Anda di halaman 1dari 13

Rekayasa ide

“perkembangan peserta didik”

Disusun oleh:
Agung vinel putra s. depari
nim : 5181121009
dosen:dr. Yasaratodo wau, m.pD

Pendidkan teknik mesin


Falkutas teknik
Universitas negeri medan
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkatdan
rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini.Tugas Rekayasa Ide ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Tak lupa Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas ini,terutama kepada dosen kami bapak Dr.yasaratodo wau, M.pd selaku
sebagai dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telahmembimbing dalam
pelaksanaan tugas ini.Terlepas dari itu semua ,penulis meyakini bahwa makalah ini masih
jauh dari katasempurna,oleh karena itu penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila ada
kesalahan baik dari susunan kalimat,kajian teoritas dan tata bahasa.Maka itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tugas ini kedepannya agar
lebih baiklagi.

P e n u l i s b e r h a r a p s em o g a m a k a l a h i n i d a p at m e m be r i m a n f a a t ke p a d a
s e l u r u h pembaca.Akhir kata penulis ucapkan terimakasih .

Medan, oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….….
1.1 Rasionalisasi yang dibahas dalam TRI…………………………………………………………………….………...
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………
1.3 Manfaat……………………………………………………………………………………………………………………………
BAB II INDENTIFIKASI PERMASALAHAN PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK…………………………………………………………..........................................
A. permasalahan umum pada peserta didik...............................................................................
B. permasalahan pada perkembangan emosi pada peserta didik..............................................
1. penakut...............................................................................................................................
2. pencemas............................................................................................................................
3. rendah diri(minder)............................................................................................................
4. pemalu................................................................................................................................
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN.............…………………………………….
A. solusi masalah anak yang penakut..........................................................................................
B. solusi masalah anak yang pencemas.......................................................................................
C. solusi masalah anak yang rendah diri(minder).......................................................................
D.solusi masalah anak yang pemalu............................................................................................
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………….
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………
4.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 RASIONALISASI PERMASALAHAN YANG DIBAHAS DALAM TRI

Pembuatan tugas rekayasa ide ini yaitu memberikan gambaran tentang berbagai
masalah yang bertema perkembangan emosi serta mengetahui bagaimana solusi dan
pembahasan dari permasalahan tersebut.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan rekayasa ini,yaitu:
1. Untuk menyelesaikan tugas perkembangan peserta didik
2. Mencari informasi dalam pembahasan perkembangan emosi peserta didik
3. Mengetahui bagaimana penerapan rekayasa ide ini dalam kehidupan sehari-hari

1.3 MANFAAT
1. Manfaat bagi penulis
Rekayasa ide ini diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan ide dan sisi
kreatifnya sehingga menyumbang suatu manfaat bagi pemgembangan ilmu pengetahuan
khususnya mengenai masalah perkembangan emosi peserta didik.
2. Manfaat bagi pembaca
Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan masukan bagi
masyarakat pada umumnya, khususnya demi mengetahui masalah perkembangan emosi
peserta didik.
BAB II
INDENTIFIKASI PERMASALAHAN PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
A. PERMASALAHAN UMUM PADA PESERTA DIDIK
Banyak permasalahan yang dihadapi peserta didik yang dihadapi peserta didik usiamenengah. Hal
yang paling berpangaruh disebabkan, peserta didik usiamengengah merupakanfase yang belum
stabil. Begitu banyak hal yang bisa menjerumuskan peserta didik ke masalah-masalah tertentu.
Permasalahan yang dihadapi peserta didik usia sekolah menengah dalam bentuk perilaku. Berikut ini
merupakan lima daftar masalah yang selalu dihadapi peserta didik usia menengah.

1. Perilaku Bermasalah (problem behavior).


Masalah perilaku yangdialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika
tidak merugikandirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja
akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan
denganmasyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar
sekolahmisalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang
remajamengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara
tidaklangsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilakumenyimpang (behaviour disorder)
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilakuyang kacau yang menyebabkan seorang
remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunyatidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui
bahwa tidak semua remaja mengalami behaviourdisorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia
tidak tenang, unhappiness dan menyebabkanhilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada
remaja akan mengakibatkan munculnyatindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan
kejahatan. Penyebab behaviour disorderlebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu
menghantui dirinya.
3. Penyesuaiandiri yang salah (behaviour maladjustment)
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukanremaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan
pintas dalam menyelesaikan sesuatutanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku
menyontek, bolos, dan
melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah
menegah (SLTP/SLTA).
B. INDENTIFIKASAI PERMASALAHAN PERKEMBANGAN EMOSI PADA
PESERTA DIDIK
1. Penakut

Takut atau penakut merupakan yang berarti merasa gentar (ngeri) dalam mengahadapi sesuatu,

apapun yang dilakukanya akan menganggap suatu masalah atau bencana yang besar di fikiranya.

Lawan dari takut adalh pemberani, rasa takut tidak hanya di alami oleh anak usia dini tapi juga

dapat di rasakan oleh orang dewasa maupun orang tua.

2. Pencemas

Cemas merupakan yang berarti ketidak tentraman hati, khwatir dan gelisah terhadap diri sendiri,

sementara pencemas adalah orang mudah cemas dalm dirinya. Perasaan cemas cukup sering

mengganggu anak usia dini dalam jumblah yang tertentu, meskipun begitu kecemasan

merupakan hal yang normal, tapi kecemasan akan menjadi masalah apabila tingkat cemas yang

berlebihan yang dapat menganggu kemampuan dalam kehidupan sehari-harinya, kecemasan

yang terjadi pada anak biasanya kecemasan dalam perpisah misalnya dalam kelas anak usia dini

takut berpisah dengan orang tua tidak mau dinggal dsb.

3. Rendah diri (minder)

Rendah diri dapat di artikan sebagai perasaan yang menjadikan dirinya kurang mampu di

banding temanya atau anak yang lain. Rendah diri juga di sebut dengan ketidak percayaan pada

diri sendiri, perasaan ini merupakan masalah yang berbahaya dalam dirinya karena dapat

membuat kehidupanya seolah-olah hina dan sengsara dan tak da gunanya.


4. Pemalu

Pemalu dapat diartikan tidak enak hati, rendah diri, dan sebagianya dan segan melakukan

sesuatu karena agak takut dan kurang senang, sementara pemalu beraarti orang yang mudah

merasa malu. Tentunya hal ini dapat menjadikan hambatan dalam menyelesaikan tugas

tugasnya dan dalam ber interaksi dengan teman sebayanya.


Bab III
SOLUSI DAN PEMBAHSAN
A. SOLUSI MASALAH ANAK YANG PENAKUT
1. Memberi contoh keberanian kepada anak

Cara mengatasi anak penakut yang paling pertama adalah dengan menjadi sosok yang pemberani
bagi anak. Anak Anda memerlukan contoh keberanian yang bisa dia lihat setiap hari. Lakukanlah hal-
hal yang mencerminkan keberanian di depan anak Anda.

2. Sering berbicara tentang keberanian

Anak penakut membutuhkan cara yang tenang dalam mengatasi rasa takutnya. Anak-anak yang
sering merasa ketakutan sangat cocok bila sering diajak berbicara. Bicaralah kepada anak Anda
tentang hal-hal terkait keberanian.

3. Stop membantunya

Berikanlah ia kesempatan untuk mengatasi rasa takutnya secara mandiri. Hal ini bukan berarti Anda
tidak peduli. Apabila Anda yakin anak bisa mengatasi hal tersebut maka yakinkan dia bahwa ia bisa
mengatasi rasa takutnya. Mulailah dari hal-hal terkecil.

4. Memberinya bacaan atau tontonan tentang keberanian

Cara mengatasi anak penakut ini cukup menarik. Anda bisa memberikannya sebuah buku bacaan
menarik atau film yang bertemakan keberanian yang positif. Bacakanlah buku-buku tersebut atau
tontonlah bersama-sama film tersebut.

5. Ajarkan solusi praktis untuk mengatasi ketakutan

Anak Anda bisa saja menjadi anak penakut karena ia tidak mengetahui solusi praktis untuk
mengatasi rasa takutnya pada saat itu. Sebagai orang dewasa yang sudah memiliki pengalaman,
tentunya Anda bisa mengajarkan anak cara praktis mengatasi rasa takut
B. SOLUSI MASALAH ANAK YANG PENCEMAS

1. Menerima Anak dan Menenangkan Hatinya


Anak yang sangat cemas membutuhkan rasa tentram dari seorang guru yang juga tenang dan
hangat. Sebagai guru harus tetap tenang jika anak berteriak, menangis, berjalan mondar-mandir,
atau panik. Guru harus menunjukkan penerimaan terhadap rasa cemas yang dialami anak dengan
tidak mengkritik atau menyalahkan anak. Suasana aman dan optimisme perlu dibangun agar anak
merasa bahwa ia akan dapat melalui apa pun yang dihadapinya.
2. Menggunakan Bermacam-macam Strategi untuk mengatasi kecemasan
Ajaklah anak untuk melakukan bermacam-macam kegiatan, seperti melihat buku,
mendengarkan lagu, atau menggambar. Melakukan kegiatan yang menyenangkan dapat melawan
ketegangan yang ada.
3. Mendorong Anak untuk Mengekspresikan Perasaannya
Guru dapat meminta anak untuk berbagi cerita mengenai hal-hal yang mencemaskan mereka.
Permainan juga dapat dilakukan untuk mengurangi intensitas kecemasan anak. Biarkan anak
mengekspresikan kemarahan dan rasa frustasinya dalam kegiatan bermain yang mereka lakukan.
4. Meningkatkan Pemahaman dan Pemecahan Masalah
Mengetahui “apa menyebabkan apa” juga dapat menolong anak. Guru sebaiknya berusaha
untuk menjelaskan kepada anak mengenai beberapa hal yang membuatnya cemas dengan
menggunakan bahasa yang mereka mengerti. Anda seharusnya dapat menjadi sumber yang
membantu anak memecahkan masalahnya. Ajak anak untuk memikirkan beberapa alternative yang
mungkin untuk memecahkan masalah.

C. SOLUSI MASALAH ANAK YANG RENDAH DIRI (MINDER)


1. Memotivas ianak
Mengatasi rasa minder dan takut pada anak yang pertama adalah dengan memotivasi anak.
Memotivasi anak bisa Anda lakukan dengan menceritakan kisah-kisah inspiratif pada anak. Ketika
anak termotivasi, anak akan menjadi lebih percaya diri sehingga mampu mengatasi rasa minder dan
takut yang sering dialaminya.
2. Berikan contoh
Anak adalah peniru ulung. Anak akan meniru setiap apa yang dilakukan orang tuanya. Memberikan
contoh dengan selalu berpendapat atau berani tampil dihadapan banyak orang bisa menjadi salah
satu cara mengatasi rasa minder dan takut pada anak.
3. Berikan pujian
Mengatasi rasa minder dan takut pada anak selanjutnya bisa Anda lakukan dengan memberikan
pujian. Misalnya berikan pujian pada anak ketika anak berani mengungkapkan pendapatnya.
Memberikan pujian saat anak berani melakukan sesuatu yang positif dihadapan banyak orang akan
meningkatkan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa minder dan takut yang dirasakannya.
4. Merancang kegiatan anak bersama dengan teman-temannya
Mengatasi rasa minder dan takut pada anak berikutnya bisa Anda lakukan dengan merancang
kegiatan anak bersama dengan teman-temannya. Bersosialisasi dengan teman akan meningkatkan
keberanian anak. Merancang kegiatan anak bersama dengan teman-temannya seperti mengundang
teman-teman atau belajar bersama teman akan meningkatkan keberanian anak serta
menghilangkan rasa minder dan takut anak.
5. Melatih anak untuk berani bicara
Mengatasi rasa minder dan takut pada anak yang terakhir bisa Anda lakukan dengan melatih anak
untuk berbicara. Caranya dengan meminta anak memberikan saran atau pendapatnya tentang
semua hal. Ketika anak sudah terbiasa dan berani bicara, anak juga akan berani mengungkapkan
pendapatnya ketika berbicara atau berhadapan dengan banyak orang.

D. SOLUSI MASALAH ANAK YANG PEMALU


1. Biarkan anak bereksplorasi.
Ketika anak masih bayi sebaiknya kita sebagai orang tua memberikan poola asuh yang baik dengan
cara banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap segala hal
yang ingin diketahuinya. Namun tentu saja seorang anak harus tetap berada dalam pengawasan
anda ketika dia sedang melakukan aktifitas atau eksplorasi yang bisa membuatnya berisiko atau
berbahaya baginya. Biarkanlah bayi anda berkembang dengan membangun dirinya.

2. Masukan anak ke sekolah jika sudah waktunya.


Ketika anak sudah waktunya masuk sekolah sebaiknya jangan ditunda lagi untuk memasukannya ke
sekolah. Dengan sekolah anda bisa mengasah kemampuan dan kecerdasan anak anda. Dengan
demikian anak akan belajar untuk mengenal berbagai macam karakter orang dan belajar beradaptasi
dengan lingkungan luar rumah. Anak bermain sambil mengasah kemampuan diri melalui
bersosialisasi dengan teman sebayanya.

3. Ajaklah anak ketika melakukan kunjungan.


Ketika memiliki anak yang masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, maka orang tua
harusnya sering melakukan kunjungan ke tetangga, sanak saudara atau teman-teman kantornya.
Ajaklah anak anda untuk menghadiri arisan, khitanan, atau kondangan di tetangga atau pun sanak
saudara. Dengan demikian anak anda akan kenal dengan berbagai karakteristik orang dan akan bisa
belajar dari sana.

4. Undanglah teman sebayanya untuk datang ke rumah.


Anda sebagai orang tua jangan malas untuk selalu mengundang teman-teman sekolah atau teman-
teman sebayanya untuk bermain ke rumah. Atau undang mereka ke rumah ketika acara ulang tahun
anak, dengan demikian anak anda akan dapat belajar berinteraksi dengan orang lain di dalam dan
luar rumah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengembangan kreativitas merupakan hal yang penting, terutama bagi peserta didik.
Pentingnya kreativitas disebabkan beberapa hal berikut.
a. Hidup selalu berhadapan dengan masalah, kita perlu ide-ide untuk mengatasi masalah
tersebut. Kita harus kreatif mencari ide-ide untuk memecahkan masalah yang kita hadapi.
b. Persaingan tidak pernah berhenti. Misalnya, jika kita adalah pedagang kita akan menghadapi
produk yang sama dengan yang kita jual. Kita harus kreatif menghasilkan ide-ide untuk membuat
atau memperbaiki produk kita agar tetap unggul
c. Orang kreatif tidak pernah menyerah, karena selalu memiliki solusi alternatif.
Upaya pengembangan kreativitas ini dapat dilakukan oleh pribadi masing-masing peserta
didik dengan membangun motivasi dalam diri, atau oleh orang lain seperti orang tua, guru, dan
sebagainya.

4.2 Saran
Salah satu komponen yang penting dalam pengembangan kreativitas peserta didik adalah
peranan guru. Untuk itu penulis ingin mencoba memberikan sedikit saran untuk para guru di
sekolah-sekolah. Para guru hendaknya tidak hanya mengembangkan intelegensi siswa semata, tetapi
juga mengembangkan kreativitas mereka. Hal ini tidak dilakukan oleh semua guru saat ini. Padahal,
unsur kreativitas akan lebih dominan dibandingkan intelegensi untuk kesuksesan peserta didik di
masa depan. Semoga kualitas pendidikan bangsa kita kian meningkat dari waktu ke waktu.
Daftar pustaka
Prawaba, gung.”permasalahan umum peserta didik”.13 november 2015. http://kuliah-
oti.blogspot.com/2015/11/permasalahan-dan-upaya-penanganan.html.

Izza, ni’matul.”masalah perkembangan emosi pada anak usia dini”.4 desember


2016.https://www.kompasiana.com/nikmatul/584394606c7e61881dc9b092/masalah-
perkembangan-emosi-anak-usia-dini.

Anda mungkin juga menyukai