Anda di halaman 1dari 12

1

II
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU DI PT. JAPFA
COMFEED INDONESIA TBK. UNIT CIREBON

Oleh:
Faza Rasyadan A. 200110150096
2.1 Abstrak
Praktek Kerja Lapangan dengan indept study tentang pengadaan dan
penyimpanan bahan baku telah dilaksanakan di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Unit Cirebon dari tanggal 8 Januari sampai 5 Februari 2018. Tujuannya untuk
mempelajari pengadaan dan penyimpanan bahan baku, serta untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman kerja di lingkup industri peternakan. Metode yang
dilakukan adalah dengan kegiatan wawancara dan diskusi dengan karyawan terkait,
serta melakukan pengamatan langsung. Hasilnya bahwa pengadaan dan penyimpanan
bahan baku di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon sudah berjalan sangat
baik dan sistematis. Dalam hal pengadaan bahan baku selalu terjaga kontinuitas dan
kualitasnya, dikarenakan koordinasi antar departemen berjalan baik dan pengawasan
kualitasnya pun ketat. Sedangkan dalam hal penyimpanan bahan baku pun dilakukan
dan diperhatikan secara tepat seperti diberlakukannya sistem FIFO, pengawasan
kualitas bahan baku yang setiap hari dilakukan, serta adanya pencegahan dan
penindakan ketika bahan baku terserang hama.
Kata Kunci: Pengadaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, kontinuitas, kualitas,
tepat

2.2 Pendahuluan
Pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha di bidang
peternakan karena dapat menentukan tingkat produksi dan produktivitas suatu ternak
yang dibudidayakan. Pakan yang diberikan bagi ternak tentunya pakan yang harus
mengandung nutrisi yang mampu mencukupi kebutuhan hidup pokok dan berproduksi.
Maka dari itu, pakan ini termasuk kedalam salah satu komoditas usaha yang
menjanjikan dalam usaha peternakan, karena setiap peternak pasti akan membutuhkan
pakan untuk ternaknya. Perusahaan industri pakan ternak di Indonesia sangat banyak
jumlahnya dan tersebar diseluruh wilayah. Persaingan antar industri pakan ternak pun
pasti akan terjadi, untuk itu perusahaan harus mampu bersaing dengan cara
2

meningkatkan ataupun menjaga kualitas standar produk yang dihasilkan. Salah satu
faktor yang harus di perhatikan oleh industri pakan ternak sendiri yakni dalam hal
pengadaan dan penyimpanan bahan baku.

Bahan baku merupakan salah satu faktor yang akan menentukan kualitas suatu
pakan. Untuk itu, perusahaan diharuskan untuk memperhatikan bahan baku yang akan
digunakan. Sistem pengadaan bahan baku yang baik harus dilakukan oleh perusahaan
industri pakan ternak, karena dengan begitu bahan baku yang akan digunakan untuk
proses produksi akan selalu tersedia dan juga kualitasnya akan sesuai standar yang
ditetapkan oleh perusahaan. Selain pengadaan, penyimpanan bahan baku pun penting
diperhatikan. Penyimpanan bahan baku yang baik berguna agar kualitas pakan selama
masa penyimpanan akan bertahan termasuk. Selain itu, berguna juga untuk membantu
proses produksi akan berjalan secara terus-menerus. Untuk itu, penulis tertarik dengan
mengangkat bahasan tentang pengadaan dan penyimpanan bahan baku yang ada di PT.
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon.

2.3 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan praktek kerja lapangan mengenai pengadaan
dan penyimpanan baku adalah untuk:
1. Mengetahui dan memahami serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh PT.
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon dalam hal pengadaan dan
penyimpanan bahan baku pakan ternak unggas.
2. Mengetahui dan menganalisis dengan cara membandingkan teori dengan fakta
yang ada di lapangan terkait dalam hal pengadaan dan penyimpanan bahan
baku pakan ternak unggas.
3. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja mahasiswa di lingkup
industri peternakan, khusunya industri pakan ternak unggas.
3

2.4 Metode Pengamatan


Metode pengamatan yang dilakukan selama praktek kerja lapangan di PT.
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon adalah sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan wawancara dan melakukan diskusi dengan karyawan yang
bersangkutan untuk memperoleh data atau informasi mengenai pengadaan dan
penyimpanan bahan baku pakan ternak unggas.

2. Melakukan pengamatan secara langsung di gudang bahan baku untuk


memperoleh informasi yang berkaitan dengan penyimpanan bahan baku pakan
ternak unggas.

2.5 Hasil dan Pembahasan


2.5.1 Hasil Pengamatan

Asal bahan baku


No. Bahan baku pakan
pakan
Sumber energi
1 Jagung Lokal
2 Feed wheat (gandum) Impor
3 Wheat bran pellet Lokal
4 Palm olein Lokal
Sumber protein
5 Soya bean meal (SBM) Impor
6 Distillers dried grains with soluble (DDGS) Impor
7 Meat bone meal (MBM) Impor
8 Hydrolyzed chemical feather meal (HCFM) Impor
9 Corn gluten meal (CGM) Impor
10 L-lysin Impor
11 L-threonin Impor
12 DL-methionin Impor
Sumber mineral
13 Garam Lokal
4

14
Tepung batu kapur Lokal
15
Monocalcium phosphate (MCP) Impor
16
Poultry bone meal (PBM) Impor
17
Biji batu kapur Lokal
Sumber vitamin
18 Vitamin B Impor
19 Vitamin C Impor
20 Vitamin D Impor
Tabel…… Macam-macam bahan baku pakan dan asalnya yang ada di PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon

Rencana Pemakaian
Bahan Baku Nutrisi Pencarian
Evaluasi Stock Rencana Pembelian
Informasi BB
Bahan Baku Bahan Baku
Rencana Pemakaian Kepada Supplier
Bahan Baku PPIC
Evaluasi
Penawaran dari
Supplier

Pengiriman Bahan Supplier Purchase Iya Tidak


Baku oleh Supplier Terima PO Order

Gambar…..Skema alur proses pembelian bahan baku pakan

No. Gudang Jumlah Kavling


1 B 116
2 C 20
Tabel… Jumlah kavling yang ada di gudang bahan baku di PT. Japfa Comfeed
Indonesia Tbk. Unit Cirebon
5

No. Nama Kapasitas Ket.


1 Silo A 2000 ton Jagung
2 Silo B 2000 ton Jagung
3 Silo C 2000 ton Jagung
4 Silo D 2000 ton Jagung
5 Silo E 2000 ton Feed wheat
6 Silo F 2000 ton Feed wheat
Tabel… Silo di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon

No. Nama Kapasitas Ket.


1 Tangki 1 20 ton Palm olein
2 Tangki 2 20 ton Palm olein
3 Tangki 3 20 ton Palm olein
4 Tangki 4 20 ton Palm olein
5 Tangki 5 20 ton Limbah
6 Tangki 6 120 ton Palm olein
Tabel.. Tangki di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon

2.5.1 Pembahasan
2.5.1.1 Pengadaan Bahan Baku
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon dalam menjalankan roda
perusahaannya selalu terjaga keberlanjutan produksinya. Keberlanjutan prooduksi
tersebut salah satunya dikarenakan pengadaan bahan baku yang selalu terjaga
kontinuitasnya, baik pemenuhan stock bahan bakunya itu berasal dari dalam negeri
(lokal) maupun dari luar negeri (impor). Dilakukannya impor dikarenakan di dalam
negeri sendiri beberapa bahan baku ketersediannya belum mampu memenuhi bahan
baku yang diinginkan perusahaan, selain itu dari segi kualitasnya pun jauh lebih baik
daripada di dalam negeri, seperti soya bean meal (SBM). Macam-macam bahan baku
yang digunakan di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon dapat dilihat pada
6

tabel... Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kartasudjana (2001), pengadaan bahan
pakan ternak merupakan hal yang wajib sifatnya, karena salah satu tuntutan dari suatu
pabrik adalah kontinuitas produksi. Terhambatnya pengadaan bahan baku akan
mengakibatkan menurunnya produktivitas pabrik.
Proses pembelian bahan baku di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit
Cirebon dilakukan oleh Departemen Procurement. Departemen Procurement ini
mempunyai tugas utama yakni menangani seluruh pembelian yang diperlukan, baik
itu bahan baku, bahan pembantu, maupun semua kebutuhan perusahaan. Tugas lain
Departemen Procurement adalah mempunyai kemampuan untuk mengambil langkah-
langkah strategis terkait pembelian apabila ada kendala, seperti pembelian bahan baku
yang terkendala harga yang fluktuatif ataupun bahan baku musiman. Rencana
pembelian bahan baku dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan Nutrisi,
rencana pemakaian bahan baku dari Nutrisi dan PPIC, serta kondisi harga bahan baku
pasaran. Setiap awal bulan Ka Sub Dept. Procurement Bahan Baku membuat rencana
pembelian bahan baku. Kemudian, Ka Sub Dept. Procurement Bahan Baku mencari
informasi kepada supplier terkait bahan baku yang dibutuhkan. Setelah itu Ka Dept.
Procurement akan mengevaluasi penawaran harga dari supplier apabila telah dapat
bahan baku yang diinginkan dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti kualitas
atau spesifikasi bahan baku, harga yang kompetitif, kapasitas persediaan dan jangka
waktu pembayaran. Setelah mendapat hasil evaluasi penawaran yang optimal, maka
purchase order dibuat. Kemudian, supplier akan menerima purchase order dari
departemen procurement. Lalu, supplier tersebut akan melakukan proses pengiriman
bahan baku disertai dengan membuat surat jalan kepada supir kendaraan pengangkut.
Kendaraan pengangkut sendiri dibedakan atas tiga macam, ada yang menggunakan
truk (untuk bahan baku padat yang berasal dari lokal), tangki (untuk bahan baku cair
yang berasal dari lokal), dan kontainer (untuk bahan baku dari impor). Untuk skema
alur proses pembelian bahan baku dapat dilihat pada gambar.
7

Perencanaan yang matang untuk pengadaan bahan pakan yang akan digunakan
menjadi hal yang sangat penting. Perencanaan tersebut meliputi banyaknya bahan
yang akan dipesan, waktu pemesanan, jenis bahan yang akan dipesan, darimana bahan
akan dipesan, bagaimana cara pemesanan, bagaimana pola bayarnya, bagaimana
transportasinya. Jumlah bahan pakan yang akan dipesan ini didasarkan pada kebutuhan
untuk memenuhi tuntutan formula, kapasitas gudang, kadar air bahan, rencana
produksi dan kemampuan finansial serta kebijakan stok yang ditentukan oleh manajer.
Dengan perencanaan yang matang, pihak perusahaan dapat menyediakan bahan baku
sesuai dengan kebutuhan produksinya sehingga kontinuitas produksi perusahaan dapat
terjaga (Kartasudjana, 2001).
Penentuan harga bahan baku tergantung bahan baku tersebut tergolong
kedalam bahan baku berupa komoditas atau non komoditas. Apabila bahan baku
tersebut komoditas, maka harga bahan baku tersebut didasarkan pada kekuatan pasar
dan cenderung fluktuatif. Ketika permintaan barang di pasar banyak, maka harga nya
pun akan naik, ataupun ketika penawarannya sedikit karena ada beberapa bahan baku
yang musiman, maka harga nya pun akan naik. Berbeda dengan non komoditas, karena
bahan baku ini selalu tersedia, maka harga nya tidak fluktuatif. Proses penerimaan
bahan baku harus melalui pengecekan terlebih dahulu oleh petugas dari Departemen
Quality Control & Laboratory, yakni dilakukannya proses pengambilan sampel.
Pengambilan sampel sendiri ada dua proses, yakni pada saat datang (pre-sampling)
dan saat dibongkar (unloading). Petugas QC & Lab. ini harus mengecek apakah bahan
baku yang dikirim sesuai standar perusahaan yang diinginkan atau tidak. Ketika bahan
baku yang dikirim tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon, maka bahan baku tersebut akan dikembalikan.
Namun, khusus untuk bahan baku impor tidak bisa ditolak saat proses penerimaan oleh
perusahaan, akan tetapi apabila ada tidak kesesuaian dapat diklaim dengan asuransi.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mukodiningsih dkk., (2014) menjelaskan
bahwa mutu bahan pakan ataupun pakan yang akan dihasilkan oleh perusahaan pakan
8

ternak harus memenuhi persyaratan minimal sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Standar mutu yang harus dipenuhi dalam hal ini meliputi mutu kimiawi,
fisik, dan mutu organoleptik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan mutu
selama proses pengolahan sejak bahan baku diterima, diolah, disimpan, sampai
didistribusikan kepada konsumen.
2.5.1.2 Penyimpanan Bahan Baku
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon dalam proses pembuatan
produk pakannya, selalu melakukan dan memperhatikan secara tepat terkait
penyimpanan bahan baku pakannya. Tujuannya yakni agar bahan baku selalu terjaga
kualitasnya dan juga terjaga dari kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan.
Perusaaan ini mempunyai dua gudang sebagai penyimpanan bahan baku, yakni gudang
B dan gudang C. Gudang B terbagi atas 4 jalur (line) yakni line A, B, C, dan D.
Masing-masing line terdiri atas 29 kavling untuk penyimpanan bahan baku, kecuali
pada line A untuk nomor 12 sampai 15 digunakan untuk intake produksi. Gudang C
terdiri dari 20 kavling, namun 4 kavling digunakan sebagai area intake. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Kushartono (1996) menjelaskan bahwa tujuan utama dalam
penyimpanan adalah mengurangi terjadinya perubahan fisik dan kimia bahan yang
disimpan, dengan mengontrol kondisi selama penyimpanan.
Bahan baku yang disimpan dalam gudang B dan C sebagian besar berbentuk
curah, namun ada juga dalam bentuk kemasan karung. Untuk kemudahan dalam hal
mobilisasi penyimpanan, perusahaan ini mempunyai tiga jenis kendaraan yakni
forklift, loader, dan excavator. Penyimpanan bahan baku curah tidak digunakan alas
apapun, namun sebelum dilakukan proses penyimpanan, terlebih dahulu dibersihkan
lantainya, untuk menghindari adanya kontaminasi dari bahan baku yang sebelumnya
terdapat di lantai tersebut. Bahan baku curah ini akan ditumpuk tinggi dengan bantuan
kendaraan loader agar bahan baku tidak memakan tempat yang banyak. Untuk bahan
baku berupa kemasan karung, penyimpanannya dibedakan atas dua sistem yakni
sistem staple dan pallet. Untuk staple biasanya diperuntukkan bagi bahan baku pokok,
9

sedangkan sistem pallet biasanya untuk bahan pembantu. Kedua sistem ini sama
menggunakan kayu sebagai dasar tumpukannya, agar bahan baku tidak bersentuhan
dengan lantai gudang. Selain itu, ketika menggunakan sistem pallet akan lebih
memudahkan pengangkutan dan pembongkaran ketika menggunakan forklift. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Nilasari (2012) bahwa penyimpanan diatas pallet
dapat meminimalisir kerusakan kemasan dan menjadikan penyusunan pakan menjadi
lebih rapih serta mudah dalam pengangkutan.
Sistem penyimpanan yang digunakan oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Unit Cirebon yaitu sistem FIFO (first in first out). Pelaksanaan dari sistem ini yaitu
bahan baku yang datang terlebih dahulu harus digunakan lebih dahulu. Sistem ini
diberlakukan agar bahan baku yang disimpan tidak membusuk akibat lama tidak
digunakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kartadisastra (1994) menjelaskan
bahwa FIFO diterapkan pada penyimpanan produk pakan yang waktu pembuatannya
tidak sama. Dengan sistem ini produk pakan di dalam gudang akan selalu segar dan
baru karena produk yang masuk lebih dahulu akan dikeluarkan lebih dahulu juga
sehingga tidak terlalu lama disimpan.
Penjagaan kualitas bahan baku di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit
Cirebon sudah sangat baik, karena setiap hari di kontrol oleh petugas QC ataupun
petugas Warehouse untuk kondisi bahan baku maupun kondisi gudang
penyimpanannya. Pemeriksaan yang dilakukan oleh QC terkait dengan kondisi bahan
baku meliputi pemeriksaan secara fisik meliputi warna, bau, jamur, gumpal. basah,
kutu, dan kontaminasi. Bahan baku yang rawan ataupun sudah terkena serangan hama
akan dilakukan tindakan berupa spraying, fogging, ataupun fumigasi. Untuk tindakan
pencegahan timbulnya serangan hama seperti kutu, fogging biasanya dilakukan rutin
selama satu minggu tiga kali, sedangkan untuk spraying dilakukan selama satu minggu
sekali. Untuk bahan baku yang terkontaminasi kutu, maka cara penaggulangannya
dengan dilakukan fumigasi dengan menggunakan PH3 atau dengan sulfur. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Rahayu dkk., (2013) bahwa fumigasi adalah metode
10

pengendalian yang sering dilakukan dalam mengendalikan serangga hama dengan


menggunakan gas beracun.
Khusus untuk penyimpanan bahan baku jagung dan feed wheat disimpan di
dalam silo, karena jagung dan feed wheat ini dibutuhkan banyak kuantitasnya dan
membutuhkan ruang yang besar. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon
memiliki silo sebanyak enam buah, dengan kapasitas masing-masing sebesar 2.000
ton. Empat silo digunakan untuk penyimpanan jagung, sedangkan dua silo digunakan
untuk penyimpanan feed wheat. Di silo ini pun masing-masing dilengkapi dengan dua
buah blower, dua buah exhaust fan, satu buah tthermocouple. Blower dan exhaust fan
ini berguna agar sirkulasi udara dan suhu di dalam silo dapat terkontrol, sedangkan
untuk thermocouple digunakan untuk pengecekan suhu yang ada dalam silo. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Kartadisastra (1994) bahwa silo merupakan tempat
penyimpanan bahan baku serealia contohnya seperti jagung.
Penyimpanan bahan baku berbentuk cair disimpan didalam tangki. Bahan baku
cair yang disimpan di dalam tangki yakni palm olein. PT. Japfa Comfeed Indonesia
Unit Cirebon memiliki tangki sebanyak enam buah, lima tangki dengan kapasitas
masing-masing 20 ton, dan satu tangki kapasitas 120 ton. Lima tangki digunakan untuk
penyimpanan palm olein, sedangkan sisanya digunakan untuk menyimpan limbah
boiler. Penyimpanan palm olein yang kapasitas 20 ton adalah untuk pemakaian daily
apabila dibutuhkan untuk produksi, sedangkan kapasitas 120 ton adalah palm olein
untuk kegunaan stock. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibtihal (2016) bahwa
tangki adalah alat untuk menyimpan fluida, umumnya zat cair.
11

2.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai pengadaan dan penyimpanan
bahan baku, dapat disimpulkan bahwa:
 Pengadaan bahan baku di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon
selalu terjaga kontinuitas dan kualitasnya, dikarenakan koordinasi antar
departemen berjalan baik dan pengawasan kualitasnya pun ketat.
 Penyimpanan bahan baku di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon
dilakukan dan diperhatikan secara tepat seperti diberlakukannya sistem FIFO
(first in first out), pengawasan kualitas bahan baku yang setiap hari dilakukan
oleh QC seperti pengecekan kondisi fisik, serta adanya pencegahan dan
penindakan ketika bahan baku terserang hama melalui spraying, fogging, dan
fumigasi.

2.7 Daftar Pustaka

Ibtihal, N. 2016. Tangki Penyimpanan Zat Cair. www.coursehero.com (Diakses pada


tanggal 2 Januari 2018 pukul 21.04 WIB)

Kartadisastra, H. R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam. Kanisius.Yogyakarta.

Kartasudjana, R. 2001. Teknik Produksi Pakan Ternak. Departemen Pendidikan


Nasional, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK,
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.

Kushartono, B. 1996. Pengendalian Jasad Penganggu Bahan Pakan Ternak Selama


Penyimpanan. http://digilib.litbang.pertanian.go.id (Diakses pada tanggal 2
Januari 2018 pukul 20.35 WIB)

Mukodiningsih, S., C. I. Sutrisno, B. Sulistyanto, dan B. W. E. H. Prasetiyono. 2014.


Pengendalian Mutu Pakan. UNDIP Press. Semarang.

Nilasari. 2012. Pengaruh Penggunaan Tepung ubi Jalar, Garut dan Onggok terhadap
Sifat Fisik dan Lama Penyimpanan Ayam Broiler Bentuk Pellet. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
12

Rahayu, S., M.C. Tobing dan Y. Pangestiningsih. 2013. Pengaruh Perangkap Warna
Berpekat dan Aroma Rempah untuk Mengendalikan Hama Gudang
Lasioderma Serricorne F. (Coleoptera: Anobiidae) di Gudang Tembakau. J.
Online Agroteknologi. 1 (4): 1382-1390.

2.8 Lampiran

Gambar..Penyimpanan Gambar.. Penyimpanan Gambar.Penyimpanan


bahan baku curah bahan baku staple bahan baku pallet

Gambar 2 Fumigasi bahan


Gambar 3 Silo Gambar 1 Tangki
baku curah

Anda mungkin juga menyukai