Proposal Kti Asma Riris 1
Proposal Kti Asma Riris 1
A DENGAN
ASMA DI DESA SAMBENG
Diajukan oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang cukup signifikan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Global Initiative
for Asthma (GINA) pada tahun 2011, diperkirakan sebanyak 300 juta manusia
menderita asma.
orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225 ribu orang meninggal karena
penyakit asma pada tahun 2005 lalu. Hasil penelitian International Study on
Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang sama menunjukkan bahwa
menjadi 5,4 %.
Center for Health Statistics of the Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) (2011), selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2009, proporsi
Indonesia, dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi
Data dari medical record Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro menunjukkan
bahwa jumlah penderita asma bronkial pada tahun 2007 masuk dalam 10 besar
penyakit yang ada di ruang Penyakit Dalam yaitu mencapai 148 orang (8,26%).
Sedangkan pada tahun 2008 penderita asma bronkial tidak masuk dalam 10
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
asma.
asma.
asma.
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Khusus
Pengambilan kasus hanya dibatasi pada kasus asma pada keluarga Tn. A di
2. Lingkup Waktu
23 maret 2015.
3 Linkup tempat
desa Sambeng.
E. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Institusi
3. Bagi keluarga
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
menimbulkan gejala periodik berupa wheezing, sesak napas, dada terasa berat
dan batuk-batuk terutama malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan dengan
sesak nafa , dada terasa berat dan batuk – batuk. ( Risnawaty, 2011).
B. ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti , namun suatu
hal yang seringkali terjadi pada penderita asma adalah fenomena hiperaktivitas
bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsang imunologi
maupun nonimunologi. Karena sifat tersebut maka serangan asma mudah terjadi
akibat berbagai rangsang baik fisik , metabolisme, kimia, alergen, infeksi dan
rerumputan.
f) Lingkungan kerja
g) Obat obatan
h) Refluk esofagus
( Somantri, 2007 )
C. PATOFISIOLOGI
Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain
alergen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respons inflamasi akut. Asma
dapat terjadi melalui 2 jalur, yaitu jalur imunologis dan saraf otonom. Jalur
tipe I (tipe alergi), terdiri dari fase cepat dan fase lambat. Reaksi alergi timbul
antibodi IgE terutama melekat pada permukaan sel mast pada interstisial paru,
yang berhubungan erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil. Bila seseorang
pada sel mast dan menyebabkan sel ini berdegranulasi mengeluarkan berbagai
menimbulkan efek edema lokal pada dinding bronkiolus kecil, sekresi mukus
yang kental dalam lumen bronkiolus, dan spasme otot polos bronkiolus,
sehingga menyebabkan inflamasi saluran napas. Pada reaksi alergi fase cepat,
obstruksi saluran napas terjadi segera yaitu 10-15 menit setelah pajanan alergen.
Spasme bronkus yang terjadi merupakan respons terhadap mediator sel mast
Pada fase lambat, reaksi terjadi setelah 6-8 jam pajanan alergen dan
Sel-sel inflamasi seperti eosinofil, sel T , sel mast dan Antigen Presenting
bersangkutan, sedangkan tanda peringatan awal yang lain lebih mungkin terlihat
oleh orang lain. Tapi yang paling bisa diandalkan sebagai tanda peringatan awal
2) Bersin - bersin
5) Batuk
7) Merasa lelah
9) Susah tidur
meter
2) Batuk – batuk
3) Nafas pendek tersengal – sengal
4) Sesak dada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Spirometer
Alat pengukur faal paru, selain penting untuk menegakkan diagnosis juga
tersebut digunakan untuk mengukur jumlah udara yang berasal dari paru.
napas, PFM mengukur terutama saluran napas besar, PFM dibuat untuk
3) X-raydada/thorax.
4) Pemeriksaan IgE.
Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan adanya antibodi IgE
spesifik pada kulit. Uji tersebut untuk menyokong anamnesis dan mencari
faktor pencetus. Uji alergen yang positif tidak selalu merupakan penyebab
asma. Pemeriksaan darah IgE Atopi dilakukan dengan cara
5) Petanda inflamasi.
pemeriksaan sel eosinofil dalam sputum, dan kadar oksida nitrit udara
saluran napas pada penderita yang sensitif. Respons sejenis dengan dosis
yang lebih besar, terjadi pada subyek aler gi tanpa asma. Di samping itu,
ukuran alergen dalam alam yang terpajan pada subyek alergi biasanya
E. KOMPLIKASI
mengancam jiwa yang tidak dapat dipulihkan dengan pengobatan dapat terjadi
pada beberapa individu. Pada kasus ini kerja pernapasan sangan meningkat.
oksigen yang sangat tinggi yang dibutuhkan, untuk berinspirasi dan ekspirasi
F. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Nonfarmakologi
a) Penyuluhan
tim kesehatan.
b) Menghindari faktor pencetus
pencetus.
c) Fisioterapi
2. Pengobatan Farmakologi
b) Metilxanitin
adalah aminofilin dan teofilin. Obat ini diberikan bila golongan beta
c) Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metilxanitin tidak memberikan respon yang baik
1. PENGKAJIAN
Dalam arif mutaqin, 2009. Proses pengkajian pada pasien asma adalah
sebagai berikut :
1. Anamnesis
serangan asma. Hal lain yang perlu dikaji dalam identitas klien adalah
tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medis ,asuransi kesehatan, dan
diagnosa medis.
dengan keluhan sesak nafas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti
tekanan darah.
Penyakit yang pernah diderita pada masa masa dahulu seperti adanya
Pada pasien dengan serangan asma perlu dikaji tentang riwayat penyakit
asma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluargnya karena
Kecemasan dan koping yang tidak efektif sering didapatkan pada klien
sering dipandang sebagai salah satu pencetus bagi serangan asma baik
serangan asma.
Perlu dikaji persepsi klien terhadap penyakit, persepsi yang salah dapat
asma.
diri klien dan akhirnya mempengaruhi jumlah stresor yang dialami klien
tinggi.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
dyspneu
3. INTERVENSI