36 thn
No. RM 086406
Merokok (-)
Biaya perawatan
Kesan Ekonomi pasien
cukup ditanggung
BPJS
Keadaan Somnolen, TD
umum Agitasi GCS 130/80
Sedang E4V 5M mmHg
HR RR Temp
70x/menit 24x/menit 36.8 ºC
Kulit Kepala Mata Hidung
EKG UL
• Dalam batas normal • Kuning, Jernih
• Ketone +1
• Lekosit 0 – 1
• Eritrosit 0 – 2
Nilai Normal
Nat = 135 -145
Chlor = 98 - 106
Ax
• ♀ 36 tahun
• Berbicara tidak nyambung, gelisah
• Muntah ± 5x isi mak & min, cairan kuning, darah (-)
• ± 1 minggu makan sedikit.
• Pingsan (-) Demam (-) BAB dbn, BAK (+) dbn
Pemeriksaan fisik
• TD130/80 mmHg
• HR 70x/menit
• RR 24 x/menit
• Temp 36.8 ºC
Pemeriksaan Penunjang
• Natr 107 ↓↓ Kalium 3.5 Chlor 72 ↓
• DL, EKG, UL dalam batas normal
Gangguan elektrolit
Dispepsia
(Hiponatremia Berat)
• Natr 107 ↓↓ • Makan sulit dalam
• Kalium 3.5 1 minggu
• Chlor 72 ↓ • Mual muntah ± 5x
• Riw. dan Px lab lain
normal
Non Istirahat
farmakologi
Diet Lunak
Planning
Cek DL, Elektrolit, EKG, UL
Tanggal S O A P
Non farmakologi
4/08/18 Komunikasi (+) KU : Sedang Hiponatremia
Istirahat dan Diet Lunak
Berat
Sakit Kepala (+) GCS E4V5M6
Dispepsia Farmakologi
Pusing berputar TD 100/70 • IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
• IVFD NaCl 3% 20 tpm STOP
(+) • Pantoprazole Inj. 40 mg /
HR : 85x/m 12 jam (IV)
Mual (-) • Ondancetron Inj 8 mg / 8
RR : 25x/i jam (IV)
Muntah (-) T : 36.1˚ C • Ceftriaxon Inj STOP
• Cefixime 2x100 mg (p.o)
BC – 100 cc
Tanggal S O A P
Non farmakologi
5/08/18 Komunikasi (+) KU : Sedang Hiponatremia
Istirahat dan Diet Lunak
Berat
Sakit Kepala (+) GCS E4V5M6
Dispepsia Farmakologi
• IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
Berkurang TD 100/60 • Pantoprazole Inj. 40 mg /
12 jam (IV)
Pusing berputar HR : 80x/m
• Ondancetron Inj 8 mg / 8
(+) berkurang jam (IV)
RR : 22x/i • Cefixime 2x100 mg (p.o)
Mual (-) T : 36.8˚ C
Muntah (-)
Senyawa dalam larutan yang bermuatan (ion) + / -
Elektronetralitas
Kalium
Chlorida
Magnesium
Fosfat
Kalsium
Tekanan osmotik Pemasukan natrium
cairan ekstrasel berasal dari diet
Kation terbanyak dlm
ditentukan oleh melalui epitel mukosa
cairan ekstrasel
garam yang saluran cerna dengan
mengandung natrium proses difusi
Pengeluarannya
melalui ginjal atau
saluran cerna atau
keringat di kulit.
serum bayi : 134-150 mmol/L
serum anak dan dewasa: 135-145 mmol/L
urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam
cairan serebrospinal : 136-150 mmol/L
feses : kurang dari 10 mmol/har
Dehidrasi hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat selama aktivitas berat yang
berkepanjangan
Berhubungan dengan penurunan volume cairan ekstrasel seperti diare, muntah - muntah,
dan penggunaan diuretik secara berlebihan
Penyakit addison
Sakit kepala.
Kebingungan.
Kejang.
Koma.
Hiponatremia akut, koreksi natrium dilakukan secara cepat dengan
Overhidrasi osmotik atau retensi air oleh ginjal dapat menyebabkan peningkatan
osmolaritas & konsentrasi natrium klorida dalam cairan ekstrasel.
Asupan air yang kurang. Misalnya pada pengeluaran air tanpa elektrolit melalui insensible
water loss atau keringat, diare osmotik akibat pemberian laktulose atau sorbitol, diabetes
insipidus sentral maupun nefrogenik, diuresis osmotik akibat glukosa atau manitol,
gangguan pusat rasa haus di hipotalamus akibat tumor atau gangguan vaskular.
Mengecilnya volume • Pengecilan volume ini di timbulkan
robekan pada vena menyebabkan
otak oleh karena air perdarahan local di otak dan
keluar dari dalam sel. perdarahan subarachnoid
Turunkan kadar
natrium dalam plasma
Tetapkan etiologi
Pemberian 40-60 meq dapat menaikan kadar kalium sebesar 11,5 meq/L, sedang
pemberian 135-160 meq dapat menaikan kadar kalium sebesar 2,5-3,5 meq/L.
pemberian kalium intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang
besar dengan kecepatan 10 – 20 meq/jam. Pada keadaan aritmia yang berbahaya atau
kelumpuhan otot pernafasan, dapat diberikan kecepatan 40 – 100 meq/jam. KCl
dilarutkan sebanyak 20 meq dalam 100 cc NaCl isotonic. Bila melalui vena perifer, KCl
maksimal 60 meq dilarutkan dalam NaCl isotonic 1000cc, sebab bila melebihi ini dapat
menimbulkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan sklerosis vena.
Keluarnya kalium ke extrasel
• Asidosis Metabolik
• Defisit insulin
• Obat penghambat β adrenergik
infuse dextrose 5% untuk mencegah terjadinya hipoglikemi. Insulin akan memicu pompa
NaK-ATPase memasukan kalium kedalam sel, sedang glukosa/dextrose akan memicu
pengeluaran insulin endogen. ü Pemberian Natrium bikarbonat yang akan meningkatkan
PH Sistemik. Peningkatan PH akan merangsang Ion-H keluar dari dalam sel yang
kemudian menyebabkan Ion-K masuk kedalam sel. Dalam keadaan tanpa asidosis
metabolic, Natrium bikarbonat diberikan 50 meq IV selama 10 menit. Bila ada asidosis
metabolic, disesuaikan dengan keadaan asidosis metabolic yang ada.
Memacu masuknya kembali kalium dari ekstrasel ke intrasel :
Hemodialisis
Pemeriksaan konsentrasi
klorida berguna sebagai
Anion utama dalam cairan diagnosis banding pada Klorida menembus
ekstrasel gangguan keseimbangan membran sel secara pasif.
asam-basa, dan
menghitung anion gap.
Penggunaan larutan
Diabetes insipidus,
salin yang
hiperfungsi status
berlebihan, alkalosis
adrenokortikal
respiratorik.
• Agitasi
• Dispnea
• Edema bernintik
• Takikardia, hipertensi
• Jika Ada Asidosis metabolic akibat ekskresi basa bikarbonat oleh ginjal
• lemah, berkurangnya kemampuan kognitif, napas dalam dan cepat,
koma.
Hiperkloremia ringan,
500mg 4x sehari.
Pemberian
magnesium
Gangguan fungsi berlebihan atau
ginjal. pemberian MgSO4
dengan cara oral atau
suppositoria
Kadar 4,8 sampai 7,2 mg/dl
Seluruh gejala ini ditimbulkan oleh karena gangguan neuromuscular, kardiovaskular, dan efek
magnesium sebagai penghambat saluran kalsium ( Calcium Channel Blocker) dan menurunkan
sekresi hormone paratiroid yang berakibat hipokalsemia.
Langkah pertama adalah antisipasi akan terjadinya
hipermagnesemia. Misalnya kehati-hatian pemberian
magnesium pada pasien gangguan fungsi ginjal. Bila timbul
gejala yang berat dapat diberikan 100-200 mg elemental
kalsium secara Intravena selama 5-10 menit.20
Diperlukan untuk
sintesis fosfolipid dan 2 bentuk fosfor di Kadar fosfor dalam
fosfoprotein, sintesa dalam tubuh kita yaitu darah orang dewasa
protein dan reproduksi, fosfor organik dan adalah 2,5-4 mg/dl dan
serta sebagai bahan fosfor inorganik. pada anak 2,5-6 mg/dl.
pembentuk ATP.
redistribusi fosfor dari Absorpsi melalui usus Eksresi melalui urin
ekstrasel kedalam sel. berkurang meningkat
• Meningkatnya • Asupan fosfor • Hiperparatiroidisme
sekresi insulin rendah primer atau
• Alkalosis • Menggunakan sekunder
respiratorik akut. antacid yang • Defisiensi vitamin-D
• Hungry Bone mengandung atau resisten
Syndrome. Terjadi aluminium atau terhadap vitamin-D
setelah di lakukan magnesium • Primary renal
paratiroidektomi • Diare kronik, phosphate wasting
steatorrea • Sindrom fanconi
Hiperkalsiuri
Gejala timbul pada saat kadar fosfor darah kurang dari 2 mg/dl
Pemberian fosfor di
Kekurangan vitamin-D,
berikan bila timbul
Di tujukan kepada factor dapat di berikan
gejala atau pada
etiologi vitamin-D sebanyak
keadaan gangguan
400-800 IU perhari.
tubulus
Pseudohipoparatoroidisme
Proses Hiperfosfatemia
keganasan
Kadar kalsium ion normal adalah 4-5,2 mg/dl atau 1-1,3 mmol/L. gejala hipokalsemia belum timbul bila
kadar kalsium ion lebih dari 3,2 mg/dl atau lebih dari 0,8 mmol/L atau kalsium total sebesar lebih dari 8-
8,5 mg/dl. Pada keadaan asimtomatik, di anjurkan meningkatkan asupan kalsium dalam makanan
sebesar 1000 mg/hari. Gejala hipokalsemia baru timbul bila kadar kalsium ion kurang dari
2,8mg/dl atau kurang dari 0,7 mmol/L atau kadar kalsium total ≥7mg/dl.
Gejala hipokalsemia berupa parastesi, tetani, hipotensi dan kejang. Dapat di temukan tanda Chovstek
atau tanda Trousseau, bradikardi dan interval QT yang memanjang. Pengobatan yang diberikan bila
timbul gejala adalah pemberian kalsium intravena sebesar 100-200 mg kalsium-elemental atau 1-2gram
kalsium glukonas dalam 10-20 menit. Lalu di ikuti dengan infuse kalsium glukonas dalam larutan
dekstrosa atau NaCl isotonis dengan dosis 0,5-1,5 mg kalsiumelemental/kgBB dalam 1 jam. Kalsium
infuse kemudian dapat di tukar dengan kalsium oral dan kartisiol 0,25-0,2 mg/hari. Hipomagnesemia
dapat juga menimbulkan hipokalsemia. Bila ada hipomagnesemia dengan fungsi ginjal normal, dapat di
berikan larutan 10% magnesium sulfat sebesar 2 gram selama 10 menit dan kemudian di ikuti dengan 1
gram dalam 100 cc cairan per 1 jam. Pada keadaan hipokalsemi kronik di sertai hipoparatiroid, di berikan
kalsium oral seperti kalsiumkarbonat 250 mg kalsium elemental 650 mg tablet.
Intoksikasi vitamin Intoksikasi vitamin
Hiperparatiroidisme Tumor ganas
D A
Sindrom “milk –
Sarkoidosis Hipertiroidisme Insufisiensi adrenal
Alkali”
Menigkatkan ekskresi kalsium melalui ginjal.
Dilakukan dengan pemberian larutan NaCl isotonis. Pemberian cairan ini akan
meningkatkan volume cairan ekstra seluler yang umumnya rendah akibat pengeluaran urin
berlebihan disebabkan induksi oelh hiperkalsemia, muntah-muntah akibat hiperkalsemia.
Menghambat resobsi tulang.
Kalsitonin menghambat resobsi tulang dengan cara menghambat maturasi osteoclas.
Diberikan intramuscular atau subcutan setiap 12 jam dengan dosis 4 IU/ Kg BB.
Bifosfonat menghambat aktifitas metabolic osteoclas dan juga bersifat sitotoksik terhadap
osteoclas. Gallium nitrat menghambat resopsi tulang oleh osteoclas dengan menghambat
pompa proton’ ATPase dependent’ pada membrane osteoclas.
Mengurangi absorbsi kalsium dari usus.
Glukokortikoid (Prednison, 20-40 mg/ hari) mengurangi produksi kalsitriol oleh paru dan
kelenjar limfe yang diaktifasi produksinya oleh sel mononukleat. Kalsium serum dapat
turun dalam 2-5 hari.
Kelasi Kalsium-Ion.