaman wanita pedesaan pertama Indonesia Vol.7 No.2 Sep
kali menjadi seorang ibu 2003 ISSN 1410-2595
17 Profesor Keperawatan
Focus Group Discussion (Diskusi
JKI Volume 12,No.1, Maret
7 Kelompok Terfokus) Sebagai Metode
2008.Issn 1410-4490.
Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif
Disampaikan Dalam
Isu Seksualitas Pada Kanker Serviks Dan Seminar Nasional
14
Peran Perawat. Kesehatan Reproduksi Di
Stikes
18 Profesor Keperawatan
Kepanjen,Malang,Jawa
Timur,Selasa 21 Juni 2009.
Volume 12,no.2,Juli
16 Jurnal Keperawatan Indonesia.
2008.Issn 1410-4490.
Jurnal Keperawatan
Studi fenomenologi tentang pengalaman
Indonesia Vol8 No.2,
18 wanita di daerah pedesaan dalam
September 2004 ISSN
menjalani masa kehamilan pertama
1410-2595
Presented on Lokakarya
Linkage Project FIK-UI
Evaluation of the effectiveness of and
MUNSON Canada :
education program to teach breast feeding
20 Women Health and
practices, postpartum self and infant care
Community Outreach
to Indonesia mothers
Model, Jakarta January
2005
19 Profesor Keperawatan
Jurnal Keperawatan
Penggunaan Literatur Dalam Penelitian
21 Indonesia Vol.9 No.1 Maret
Kualitatif
2005 ISSN 1410-4490
Volume 10,No.1,Maret
2006.Issn 1410-4490
24 Jurnal Keperawatan Indonesia.
Akreditasi
39/Dikti/Kep/2004.
20 Profesor Keperawatan
Volume 12,No.1, Maret
28 Jurnal Keperawatan Indonesia.
2008.Issn 1410-4490.
21 Profesor Keperawatan
memberikan solusi sekaligus motivasi khususnya bagi para dosen untuk terus
memacu prestasi dalam pengembangan keilmuannya sehingga dapat pula mencapai
jabatan akademik tertinggi sebagai dosen sudah barang tentu menjadi seorang guru
besar.
“Jadikan gelar ini sebagai spirit yang senantiasa membangkitkan inspirasi baru
guna melahirkan karya-karya yang lebih brilian dan bermanfaat bagi khalayak
umum,” tandas Erry. Sebelumnya, Prof Paul Sirait dalam orasi ilmiahnya berjudul
"Kemiskinan, Pelayanan Kesehatan dan Indeks Pembangunan Manusia"
menyebutkan, kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling mendesak
untuk segera diatasi terutama di negara berkembang dan negara miskin di mana
angka kemiskinan di Sumut hampir sama dengan angka kemiskinan nasional yaitu
10,35 persen. (SBC/GUS)
22 Profesor Keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwaprofesor keperawatan di Indonesia berjumlah 8
orang diantaranya yaitu :
B. SARAN
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan lebih banyak membaca
mengenai guiru besar keperawatan agar mahasiswa keperawatan mengetahui
siapa saja guru besar keperawatan yang ada di Indonesia
23 Profesor Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
____.____uiupdate.ui.ac.id/article/mengenal-lebih-dekat-profesor-setyowati-part-1
Diakses tanggal 17 September 2018.
____.____https://www.ui.ac.id/download/peneliti/Dr_Ratna_Sitorus_SKp_M_App_S
c.pdf Diakses tanggal 17 September 2018
____.____ https://www.ui.ac.id/download/guru_besar/Dr_Budi_Anna_Keliat.pdf
Diakses tanggal 17 September 2018
24 Profesor Keperawatan