Anda di halaman 1dari 157

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK MANAGEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG INSTALASI INTENSIVE UNIT CARE (ICU)
DI RUMAH SAKIT ISLAM “SUNAN KUDUS”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners


Stase Managemen Keperawatan

Oleh Kelompok 1 :

MOHAMAD HABIBI
ENDAH FITRIHANA SARI
EFFENDI ZARKASI
SATRIYO
SITI WACHIDAH
SITI ALFIAH
NOOR JUMAIDAH
DIDIK PURWANTO
AGUS HERMAWAN
MYLA RISTIYOWATI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk mencapai tingkat
tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu kegiatan.Pada suatu instansi membutuhkan
seorang manajer yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia
untuk mengelola kegiatan.Manajemen merupakan serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan,
pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan
pada sumbersumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Griffin, 2014).

Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang


pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Sabarguna,
2008). Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk melancarkan jalan sukses.
Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak dibidangnya agar
organisasi di rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang optimal. Pengorganisasian dalam
manajemen keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain bagaimana asuhan
keperawatan dikelola secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan
jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerja sama,
dan koordinasi sehingga semua pasien mendapatkan pelayanan yang optimal. Oleh karena itu
menejer keperawatan perlu menetapkan kerangka kerja, yaitu dengan cara: mengelompokan dan
membagi kegiatan yang harus dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja antara tenaga dan
menciptakan hubungan antara kepala-staf melalui penugasan,delegasi dan wewenang. Dalam
model pengembangan praktik keperawatan profesional peran dan fungsi kepala ruang
merupakan hal yang sangat penting sehingga kompetensi kepemimpinan dan manajemen yang
mutlak dibutuhkan karena kemampuan itu manajer kepala ruang akan diuji untuk menata
pengorganisasian staf dan menentukan sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
sebagai refleksi pelaksanaan praktik keperawatan profesional.

Peran dan fungsi kepala ruang sangatlah penting dalam melakukan pengaturan organisasi
dalam sebuah bangsal di suatu rumah sakit. Peran dan fungsi kepala ruang antara lain
mengidentifikasi masalah, merencanakan fungsi ketenagaan, merencanakan pengorganisasian,
melakukan pengarahan dan melakukan pengendalian organisasi. Sedangkan menajer sendiri
yang berarti seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah melakukan proses manajemen
dalam suatu organisasi memiliki tugas dan fungsi antara lain peran interpersonal, peran pemberi

2
informasi serta peran pengambilan keputusan. Berpedoman dengan peraturan yang ditetapkan
pemerintah,

RS Islam “SUNAN KUDUS” telah menyusun standar manajemen pelayanan


keperawatan yang menjadi acuan kepala ruang dalam mengelola pelayanan keperawatan.
Manajemen pelayanan keperawatan merupakan transformasi dari sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan 3 fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan ketenagakerjaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu.
Dalam menjalankan fungsi manajerial, kepala ruang ICU di RS Islam “SUNAN KUDUS”,
berpedoman pada kerangka acuan manjemen keperawatan yang telah ada .

Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mampu
melaksanakan fungsi dan peranya sebagai ners , pada pelaksanaanya menekankan pada
pencapaian kompetensi melalui aplikasi dalam rangka mengintergrasikan fungsi – fungsi
kepemimpinan dan manjemen pada lingkup manajemen pelayanan dan manajemen asuhan
keperawatan pada ruang rawat yang merupakan tatanan kesehatan nyata , kegiatan ini dilakukan
melalui praktik pembelajaran manajemen keperawatan , pada kesempatan ini praktek dilakukan
di ruang ICU RSI Sunan Kudus .

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di Ruang ICU diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui dan mengaplikasikan prinsip manajemen keperawatan
dalam sebuah Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang sesuai dengan
teori dan aturan ruangan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek manajemen diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menganalisa kegiatan managemen dengan menerapkan fungsi manajerial yang
meliputi :
planning( perencanaan )
Organizing ( pengorganisasian )
Controling ( pengawasan )
pengendalian , monitoring dan evaluasi

di Ruang ICU RSI Sunan Kudus

b. Menganalisa unsure manajerial dengan 5M (Man, Material, Machine, Method,


Money, Market) di Ruang ICU RSI Sunan Kudus Mampu membuat analisa SWOT (
Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

3
dan prioritas masalah di Ruang ICU RSI Sunan Kudus
c. Mengkaji Upaya penerapan program Peningkatan Mutu dan keselamatan pasien (
PMKP ) di Ruang ICU RSI Sunan Kudus
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Dapat mengetahui dan mengaplikasikan ketrampilan dalam manajemen keperawatan
professional sesuai Modular/ Distrik
2. Bagi STIKES Muhmmadiyah Kudus
Laporan ini dapat dijadikan salah satu bahan dasar untuk mengembangkan materi tentang
manajemen keperawatan
3. Bagi Ruang ICU
Laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam kegiatan peningkatan mutu
pelayanan .
4. Bagi Ruang ICU RSI Sunan Kudus
Laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien

4
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Deskripsi Rumah Sakit


Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” adalah Rumah Sakit Tipe C yang ditetapkan dengan SK
Menteri Kesehatan nomor HK.03.05/I/2545/11 tanggal24 Oktober 2011, terletak di jalan Kudus
Permai No.1 Garung Lor, Kaliwungu Kudus dengan jumlah tempat tidur sebanyak 175 buah.
Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” memperoleh pretasi lulus Akreditasi 16 Pelayanan pada
tanggal 03 Januari 2012 dengan status Akreditasi Lulus Lengkap dengan Nomor sertifikat
KARS.SERT/231/I/2012 mengiringi setelah Keberhasilan juara 1 tingkat Propinsi Jateng dan Juara II
tingkat Nasional dalam penampilan kinerja terbaik RSU Swasta setara kelas C pada tahun 1999, Juara
III tingkat Propinsi Jawa Tengah dalam penilaian Rumah Sakit sayang Ibu dan Juara I tingkat
Kabupaten Kudus dalam lomba Lingkungan Rumah Sakit dan Instansi pada hari Lingkungan hidup
tahun 2000.
Pembangunan dan perbaikan sarana prasarana diberbagai bidang secara menyeluruh sesuai dengan
standar yang diisyaratkan oleh tim Akreditasi.

B. Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” merupakan institudi kesehatan milik Yayasan
Kesehatan Islam Kudus (YAKIS) Yayasan ini didirikan pada tanggal 08 Juni 1985 H/17 Ramadhan
1405 H dengan Akte Notaris no.15 tanggal 08 Juni 1985, Notaris Benyamin Kusuma SH, Jalan
Tanjung No.3A Kudus.
Tujuan utama didirikannya Yayasan Kesehatan Islam (YAKIS) adalah menyelenggarakan usaha
kesehatan masyarakat sebagai perwujudan amaliyah sesuai dengan ajaran agama islam, turut
membantu pemerintah dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana kesehatan.
Tepat pada tanggal 01 Oktober 1990 M/ 12 Rabiul awal 1411 H Rumah Sakit Islam “SUNAN
KUDUS” dioprasionalkan pertama kali yang dilakukan peresmiannya oleh Bapak H.Moh Ismail
Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah dengan status Rumah Sakit Umum swasta Madya
tipe C berdasarkan penetapan kelas oleh Dirjen Yanmed Nomer : YM.00.02.3.4.312 tanggal 28 April
1999.
C. Lokasi

Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” mempunyai letak geografis yang sangat strategis
di wilayah Kota Kudus bagian Barat. Menempati luas tanah dengan status wakaf sekitar
38.550 M2, yang lebih tepatnya yaitu di Jalan Kudus Permai No.01 atau Jalan Mayjend
Sutoyo Bo.01 Kudus Telp.(0291) 432008, 434008 Kudus – 59361 E-mail :
rsi_sunankudus@yahoo.com Website : www.rsisunankudus.com

5
D. Filosofi Rumah Sakit
1. Logo

2. Filosofi
Dengan modal imam dan taqwa kepada Allah SWT, bahwa bekerja adalah ibadah dan
disertai keikhlasan meraih ridho Allah SWT, untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat, oleh karenanya Rumah sakit menetapkan filosofi yang menggunakan
nilai-nilai dasar dengan berkeyakinan bahwa :
1. Karyawan yang kompeten dan berkomitmen tinggi Kepada Rumah Sakit merupakan
asset yang sangat berbahagia.
2. Kepuasan dan kesetiaan pelanggan adalah dasar bagi keberlangsungan Rumah Sakit.
3. Mutu dan keselamatan pelayanan di rumah Sakit merupakan pengikat kesetiaan
pelanggan.
4. Kebersamaan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan bersama.
5. Integritas adalah merupakan landasan semua hubungan kemanusiaan di rumah sakit.
Oleh karenanya seluruh karyawan rumah sakit ini wajib untuk bersikap jujur, ramah
dan islami dalam berkomunikasi dengan rumah sakit.
6. Manajemen dan kepimimpinan dalam klinik, merupakan seni memimpin dan
mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu
mutu kepimimpinan dan kemampuan mengarahkan yang terwujud dalam pencapaian
tujuan rumah sakit merupakan kriteria utama dalam penilaian kemampuan
manajemen dan kepemimpinan klinik di rumah sakit.
7. Perencanaan yang baik akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam
menunjang keberhasilan masa depan rumah sakit. Oleh karena itu penyusunan
perencanaan yang baik sebagai salah satu alat manajemen, harus selalu
dikedepankan.
8. Pelanggan (pengguna pelayanan) adalah salah satu penyebab rumah sakit tetap hidup.
Berkat dukungan dan kepercayaan dari pelanggan, rumah sakit mampu berdiri dan
6
berkembang. Oleh karena itu kami akan berusaha keras memperhatikan kepentingan
dan kepuasan pemakai jasa rumah sakit.
9. Karyawan (dokter, perawat dan tenaga lain) yang trampil dan berkemampuan
(profesional) serta memiliki motifasi dan loyalitas tinggi serta bersikap islami,
merupakan aset yang paling penting dalam melayani pengguna jasa Rumah Sakit.
Oleh karena itu kami akan memilih, melatih serta memberikan penghargaan kepada
karyawan yang selalu menempatkan kepuasan pengguna jasa/pasien pada peringkat
pertama.

3. Visi dan Misi


a. Visi :
Visi dari Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” adalah menjadi Rumah Sakit swasta
yang Unggul di Propinsi Jawa Tengah.

b. Misi :

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, cepat, tepat, komunikatif dan terjangkau
seluruh lapisan masyarakat

2) Menerapkan nilai-nilai ajaran islam dalam seluruh aspek pelayanan dan manajemen

3) Meningkatkan manajemen menjadi lebih profesional sesuai perkembangan tehnologi


menuju effektifitas dan effisiensi yang tinggi, dengan tetap berpegang bahwa Rumah Sakit
Islam “SUNAN KUDUS” adalah unit sosial yang dikelola secara bisnis.

4) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi Sember Daya Manusia yang sesuai dengan
standar kompetensi internasional, melalui pembelajaran dan pengembangan pengetahuan,
ketrampilan atitude serta pemberdayaan sumber daya manusia yang optimal.

5) Memberikan pelayanan yang bertumpu terhadap standar mutu dan keselamatan pasien serta
mampu menyenangkan pelanggan yang ditunjang dengan penerapan sistem akuntabilitas
publik, yang bisa dipertanggung gugatkan

6) Mengembangkan pelayanan yang berorientasi kepada kepentingan pelanggan yang dapat


dipertanggung jawabkan secara medik maupun secara moral dan dengan pelayanan yang
berdasarkan hati nurani.

7) Membangun corporate culture.

8) Melaksanakan Gren Hospital dan Travelling Hospital.

7
4. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.Untuk menjalankan tugas tersebut Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS”.
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan perencanaan,pengembangan dan evaluasi;
b. Menyelenggarakan pelayanan medis;
c. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keparawatan;
e. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;
g. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
h. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
5. Tujuan Rumah Sakit
Tujuan didirikannya Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” adalah :
a. Terwujudnya Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” yang mempunyai fasilitas yang
memadai serta memiliki sumberdaya manusia yang profesional.
b. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat
serta memberikan kepuasan bagi pengguna jasa rumah sakit.
c. Terwujudnya Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” yang berperan aktif dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
d. Terciptanya iklim kondusif yang menunjang daya saing rumah sakit.

8
E. Jenis Pelayanan dan Instalasi
1. Pelayanan Rumah Sakit
Pembangunan sektor kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah merupakan
pengejawantahan cita-cita bangsa untuk memenuhi salah satu hak-hak dasar manusia
(basichuman needs) di bidang kesehatan dengan mensukseskan program Millenium
Development Goals (MDGs) sampai akhir tahun 2015 dan program Sustainable
Development Goals(SDGs) tahun 2016 sampai 2030. Rumah Sakit Islam “SUNAN
KUDUS” sebagai fasilitas kesehatan rujukan dimana sasaran strategi, visi dan misi, serta
rencana strategi pemasaran RS harus searah dengan Pembangunan Kesehatan Nasional dan
kesepakatan global untuk melakukan pembangunan berkelanjutan .Adapun pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS” sebagai berikut:
a. Pelayanan Obstetri Neonatologi Emergensi Komprehensif(PONEK)
b. Pelayanan Pencegahan dan Penganggulan HIV
c. PelayananTuberculosisDirectlyObserveTeatmentShortcourse (TB DOTS)
d. Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

Sustainable Development Goals (SDGs) mempunyai 17 tujuan program. Berdasarkan 17


(tujuh belas) tujuan program SDGs, pelayanan kesehatan Rumah Sakit Islam “SUNAN
KUDUS” sesuai dengan tujuan nomor 3 SDGs, yaitu memastikan kehidupan yang sehat
dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia.

2. Pelayanan Unggulan
Pelayanan unggulan merupakan suatu program pemberian layanan kesehatan dengan
karakteristik utama yaitu tersedianya layanan spesialisasi dengan kualitas
tertinggi,dibuktikan dengan kinerja teknis, sumber daya yang ekspansif ,kecenderungan
peningkatan kunjungan pasien, dan mutu layanan semakin meningkat. Rumah Sakit Islam
“SUNAN KUDUS” 5 (Lima) Pelayanan Unggulan, sebagai berikut :

1. Pelayanan Orthopedi & Traumatologi


2. Pelayanan Kesehatan Jiwa
3. Pelayanan Hemodialisa
4. Pelayanan Saraf (Stroke)
5. Pelayanan Klinik Tumbuh Kembang
3. Instalasi dan Unit
Kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit dilaksanakan di Instalasi-instalasi Pelayanan,
yang didukung Instalasi Penunjang Pelayanan, yaitu :
a. Instalasi Rawat Jalan
b. nstalasi Rawat Inap
c. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
9
e. Instalasi Perawatan Intensif/ ICU (Intensive Care Unit)
f. Neonate Intensive Care Unit
g. Instalasi Laboratorium
h. Instalasi Radiologi
i. Instalasi Rehabilitasi Medik
j. Instalasi Farmasi
k. Instalasi Gizi
l. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dan Sanitasi
m. Instalasi Rekam Medik
n. Instalasi Central Supply Stirilization Department (CSSD)dan Laundry
o. Instalasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
p. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
q. Instalasi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
r. Unit Hemodialisa

4. Kelompok Staf Medis (KSM)


Adapun kegiatan pelayanan dilaksanakan oleh Kelompok Staf Medis (KSM). Pembentukan
KSM ini mempunyai cakupan yang luas untuk melayani pelayanan kesehatan yang
terintegrasi.Pembentukan KSM berkembang seiring dengan berkembangnya berbagai
bidang ilmu kesehatan dan kedokteran, serta cakupan pelayanan di rumah sakit. Sampai saat
ini sudah terbentuk 15 buah KSM, yaitu :
a. KSM Ilmu Penyakit Dalam
b. KSM Ilmu Kesahatan Anak
c. KSM Bagian Bedah
d. KSM Obstetri & Ginekologi
e. KSM Anestesiologi & Reanimasi
f. KSM Radiologi
g. KSM Bagian Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
h. KSM Kesehatan Mata
i. KSM Telinga Hidung Tenggorokan – Kepala Leher

10
j. KSM Neurologi
k. KSM Bagian Kulit & Kelamin
l. KSM Kesehatan Jiwa
m. KSM Orthopedi & Traumatologi
n. KSM Gigi & Mulut
o. KSM Dokter Umum

F. Fungsi manajemen
1. Perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara
terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok
dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya
tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian
Beberapa pengertian organisasi sebagai berikut :
a. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama
b. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama
c. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih
Dari berbagai pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan organisasi adalah
dua orang atau lebih yang punya tujuan visi dan misi yang telah disepakati bersama dalam
rangka mencapai tujuan. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.

11
3. Pengarahan

Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuatingartinya adalah menggerakkan orang-
orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian
Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan pengendalian performa
perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin
besar.

G. Timbang terima
Timbang terima jaga adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
1) Tujuan
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
c) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2) Langkah-langkah
a) Kedua shif dalam keadaan siap.
b) Shif yang akan menyiapkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan disampaikan.
c) Ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang selanjutnya meliputi
kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
d) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu-buru.
e) Secara langsung melihat keadaan klien.
Langkah a – e informasi kondisi pasien disampaikan di Nurse Station tidak di depan
pasien/klien sesuai Akreditasi Rumah Sakit, kemudian keliling melihat keadaan semua klien
untuk memperkenalkan petugas (perawat/bidan) yang jaga selanjutnya (sore/malam).
3) Prosedur timbang terima
a) Persiapan
 Kedua kelompok sudah siap.
 Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b) Pelaksanaan
 Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif.

12
 Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan serah terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan dengan masalah keperawatan, rencana
tindakan yang sudah dan belum dilakukan serta hal penting lainya.
 Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga berikutnya.
 Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima : identitas dan diagnosa medis,
masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum dilakukan, intervensi.

4) . Alur Timbang Terima

PASIEN

Diagnosa Medis Diagnosa


Masalah Keperawatan

Rencana Tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan


Perkembangan
Keadaan Klien

Masalah : Teratasi ,belum teratasi,teratasi sebagian


Gambar. Alur Timbang Terima

H. Pre dan Post Conference


Definisi Pre dan Post Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan
sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas
perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
1. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan

13
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan
rencana dari katim dan PJ tim (Nursalam .2014 )
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat
pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan
yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara
2. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil
askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh katim atau Pj tim (Nursalam .2014 )
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus
dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.
3. Tujuan Pre dan Post Conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis
dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi
lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara
yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (Nursalam .2014 )Juga
membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (Nursalam .2014 )
Tujuan pre conference adalah:

14
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan
merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
4. Syarat Pre dan Post Conference
Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post conference
dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
5. Panduan dalam melaksanakan konferensi
Adapun panduan bagi PP ( ka tim )dan perawat pelaksanaan dalam melakukan konferensi
adalah sebagai berikut:
a) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi
atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b) Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing –
masing.
c) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
a. Utama klien
b. Keluhan klien
c. TTV dan kesadaran
d. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e. Masalah keperawatan
f. Rencana keperawatan hari ini.
g. Perubahan keadaan terapi medis.
h. Rencana medis.
d) PP ( ka tim ) mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet ( perawat pelaksana
tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.

15
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
f. Ketepatan dokumentasi.
g. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
h. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing –masing perawatan asosiet.
i. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.
I. Ronde Keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat profesional dengan kepala ruang, dan juga melibatkan seluruh anggota
tim.
1) Tujuan
a) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah
klien.
c) Meningkatkan validitas data klien.
d) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.

2) Peran
a) Ketua Tim dan Anggota Tim
 Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
 Menjelaskan masalah keperawatan utama.
 Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan.
 Menjelaskan tindakan selanjutnya.
 Menjelaskan alasan ilmiah yang akan diambil.
b) Peran Ketua Tim lain dan atau Konselor
 Memberikan justifikasi.
 Memberikan Reinforcement.
 Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional.
 Mengarah pada koreksi.

16
 Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
3) Persiapan
a) Menetapkan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b) Pemberian Inform consent kepada klien atau keluarga.
4) Pelaksanaan
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat profesional ( ketua tim ). Dalam hal ini
penjelasan difokuskan dalam masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh perawat profesional/ketua tim/perawat konselor/kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan.
J. Dokumentasi Proses keperawatan
1. Pengertian
Dokumentasi Proses keperawatan adalah Suatu dokumen atau catatan yang berisi
data tentang keadaan pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan akan tetapi juga
dilihat dari jenis, kualitas dan kuantitas dari layanan yang telah diberikan perawat dalam
memenuhi kebutuhan pasien (Zaidan ali .2016 ).
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat dimulai dari proses pengkajian,
diagnosa, rencana tindakan, tindakan keperawatan dan evaluasi yang dicatat baik berupa
elektronik maupun manual serta dapat dipertanggungjawabkan oleh perawat
Jadi, dokumentasi asuhan keperawatan adalah dokumentasi tentang fakta – fakta
terhadap penyakit klien, gejala – gejala, diagnosa, penatalaksanaan serta evaluasinya.
Catatan tersebut harus lengkap, akurat dan terbaru, mudah dan cepat diakses serta sistematis
sehingga dapat memberikan informasi yang akurat.
2. Tujuan Dokumentasi Proses Keperawatan
a. Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien
b. Memastikan kemajuan hasil yang berfokus pada klien
c. Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai konsistensi tujuan dan kemajuan
pengobatan
d. Teknik evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dibuat untuk mempermudah penilaian terhadap perawatan
yang telah diberikan pada klien dan dapat dipastikan apakah rencana yang
diimplementasikan sudah mencapai kemajuan
e. Pembayaran kembali ( Reinforcement ).
Catatan perawatan merupakan sumber untuk mendapatkan informasi tentang
penanganan klien dan memberikan bukti adanaya pelayanan.
f. Akreditasi.

17
Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut lembaga
pemberi lisensi dan akreditasi adalah mempertahankan rekam medik, termasuk
dokumentasi asuhan keperawatan
3. Hal – hal yang Penting Diperhatikan dalam Pendokumentasian asuhan Keperawatan
a. Elemen dari proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan eveluasi
b. Catatan data dasar awal menggunakan format yang sistematis, serta berdasarkan
sistem tubuh atau dari kepala sampai ke kaki.
c. Data pengkajian dikumpulkan dan diletakkan sesuai dengan format yang dirancang
oleh institusi
d. Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan
e. Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan, hasil yang
diharapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan berdasarkan diagnosa
keperawatan
f. Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang membuat klien dapat
berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan dan restorasi kesehatan dan juga untuk
memaksimalkan potensi kesehatan
g. Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau kurangnya
perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan
h. Aktivitas, prioritas dan tujuan direvisi berdasarkan espon klien terhadap perawatan
atau perubahan dalam kondisi klien.
4. Pedoman Umum dalam Mendokumentasikan Proses Keperawatan
a. Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi subjektif
b. Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil pengamatan khusus
c. Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda
d. Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas
e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca
f. Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin
g. Ejaan harus jelas
h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk data biasa
gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-obatan
i. Apabila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi butlah garis horizontal atau
vertikal sepanjang bagian yang kosong
j. Jika ada kesalahan, pernyataan yang salah dicoret, tetapi harus dapat dibaca
selanjutnya diparaf
k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan tanda tangan,
nama jelas serta jabatan perawat.

18
5. Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
a. Pendokumentasian merupakan mekanisme komunikasi antara anggota tim pelayanan
kesehatan. Ada hubungan berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam pelayanan
kesehatan :
 Masing-masing disiplin ilmu butuh informasi mutakhir dari klien melalui
pengkajian
 agar informasi terpelihara dengan baik perlu didokumentasikan
b. Dengan catatan yang akurat dapat membantu tercapainya hubungan yang kreatif
antara klien dan provider
c. Dapat mempermudah pelaksanaan pelayanan klien, fokus asuhan keperawatan dapat
ditentukan
d. Sesuai dengan empat peran yang harus dijalankan perawat dan tanggungjawab serta
tanggung gugat
e. Data yang lengkap dapat digunakan untuk menentukan status kesehatan klien dan
tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat diperkirakan jumlah kebutuhan teaga
perawat
f. Bahan audit keperawatan, penghitung jasa, pertimbangan pihak ketiga dan bukti
tuntutan hukum
6. Unsus-Unsur Dokumentasi Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan, dimana pada
fase ini perawat mengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis
menyeluruh, akurat dan berkesianambungan.
b. Mengumpulkan data
Meliputi pengumpulan data dasar mencakup informasi tentang klien :
 Riwayat kesehatan dulu, seperti riwayat alergi terhadap makanan atau obat
tertentu, riwayat pernah dilakukan tindakan bedah, riwayat menderita
penyakit kronis dan lain-lain
 Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya perasaan nyeri, mual, gangguan
tidur dan lain-lain
 Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat menggunakan teknik
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi ( IPPA ) dengan prinsip pemeriksaan ”
head to toe ” atau berdasarkan sistem tubuh seperti sistem pernapasan,
pencernaan, eliminasi dan lain-lain
 Pemeriksaan penunjang seperti meliputi : pemeriksaan laboratorium,
radiologi, CT scan dan lain-lain.

19
Tipe data yang dikumpul yaitu :
 Data subjektif yaitu:
Data yang meliputi gejala yang dirasa kan oleh klien ,kebiasaan dan persepsi
klien terhadap kesehatannya saat ini. Selain klien ,informasi juga didapatkan
dari keluarga ,teman ,dan orang terdekat pasien atau tenaga kesehatan yang
mengetahui keadaan klien.
 Data objektif yaitu:
Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi klien dapat dilihat ,didengar
,dirasakan atau dicium serta data – data lain yang dapat diperoleh dari observasi
dan pemeriksaan fisik.
c. Pengorganisasian data
Untuk mendapat data secara sistematik ,perawat menggunakan format pengkajian
atau disebut juga pengkajian perawat .format pengkajian dapat dimodifikasi dengan
keadadan klien .Da;lam keperawatan format pengkajian yang di gunakan dapat
didasarkan ada berbagai teori keperawatan ,diantaranya:
 teori gordon tentang fungsi kesehatan
 teori orem tentang perawatan diri
 teori roy tentang model adaptasi
 teori maslow berdasarkan tingkat kebutuhan manusia
d. Validasi data
Informasi yang telah dikumpulkan harus slengkap ,akurat dan sesuai dengan keadaan
klien sehingga harus dilakukan validasi atau pemeriksaan kembali terhadap data
yang telah dikumpulkan tersebut
e. Pencatatan data
Untuk melengkapi pengkajian ,dokumentasi data akurat dan mencakup semua
keadaan kesehatan klien dan tidak berdasarkan hasil intervensi perawat
f. Diagnosa keperawatan
Diagnsa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang individu ,keluarga atau
masyarakat yang aktual ,resiko dari status kesehatan seseorang. Diagnosa
keperawatan ini merupakan dasar untuk melakukan intervensi keperawatan dalam
mencapai tujuan dan dapat dievalusi ( nanda . 2015 ).
Tipe diagnosa keperawatan yaitu:
1. Aktual
Pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya saat ini berdasarkan hasil
pengkajian yang meliputi tanda dan gejala seperti jalan nafas tidak efektif dan
ansietas

20
2. Resiko
Resiko penyertaan klinis dari kondisi kesehatan klien dimana masalah
lebih beresiko untk menjadi aktual pada klien tersebut dibanding dengan orang
lain pada kondisi atau situasi yang sama.
Komponen dari diagnosa keperawatan yaitu:
 Problem
Menggambarkan masalah kesehatan klien atau responnya terhadap terapi
yang diberikan oleh perawat yang di tuliskan dalam beberapa kata antara
lain:
1. perubahan ( perubahan dari sebelumnya )
2. gangguan ( kelemahan , kerusakan dan pengurangan )
3. penurunan (pengecilan , dari segi ukuran , jumlah atau tingkat /derajat )
4. tidak efektif ( tidak menghasilkan efek yang sesuai )
5. akut ( terjadi dalam waktu yang mendadak dan pendek )
6. kronis ( terjadi dalam waktu yang lama , berulang dan tetap )
 Etiologi
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah kesehatan dalam
melakukan intervensi keperawatan yang mencakup tingkah laku , lingkungan
disekitar atau gabungan dari keduanya .
 Signtom
Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan bagian dari diagnosa
keperawatan.
g. Perencanaan
Perencanaan adalah tahap sistematik pross keperawatan yang melibatkan perbuatan
keputusan dan penyelesaian masalah . Dalam perencanaan , perawat mengacu pada
pengkajian dasar klien dan pernyataan diagnostik sebagai acuan dalam meujudkan
tujuan klien dan mendesain strategi keperawatan untuk mencegah ,mengurangi
masalah kesehatan klien .
Proses perencanaan keperawatan meliputi
1. Membuat prioritas perencanaan
Prioritas perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan strategi
keperawatan
2. Membuat tujuan dan kriteria hasil
Tujuan adalah pernyataan yang lebih luas tentang dampak dari intervensi
keperawatan .Kriteria hasil adalah pernyataan yang lebih spesifik , dan
diukur untuk mengevaluasi apakah tujuan tercapai.

21
h. Implementasi
Dalam proses keperawatan implementasi merupakan suatu tahap dimana perawat
melaksanakan rencana keperawatan dalam suatu tindakan .implementasi terdiri dari
melaksanakan tindakan keperawatan mandiri atau pendelegasian dan mencatat apa
yang dilakukan . dalam melaksanakan tindakan kperawatan perawat mencatat
tindakan apasaja yang dilakukan serta respon klien.
i. Evaluasi
evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan .evaluasi merupakan
perencanaan , pelaksanaan ,kemajuan aktivitas yang mana klien dan profesional
kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan kemajuan klien sesuai tujuan dan
keefektifan rencana keperawatan.
j. Discharge Planning
Discharge planning adalah mekanisme untuk memberikan perawatan kontinu,
informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan setelah pulang, perjanjian
evaluasi, dan instruksi perawatan diri (Imam subekti 2016). discharge planning
merupakan proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan
untuk memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan
ke lingkungan lain
Prinsip-prinsip discherge planning adalah sebagai berikut:
1) Klien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari klien perlu dikaji dan dievaluasi.
2) Kebutuhan dari klien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah
yang mungkin muncul pada saat klien pulang nanti, sehingga kemungkinan
masalah yang muncul di rumah dapat segera diantisipasi.
3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di
masyarakat.
5) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap
klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

22
K. Pengelolaan pemberian pelayanan kesehatan
a. Kepala Ruangan
Pengertian
Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan keperawatan di ruang rawat.
Tanggung jawab kepala ruangan
 Mengatur pembagian tugas pegawai
 Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
 Mengatur dan mengendalikan logistik /administrasi ruangan
 Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
 Mengikuti ronde tim medis
 Mengadakan ronde keperawatan
 Membimbing siswa / mahasiswa dalam proses keperawatan di ruang rawat
 Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat
 Memberikan administrasi, membuat jadwal dinas dansurat menyurat
 Memberikan orientasi pada pegawai baru, termasukkepada residen, mahasiswa
kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktek di ruangan
dan melakukan pembinaan tenaga keperawatan
 Menciptakan dan memelihara kerja yang harmonis dengan klien, keluarga,dan tim
kesehatan lain.
Wewenang seorang karu adalah
 Meminta informasidan pengarahan kepada atasan
 Memberi pentunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada staf keperawatan
 Mengawasi,mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan
peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat.
 Menanda tangani surat dan ketepatan yang menjadi keputusan ruangan.
 Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi atau kepala RS untuk kelancaran
pelaksaan keperawatan.
Peran kepala ruangan :
1. Peran interpersonal
seorang kepala ruangan berperan sebagai symbol pimpinan organisasi dengan
pekerjaan rutin organisasi .seorang pemimpin bertanggung jaewab memberikan
motivasi dan mengaktifkan anggotannya .
2. Peran informasional
Peran monitor , mencari dan menerima berbagai informasi intuk mengembangkan
organisasi .merupakan pusat informasi internal dan eksternal .peran deseminator ,
menginterpestasikan dan mentransfornmasikan informasi yang diperoleh dari luar

23
maupun dari dalam organisasi.Peran pembicara: meruskan informasi kepada orang
lain tentang rencana organisasi dan lain –lain. Peran decisional, yaitu mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah.
Uraian tugas kepala ruang
1) Perencanaan
a. Menunjukan ketua tim dan bertugas diruangan masing-masing
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c. Mengindentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan
pulang bersama ketua tim
d. Mengidentifikasi jumlah perawatyang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan / penjadwalan.
e. Merencanakan stategi pelaksaan keperawatan. Mengikuti visite dokter, untuk
mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan dan mendikusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
 membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
 membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan.
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
 Memberikan informasi kepada pasien / keluarga yang baru masuk.
h. Menbantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawaratan dan RS
k. Ronde keperawatan, yaitu merupakan suatu metode yang dilakukan dalam ruangan
keperawatan oleh kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana.
2) Pengorganisasian
 Merumuskan metode penugasan yang digunakan
 Merumuskan tujuan metode penugasan
 Membuat rincian tugas katim dan anggota tim secara jelas
 Membuat rentang kendali, karu membawahi 2 katim dan katim membawahi 2-
3 PP
 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dll
 Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
 Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
 Mendelegasikan tugas saat karu tidak berada di tempat, kepada katim
 Memberikan wewenang tata usaha untuk mengurus administrasi pasien

24
 Mengatur penugasan jadwal post dan prakarya
 Identifikasi masalah dan cara penanganan

3) Pengarahan dan Pengawasan


Pengarahan :
 Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada katim
 Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas yang baik
 Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan dan sikap
 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota lain
Pengawasan.
 Melakukan komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan katim
maupun pelaksana askep yang diberikan kepada pasien
 Melalui super visi : pengawasan langsung, mengamati sendiri / laporan langsung
secara lisan. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir katim,
membaca dan memeriksa intervensi serta semua catatan dokumentasi,
mendengarkan laporan katim tentang pelaksanaan tugas.
b. Ketua tim
Pengertian
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai sekelompok tenaga
keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan
bertanggung jawab langsung langsung kepada karu.
Tanggung jawab ketua tim
 Mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang tepat.pengkajian
merupakan proses yang berlanjut dan berkesinangan, dapat melakukan serah terima
tugas.
 Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu membimbing anggota tim
untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah di lakukan.
 Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan.
 Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan anggota
tim.
Ketua tim harus memiliki kemampuan :
 Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim
 Menjadi kesultan dalam asuhan keperawatan
 Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
 Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien

25
 Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien
 Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja dari
anggota tim
 Menjadi guru atau pengajar
 Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif
Uraian tugas
1) Perencanaan
 Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap pergantian dinas
 Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan ketergantungan klien
 Menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, intervensi
dan kriteria evaluasi
 Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi :
o Menyiakan format pencatatan
o Menyiakan alat untuk pemantauan pasien
o Menyiakan peralatan obat
 Mengikuti vissite dokter
 Menilaai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang ada
 Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antara anggota tim
 Memberikan pertolongan segera pada klien dan kdaruratan
 Membuat laporan klien
 Melakukan ronde kperawatan bersama dengan karu
 Memberikan orientasi pada klien baru
2) Pengorganisasian
 Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan yaitu tercapainya
proses askep sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien secara profesional
melaluai pembagian kerja yang tepat, pemamfaatan alat dan barang yang
tersedia tampamnyimpang dari prinsip tindakan.
 Melakukan pembagian tugas bersaaama kepala ruangan sesuai dengan
perencanaan terhadap klien yang menjadi tanggung jawab nya.
 Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan klien dimana
seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2 – 3 orang klien dan saling
bekerja sama dengan perawat lain serta tidak mengabaikan klien yang bukan
menjadi tanggung jawab nya
 Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
 Mendelegasikan pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada anggota
kelompok dan pelimpahan wewenang yang meliputi wewenang mengambil

26
keputusan, wewenang dalam menggunakan sumber daya seperti sesama
perawat, pasien termasuk keluarga pasien.
 Membuat rincian tugas meliputi :
 Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana
 Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah di laksanakan.
 Membuat laporan tentang keadaan klien dan asuhan keperawatan
 Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang telah di berikan.
 Melaksanakan kerja sama dengan anggota tim lainnya.
3) Pengarahan
 Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota tim dalam waktu
melakukan askep
 Memberikan petunjuk kepada anggota tim dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
 Memberikan teguran, pengarahan kepada anggota tim yang melakukan
tugas / berbuat kesalahan
 Mmberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugasnya tepat
sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional dan sesuai
dengan kebutuhan serta kondisi klien.
4) Pengawasan
 Melaluai komunikasi Ketua tim mengawasi dan berkomunikasi langsung
terhadap pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
 Melalui supervisi
o Secara langsung.
Melihat aatau mengawasi proses asuhan keperawatanyang di
laksanakan oleh anggota
o Secara tidak langsung
Melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan memeriksa
cover, membaca catatan perawat yang di buat selama proses
keperawatan, mendengar laporan secara lisan dari anggota tim
tentang tugas yang telah di lakukan.
 Melalui evaluasi
o Bersama karu mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota
tim
o Meningkatkan kemampuan analis(pengetahauaan) dan
kemampuan psikomotor serta sikap melalui diskusi dan
pengarahan.
o Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan askep
yang di lakukan oleh anggota tim

27
o Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang di
lakukan
c. Perawat pelaksana ( anggota tim )
Definisi
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk
melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan diruang rawat.
Tugas dan tanggung jawab perawat pelaksana
 Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, bersama perawat primer, sore dan
malam.
 Mengikuti pre-conference / post conference dengan perawat primer.
 Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada
ditempatnya.
 Melakukan implementasi pada klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang
telah dibuat oleh perawat primer.
 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi
keperawatan yang ada diruangan.
 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik / laboratorium, pengobatan dan
tindakan.
 Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien / keluarga dengan kalimat yang
mudah dimengerti, bersikap sopan, dan ramah tamah.
 Berperan serta dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada klien dan keluarga.
 Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.
 Menyimpan, memelihara dan menyiapkan perawatan yang diperlukan sehingga
siap pakai.
 Melakukan dinas rotasi sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh kepala
ruangan rawat.
 Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruang rawat.
Uraian tugas perawat pelaksana
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan dengan proses kasih sayang.
Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah klien.
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
Mencatat / melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien pada
catatan keperawatan.
2) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab

28
Pemberian obat
Pemeriksaan laboratorium
Persiapan klien yang akan dioperasi.
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual dari
klien
Memelihara kebersihan klien dengan lingkungan.
Penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan.
Pendekatan dan komunikasi teraupetik.
4) Memepersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan / diagnosis
5) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya
6) Memeberikan pertolongan segera pada klien gawat/ sakratul maut.
7) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan / pulang secara
administratif.
Menyiapakan data klien baru meninggal / pulang misalnya :
menyediaakn surat izin pulang,suratketerangan istirahat sakit, petunjuk diet,
resep obat untuk dirumah jika diperlukan, kartu control, suratrujukan atau
pemeriksaan ulang dan lain-lain.
Sensus harian / formulir
Rujukan harian / formulir.
8) Mengatur dan menyiapkan ala-alat yang ada diruangan menurut fungsinya
supaya siap pakai.
9) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan
keindahan ruangan.
10) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam/ hari libur secara bergantian sesuai
harian tugas.
11) Memeberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
(PKMRS)
12) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan/tulisan.
13) Melatih pasien untuk melaksanakn tindakan keperawatan dirumahnya, misalnya
: perawatan luka, melatih anggota gerak.
14) Melatih pasien untuk menggunakan alat Bantu yang dibutuhkan, seperti
rodstool, tongkat penyangga, protesa.
Wewenang pelaksana
1) Membina informasi dan petunjuk pada atasan
2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya

29
BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA


PERMASALAHAN MANAJEMEN KERAWATAN

A. Gambaran Umum Ruangan

30
Dalam stase Manajemen Keperawatan , mahasiswa Stikes Muhammadiyah Kudus
kelompok 1 ditempatkan di .Ruang ICU .
Di Ruang ICU dibagi menjadi beberapa ruangan , diantaranya : Nurse Station , ruang
shalat , dan Ruang inap dibagi menjadi 6 Bed (Tempat Tidur) :

Ketenagaan di Ruang ICU meliputi : 1 orang Kepala Ruang , 1 Wakil Kepala Ruang, 4
Penanggung Jawab Sift, 9 Perawat Pelaksana, 1 Administrasi. Ruang ICU terletak di lantai I.
Ruang ICU berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Tidak ada

Sebelah Timur : Ruang HD

Sebelah Selatan : Ruang Pendaftaran & Radiologi


Sebelah Barat : IGD

31
DENAH RUANG ICU

PINTU KAMAR
MANDI
RUANG KOHORT TB
RUANG URINAIR
WASTAFEL

WASTAFEL PINTU

RUANG ALAT
KAMAR
PINTU VIP
RUANG
DISPENSING
NERS STATIONER
KAMAR
KAMAR DOKTER
VIP

RUANG PANTRI
KAMAR
VIP
RUANG GANTI
WANITA

RUANG GANTI TEMPAT


PINTU

PRIA TIDUR
PINTU

TEMPAT
TIDUR
PINTU

TEMPAT
RUANG TIDUR
KONSULTASI
PINTU

RUANG TUNGGU KELUARGA

PINTU MASUK

32
B. Hasil Pengkajian Struktur Input 5 M dan Fungsi-Fungsi Managemen
1. Pengkajian 5 M (Man, Method, Material & Machine, Money, Market) di Ruang
ICU
a. Sumber Daya Manusia ( Man)
1) Ketenagaan
 Struktur Organisasi
Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses
untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab
pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen
timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai
tujuan (Nursalam, 2011)
Berdasarkan sistem kerja sumber daya manusia khususnya perawat
yang ada di Ruang Kemuning sudah terdapat jalur koordinasi yang baku
dalam pelaksanaan pembagian tugas di Ruang ICU RSI Sunan Kudus .
Untuk tugas Karu, Ketua Tim perawat, perawat pelaksana sudah terlihat
jelas dan sesuai. Dan karena keterbatasan sumber daya manusia terkadang
koordinator ikut serta dalam menghandle pasien.
Berikut ini struktur organisasi di Ruang ICU RSI Sunan Kudus :

33
STRUKTUR ORGANISASI RUANG ICU RSI
SUNAN KUDUS

KEPALA INSTALASI
dr.Bayu Residewanto
BAB III

KEPALA RUANG
Suryani .S.Kep

WAKIL KEPALA RUANG ADMINISTRASI


Rusmi Yuliarti S.Kep Muryani

KATIM KATIM KATIM KATIM


Ely Endah Hesti. Feryo O.P, Nur Rohim ,
F.Riza,S.Kep AMK AMK AMK

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA


Idawati .AMK Supama. AMK Budi Lestari . AMK Aldi Novrizal,AMK
Yuli Puji S,AMK Nur Hidayah E,AMK Devi Yulianti,S.Kep.Ns . Risa Nur L,S.Kep.Ns
Mohammad Ansori,AMK

34
Tabel 3.1
TENAGA KEPERAWATAN DAN NON KEPERAWATAN RUANG ICU

NO NA JABATAN JK PENDIDIKAN PELATIHA


MA N
1. Suryani .S.Kep KaRu Perempuan S1 P.K3 TH 1999
PPGD TH
2010
BLS TH 2016
2. Rusmi Yuliarti .S.kep WaKaRu Perempuan S1 P.ICU TH
2006
BLS TH 2016
3. Ely F.Riza,S.Kep PJ SHIFT Perempuan S1 P. ICU TH
2006
PBLS TH 2016
MKP
4. Endah Hesti, AMK PJ SHIFT Perempuan D3 PK3 TH 2008
PPGD TH
2009
P.ICU TH
2009
BLS TH 2016

5. Feri O.P , AMK PJ SHIFT Laki-laki D3 PPGD TH


2008
P.ICU TH
2015
BLS TH 2016

6. Nur Rokhim, AMK PJ SHIFT Laki-laki D3 P. ICU TH


2004
BLS TH 2016

7. Ida Wati, AMK P. ASSOCIATE Perempuan D3 PPGD TH


2011
BTCLS TH
2015
BLS TH 2016
8. Supama , AMK P. ASSOCIATE Laki-laki D3 PPGD TH
1996
BLS TH 2007
9. Budi Lestari , AMK P. ASSOCIATE Perempuan D3 BLS TH
2016
10. Aldi Novrizal P.R, AMK P. ASSOCIATE Laki-laki D3

11. Yuli Puji Astuti, AMK P. ASSOCIATE Perempuan D3 BLS TH 2016

12. Mokamad Ansori. AMK P. ASSOCIATE Laki –laki D3 BLS TH 2016


13. Nur Hidayah Eka . AMK P. ASSOCIATE Perempuan D3 MKP TH
2015
BLS TH 2016
14. Devi Yuliyanti .S.Kep.Ns P. ASSOCIATE Perempuan S1.Ns

15. Risa Nur Latifah.S.Kep.Ns P. ASSOCIATE Perempuan S1.Ns

16. Muryani Administrasi Perempuan SLTA

JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA RUANG ICU


DENGAN METODE GILLIES

1.Jumlah jam keperawatan langsung


6 orang klien x 8 jam = 48 jam
2.Jumlah keperawatan tidak langsung
6 orang klien x 1 jam = 6 jam.
3.Pendidikan kesehatan = 6 orang klien x 0,25 = 1,5 jam
4.Sehingga jumlah total jam keperawatan / klien / hari =
48 jam + 6jam + 1,5 jam
= 9,25 jam / klien / hari
6 orang
Jadi :
1.Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
9,25 x 6 x 365 20257,5
= = 9,91 ( 10 orang )
( 365-73)x7 2044
2.Untuk cadangan 20%menjadi 10 x 20 % = 2 orang
3.Jumlah tenaga yang dibutuhkan
10 + 2 = 12 orang / hari
Perbandingan profesional berbanding dengan Vocasional = 55% : 45% = 7 : 5 orang
4.Jadi jumlah tenaga yang di butuhkan secara keseluruhan
12 orang + 1 PP + 1 Kepala ruang + 1 Administrasi = 15 orang
Masalah Men yang dapat kami simpulkan di Ruang ICU RSI Sunan Kudus
Dari 15 tenaga perawat hanya 5 perawat yang memiliki sertifikat pelatihan ICU,10 perawat belum
memiliki sertifikat tersebut.
DAFTAR DINAS KARYAYAWAN BAGUAN/RUANG ICU
BULAN SEPTEMBER 2018

Tanggal
No Nama PENDIDIKAN JABATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 SURYANI, S. Kep S1 Ka.Ruang i L i i i i i i L i LN i i i i L CT CT CT P7
2 RUSMI YULIARTI, S. Kep S1 Wakaru PS L P7 P7 P7 P7 P7 P7 L CT LN P7 P7 P7 P7 PS P7 P7 P7 P7
ELY FATCHIATURRIZA, S.
3 Kep S1 PJ. SHIFT L L CT CT S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M L L P7 P7
ENDAH HESTI NINGRUM,
4 S. Kep DIII PJ. SHIFT M M L L P7 P7 S14 S14 M M LN L P7 P7 S14 S14 M M L L
H. FERY OKTAFIANO. P,
5 AMK DIII PJ. SHIFT L P7 S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M L L L P7 S14 S14
6 H. NUR ROHIM, AMK DIII PJ. SHIFT S14 S14 M M L L L P7 S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M
7 IDAWATI, AMK DIII P. ASSOCIATE S14 M M L L L P7 S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M L
8 SUPAMA, AMK DIII P. ASSOCIATE S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M L L L P7 S14 S14 M M L
9 BUDI LESTARI, AMK DIII P. ASSOCIATE M L L P7 L S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M L L P7
10 ALDI NOVRIZAL, AMK DIII P. ASSOCIATE M L L L P7 S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M L L P7
11 YULI PUJI ASTUTI, AMK DIII P. ASSOCIATE L P7 L S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M L L L P7 S14
MOKAMAD ANSORI,
12 AMK DIII P. ASSOCIATE L P7 P7 S14 S14 M M L L L P7 S14 S14 M M L L P7 L S14
13 NUR HIDAYAH EKA, AMK DIII P. ASSOCIATE P7 S14 S14 M M L L L P7 S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M
DEVI YULIANTI, S. Kep.
14 Ners NERS P. ASSOCIATE P7 S14 S14 M M L L P7 P7 S14 S14 M M L L P7 L S14 S14 M
RISA NUR LATIFAH, S.
15 Kep. Ners NERS P. ASSOCIATE P7 L P7 P7 P7 P7 P7 P7 L P7 LN P7 P7 P7 P7 L P7 P7 P7 P7
16 MURYANI SMA ADMINISTRASI P7 L P7 P7 P7 P7 P7 P7 L P7 LN P7 P7 P7 P7 L P7 P7 P7 P7

Jaga Pagi (P5: 5.00-


12.00) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jaga Pagi (P6: 6.00-
14.00) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jaga Pagi (P7 & PP:
07.00-14.00) 4 3 4 4 5 5 5 5 3 4 3 6 6 5 6 3 4 5 5 7
Jaga Pagi (P8: 08.00-
15.00) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jaga Pagi (P9: 09.00-
16.00) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jaga Pagi (P10: 10.00- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17.00)
Jaga Pagi (P11: 11.00-
18.00) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jaga Siang (S12: 12. 00-
19.00) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jaga Siang (S14 & PS:
14.00-21.00) 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
Jaga Malam (M:21.00-
07.00) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Pengamat Malam (PM:
21.00-07.00) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Libur (L) 4 7 4 4 4 4 4 4 7 4 3 3 3 4 3 6 5 4 4 3
Libur Nasional (LN) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Keterangan :
: Cuti
CT Tahunan P5-11 : Jaga Pagi (7 jam kerja) Mengetahui
: Cuti
CM Melahirkan S12-14 : Jaga Siang (7 jam kerja) Kepala Bidang Perawatan
CM : Izin M : Jaga Malam (10 jam kerja)
S : Sakit PP : Pengamat Pagi (07.00 - 14.00)
L : Libur PS : Pengamat Siang (14.00 - 21.00)
: Libur
LN Nasional PM : Pengamat Malam (21.00 - 07.00)
JK : Jam Kerja ( Umi Tri Sulistyani,S.Kep)
b. Metode (M2-Method)
a. Metode Asuhan Keperawatan
Metode adalah suatu tatacara yang memperlancar jalannya pekerjaan
menagemen. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilias yang tersedia dan pengguanaa waktu serta
uang dan kegiatan usaha. Perlu di ingat meskipun metode baik, sedangkan
orang yang melaksanaannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalamanan, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian,
peranan dalam manajemen tetap manusianya (Nursalam,2011)
Di ruang ICU berdasarkan wawancara dengan WaKaru ICU mengatakan
metode asuhan keperawatan yang digunakan adalah Metode Praktek
Keperawatan GILLIES.Dengan perhitungan :
1.Jumlah jam keperawatan langsung
6 orang klienx 8 Jam =48 Jam
2.Jumlah Keperawatan tidak langsung
6 orang klien x 1 Jam=6 Jam
3.Pendidikan Kesehatan = 6 orang klien x 0,25 = 1,5 Jam
4.Sehingga jumlah total jam keperawatan/klien/hari =
48 jam + 6 Jam + 1,5 Jam / 6 hari=9,25jam/klien/hari
Jadi:
1.Jumlah tenaga yang di butuhkan :
9,25 x 6 x 365 / (365 – 73 )x7=20257,5/2044=9,91 ( 10 orang )
2.Untuk cadangan 20% menjadi 10 x 20% = 2 orang
3.Jumlah tenaga yang di butuhkan 10 + 2 =12 orang per hari
Perbandingan professional berbanding dengan vocasional
=55 % : 45 % = 7:5 orang
4.Jadi jumlah tenaga yg di butuhkan secara keseluruhan 12 perawat+
1PP + 1 Kepala Ruang + 1 Administrasi = 15 orang

b. Timbang Terima
Timbang terima di ruang ICU sudah dilakukan dengan baik setiap
pergantian sift jaga , saat timbang terima juga ada pre conference dan post
conference. Saat timbang terima dipimpin langsung oleh katim dan cara
penyampain isi timbang sudah lengkap. Meliputi isi timbang terima hanya
terbatas pada diagnosa medis, program kolaborasi, dan anjuran dokter. Pada
permasalahan dan perkembangan pasien, respon dan diagnosa keperawatan
juga sudah tersampaikan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan sudah
didokumentasikan pada format asuhan keperawatan secara ringkas. Timbang
terima dilakukan didalam ruang perawatan dan setelah itu keliling kemasing –
masing bed pasien.
Tabel 3.3 Form Evaluasi Timbang terima
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

1 Kedua shif dalam keadaan siap. Ya

2 Shif yang mau menyerahkan / mengoperkan Ya


mempersiapkan hal –hal yang akan
disampaikan
3 Ketua Tim / kepala jaga yang mau Ya
menyerahkan / mengoperkan meyampaikan
a. Kondisi keadaan pasien
b. Tindak lanjut untuk dinas yang
menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang
menerima operan
4 Penyampaian nomor 3 dilakukan dengan Ya
jelas ,singkat , akurat dan tidak terburu buru
5 Ketua Tim dan semua anggota Tim bersama Ya
– sama langsung melihat keadaan klien
6 Tim yang mengoerkan tugas member Ya
kesempatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk bertanya
7 Tim yang mengoperkan tugas menyerahkan Ya
semua berkas cattatan keperawtan kepada
tim yang akan menjalankan tugas untuk
menerima operan alat
TOTAL: NILAI 100

c. Pre Conference
Di ruang ICU berdasarkan wawancara dengan WaKaru,Preconference di
lakukan oleh perawat pelaksana masing2 pemegang pasien dan Perawat
Penanggung Jawab.Kemudian masing masing perawat pelaksana memberikan
laporan keadaan pasien ke Perawat Penanggung Jawab Shift.

43
Tabel 3.4 Form Evaluasi Pre Conference
TIDAK
NO ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN DILAKUKAN

1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi awal Ya


(konferensi awal)
2 Memberi pengarahan kepada anggota tim Ya
tentang rencana asuhan pasien pada hari
tersebut berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas
malam. Hal-hal yang disampaikan oleh PP
meliputi :
 Keadaan umum klien
 Keluhan pasien
 Tanda-tanda vital dan kesadaran
 Hasil pemeriksaan
laboratorium/diagnostic terbaru
 Masalah keperawatan
 Rencana keperawatan hari ini
 Perubahan terapi medis
 Rencana medis
3 Memberi penugasan kepada anggota tim bila Ya
ada pasien baru

4 Memberi kesempatan kepada anggota tim Ya


untuk Bertanya

5 Memberi penekanan pada hal-hal yang perlu Ya


Diperhatikan

6 Memberi kesempatan pada pendidikan Ya


pasien

7 Membahas pasien-pasien yang menjadi Ya


prioritas pada shift tersebut

8 Menanyakan kesiapan fisik, mental anggota Ya


dalam Melakukan asuhan

9 Semua anggota tim menyepakati pertemuan Ya

44
diskusi akhir

10 Mengucapkan selamat bekerja kepada Ya


Anggota tim

TOTAL NILAI 100

d. Pos Conference
. Dari hasil pengkajian didapatkan untuk Di ruang ICU untuk pelaksanaan
post conference sudah di laksanakan.Post Conference di lakukan oleh Perawat
Penanggung Jawab Shift kepada Perawat Penanggung Jawab shift piket
selanjutnya.
Tabel 3.5 Form Evaluasi Post Conference
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

1 Semua anggota tim hadir konferensi akhir ya

2 Menanyakan hasil dari kegiatan yang sudah Ya


dilaksanakan anggota tim terkait dengan
asuhan keperawatan

3 Mengevaluasi tentang kelengkapan Ya


dokumentasi ASKEP, pelaksanaan program
dan administrasi pasien
4 Memberikan pujian akan apa yang telah Ya
dilaksanakan dengan baik
5 Mengevaluasi hambatan yang dialami setiap Ya
anggota tim
6 Memberi umpan balik kepada anggota Ya
tentang pelaksanaan yang telah dilakukan
7 Mengucap terima kasih atas kerjasama Ya
anggota tim
8 Semua anggota tim menyepakati pertemuan Ya
konferensi selanjutnya
TOTAL NILAI 80

45
e. Ronde Keperawatan
Dari hasil pengkajian didapatkan untuk pelaksanaan ronde keperawatan
diruang ICU belum dilakukan. sepenuhnya, ronde keperawatan hanya
dilakukan ketika ada pasien dengan kondisi gawat atau keadaan umumnya
menurun , dengan mengajak keluarga berdiskusi dalam merencanakan
tindakan dan meminta informant consent tindakan yang akan dilakukan. yang
dilakukan oleh kepala ruang,maupun perawat penanggung jawab shift.

Tabel 3.6 Form Evaluasi Ronde keperawatan


Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

A.PERSIAPAN

1 Membuat Satuan Acara Ronde untuk Tidak


kegiatan bimbingan (dalam bentuk tertulis)

2 Mempersiapkan tempat yang cukup sesuai Tidak


jumlah peserta ronde
3 Mendapatkan data mengenai kondisi pasien Tidak
yang akan dilakukan ronde ruangan serta
meminta ijin pasien
4 Menyiapkan alat yang diperlukan Tidak

5 Mengatur lingkumgan fisik untuk ronde Tidak


ruangan sehingga mudah dilihat dan
didengar oleh peserta
B. PELAKSANAAN

6 Membuka kegiatan ronde dengan Tidak


mengucapkan salam
7 Menjelaskan tentang kegiatan,waktu,tujuan Tidak
ronde ruangan
8 Menjelaskan tentang hasil yang diharapkan Tidak
dari hasil ronde
9 Menjelaskan secara umum pasiennya (data Tidak

46
focus, diagnose ruangan, rencana tindakan,
catatan perkembangan, masalah yang belum
bisa dipecahkan) catatan perkembangan,
masalah yang belum bisa dipecahkan)
10 Mengajak peserta menuju ruang pasien Tidak

Ruang pasien

11 Mengucapkan salam, validasi kontrak untuk Tidak


ronde ruangan dan menanyakan kondisi
kepada pasien
12 Mereview masalah yang dikeluhkan pasien, Tidak
tindakan ruangan dan medis yang sudah
dilakukan serta perkembangan kondisi pasien
13 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan Tidak
berdiskusi pada peserta yang lain,
keluarga/pasien
14 Memberikan pujian pada pasien/keluarga Tidak
atas kerjasamanya dalam melaksanakan
kegiatan ronde ruangan
C. EVALUASI

Ruang Perawat

15 Mereview hasil diskusi di ruangan pasien Tidak

16 Menyimpulkan kegiatan ronde ruangan Tidak

17 Memberikan pujian pada peserta Tidak

18 Rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde Tidak


ruangan
19 Menutup kegiatan ronde ruangan Tidak

TOTAL NILAI 0

47
f. Dokumentasi Keperawatan
Dari hasil observasi diruang ICU dan wawancara kepada Wakaru,
diruang ICU Model keperawatan yang dilakukan adalah MPKP TIM, adapun
pendokumentasian dilakukan oleh perawat primer dan perawat associate
setelah memberikan asuhan keperawatan. Pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan diruang ICU sudah bagus dengan nilai 100 untuk
pendokumentasian tidak langsung dan 100 untuk pendokumentasian secara
langsung

Tabel 3.7 Form Evaluasi Supervisi Asuhan keperawatan secara tidak langsung
hari / tanggal : 6 September 2018
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

A.PENGKAJIAN

1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman Ya


pengkajian

2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai Ya


Sekarang
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

4 Diagnose keperawatan berdasarkan masalah Ya


yang telah dirumuskan
5 Diagnose keperawatan actual/potensial Ya

6 Merumuskan diagnose keperawatan Ya


actual/potensial
C.RENCANA TINDAKAN

7 Berdasarkan diagnose keperawatan Ya

8 Disusun menurut urutan prioritas Ya

9 Rumusan tujuan mengandung komponen Ya


pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
10 Rencana tindakan mengacu pada tujuan Ya
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas dan
atau melibatkan pasien/keluarga

48
11 Rencana tindakan menggambarkan Ya
Kerjasama
D.TINDAKAN

12 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana Ya

13 Perawat mengobservasi respon pasien Ya


terhadap tindakan keperawatan
14 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi Ya

15 Semua tindakan yang telah dilaksanakan Ya


dicatat ringkas dan jelas
E.EVALUASI

16 Evakuasi mengacu pada tujuan Ya

17 Hasil evaluasi dicatat Ya

F.CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

18 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan Ya


yang dilaksanakan

19 Setiap melakukan tindakan perawat Ya


mencantumkan paraf/nama jelas dan tanggal
jam dilakukan sekarang

20 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai Ya


dengan ketentuan yang berlaku

TOTAL NILAI 100

Tabel 3.8 Form Evaluasi Supervisi Asuhan keperawatan secara langsung


hari / tanggal : 6 September 2018
Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

A.PENGKAJIAN

1 Membuat kontrak dengan klien Ya

2 Melakukan pengkajian Ya

49
3 Merumuskan masalah Ya

4 Merumuskan diagnose keperawatan Ya

5 Merumuskan prioritas diagnose keperawatan Ya

6 Mendokumentasikan rencana tindakan Ya


keperawatan

B.RENCANA TINDAKAN

7 Memberikan pendidikan kesehatan Ya

8 Menciptakan lingkungan teraupetik Ya

9 Melakukan tindakan mandiri keperawatan Ya


sesuai standar

10 Melakukan tindakan kolaboratif Ya

11 Mendokumentasikan rencana tindakan Ya


keperawatan

C.PELAKSANAAN

12 Hubungan teraupetik (sikap dan tehnik Ya


teraupetik)
13 Metode pemberian tindakan kepewatan Ya

14 Peran serta pasien (terkait dalam rencana Ya


kegiatan)
15 Mendokumentasikan tindakan keperawatan Ya

D.EVALUASI

16 Menilai kemampuan/respon klien yang Ya

17 Memodifikasi rencana tindakan Ya

18 Membuat kontak yang akan datang Ya

19 Mendokumentasikan evaluasi keperawatan Ya

TOTAL NILAI 100

50
g. Discharge Planning
Berdasarkan observasi Discharge Planning diruang ICU sudah dilakukan
dan terdapat format yang baku. Isi format Discharge Planning meliputi
penjelasan obat – obatan, perawatan, surat kontol, resume, nutrisi, aktivitas,
istirahat, dan hasil pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen dan USG,
namun pelaksanaanya kurang maksimal, seperti penjelasan tentang isi
komponen Discharge Planning yang terlalu singkat dan tapi hal itu sudah
sedikit teratasi karena tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum
pasien pulang..

Dokter dan tim Ners


kesehatan lain
PP dibantu PA

Penentuan keadaan pasien

1. Klinis dan pemeriksaan


penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
pasien

Perencanaan Pulang

Penyelesaian Program HE Lain-lain


administrasi
 Kontrol dan obat /
nersan
 Nutrisi
 Aktivitas dan istirahat
 Perawatan diri

Monitor

(Sebagai program service


safety) oleh keluarga petugas

51
Tabel 3.9 Form Evaluasi Discharge Planning

Lembar Discharge Planning


Tidak
NO Aspek yang dinilai Dilakukan dilakukan

1 Format asuhan keperawatan ( pengkajian – Ya


catatan perkembangan ) terisi lengkap
2 Tersedianya prosedur pemulangan dan atau Ya
formulir rujukan bagi pasien yang membutuhkan
tindakan lanjut perawatan di rumah

3 Perawat yang merawat melakukan persiapan Ya


pasien pulang
4 Perawat memberikan pendidikan kesehatan yang Ya
diperlukan sesui dengan kebutuhan pasien
mengenai :
a. Kapan dan siapa yang dimintai bantuan /
pertolongan apabila terjadi sesuatu yang
terkait dengan perawatan / pengobatan di
rumah
b. Cara makan atau memakai obat
c. Perubahan diet
d. Alat dan prosedur yang digunakan di
rumah
e. Tehnik ambulasi
f. Langkah – langkah pengamanan yang
dilakukan di rumah
g. Rencana pemecahan masalah yang
mungkin muncul

5 Tersedianya leafleat / media yang berkaitan Ya


dengan perawatan di rumah

6 Perawat melakukan koordinasi dengan unit – Ya


unit yang terkait untuk pemulangan pasien

TOTAL NILAI 100

52
h. Pengelolaan pemberian pelayanan keperawatan

Pengelolaan pelayanan keperawatan yang dilakukan di ruang ICU menganut


sistem MPKP ( Model Praktek Keperawatan Profesional ) TIM , MPKP Tim
merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yaitu seorang perawat
propesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaberatif (Nursalam,2011) . Dalam pengkajian dengan Form evaluasi
diketahui : Tanggungjawab , wewenang dan peran kepala Ruang ICU 100 % ,
Tanggungjawab , wewenang dan peran Ketua Tim / Perawat primer 100 % dan
Uraian tugas hanya mencapai 75 % . hal ini karena , fungsi perawat primer
dan perawat asosiet belum berjalan maksimal.

53
1) Kepala Ruang ( Karu )
Tanggungjawab , wewenang dan peran kepala Ruang kemuning sebagai berikut :

No Uraian tugas dan tanggungjawab kepala ruang Bobot Ya Tidak Nilai

1 Membuat rencana mingguan, dan harian 15 Ya 15

2 Mengorganisir pembagian tim dan pasien sesuai dengan jumlah perawat dan kebutuhan pasien 15 Ya 15

3 Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf dengan mengadakan pre dan post 15 Ya 15
conferene, pertemuan ruangan dan rutin memberikan umpan balik tentang prestasi kerja stafnya
4 Memberi pengarahan kepada seluruh staf yang ada di ruangan 15 Ya 15

5 Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di ruangannya 15 Ya 15

6 Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan lainnya 10 Ya 10

7 Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak 15 15


Ya
Lanjutinya
TOTAL 100 100

53
2) Ketua TIM perawat Primer
Tanggungjawab , wewenang dan peran Ketua Tim / Perawat primer kemuning sebagai berikut :

No Uraian tugas dan tanggungjawab Ketua Tim Bobot Ya Tidak Nilai

1 Membuat rencana bulanan, mingguan, dan harian 10 Ya 10

2 Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinir dengan kepala ruangan 5 Ya 5

3 Membagi pasien ke anggota tim sehingga masing – masing pasien mempunyai perawat yang 15 Ya 15
bertanggung jawab terhadap kesinambungan asuhan keperawatan pasien dari sejak pasien masuk
sampai pulang secara komperehenshif
4 Membagi tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota tim dan memberikan bimbingan melalui 15 Ya 15
pre dan post conference
5 Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersama - sama 10 Ya 10
anggota tim nya
6 Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan 10 Ya 10

7 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan 10 Ya 10

8 melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya 15 Ya 15

9 Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan 10 Ya 10

TOTAL 100 100

54
3) Perawat primer
Uraian tugas Perawat primer ICU sebagai berikut :

Tidak
No Kegiatan Dilakukan dilakukan

1 Identifikasi perawat primer : Tidak


1. Memberi nama perawat dan pasien pada papan perkembangan
2. Memberi nama perawat asosiet
2 Deskripsi catatan pasien saat masuk Ya
1. Data dasar lengkap
2. Terdapat rencana asuhan keperawatan
3. Pengkajian fisik lengkap
3 Rencana asuhan keperawatan Ya
1. Diagnosa keperawatan diidentifikasi
2. Tujuan yang diharapkan diidentifikasi
3. Tindakan keperawatan diidentifikasi
4. Tujuan pemulangan pasien diidentifikasi
5. Terdapat tandat tangan PP pada rencana keperawatan
4 Catatan keperawatan saat pemindahan pasien Ya

1. Pengkajian fisik lengkap


2. Terdapat rencana keperawatan
3. Terdapat catatan pemulangan

55
4. Terdapat resume yang ditanda tangani PP
5 Dokumentasi pendidikan kesehatan pasien Ya
1. Terdapat dokumentasi pendidikan keperawatan
2. Terdapat dokumentasi tentang respon pasien
6 Wawancara dengan pasien Tidak
 Siapa nama perawat primer anda ?
 Jika jawaban A “Ya”
1. Apakah perawat primer telah mendiskusikan rencana keperawatan saudara ?
2. Apakah perawat primer telah mendiskusikan mengenai rencana pulang dari rumah
sakit ?
7 Wawancara dengan perawat primer Tidak
1. Apakah saudara melakukan ronde dengan PA ?
2. Apakah saudara memberi bimbingan kepada PA ?
3. Apakah saudara menilai PA tentang pemanfaatan rencana perawatan pasien ?
4. Apakah saudara menilai dokumentasi yang dilakukan PA ?
8 Wawancara dengan perawat asosiet Ya
1. Apakah saudara mendapat bimbingan dari perawat primer ?
2. Apakah saudara menggunakan rencana perawat sebagai acuan melaksanakan tindakan
keperawatan ?
3. Apakah saudara mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan ?
4. Apakah dokumentasi tindakan dilakukan disertai dengan tanda tangan saudara ?
TOTAL 75

56
i. Managemen Sentralisasi Obat
Obat pasien dari resep dokter dimintakan setiap hari oleh perawat primer.
Untuk pasien JKN, baik obat maupun Alkes dimintakan di Apotek RSI
Sunan Kudus. Resep diantarkan oleh perawat primer kemudian apotek
menyiapkan obat sesuai dengan kebutuhan pasien , setelah obat siap
apotik menghubungi ruangan lalu perawat primer datang dan dilakukan
penyerahan dan penerimaan obat .Namun terkadang dalam
pendistribusianya mengalami keterlambatan, hal itu bisa terjadi
dikarenakan penyerahan obat yang terlambat oleh perawat primer karena
visit dokter yang terlambat. Berdasarkan wawancara kepada sebagian
pasien dan keluarga didapatkan bahwa terkait sentralisasi obat mereka
cenderung tidak mempermasalahkan karena defisit pengetahuan tentang
obat.

Di ruang ICU sudah ada pemisahan antara obat injeksi dan obat
oral,dibedakan dalam loker dan sudah diberi identitas pasien meliputi nama
pasien, dan nomer CM pada masing – masing loker, untuk cairan infus
ditempatkan menjadi satu diloker pasien yang terdapat obat injeksi dan
oralnya. Untuk pendistribusian obat oral kepada pasien dikemas menggunakan
plastik dan disertakan identitas pasien. Akan tetapi sebagian perawat belum
menjelaskan nama obat dan manfaat dari obat yang diberikan kepada pasien.

c. Material & Machine (M-3)


1) Lokasi dan Denah ICU

Ruang ICU merupakan suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang bertujuan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit akut,
cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam
nyawa dengan diagnosis dubia yang diharapkan masih reversibel di ICU. , adapun
denah Ruang ICU sbb :

57
DENAH RUANG ICU

PINTU KAMAR
MANDI
RUANG KOHORT TB
RUANG URINAIR
WASTAFEL

WASTAFEL PINTU

RUANG ALAT
KAMAR
VIP
PINTU
RUANG
DISPENSING

NERS STATIONER
KAMAR
KAMAR DOKTER
VIP

RUANG PANTRI
KAMAR
VIP
RUANG GANTI
WANITA

RUANG GANTI TEMPAT


PINTU

PRIA TIDUR
PINTU

TEMPAT
TIDUR
PINTU

TEMPAT
RUANG TIDUR
KONSULTASI
PINTU

RUANG TUNGGU KELUARGA

PINTU MASUK

58
Beberapa fasilitas yang tersedia di ruang ICU antara lain:

1. Fasilitas untuk petugas kesehatan


a. Nurse station
b. Ruang obat dan tindakan
c. Kamar mandi
d. Ruang pelayanan
e. Ruang ganti pria dan wanita
f. Ruang Pantrie
g. Kamar Dokter
h. Ruang Alat
i. Ruang Urinair
2. Fasilitas untuk pasien
a. Ruang Tunggu Pasien
b. Ruang Konsultasi
c. Mushola
d. Kamar Mandi Pasien
e. Ruang Kohort TB
f. Kamar VIP jumlah 3 ruang terdapat 1 bed setiap ruang
g. Kamar tidur bangsal jumlah 3 tempat tidur
.
3. Fasilitas tempat obat
Fasilitas untuk obat pasien berada diruang tersendiri dengan menggunakan almari
loker untuk masing masing pasien. Pemberian obat dengan dosis yang telah diberikan
dokter dan jam pemberian sesuai jadwal. Tersedia juga obat emergency di dalam Box
Emergency.

4. Inventaris ruangan
Tabel: 3.10 daftar inventaris Ruang ICU

59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
Dari hasil wawancara kepada pengelola barang Ruang ICU kebutuhan alat sudah
tercukupi sesuai tempat tidur dan tidak menjadi kendala dalam pelayanan Dari
hasil observasi didapatkan bahwa secara umum alat dilakukan pemeliharaan secara
baik dan rutin, system kalibrasi alat dilakukan oleh instalasi pemeliharaan sarana
dan prasarana rumah sakit (IPSRS). Di RSI Sunan Kudus sudah mengunakan
aplikasi SIMRS GOS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Generic Open
Source), sebuah sistem informasi terintegrasi yang disiapkan oleh Ditjen BUK
(Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan) Kemenkes RI.

Masalah material & Machine yang dapat kami simpulkan di ruang ICU :
1. Belum adanya Ruang untuk Gudang
2. Belum adanya Ruang Rapat
d. Money
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Dalam prakteknya, pengajuan untuk pembelian peralatan ruangan yang dibutuhkan, melalui
beberapa tahapan. Berdasarkan data bahwa sumber dana di Ruang ICU RSI Sunan Kudus
adalah semua dana dari Rumah Sakit. Pengadaan alat – alat harus didahului dengan surat
permohonan pengadaan barang/ alat.
Berdasakan data subyektif dari pihak Rumah Sakit didapatkan data bahwa sumber dana RSI
Sunan Kudus adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan Pelayanan
2. Pendapatan dari jaminan kesehatan, misalnya : BPJS, KIS, JKN dan asuransi jasa
kesehatan lainnya.
3. Pendapatan lain-lain yang sah : sewa ruangan, sewa kios, parker.

Hasil semua pendapatan bersumber dari Rumah Sakit, pendanaan digunakan untuk :
1. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.
2. Belanja dan Gaji untuk Pegawai Rumah Sakit
3. Untuk pengembangan dan bangunan fisik Rumah Sakit
4. Untuk pendidikan dan pelatihan pegawai Rumah Sakit.

e. Market (M-5)
Dari aspek market, di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara bagian
marketing dikoordinasi di bagian Bina Program dan Hukum dengan Sub
Bagian Promosi dan Pengembangan Informasi. Seluruh unsur yang ada di

70
Rumah Sakit merupakan komponen promosi, hal ini dikarenakan pelanggan
memandang pelayanan yang ada di rumah sakit merupakan kesatuan aspek
dalam memberi pelayanan. Sasaran pelayanan di tatanan pemberi layanan di
Rumah Sakit adalah TERCAPAINYA LOYALITAS PELANGGAN, dengan
harapan bahwa pelanggan merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dalam usaha promosi pelayanan di Rumah Sakit.
Pelanggan di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara sebagian besar
adalah pengguna BPJS dengan proporsi 85% sedangkan yang lain adalah
pasien umum. Management RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara memberikan
kesempatan seluruh unit maupun ruangan untuk melakukan improvisasi dalam
pengembangan kemasan layanan yang diberikan kepada pelanggan dengan
tetap berprinsip pada quality & patient safety.Seluruh Unsur SDM yang ada di
Ruamg Kemuning sudah diberikan pelatihan tentang soft skills dalam

71
pelayanan. Secara umum penanganan complain pelanggan dapat diakomodir
pada level I (diruangan).
.

a. BOR (Bed Occupancy Rate)


Menurut Hatta (2013:232) BOR (Bed Occupancy Rate) merupakan
persentase dari penggunaan tempat tidur yang tersedia pada satu periode
waktu tertentu. Umumnya semakin besar BOR akan semakin bertambah
pemasukan dari rumah sakit.

x 100 %
Rumus
Nilai BOR
Standart internasional BOR baik = 80 - 90 %
Standar Depkes R1 = 60 - 85%
Nilai ideal = 75 – 85 %
BOR di Ruang Kemuning tahun 2017

x 100 %

= 74.87 % dibulatkan 75 % ( Dalam 1 tahun )

Kesimpulan yang dapat diambil dari BOR ( Bed Occupany Ratio) tahunan
di Ruang Kemuning bahwa nilai perhitungan penggunaan tempat tidur sudah
sesuai dengan standar Depkes RI diantara 60 – 85 % dan juga sesuai
dengan nilai ideal diantara 75 – 85 %. Sehingga, dapat disimpulkan
pengunaan tempat tidur di ruang Kemuning sudah sesuai dengan standart
namun baru mencapai 75 % hal ini karena kemuning merupakan ruang
perawatan klas III yang rata rata merupakan pasien rujukan dari RS Typhe C
, Pusk dan merupakan pasien yang cara pembayaranya ditanggung oleh
JKN , JAMKESDA dan asuransi kesehatan lainya .

b. AvLOS ( Average length of stay)


Menurut Sudra (2010:45) AvLOS adalah rata-rata jumlah hari pasien
rawat inap yang tinggal di suatu ruangan di rumah sakit, tidak termasuk
bayi baru lahir. Untuk menghitung AvLOS dapat menggunakan rumus :

Rumus = ()

Standar Depkes RI AvLOS ideal rata-rata 6 – 9 hari

72
AvLOS ( Average length of stay) di ruang kemuning Th 2017

= 6.4 hari

Kesimpulan
AvLOs( Average length of stay) tahunan di Ruang Kemuning sudah sesuai
dengan standar Depkes RI diantara 6 - 9 hari Sehingga, dapat disimpulkan
efisiensi penggunaan tempat tidur (TT) di ruang Kemuning sudah sesuai
dengan standart kerja tidak lebih dan tidak kurang. Hal ini menunjukan
kualitas pelayanan di ruang kemuning sudah bagus

c. TOI ( Turn Over Interval = Tenggang perputaran )

TOI standar depkes RI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur


tidak ditempati dari setelah diisi sesaat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Semakin besar Angka
TOI, berarti semakin lama waktu “menganggurnya” tempat tidur tersebut
yaitu semakin lama saat dimana sebuah tempat tidur tidak digunakan oleh
pasien.

( )
TOI =
(

( ( ))
TOI Rs

TOI ( Turn Over Interval ) Ruang kemuning tahun 2017


(
( ))

= 1.86

73
Kesimpulan :

TOI ( Turn Over Interval ) tahunan di Ruang Kemuning adalah 1.86 hari
hal ini sudah sesuai dengan Standar Depkes RI diantara 1-3 hari
Sehingga, tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di ruang Kemuning
sudah bagus karena pengunaan tempat tidur sangat produktif,

d. BTO ( Bed turn over = angka perputaran tempat tidur )

Menurut Sudra (2010:52) BTO adalah angka yang menunjukan


rata-rata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam periode
tertentu. Misalnya BTO bulan Januari adalah 4 pasien. Maka berarti dalam
bulan Januari tersebut setiap tempat tidur digunakan oleh 4 pasien secara
bergantian. Secara logika, semakin tinggi angka BTO berarti semakin
banyak pasien yang menggunakan tempat tidur yang tersedia secara
bergantian. Hal ini tentu merupakan kondisi yang menguntungkan bagi
pihak rumah sakit karena tempat tidur yang tersedia tidak “menganggur” dan
menghasilkan pemasukan untuk pihak rumah sakit
` standar Depkes RI 40 – 50 kali/ tahun

Untuk menghitung BTO menggunakan rumus sebagai berikut :

( )
BTO x 100 %

BTO (Bed turn over) di Ruang Kemuning tahun 2017

x 100 %

= 49 kali

Kesimpulan

BTO (Bed turn over) tahunan di Ruang Kemuning nilainya sangat besar 49
kali . Hal ini bisa berarti semakin banyak pasien yang mengunakan tempat
tidur di ruang Kemuning dan produktivitas pelayanan medis di ruang
kemuning sangat bagus

e. NDR ( Net death rate )

NDR ( Net death rate ) adalah Angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu

74
pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir
adalah < 25 per1000penderita keluar.

NDR x 1000
( )

NDR ( Net death rate) di Ruang Kemuning tahun 2017

x 1000

= 27

Kesimpulan

NDR ( Net death rate ) tahunan di Ruang kemuning >25per miil . Hal ini
karena ruang ICU terbatas , pasien yang seharunya masuk ICU harus
menunggu dulu untuk sementara di rawat di Ruang kemuning menunggu
sampai ada tempat di ruang ICU

f. GDR ( Gross Death Rate )

GDR ( Gross Death Rate ) adalah Angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar rumah sakit. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit. Nilai GDR yang dianggap masih dapat ditolerir
adalah < 45 per 1000penderita keluar.

GDR x 1000

GDR ( Gross Death Rate ) Ruang Kemuning tahun 2017

x 100 %

= 89

Kesimpulan

GDR ( Gross Death Rate )tahunan di Ruang kemuning >89 per mil . Hal
ini karena ruang ICU terbatas , pasien yang seharunya masuk ICU harus
menunggu dulu untuk sementara di rawat di Ruang kemuning menunggu
sampai ada tempat di ruang ICU

75
1. Fungsi-Fungsi Managemen

Tabel 3.11 Implementasi Fungsi-fungsi Management

Di Ruang ICU Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS”

KONDISI YANG
NO URAIAN MASALAH
ADA

1. Perencanaan

Menunjuk ketua tim pengganti/ ka jaga . PJ Shiif yang Secara teori sudah dilakukan Ka Jaga/PJ sift belum optimal melakukan tugas
akan bertugas di ruangan masing-masing jika ketua tim tetapi dalam pelaksanaannya pelimpahan tersebut
tidak ada. masih belumoptimal
Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien :gawat, Sudah dilakukan Tertulis tentang identifikasi tingkat
transisi dan persiapan pulang bersama katim. Ketergantungan pasien

Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan Sudah dilakukan ada masalah, jumlah perawat yang ada tidak
berdasarkan aktivitas kebutuhan klien bersama ketua tim, seimbang dengan jumlah pasien
mengatur penugasan/penjadwalan.
Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan. Sudah dilakukan Kepala ruang terkadang masih mengerjakan
tugas staff pelaksana tetapi jika kondisional

72
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, Sudah dilakukan Tidak ada masalah
pathofisiologis, tindakan medis yang dilakukan , program
pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

Mengatur dan mengendalikan asuhan Sudah dilakukan Tidak ada masalah


keperawatan
Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Membimbing penerapan proses keperawatan dan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
menilai asuhan keperawatan

Mengadakan diskusi untuk memecahkan masalah Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Memberikan informasi kepada pasien atau Sudah dilakukan Tidak ada masalah
keluarga yang baru masuk RS

Membantu membimbing terhadap peserta didik Sudah dilakukan Tidak ada masalah
keperawatan

2 Pengorganisasian

Memutuskan metode penugasan : sudah ditetapkan oleh Sudah dilakukan tapi MPKP model TIM Belum efektif
bidang keperawatan melalui SK direktur. Dalam bentuk pelaksanaannya belum bisa
optimal
metode penugasan

73
Merumuskan tujuan metode penugasan Masih campuran antara tim dan Belum tersedianya perawat S.Kep, Ns
fungsional yang memadai

Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas Sudah ada uraian tugas dari Tidak ada masalah
bidang keperawatan

Membuat rentang kendali kepala ruang membawahi Sudah dilakukan Tidak ada masalah
1koordintor dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : Sudah dilakukan Tidak ada masalah
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari

Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Mendelegasikan tugas kepala ruang jika tidak berada di Sudah dilakukan Tidak ada masalah
tempat kepada ketua tim

Memberi wewenang kepada admin untuk mengurus Sudah dilakukan Tidak ada masalah
administrasi pasien

Identifikasi masalah dan cara penanganannya Sudah dilakukan Tidak ada masalah

3 Pengarahan dan pengawasan

74
Memberikan pengarahan tentang penugasan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
kepada ketua tim

Memberikan Reward untuk pegawai berprestasi Belum dilakukan Sumber dana belum terangarkan

Memberikan Punishment bagi pegawai yang melanggar Sudah dilakukan Tidak ada masalah
aturan

Membimbing anggota lain yang mengalami kesulitan dalam Sudah dilakukan Tidak ada masalah
tugasnya

Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lainnya Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim Sudah dilakukan Sudah dilakukan
dalam pelaksanaan mengenai askep yang diberikan kepada
psiien

75
Melalui supervisi : Sudah dilakukan Tidak ada masalah
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati
sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan
mengawasi kelemahannya yang ada pada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.

Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
dengan rencana keperawatan yang telah disusun dengan
ketua tim

4 Pengawasan &Pengendalian(Controlling)

Pelaksanaan proses evaluasi /controlling pada rencana yang proses evaluasi /controlling Bentuk evaluasi belum sepenuhnya
sedang berjalan Dilakukan Perlu adanya pengembangan IKI
sebagian sudah dilakukan
dalam bentuk supervisi ( indikator kinerja individu ) dalam melakukan
kinerja perawat penilaian kinerja

76
Melihat performance/kinerja sebagai koreksi proses evaluasi /controlling Bentuk evaluasi belum sepenuhnya
sebagian sudah dilakukan Dilakukan Perlu adanya pengembangan IKI
dalam bentuk supervisi ( indikator kinerja individu ) dalam melakukan
kinerja perawat penilaian kinerja

Menggunakan acuan kepatuhan dalam pencapaian Sudah dilakukan namun belum Tidak ada masalah
pelaksanaan visi misi yang disesuaikan dari bidang sepenuhnya
keperawatan , menentukan standart askep / standart praktek
keperawatan , mengatur penampilan kinerja dari ruangan dan
staff , menggunakan anggaran dan dengan baik

Mengukur hasil prestasi yang diperoleh anggota Sudah dilakukan Tidak ada masalah

Membandingkan hasil yang telah dicapai tolok Sudah dilakukan Tidak ada masalah
ukur/standart.

Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi Sudah dilakukan Tidak ada masalah


sesuai dengan faktor- factor penyebabnya

77
C. ANALISA SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (strength), dan kelemahan
(weakness). Sementara analisis eksternal mencakup faktor peluang (oportunity) dan tantangan
(threaths).
Ada 2 macam pendekatan dalam analisis SWOT yaitu :
1. Pendekatan kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif Matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh
kearns menampilkan 8 kotak, yaitu 2 paling atas adalah kotak faktor eksternal
(peluang dan tantangan) sedangkan 2 kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu – isu
strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor faktor internal dan
eksternal

Matriks SWOT kearns


EKSTERNAL
OPORTUNITY TREATHS
INTERNAL
Comparative Mobilization
STRENGTH advantage

Divestment/ invesment Damage control


WEAKNESS

Sumber : hisyam (2010)

2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT


Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson agar
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T ;
1) Menghitung skor masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas
penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang
besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim
digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang
paling rendah dan 10 berarti skor yang paling tinggi.

78
1) Perhitungan bobot masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling
ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan
membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.
Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang
nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya
jumlah point faktor).
b) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W = (d) dan faktor O
dengan T = (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu Y;
c) Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
SWOT.

No STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL


1. 1-10 0.1-1
2. dst
Total kekuatan
No WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL
1.
2.
Total
Kelemahan
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = x
No OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
1.
2. dst
Total Peluang
No TREATH SKOR BOBOT TOTAL
1.
2.
dst
Total Tantangan
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O –T = y

Kuadran I (positif, positif)


Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.
Rekomendasi taktik yang diberikan ialah Progresif, artinya organisasi dalam

79
kondisi prima dan mantap. Sehingga benar-benar dimungkinkan untuk terus
menjalankan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi
tantangan yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi.
Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga
menghadapi sejumlah tantangan berat.
Sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar jika hanya bergantung pada taktik sebelumnya. Oleh karena itu,
organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak variasi strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif)


Posisi ini menggambarkan sebuah organisasi yang lemah namun sungguh-
sungguh berpeluang. Anjuran taktik yang disarankan ialah Ubah Taktik,
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Karena,
strategi yang lama dikhawatirkan susah untuk dapat menangkap kesempatan
yang ada sekaligus memperbaiki performa organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi
tantangan besar. Anjuran taktik yang diberikan adalah Strategi Bertahan,
artinya kondisi internal organisasi berada pada alternatif dilematis. Oleh
karenanya organisasi disarankan untuk memakai strategi bertahan, mengontrol
performa internal supaya tak semakin terjerembab. Taktik ini dipertahankan
sambil terus berusaha memperbaiki diri.

Dari hasil pengkajian diatas, maka kami mengadakan suatu analisa SWOT,
guna rencanakan program :

80
Tabel . 3.12 Analisis SWOT Sumber Daya Manusia MAN

N ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL


O
1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH

Semua perawat sudah terlatih PPGD dan sof skill 5 0.5 2.5
Tenaga keperawatan kualifikasi pendidikan S1 Ners 4 0.5
30%, S1 Keperawatan 20%, dan D3 Keperawatan 50% 2
Usia perawat masih muda dengan basic pendidikan 7 0.4
minimal Perawat terampil 2.4
Total kekuatan 6.9
WEAKNESS
Jumlah perawat yang dibutuhkan kurang dari tingkat 7 0.9 6.3
kebutuhan pasien kurang 6 petugas
Total Kelemahan 6.3
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 6.9-6.3 = 0.6 ( x )
2 Eksternal Faktor (EFAS )
OPPORTUNITY
Peningkatan pelatihan softskill 3 0.3 0.9
Peningkatam pendidikan karyawan dari senjang terampil 3 0.2
ke jenjang ahli 0.6
Adanya program PMKP pada area klinik dan manjemen 4 0.5
yang di evaluasi setiap bulan 2
Kenaikan jenjang jabatan perawat ahli sampai Ahli 5 0.3
Utama 1.5
Total Peluang 5
TREATH
Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
9 0.9 8.1
yang lebih profesional
Keterbatasan kuota Jenjang Perawat ahli 7 0.6 3
Total Kelemahan 11.1
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 5-11.1 = -6.1 ( y)

Dari analisis SWOT Sumber Daya Manusia ( man ) diketahui nilai titik x = 0.6 dan nilai
titik y = -6.1 jadi titik temu nilai (x.y) pada Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini
membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar. Saran
taktik yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada pada
situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah tantangan berat.Sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar jika hanya bergantung pada taktik

81
sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak variasi
strategi taktisnya

Tabel . 3.13 Analisis SWOT Sarana & prasarana ( Material & Manchine )

N ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL


O
1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH
Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk
5 0.4 2
pasien dan tenaga kesehatan,
RS pemerintah terakreditasi Paripurna sekaligus sebagai
6 0.6 3.6
RS pendidikan klas B
Terdapat administrasi penunjang, SOP, yang memadai 2.5
5 0.5
Tersedianya Nurse Station 1.6
4 0.4
system kalibrasi alat dilakukan oleh instalasi
pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit (IPSRS) 0.6
3 0.2
secara periodek
Total Kekuatan 10.3
WEAKNESS
Akses keluar masuk pasien mengunakan 1 lift untuk 2
6 0.8 4.8
ruang perawatan

Akses keselamatan pintu darurat bencana untuk pasien


6 0.3 1.8
dan pengunjung tidak ada
Lokasi ruangan kurang strategis. Karena berada di lantai
III akses untuk pengunjung kurang maksimal karena 0.9
3 0.3
lewat tangga
Total Kelemahan 7.5

Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 10.3 – 7.5 = 2.8 ( x)


Eksternal Faktor (EFAS )
2
OPPORTUNITY
Adanyaperencanaa pengadaan sarana dan prasarana
7 0.7 4.9
terencana dari bagian pengadaan barang
sudah mengunakan aplikasi SIMRS GOS (Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit Generic Open 2.4
6 0.4
Source) namun belum maksimal
Total Peluang
7.3

82
TREATH
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pengadaan
6 0.6 3.6
alat yang canggih dalam penunjang diagnostik
Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
6 0.6 3.6
yang lebih profesional
Ruang kemuning merupakan perawatan klas III , yang
7 0.6 4.2
peralatan emergency kurang memadai

Total Kelemahan 11.4

Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 7.3 –11.4 = -4.1 (y )

Dari analisis SWOT Sarana & prasarana ( Material & Manchine ) diketahui nilai titik x =
2.86 dan nilai titik y = - 4.1 jadi titik temu nilai (x.y) pada Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar.
Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada
pada situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah tantangan berat.Sehingga diperkirakan
roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar jika hanya bergantung pada
taktik sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak
variasi strategi taktisnya

Tabel . 3.14 Analisis SWOT Method

N ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL


O
1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH
memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan
8 0.6 4.8
melaksanakan kegiatan pelayanan
Mempunyai SOP tindakan keperawatan 4.2
7 0.6
Managemen Sentralisasi Obat 2.5
5 0.5
Konsep dan peranan Central Sterile Supply Department
4 0.5 2
(CSSD)
instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit
3 0.4 1.2
(IPSRS) tersentral
PMKP yang dievaluasi perbulan 3
5 0.6
Implementasi Fungsi-fungsi Management sudah berjalan
7 0.4 2.8
dengan baik
Total Kekuatan 20.5

83
WEAKNESS
Pengelolaan pelayanan keperawatan yang dilakukan di
ruang kemuning menganut sistem MPKP ( Model
6 0.7 4.2
Praktek Keperawatan Profesional ) namun belum
maksimal karena kekurangan tenaga
Fungsi pengeloalan pelayanan keperawatan belum
maksimal Tanggungjawab , wewenang dan peran
kepala Ruang kemuning 85 % , Tanggungjawab , 3.5
7 0.5
wewenang dan peran Ketua Tim / Perawat primer 85 %
dan Uraian tugas hanya mencapai 75 %
Total Kelemahan 7.7
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 20.5 – 7.7 = 12.8 (x)

2 Eksternal Faktor (EFAS )


OPPORTUNITY
RSUD R A Kartini merupakan Rumah sakit pendidikan
7 0.6 4.2
klas B dengan akreditasi paripurna
Kebijakan PBJS RSUD RA kartini sebagai pusat
8 0.8 6.4
rujukan di wilayah jepara
Total Peluang 10.6
TREATH
Tuntutan dari masyarakat yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih 8 0.9 7.2
profesional
Total Kelemahan
7.2
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 10.6 –7.2 =3.4 ( y)

Dari analisis SWOT Method diketahui nilai titik x = 12.8 dan nilai titik y = 3.4 jadi titik
temu nilai (x.y) pada posisi Kuadran I (positif, positif) Posisi ini membuktikan sebuah
organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah Progresif,
artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap. Sehingga benar-benar dimungkinkan
untuk terus menjalankan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.

84
Tabel . 3.15 Analisis SWOT Maney

N ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL


O
1 Internal Faktor (IFAS)

STRENGH
RSUD RA Kartini Merupakan RS BLUD 7 0.5 3.5
RSUD RA Kartini merupakan RS Rujukan BPJS typhe B 8 0.6 4.8
Administasi Keuangan tersentral 6 0.5 3
Total Kekuatan 11.3
WEAKNESS
50 % karyawan merupakan Karyawan Non PNS 9 0.8 7.2
Total Kelemahan 7.2
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 11.3 – 7.2 = 4.1 ( x )

2 Eksternal Faktor (EFAS )


OPPORTUNITY
Ruang Perawatan dengan pasien laki-laki dan perempuan
dewasa dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf,
8 0.6 4.8
kulit, THT, mata, jantung.Bedah dan jiwa dengan BTO
(Bed turn over) 49 kali
Total Peluang 4.8
TREATH
Tuntutan kenaikan insensif karyawan 6 0.5 3
Persaingan dengan RS lain dalam pemberian pelayanan
yang berkualitas dengan dukungan peralatan yang 7 0.6 4.2
modern
Total Kelemahan 7.2
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = 4.8 –7.2 = - 2.4 ( y )

Dari analisis SWOT Maney diketahui nilai titik x = 4.1 dan nilai titik y = - 2.4 jadi titik
temu nilai (x.y) pada Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini membuktikan sebuah organisasi
yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi
Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga menghadapi

85
sejumlah tantangan berat.Sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar jika hanya bergantung pada taktik sebelumnya. Oleh karena itu,
organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak variasi strategi taktisnya

Tabel 4.2 : Analisa Swot Market


NO ANALISIS SWOT SKOR BOBOT TOTAL

1 INTERNAL FAKTOR (IFAS)

STRENGH (S)
 Brand image 9 0.15 1.35
 Pendanaan Mandiri 8 0.15 1,20
 Jaringan kerja 7 0.15 1.05
 Suasana kerja yang kondusif. 8 0.10 0.80
 Pengawasan proses penanganan pasien 7 0.15 1.05
 Pelayanan antar jemput. (Ambulance) 6 0.05 0,30
 Memiliki nomor pengaduan ( call center) 7 0.05 0.35

Total Stregh (S) 6.1


WEAKNESS (W)
 Kurang sosialisasi 7 0.15 1.05
 Prosedur pelayanan panjang 7 0.05 0.35
 Belum menggunakan peralatan medis yang 6 0.05 0.30
canggih.
 Kurang promosi. 7 0.15 1.05
 Lokasi kurang strategis 7 0.05 0.35
 serifikat pelatihan sudah banyak yang 8 0.15 1.20
kadaluwarsa
Total Weakness (W) 4.3
Selisih S – 0 = 6.1 – 4.3 = 1.8

2 EXTERNAL FAKTOR ( EFAS)

OPPORTUNITIES (O)
 Pangsa pasar bagus 8 0.10 0.80
 Berubahnya gaya hidup masyarakat yg peduli 7 0.10 0.70
kesehatan.
 Lokasi Rumah Sakit 8 0.15 1,20
 Perubahan cuaca banyak yang terjangkit 7 0.10 0.70
penyakit
 Kerjasama dengan instansi lain 8 0.15 1.20

86
Total Opportunities 4.60
TREATH (T)
 Kenaikan Harga bahan Medis 6 0.10 0.60
 Kebijakan dari Kemenkes dan Pemerintah 7 0.15 1.05
Daerah
 Kebijakan dari BPJS 6 0.15 0.90
 Jaringan kerja kurang luas 7 0.10 0.70
 Pasar persaingan yang kompotitif. 8 0.15 1.20
Total Treath 4.45
Selisih O – T = 4.60 - 4. 45 = 015

Dari analisis SWOT Market diketahui nilai titik x = 0.5 dan nilai titik y = - 4.2 jadi titik
temu nilai (x.y) pada Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini membuktikan sebuah organisasi
yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi
Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga menghadapi
sejumlah tantangan berat.Sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar jika hanya bergantung pada taktik sebelumnya. Oleh karena itu,
organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak variasi strategi taktisnya

87
D. Dashboard Peningkatan Mutu dan Keselamatan

STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT ISLAM “SUNAN KUDUS”

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM “SUNAN KUDUS”

DEWAN PENGAWAS

DIREKTUR

KOMITE MEDIK SATUAN PEMERIKSA


INTERNAL (SPI)
KOMITE KEPERAWATAN
KOMITE LAINNYA

WADIR PELAYANAN WADIR ADMINISTRASI

KABID YAN KABID KABID JANG MED KABAG SDM KABAG UMUM DAN KABAG KEUANGAN
MED KEPERAWATAN DAN NON MED DAN DIKLAT RUMAH TANGGA DAN AKUNTANSI

KASI YANMED KASUB SANITASI KASUB BEND DAN


KASI PERAWAT KA UNIT GIZI KASUB ADM SDM MOB.DANA
RAJAL DAN CS
RAJAL

KASUB CSS D DAN KASUB AKT, ANGG,


KASI YANMED KASUB DIKLAT
KASI PERAWAT KA UNIT LAUNDRY DAN IT
RANAP REKAM MEDIS
RANAP
KASUB RUMAH
TANGGA
KA UNIT
RADIOLOGI
KASUB BIMROH, HMS,
RCP MARKT
KA UNIT
LABORATORIUM

KA UNIT
REHAB MEDIK
INSTALASI

88
BAB I
PENDAHULUAN

Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit adalah keseluruhan upaya dan kegiatan
yang komprehensif dan integrative yang menyangkut struktur,proses dan outcame secara
obyektif sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan
terhadap pasien, dan memecahkan masalah – masalah yang terungkap sehingga pelayanan
yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil guna.
Peningkatan mutu secara menyeluruh meningkatkan keselamatan pasien dan
memperkecil resiko pada pasien dan staf secara berkesinambungan.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya dan
kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu kesehatan,
memecahkan masalah – masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu
pelayanan kesehatan di harapkan lebih baik.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko , identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien , pelaporan dan analisa insiden, kepemimpinan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko , mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
dilaksanakannya suatu tindakan /tidak mengambil tindakan yang seharusnydiambil.

89
BAB II
LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan adalah tiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat keehatan masyarakat.Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang digerakkan oleh pimpinan rumah sakit dengan cara melakukan
perencanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta memperkecil resiko.
Dalam hal upaya peningkatan mutu dibutuhkan penetapan indikator mutu area klinik ,
indikator area manajemen , indikator internasional library dan sasaran keselamatan pasien
,penetapan prioritas pada proses yang utama, kritikal, resiko tinggi dan cenderung bermasalah
dimulai dari jajaran direksi sampai seluruh instalasi / unit kerja terkait dan pengumpulan data ,
validasi , analisa data dan rancangan proses baru.
Pelayanan di rumah selain memperhatikan mutu harus menjamin keselamatan pasien
dimana keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien ,pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat malaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Asuhan pasien yang diberikan oleh tenaga medis, paramedis dan penunjang dapat terjadi
kejadian yang tidak diharapkan dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi cedera yang
dapat dicegah ,selanjutnya disebut insiden keselamatan pasien. Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Kejadian Tidak Cedera (KTD) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) (Adverse event) adalah suatu kejadian insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien, analisa dilakukan terhadap hal –hal :
a. Semua reaksi tranfusi yang terjadi di RS
b. Semua kejadian kesalahan obat , jika tejadi sesuai definisi yang ditetapkan RS
c. Semua kejadian kesalahan (medical error) adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat
pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat
dicegah.Tujuan pencegahan Medication error :
- Menurunkan insiden ancaman keselamatan pasien dalam medication error
- Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
- Meminimalkan potensi terjadinya kerugian
90
- Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan selayaknya
- Mengantisipasi dan merencanakan pertaqnggungjawaban jika terjadi kerugian
- Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat menelusuri kesalahan
obat.
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau pola kejadian yang tidak diharapkan dalam
keadaan sedasi atau selama di lakukan anestesi.
e. Kejadian lain , seperti ledakan infeksi mendadak (infection outbreak )
Kejadian Nyaris Cedera (KNC / Near miss) adalah terjadi insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien atau upaya proaktif manakala kemungkinan terjadi ,dalam
rangka mencegah kemungkinan betul terjadi, dalam hal pemberian obat meliputi 4 fase,
Prescribing adalah fase penulisan resep, obat yang diresepkan tidak tepat indikasi , tidak
tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat, tidak tepat dosis dan aturan pakai, Fase
trascibing adalah fase pada saat pembacaan reseop untuk proses dispensing. Fase
dispending adalah fase pada saat penyiapan hingga saat penyerahan resep, Fase
administrasion adalah proses penggunaan obat.
Kejadian Tidak Cedera (KTC, no harm incident) adalah suatu kejadian insiden
yang sudah terpapar ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera.
Kondisi Potensial Cedera (KPC / reportable circumstance) adalah suatu kondisi /
situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera ,tetapi belum terjadi insiden.
Kejadian Sentinel (Sentinel Event) adalah suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius , meliputi :
a. Kematian yang tidak diduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya.
b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien
c. Salah prosedur

Berdasarkan hal tersebut diatas diperlukan pengelolaan KTD , KNC ,KTC,KPC dan
sentinel.
Rumah sakit perlu menggunakan pendekatan proaktif melaksanakan manajemen
risiko yang meliputi identifikasi ( kejadian / insiden , kejadian/ insiden dan dampak ),
analisa , pengelolaan risiko, pengendalian risiko , monitoring dan evaluasi. Failure Mode
Effect and Analysis (FMEA) adalah pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen
risikio di laksanakan dengan :

1. Identifikasi dari risiko


2. Menetapkan prioritas risiko
3. Pelaporan risiko
4. Manajemen risiko

91
5. Penyelidikan risiko

FMEA sebagai alat yang di gunakan untuk melakukan analisa dari akibat suatu kejadian
yang berujung pada risiko tinggi dan di laksanakan setahun sekali.
Rumah Sakit Islam Kudus dengan visi menjadi rumah sakit swasta Islam yang
unggul di Provinsi Jawa Tengah

92
BAB III
TUJUAN

A. Tujuan Umum

Terlaksananya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dan mengurangi risiko terhadap
pasien danstaf dalam proses klinis maupun lingkungan fisik dalam melaksanakan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di tiap unit pelayanan.

B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien dan staf
2. Meningkatkan kemampuan pemberi asuhan pelayanan , manajemen dan staf
3. Meningkatkan pelaksanaan pengelolaan risiko
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan

93
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
N KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN
O POKOK
1 Kepemimpinan dan -Menyusun program unit kerja unit ICU
Perencanaan tahun 2018
-Menginformasikan kepada staf tentang
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2 Pelatihan Staf dalam -Mengikuti pelatihan PMKP, FMEA
program PMKP
3 Penyusunan indicator -Melakukan identifikasi indicator mutu
mutu unit ICU pelayanan unit ICU sesuai dengan kamus
dan SPM
-Rapat dg staf ICU dalam hal pemilihan
indicator area klinis, SKP dan profil
indicator(lamp 4)
4 Pengumpulan data -Pengisian data oleh PIC melalui
indicator yang sudah worksheet exel meliputi:
ditetapkan 1.IAK:Indikator Area Klinis
2.IAM:Indikator Area Management
3.ISKP:Indikator Sasaran Keselamatan
Pasien
4.IL:Indikator Library
5 Validasi dan analisa -Validasi data
dari indikator area -RTL (Rencana Tindak Lanjut)
klinis/Management/
SKP
6 Program management -Pendekatan proaktif meliputi identifikasi
resiko dari resiko,prioritas resiko,pelaporan
resiko,management resiko, Analiasa
dengan FMEA
-RTL FMEA(rancangan ulang)
-Monitoring dan Evaluasi Rancangan
ulang FMEA
7 Pelaporan kejadian -Mencatat dan melaporkan kejadian
IKP IKP(KTD,KNC,KTC,KPC dan sentinel)
8 Proses peningkatan -Melaksanakan kebijakan, pedoman,
mutu dan keselamatan panduan dan SPO
pasien
9 Koordinasi dengan -Melakukan pelaporan kejadian infeksi
komite PPI nosokomial
1 Penilaian kinerja staf -Melakukan penilaian kinerja staf klinis
0 dan staf non klinis unit keja
1 Monitoring dan -Laporan monitoring dan evaluasi 1 tahun

94
1 evaluasi program sekali
kerja PMKP

BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1.Plan:
4.Action:perbaikan perencanaan
atau proses baru

2.Do: a.pelatihan
dan sosialisasi
3.Study/Chek:
a.struktur/input b.pelaksanaan
kegiatan
b.proses
c.pengumpulan
c.output
data
d. validasi data

1. Mengadakan rapat / pertemuan rutin bulanan


2. Mengadakan koordinasi dengan bagian terkait
3. Melaksanakan pengumpulan data
4. Melakukan validasi data , analisa data internal dan eksternal ( dengan RS lain ) dengan cara
melakukan plan do study action , mempertahankan proses baru untuk peningkatan mutu dan
keselamartan pasien
5. Melakukan evaluasi indikator area klinik , indikator area manajemen , sasaran keselamatan
pasien dan indikator internasional library secara rutin.
6. Melakukan telusur internal
7. Melakukan rencana tindak lanjut
8. Melakukan pelaporan

95
BAB VI
SASARAN

NO JUDUL INDIKATOR SASARAN


INDIKATOR
IAK 1 Assesmen Kelengkapan 100%
Terhadap Area assesmen awal
Klinik medis dalam 24
jam pada pasien
rawat inap
Pasien yang <3%
kembali ke unit
ICU dengan
kasus yang sama
kurang dari 72
jam
IAK 9 Ketersediaan, Kepatuhan DPJP 100%
isi dan melakukan
penggunaan verifikasi dengan
catatan medic pengisian TBK
1x24 jam
IAK 4 Kesalahan Angka kesalahan 0%
medis dan dalam pemberian
kejadian nyaris obat
cedera (KNC)
IAM 3 Managemen Angka kejadian 0%
resiko terekstubasi
pasien yang
terpasang EET
SKP 6 Mengurangi Kepatuhan 100 %
risiko jatuhg asesmen pasien
resiko jatuh
diruang rawat

96
ICU
IAM 4 Managemen Petugas Pemberi >50 %
Penggunaan Pelayanan sudah
Sumber Daya pelatihan ICU

97
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

1. Pelaporan hasil IAK, JCILM ,IAM dan SKP dilakukan oleh PIC ke sub komite mutu
melalui komputer berbasis exel setiap bulan dan insiden keselamatan pasien (KTD ,
Sentinel ,KNC) oleh petugas rumah sakit ke sub komite keselamatan pasien atau ke tim
komplain oleh pengunjung / pendamping / keluarga pasien setiap ada kejadian.
2. Evaluasi hasil IAK, JCILM ,IAM , dan SKP dilakukan tiap bulan dan evaluasi IKP
dilakukan untuk grading rendah (biru ) 1 minggu diselesaikan dengan prosedur rutin,
kalau moderate (sedang) dilakukan paling lama 2 minggu oleh manager atau pimpinan
klinis, kalau tinggi paling lama 45 hari dengan RCA oleh Kepala Bidang Pelayanan
Medik dan Penunjang Medik,sedangkan merah diselesaikan paling lama 45 hari dengan
RCA oleh Direktur.

98
BAB IX
PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Pencatatan hasil IAK , JCIIL , IAM dan SKP dilakukan oleh PIC di program excel yang
sudah disambungkan melalui server rumah sakit.
2. Petugas validator melakukan validasi pengukuran indikator mutu.
3. Hasil evaluasi pencapaian indikator kunci IAK , IAM, SKP tiap 1 bulan diinformasikan
kepada kepala instalasi /unit.

99
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI, Buku Pedoman Upaya PMKP, Jakarta, 1994


2. Depkes RI, Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety),
Jakarta, 2006
3. Permenkes No. 11 tahun 2017, Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Jakarta, Menteri
Kesehatan RI,2011
4. KKP-RS, Pedoman Pelaporan Insiden Kesehatann Pasien (IKP), Jakarta: PERSI –KKP-
RS,2008
5. Machmud, Rizanda, Jurnal Kesehatan Masyarakat : Manajemen mutu pelayanan
kesehatan,2008
6. PMK No.1438 tahun 2008, Standar Praktik Kedokteran , Jakarta, Kementrian Kesehatan
RI, 2008
7. Depkes RI, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Jakarta, Direktorat Jendral Bina
Pelayanan Medik,2008

100
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan
masalah dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang
tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena
adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak
perlu semua masalah diselesaikan
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk menetapkan
prioritas masalah sebagai berikut;
1. Metode CARL
Metode CARL adalah metode yang cukup baru di bidang kesehatan. Metode
CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan
prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini
dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan,
kemudahan, kesiapan, serta pengungkit. Semakin besar skor semakin besar
masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas.
Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan
apabila pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan dalam
menyelesaikan masalah.
Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-
10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode /
cara / teknoloi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun
kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi, kemudian
dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat
tentang nilai skor yang diambil adalah rerata.
Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L

101
Total
NO Daftar Masalah C A R L Urutan
Nilai

2. Metode Reinke
Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai skor
berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria :
M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari %
atau jumlah / kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta
kepentingan instansi terkait.
I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan
mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke waktu.
V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari
perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan
(input) yang dipergunakan.
C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan
masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.
P = Prioritas atau pemecahan masalah.
Sama seperti metode yang lain dengan menggunakan skor, maka untuk
mempermudah pengerjaan diperlukan adanya tabel. Hasil skor masing-masing
masalah kemudian dihitung dengan rumus:
P = (M x V x I) : C

Prioritas masalah atau pemecahan masalah diperoleh dengan mengurutkan jumlah


nilai P dari yang tertinggi sampai terendah.
Contoh penggunaan metode Reinke adalah sebagai berikut:

Total
NO Daftar Masalah M I C V P
Nilai

102
Dari hasli pengkajian , analisa serta sintesa permasalahan manajemen keperawatan di ruang
kemuning diperoleh prioritas masalah menurut metode rienke sbb :

Total
NO Daftar Masalah M I C V P
Nilai

1 Jumlah perawat yang dibutuhkan kurang dari 5 3 1 1 15.0 1


tingkat kebutuhan pasien kurang 6 petugas

2 Akses keluar masuk ( Lift) pasien kurang 4 2 2 2 8.0 2


maksimal

3 Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) 3 2 2 2 6.0 3


TIM , belum optimal

4 Pendokumentasian tindakan keperawatan tidak 2 2 2 2 4.0 4


langsung dan pendokumentasian secara langsung
Kurang lengkap

5 50 % karyawan merupakan Karyawan Non PNS 4 1 1 1 4.0 5

6 Penerimaan insentif belum sesuai dengan harapan 3 1 1 1 3.0 6


perawat
7 ronde keperawatan diruang belum dilakukan 3 1 3 2 2.0 7

8 NDR ( Net death rate ) tahunan di Ruang 2 3 3 1 2.0 8


kemuning >25per mil
9 GDR ( Gross Death Rate )tahunan di Ruang 2 2 2 1 2.0 9
kemuning >89 per mil
10 akses untuk pengunjung kurang maksimal 2 1 2 1 1.0 10

B. TUJUAN DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

1. Identifikasi penyebab masalah


Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan
jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. fishbone diagram
dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah secara user
friendly, tools yang user friendly disukai orang-orang karena memiliki banyak
ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya Identifikasi
penyebab masalah di ruang kemuning berdasarkan diagram Fishbone / cause
dan effect /ishikawa adalah Sbb ;

110
a. Jumlah perawat kurang

Manusia
Rekrutmen tenaga harus sesui dengan ANJAB dan mengajukan ke BKD

Metode

Jumlah perawat kurang

Lingkungan

Kebutuhan tenaga diprioritaskan untuk ruang yang butuh perawatan


Dana intensif

Pengadaan tenaga BLUD dan harlep , membutuhkan dana besar

Sarana & Prasarana

111
b. Akses keluar masuk pasien

Perbaikan lift membutuhkan tehnisi khusus yang terlatih

Manusia
Pengelolaan alat dan pengadaan di kelola bagian Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit (IPSRS) danSanitasi

Metode

Akses keluar masuk


pasien

Lingkungan

Akses masuk dan keluar pasien hanya lewat lift 1 untuk 2 ruang
Dana

Perbaikan dan perawatan butuh proses prioritas masalah

Sarana & Prasarana

Lift butuh maintance rutin

112
c. (MPKP) TIM , belum optimal

Kekurangan tenaga perawat

Manusia

Metode

MPKP TIM belum


optimal

Lingkungan

Jumlah pasien terlalu banyak


Dana

Sarana & Prasarana

113
d. Pendokumentasian tindakan keperawatan

1. Saat visite pertama kali tidak semua DPJP mengisi RM assessment awal medis, melainkan mengisi RM CPPT
2. dokter DPJP sibuk (merangkap di poli), kecuali itu banyak sekali kolom yang harus diisi di assessment medis

Manusia
Pengisian dokumen saling berkaitan dari pasien masuk di UGD sampai pulang
melibatkan banyak instalasi pelayanan

Metode

Pendokumentasian
tindakan keperawatan

Lingkungan

Jumlah pasien terlalu banyak .


Dana
pasien pulang APS

Sarana & Prasarana

114
e. Karyawan Non PNS

Banyak perawat yang pensiun

Dibukanya ruang perawatan baru yang membutuhkan tenaga perawat

Manusia
Rekrutmen tenaga harus sesui dengan ANJAB dan mengajukan ke BKD
membutuhkan proses yang lama

Metode

Karyawan non PNS

Lingkungan

Untuk mencukupi kebutuhan tenaga keperawatan yang urgen karena


Dana jumlah pasien banyak

Sarana & Prasarana

115
f. insentif belum sesuai

60 % karyawan status BLUUD / Harlep

Manusia
Sistem pembayaran insentif disesuaikan dengan jasa pelayanan berdasarkan
kinerja . masa kerja dan pendidikan

Metode

Insentif belum sesui

Lingkungan

Dana

Sistem pembayaran intensif disesuiakan denga keuangan RSU

Sarana & Prasarana

116
g. ronde keperawatan

Jumlah perawat kurang

Manusia Ruang perawatan kelas 3 untuk pasien laki-laki dan perempuan dewasa
dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf, kulit, THT, mata,
jantung.Bedah dan jiwa

Metode

Ronde Keperawatan

Lingkungan

Ruang kelas 3 . satu ruang dihuni 7 pasien


Dana

Sarana & Prasarana

117
h. NDR >25/000

Jumlah perawat asositet kurang

Pasien masuk ke RS dalam kondisi jelek

Manusia Pasien yang masuk ICU menunggu giliran

Metode

NDR > 25/000

Lingkungan

Ruang kelas 3 . dengan sarana tanpa peawatan intensif


Dana

Sarana & Prasarana

Ruang ICU hanya untuk 9 pasien


Peralatan Emergency kit kurang
118
i. GDR >89 /000

Jumlah perawat asositet kurang


Keluarga menolak dirujuk

Manusia Pasien yang masuk ICU menunggu giliran


Sistem rujukan berjenjang
Pengunaan Obat obatan sesui standart JKN

Metode

GDR > 89/000

Lingkungan

Ruang kelas 3 . dengan sarana tanpa perawatan intensif


Dana

Sarana & Prasarana

Ruang ICU hanya untuk 9 pasien . Peralatan Emergency kit kurang ,Unit HD menunggu giliran , Ruang stroke terbatas
119
j. akses pengunjung

Manusia
Semua pengunjung harus melalui tangga

Metode

Akses Pengunjung

Lingkungan

Ruang berada di lantai 3


Dana

Pembangunan sarana membutuhkan perencanaan pengembangan dan dana yang besar

Sarana & Prasarana

Keterbatasan lahan perluasan bangunan . tidak ada lift pengunjung


120
Identifikasi pemecahan masalah

PEMECAHAN MASALAH
ALTERNATIF PENYELESAI
NO MASALAH TUJUAN PENYEBAB MASALAH TERPILIH
MASALAH

1 Jumlah perawat Dalam 5 tahun 1. Rekrutmen tenaga harus sesui 1. Desinfo waktu perencanaan 1. Mendiskusikan kekurangan
yang dibutuhkan kebutuhan perawat dengan ANJAB dan tenaga mengusulkan tambahan tenaga dengan Kasie
kurang dari terpenuhi mengajukan ke BKD kebutuhan tenaga pelayanan, kasie
tingkat kebutuhan 2. Kebutuhan tenaga 2. Pengajuan ke bagian ketenagaan keperawatan. Kabid
pasien kurang 6 diprioritaskan untuk ruang tambahan kebutuhan jumlah keperawatan dan kasubag
petugas yang butuh perawatan intensif tenaga perawat kepegawaian untuk
3. Pengadaan tenaga BLUD dan menambah tenaga perawat
harlep , membutuhkan dana 2. Mengajukan tambahan
besar tenaga perawat ke direktur
pelayanan melalui kasie
pelayanan , kasubag
kepegawaian dan kasie
keperawatan
2 Akses keluar masuk Dalam waktu 3 1. Pengelolaan alat dan pengadaan 1. Mengajukan kebagian Instalasi 1. Melakukan koordinasi
pasien kurang bulan lift lancar di kelola bagian Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah dengan Ka. Instalasi
maksimal dan tidak macet Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) danSanitasi untuk Pemeliharaan Sarana dan

121
Sakit (IPSRS) danSanitasi pemeliharaan dan perbaikan alat Prasarana Rumah Sakit
2. Perbaikan lift membutuhkan secara rutin untuk perbaikan lift yang
tehnisi khusus yang terlatih 2. Mengajukan ke bagian Pengadaan rusak
3. Akses masuk dan keluar pasien alat Untuk menganti lift dengan 2. Mengajukan pengantian lift
hanya lewat lift 1 untuk 2 ruang kecepatan yang lebih baik dengan kecepatan yang
4. Perbaikan dan perawatan lebih baik ke Wadir umum
butuh proses prioritas masalah dan keuangan melalui
5. Lift butuh maintance rutin kabag umum , kasubag
rumah tangga dan kabid
penunjang medic
3 Metode Praktek Dalam waktu 5 1. Kekurangan tenaga perawat 1. Membuat perencanaan tahapan 1. Penyelengarakan
Keperawatan tahun MPKP 2. Jumlah pasien terlalu banyak pelaksanaan optimalisasi MPKP TIM pertemuan internal ruangan
Profesional berjalan optimal , membahas perencanaan dan
(MPKP) TIM , 2. Melaksanakan MPKP TIM secara pelaksanaan MPKP TIM
belum optimal berjenjang dan optimal setelah 5 2. Koordinasi dengan kasie
tahun perawatan , kasie pelayanan
dan kasie kepegawaian
untuk menindaklanjuti
penerapan MPKP TIM
yang akan dilaksanakan
dengan membatu

122
menyiapkan SDM yang ada
4 Pendokumentasian Dalam waktu 1 1. Pengisian dokumen saling 1. Melakukan desinfo hasil PMKP 1. Penyelengarakan
tindakan tahun berkaitan dari pasien masuk di tentang pendokummentasian yang pertemuan internal ruangan
keperawatan tidak Pendokumentasian UGD sampai pulang masih kurang dan membahas dalam membahas kelengkapan
langsung dan sesuai standar melibatkan banyak instalasi forum pertemuaan koordinasi Ka dokumentasi assesmen
pendokumentasian PMKP 100 % pelayanan Ruang keperawatan
secara langsung 2. Saat visite pertama kali tidak 2. Menjalin kerjasama dengan instalasi 2. Melakukan desinfo kepada
Kurang lengkap semua DPJP mengisi RM lain untuk kelengkapan dokumentasi kasie keperawatan .
assessment awal medis, keperawatan kasubag program dan
melainkan mengisi RM CPPT evaluasi kabid perawatan
3. dokter DPJP sibuk (merangkap dan kasubag bina program
di poli), kecuali itu banyak dan hukum dalam
sekali kolom yang harus diisi di menindaklanjuti pengisian
assessment medis assesman keperawatan
4. Jumlah pasien terlalu banyak . dengan instalsi yang lain
5. pasien pulang APS

5 50 % karyawan 5 tahun jumlah 1. Rekrutmen tenaga harus sesui Pengajuan tambahan tenaga secara Mengajukan tambahan tenaga
merupakan karyawan non dengan ANJAB dan berjenjang sampai 5 tahun perawat PNS ke direktur
Karyawan Non PNS maksimal 20 mengajukan ke BKD pelayanan dan direktur umum
PNS % membutuhkan proses yang dan keuangan melalui kasie

123
lama pelayanan , kasubag
2. Banyak perawat yang pensiun kepegawauian dan kasie
3. Dibukanya ruang perawatan keperawatan
baru yang membutuhkan tenaga
perawat
4. Untuk mencukupi kebutuhan
tenaga keperawatan yang urgen
karena jumlah pasien banyak

6 Penerimaan Dalam waktu 2 1. Sistem pembayaran insentif Desinfo kebagian keuangan untuk Melakukan desinfo kebagian
insentif belum tahun penerimaan disesuaikan dengan jasa memberikan jasa intensif sesui dengan kasie keperawatan , kasie
sesuai dengan insentif sesuai pelayanan berdasarkan kinerja . standart pelayanan , kabid keperawatan
harapan perawat standart masa kerja dan pendidikan dan kabag keuangan untuk
2. 60 % karyawan status BLUUD peningkatan jasa intensif
/ Harlep karyawan
3. Sistem pembayaran intensif
disesuiakan denga keuangan
RSU

7 ronde Dalam waktu 3 1. Ruang perawatan kelas 3 untuk 1. Melakukan desinfo hasil PMKP 1. Penyelengarakan
keperawatan tahun ronde pasien laki-laki dan perempuan tentang Ronde keperawatan pertemuan internal ruangan

124
diruang belum keperawatan dewasa dengan kasus penyakit membahas dalam forum pertemuaan membahas perencanaan
dilakukan dilaksanakan dalam, orthopedi, syaraf, kulit, koordinasi Ka Ruang dan pelaksanaan ronde
THT, mata, jantung.Bedah dan 2. Merencanakan pelaksanaan ronde keperawatan
jiwa keperawatan secara bertahap sampai 2. Melakukan desinfo kepada
2. Jumlah perawat kurang terlaksana penuh denga batas waktu 3 kasie keperawatan . kabid
3. Ruang kelas 3 . satu ruang tahun keperawatan tentang
dihuni 7 pasien rencana pelaksanaan ronde
keperawatan
8 NDR ( Net death Dalam Waktu 3 1. Pasien yang masuk ICU Kolaborasi dalam menurunkan NDR Melakukan desinfo kepada
rate ) tahunan di tahun NDR < menunggu giliran dengan TIM PMKP direktur pelayanan melalui
Ruang kemuning 25/000 2. Jumlah perawat asositet kasie pelayanan , kasie
>25/1000 kurang keperawatan .kabid
3. Pasien masuk ke RS dalam keperawatan , kasubag program
kondisi jelek dan evaluasi dalam koloborasi
4. Ruang kelas 3 . dengan sarana menurunkan NDR < 25/000
tanpa perawatan intensif
5. Ruang ICU hanya untuk 9
pasien
6. Peralatan Emergency kit
kurang

125
9 GDR ( Gross Dalam Waktu 5 1. Pasien yang masuk ICU Kolaborasi dalam menurunkan GDR Melakukan desinfo kepada
Death Rate tahun GDR < 89 menunggu giliran dengan TIM PMKP direktur pelayanan melalui
)tahunan di Ruang /000 2. Sistem rujukan berjenjang kasie pelayanan , kasie
kemuning >89 3. Pengunaan Obat obatan sesui keperawatan .kabid
/000 standart JKN keperawatan , kasubag program
4. Jumlah perawat asositet dan evaluasi dalam koloborasi
kurang menurunkan GDR <89/000
5. Keluarga menolak dirujuk
6. Ruang kelas 3 . dengan sarana
tanpa perawatan intensif
7. Ruang ICU hanya untuk 9
pasien
8. Peralatan Emergency kit
kurang
9. Unit HD menunggu giliran
10. Ruang stroke terbatas

10 akses untuk Dalam waktu 4 1. Semua pengunjung harus Mengajukan ke bagian Pengadaan alat Mengajukan pengadaan lift ke
pengunjung tahun akses untuk melalui tangga Untuk menganti lift khusus pengunjung Wadir umum dan keuangan
kurang maksimal pengunjung sudah 2. Pembangunan sarana melalui kabag umum , kasubag

126
maksimal membutuhkan perencanaan rumah tangga dan kasie
pengembangan dan dana penunjang
yang besar
3. Keterbatasan lahan
perluasan bangunan . tidak
ada lift pengunjung

127
C. SELEKSI TERHADAP PENYELESAIAN MASALAH

N PJ
MASALAH PENYEBAB MASALAH TUJUAN KEGIATAN WAKTU SASARAN
O
1 Jumlah 1. Rekrutmen tenaga harus Dalam 5 1. Mendiskusikan kekurangan Bulan 1. Direktur pelayanan Kepala
perawat yang sesui dengan ANJAB dan tahun tenaga dengan Kasie okt2018 2. Kabid keperawatan. Ruang
dibutuhkan mengajukan ke BKD kebutuhan pelayanan, kasie keperawatan. Kasie keperawatan
kurang dari 2. Kebutuhan tenaga perawat Kabid keperawatan dan 3. Kasie pelayanan
tingkat diprioritaskan untuk ruang terpenuhi kasubag kepegawaian untuk 4. Kasubag kepegawaian
kebutuhan yang butuh perawatan menambah tenaga perawat
pasien kurang intensif 2. Mengajukan tambahan tenaga
6 petugas 3. Pengadaan tenaga BLUD perawat ke direktur pelayanan
dan harlep , melalui kasie pelayanan ,
membutuhkan dana besar kasubag kepegawaian dan kasie
keperawatan

2 Akses keluar 1. Pengelolaan alat dan Dalam 1. Melakukan koordinasi dengan Agustus 1. Wadir umum dan Kepala
masuk(lift) pengadaan di kelola waktu 3 Ka. Instalasi Pemeliharaan 2018 keuangan Ruang
pasien kurang bagian Instalasi bulan lift Sarana dan Prasarana Rumah Okt 2018 2. Kabag umum
maksimal Pemeliharaan Sarana lancar dan Sakit untuk perbaikan lift yang 3. Kasubag rumah tangga
Rumah Sakit (IPSRS) tidak macet rusak 4. Ka instalasi IPSPRS

128
danSanitasi 2. Mengajukan pengantian lift
2. Perbaikan lift dengan kecepatan yang lebih
membutuhkan tehnisi baik ke Wadir umum dan
khusus yang terlatih keuangan melalui kabag umum
3. Akses masuk dan keluar , kasubag rumah tangga dan
pasien hanya lewat lift 1 kabid penunjang medic
untuk 2 ruang
4. Perbaikan dan perawatan
butuh proses prioritas
masalah
5. Lift butuh maintance rutin

3 Metode 1. Kekurangan tenaga Dalam 1. Penyelengarakan pertemuan Sept 2018 1. Kasie keperawatan Kepala
Praktek perawat waktu 5 internal ruangan membahas 2. Kasie pelayanan Ruang
Keperawatan 2. Jumlah pasien terlalu tahun MPKP perencanaan dan pelaksanaan 3. Kasie kepegawain
Profesional banyak berjalan MPKP TIM 4. TIM MPKP ruang
(MPKP) TIM optimal 2. Koordinasi dengan kasie kemuning
, belum perawatan , kasie pelayanan
optimal dan kasie kepegawaian untuk
menindaklanjuti penerapan
MPKP TIM yang akan

129
dilaksanakan dengan membatu
menyiapkan SDM yang ada
4 Pendokument 1. Pengisian dokumen saling Dalam 1. Penyelengarakan pertemuan Agust 1. Kasubag bina program Kepala
asian tindakan berkaitan dari pasien waktu 1 internal ruangan membahas 2018 dan hukum Ruang
keperawatan masuk di UGD sampai tahun kelengkapan dokumentasi Sept 2018 2. Ka bid keperawatan
tidak pulang melibatkan banyak Pendokumen assesmen keperawatan 3. Kasie keperawatan
langsung dan instalasi pelayanan tasian sesuai 2. Melakukan desinfo kepada 4. Kasubag program dan
pendokument 2. Saat visite pertama kali standar kasie keperawatan . kasubag evaluasi
asian secara tidak semua DPJP mengisi PMKP 100 program dan evaluasi kabid 5. TIM assesman
langsung RM assessment awal % perawatan dan kasubag bina dokumentasi ruang
medis, melainkan mengisi program dan hukum dalam kemuning
Kurang
RM CPPT menindaklanjuti pengisian
lengkap
3. dokter DPJP sibuk assesman keperawatan dengan
(merangkap di poli), instalasi yang lain
kecuali itu banyak sekali
kolom yang harus diisi di
assessment medis
4. Jumlah pasien terlalu
banyak .
5. pasien pulang APS

130
5 50 % 1. Rekrutmen tenaga harus 5 tahun Mengajukan tambahan tenaga Agustus 1. Direktur pelayannan Kepala
karyawan sesui dengan ANJAB dan jumlah perawatPNS ke direktur pelayanan 2018 2. Direktur umum dan Ruang
merupakan mengajukan ke BKD karyawan dan direktur umum dan keuangan keuangan
Karyawan membutuhkan proses yang non PNS melalui kasie pelayanan , kasubag 3. Kasie pelayanan
Non PNS lama maksimal 20 kepegawauian dan kasie 4. Kasie keperawatan
2. Banyak perawat yang % keperawatan 5. Kasubag kepegawaian
pensiun
3. Dibukanya ruang
perawatan baru yang
membutuhkan tenaga
perawat
4. Untuk mencukupi
kebutuhan tenaga
keperawatan yang urgen
karena jumlah pasien
banyak

6 Penerimaan 1. Sistem pembayaran Dalam Melakukan desinfo kebagian kasie Okt 2018 1. Ka bid keperawatan Kepala
insentif belum insentif disesuaikan waktu 2 keperawatan , kasie pelayanan , 2. Kabag keuangan Ruang
sesuai dengan dengan jasa pelayanan tahun kabid keperawatan dan kabag 3. Kasie keperawatan

131
harapan berdasarkan kinerja . penerimaan keuangan untuk peningkatan jasa 4. Kasie pelayanan
perawat masa kerja dan insentif intensif karyawan
pendidikan sesuai
2. 60 % karyawan status standart
BLUUD / Harlep
3. Sistem pembayaran
intensif disesuiakan denga
keuangan RSU

7 ronde 1. Ruang perawatan kelas 3 Dalam 1. Penyelengarakan pertemuan Agustus 1. Kabid keperawatan Kepala
keperawatan untuk pasien laki-laki dan waktu 3 internal ruangan membahas 2018 2. Kasie perawatan Ruang
diruang belum perempuan dewasa tahun ronde perencanaan dan pelaksanaan 3. Tim pelaksana ronde
dilakukan dengan kasus penyakit keperawatan ronde keperawatan keperawatan ruang
dalam, orthopedi, syaraf, dilaksanakan 2. Melakukan desinfo kepada kemuning
kulit, THT, mata, kasie keperawatan . kabid
jantung.Bedah dan jiwa keperawatan tentang rencana
2. Jumlah perawat kurang pelaksanaan ronde keperawatan
3. Ruang kelas 3 . satu ruang
dihuni 7 pasien

8 NDR ( Net 1. Pasien yang masuk ICU Dalam Melakukan desinfo kepada Okt 2018 1. Direktur pelayanan Kepala
death rate ) menunggu giliran Waktu 3 direktur pelayanan melalui kasie 2. Kabid keperawatan Ruang

132
tahunan di 2. Jumlah perawat asositet tahun NDR pelayanan , kasie keperawatan 3. Kasie pelayanan
Ruang kurang < 25/000 .kabid keperawatan , kasubag 4. Kasie keperawatan
kemuning 3. Pasien masuk ke RS program dan evaluasi dalam 5. Kasubag program dan
>25/1000 dalam kondisi jelek koloborasi menurunkan NDR < evaluasi
4. Ruang kelas 3 . dengan 25/000
sarana tanpa perawatan
intensif
5. Ruang ICU hanya untuk
9 pasien
6. Peralatan Emergency kit
kurang

9 GDR ( Gross 1. Pasien yang masuk ICU Dalam Melakukan desinfo kepada Okt 2018 1. Direktur pelayanan Kepala
Death Rate menunggu giliran Waktu 5 direktur pelayanan melalui kasie 2. Kabid keperawatan Ruang
)tahunan di 2. Sistem rujukan berjenjang tahun GDR pelayanan , kasie keperawatan 3. Kasie pelayanan
Ruang 3. Pengunaan Obat obatan < 89 /000 .kabid keperawatan , kasubag 4. Kasie keperawatan
kemuning sesui standart JKN program dan evaluasi dalam 5. Kasubag program dan
>89 /000 4. Jumlah perawat asositet koloborasi menurunkan GDR evaluasi
kurang <89/000
5. Keluarga menolak dirujuk
6. Ruang kelas 3 . dengan
sarana tanpa perawatan

133
intensif
7. Ruang ICU hanya untuk
9 pasien
8. Peralatan Emergency kit
kurang
9. Unit HD menunggu
giliran
10. Ruang stroke terbatas

10 akses untuk 1. Semua pengunjung Dalam Mengajukan pengadaan lift ke Okt 2018 1. Wadir umum dan Kepala
pengunjung harus melalui tangga waktu 4 Wadir umum dan keuangan keuangan Ruang
kurang 2. Pembangunan sarana tahun akses melalui kabag umum , kasubag 2. Kabag umum
maksimal membutuhkan untuk rumah tangga dan kasie penunjang 3. Kasubag rumah tangga
perencanaan pengunjung 4. Kasie penunjang
pengembangan dan sudah
dana yang besar maksimal
3. Keterbatasan lahan
perluasan bangunan .
tidak ada lift
pengunjung

134
BAB V
LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

A. Rencana kegiatan dan rekomendasi tindak lanjut


PENANGGUNG
NO MASALAH TUJUAN SASARAN TARGET KEGIATAN WAKTU JAWAB

1 Jumlah perawat Dalam 5 1. Direktur pelayanan Dalam 5 1. Mendiskusikan kekurangan Bulan Kepala Ruang
yang dibutuhkan tahun 2. Kabid keperawatan. Kasie tahun tenaga dengan Kasie pelayanan, okt2018
kurang dari kebutuhan keperawatan kebutuhan kasie keperawatan. Kabid
tingkat kebutuhan perawat 3. Kasie pelayanan perawat keperawatan dan kasubag
pasien kurang 6 terpenuhi 4. Kasubag kepegawaian terpenuhi kepegawaian untuk menambah
petugas tenaga perawat
2. Mengajukan tambahan tenaga
perawat ke direktur pelayanan
melalui kasie pelayanan ,
kasubag kepegawaian dan kasie
keperawatan
2 Akses keluar Dalam waktu 1. Wadir umum dan keuangan Dalam waktu 1. Melakukan koordinasi dengan Agustus Kepala Ruang
masuk (Lift) 3 bulan lift 2. Kabag umum 3 bulan lift Ka. Instalasi Pemeliharaan 2018
pasien kurang lancar dan 3. Kasubag rumah tangga lancar dan Sarana dan Prasarana Rumah Okt 2018
Sakit untuk perbaikan lift yang

135
maksimal tidak macet 4. Ka instalasi IPSPRS tidak macet rusak
2. Mengajukan pengantian lift
dengan kecepatan yang lebih
baik ke Wadir umum dan
keuangan melalui kabag umum
, kasubag rumah tangga dan
kabid penunjang medic
3 Metode Praktek Dalam waktu 1. Kasie keperawatan Dalam waktu 1. Penyelengarakan pertemuan Sept 2018 Kepala Ruang
Keperawatan 5 tahun 2. Kasie pelayanan 5 tahun internal ruangan membahas
Profesional MPKP 3. Kasie kepegawain MPKP perencanaan dan pelaksanaan
(MPKP) TIM , berjalan 4. TIM MPKP ruang kemuning berjalan MPKP TIM
belum optimal optimal optimal 2. Koordinasi dengan kasie
perawatan , kasie pelayanan dan
kasie kepegawaian untuk
menindaklanjuti penerapan
MPKP TIM yang akan
dilaksanakan dengan membatu
menyiapkan SDM yang ada
4 Pendokumentasian Dalam waktu 1. Kasubag bina program dan Dalam waktu 1. Penyelengarakan pertemuan Agust Kepala Ruang
tindakan 1 tahun hukum 1 tahun internal ruangan membahas 2018
keperawatan tidak Pendokument 2. Ka bid keperawatan Pendokument kelengkapan dokumentasi Sept 2018

136
langsung dan asian sesuai 3. Kasie keperawatan asian sesuai assesmen keperawatan
pendokumentasian standar 4. Kasubag program dan standar 2. Melakukan desinfo kepada kasie
secara langsung PMKP 100 % evaluasi PMKP 100 % keperawatan . kasubag program
5. TIM assesman dokumentasi dan evaluasi kabid perawatan
Kurang lengkap
ruang kemuning dan kasubag bina program dan
hukum dalam menindaklanjuti
pengisian assesman
keperawatan dengan instalasi
yang lain

5 50 % karyawan 5 tahun 1. Direktur pelayannan 5 tahun Mengajukan tambahan tenaga Agustus Kepala Ruang
merupakan jumlah 2. Direktur umum dan keuangan jumlah perawat PNS ke direktur pelayanan 2018
Karyawan Non karyawan non 3. Kasie pelayanan karyawan non dan direktur umum dan keuangan
PNS PNS 4. Kasie keperawatan PNS melalui kasie pelayanan , kasubag
maksimal 20 5. Kasubag kepegawaian maksimal 20 kepegawauian dan kasie
% % keperawatan

6 Penerimaan Dalam waktu 1. Ka bid keperawatan Dalam waktu Melakukan desinfo kebagian kasie Okt 2018 Kepala Ruang
insentif belum 2 tahun 2. Kabag keuangan 2 tahun keperawatan , kasie pelayanan ,
sesuai dengan penerimaan 3. Kasie keperawatan penerimaan kabid keperawatan dan kabag
harapan perawat insentif 4. Kasie pelayanan insentif keuangan untuk peningkatan jasa
sesuai sesuai

137
standart standart intensif karyawan

7 ronde Dalam waktu 1. Kabid keperawatan Dalam waktu 1. Penyelengarakan pertemuan Agustus Kepala Ruang
keperawatan 3 tahun ronde 2. Kasie perawatan 3 tahun ronde internal ruangan membahas 2018
diruang keperawatan 3. Tim pelaksana ronde keperawatan perencanaan dan pelaksanaan
belum dilaksanakan keperawatan ruang kemuning dilaksanakan ronde keperawatan
dilakukan 2. Melakukan desinfo kepada kasie
keperawatan . kabid
keperawatan tentang rencana
pelaksanaan ronde keperawatan
8 NDR ( Net death Dalam Waktu 1. Direktur pelayanan Dalam Waktu Melakukan desinfo kepada Okt 2018 Kepala Ruang
rate ) tahunan di 3 tahun NDR 2. Kabid keperawatan 3 tahun NDR direktur pelayanan melalui kasie
Ruang kemuning < 25/000 3. Kasie pelayanan < 25/000 pelayanan , kasie keperawatan
>25/1000 4. Kasie keperawatan .kabid keperawatan , kasubag
5. Kasubag program dan program dan evaluasi dalam
evaluasi koloborasi menurunkan NDR <
25/000

9 GDR ( Gross Dalam Waktu 1. Direktur pelayanan Dalam Waktu Melakukan desinfo kepada Okt 2018 Kepala Ruang
Death Rate 5 tahun GDR 2. Kabid keperawatan 5 tahun GDR direktur pelayanan melalui kasie
)tahunan di Ruang < 89 /000 3. Kasie pelayanan < 89 /000 pelayanan , kasie keperawatan
kemuning >89 4. Kasie keperawatan .kabid keperawatan , kasubag

138
/000 5. Kasubag program dan program dan evaluasi dalam
evaluasi koloborasi menurunkan GDR
<89/000

10 akses untuk Dalam waktu 1. Wadir umum dan keuangan Dalam waktu Mengajukan pengadaan lift ke Okt 2018 Kepala Ruang
pengunjung 4 tahun akses 2. Kabag umum 4 tahun akses Wadir umum dan keuangan melalui
kurang maksimal untuk 3. Kasubag rumah tangga untuk kabag umum , kasubag rumah
pengunjung 4. Kasie penunjang pengunjung tangga dan kasie penunjang
sudah sudah
maksimal maksimal

139
B. Implementasi & Evaluasi

NO TANGGAL KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA HASIL PERMASALAHAN EVALUASI KESIMPULAN

1 okt2018 1. Mendiskusikan kekurangan Kepala Ruang


tenaga dengan Kasie
pelayanan, kasie
keperawatan. Kabid
keperawatan dan kasubag
kepegawaian untuk
menambah tenaga perawat
2. Mengajukan tambahan
tenaga perawat ke direktur
pelayanan melalui kasie
pelayanan , kasubag
kepegawaian dan kasie
keperawatan

2 Agustus 1. Melakukan koordinasi Kepala Ruang


2018 dengan Ka. Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit

140
untuk perbaikan lift yang
rusak
Okt 2018 2. Mengajukan pengantian lift
dengan kecepatan yang lebih
baik ke Wadir umum dan
keuangan melalui kabag
umum , kasubag rumah
tangga dan kabid penunjang
medic

3 Sept 2018 1. Penyelengarakan pertemuan Kepala Ruang


internal ruangan membahas
perencanaan dan
pelaksanaan MPKP TIM
2. Koordinasi dengan kasie
perawatan , kasie pelayanan
dan kasie kepegawaian untuk
menindaklanjuti penerapan
MPKP TIM yang akan
dilaksanakan dengan
membatu menyiapkan SDM

141
yang ada

4 Agust 2018 1. Penyelengarakan pertemuan Kepala Ruang


internal ruangan membahas
kelengkapan dokumentasi
assesmen keperawatan
Sept 2018 2. Melakukan desinfo kepada
kasie keperawatan . kasubag
program dan evaluasi kabid
perawatan dan kasubag bina
program dan hukum dalam
menindaklanjuti pengisian
assesman keperawatan
dengan instalasi yang lain

5 Agustus Mengajukan tambahan tenaga Kepala Ruang


2018 perawat PNS ke direktur
pelayanan dan direktur umum
dan keuangan melalui kasie
pelayanan , kasubag
kepegawauian dan kasie

142
keperawatan

6 Okt 2018 Melakukan desinfo kebagian Kepala Ruang


kasie keperawatan , kasie
pelayanan , kabid keperawatan
dan kabag keuangan untuk
peningkatan jasa intensif
karyawan

7 Agut 2018 1. Penyelengarakan pertemuan Kepala Ruang


internal ruangan membahas
perencanaan dan
pelaksanaan ronde
keperawatan
2. Melakukan desinfo kepada
kasie keperawatan . kabid
keperawatan tentang
rencana pelaksanaan ronde
keperawatan

8 Okt 2018 Melakukan desinfo kepada Kepala Ruang


direktur pelayanan melalui

143
kasie pelayanan , kasie
keperawatan .kabid keperawatan
, kasubag program dan evaluasi
dalam koloborasi menurunkan
NDR < 25/000

9 Okt 2018 Melakukan desinfo kepada Kepala Ruang


direktur pelayanan melalui
kasie pelayanan , kasie
keperawatan .kabid keperawatan
, kasubag program dan evaluasi
dalam koloborasi menurunkan
GDR <89/000

10 okt2018 Mengajukan pengadaan lift ke Kepala Ruang


Wadir umum dan keuangan
melalui kabag umum , kasubag
rumah tangga dan kasie
penunjang

144
C. Tindak lanjut

Penanggung
No Hasil Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kegiatan Tindak Lanjut Waktu Tempat Keterangan
Jawab
1

145
BAB VI
PEMBAHASAN

Ruang kemuning adalah ruang perawatan kelas III untuk pasien laki-laki dan perempuan
dewasa dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf, kulit, THT, mata, jantung.bedah dan
jiwa merupakan salah satu ruang perawatan di RSUD RA Kartini dari 20 Ruang perawatan
yang tersedia . terletak di lantai III diatas ruang angrek dengan kapasitas 32 tempat perawatan
yang terbagi dalam 6 ruang .
A. Analisis SWOT 5 M

SDM pelaksana diruang kemuning terdiri dari 14 orang perawat dan 1 tenaga
administrasi , berdasarkan pengkajian yang dilakukan dari tanggal 21 s/d 23 juli
diketahui bahwa ruang kemuning kekurangan tenaga perawat 6 orang dan dari analisa
SWOT posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran II ( Positif .
negatif) Posisi ini menunjukan ruang kemuning adalah sebuah organisasi yang kuat
tapi menghadapi tantangan yang besar .sehingga perlu dilakukan Diversifikasi
Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga
menghadapi sejumlah tantangan berat. Masalah yang dihadapi yaitu Jumlah perawat
yang dibutuhkan kurang dari tingkat kebutuhan pasien kurang 6 petugas. Hal ini
disebabkan :
1. Rekrutmen tenaga harus sesui dengan ANJAB dan mengajukan ke BKD
2. Kebutuhan tenaga diprioritaskan untuk ruang yang butuh perawatan intensif
3. Pengadaan tenaga BLUD dan harlep , membutuhkan dana besar

Oleh karena itu kepala ruang perlu mengambil tindakan


a. Mendiskusikan kekurangan tenaga dengan Kasie pelayanan, kasie
keperawatan. Kabid keperawatan dan kasubag kepegawaian untuk
menambah tenaga perawat
b. Mengajukan tambahan tenaga perawat ke direktur pelayanan melalui kasie
pelayanan , kasubag kepegawaian dan kasie keperawatan

Ruang kemuning mempunyai Sarana dan prasarana berupa fasilitas untuk petugas
kesehatan , fasilitas untuk pasien dan peralatan pelayanan , pengelolaan alat
dilakukan oleh instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit (IPSRS). Di
RSUD RA.Kartini Kabupaten Jepara juga sudah mengunakan aplikasi SIMRS GOS
(Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Generic Open Source), sebuah sistem
informasi terintegrasi yang disiapkan oleh Ditjen BUK (Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan) Kemenkes RI. saat ini belum berjalan dengan optimal, dari hasil
pengkajian diketahui :

146
1. Lokasi ruangan kurang strategis. Karena berada di lantai III akses untuk
pengunjung kurang maksimal karena lewat tangga , bagi pengunjung
lansia dan anak nak bila tidak hati hati bisa beresiko cidera
2. Akses keluar masuk pasien mengunakan 1 lift untuk 2 ruang perawatan
yaitu ruang kemuning dan ruang angrek , bila keadaan emergency atau
ada pasien yang masuk atau keluar nersamaan terlalu lama nunggu
3. Akses keselamatan pintu darurat bencana untuk pasien dan pengunjung
tidak ada
dari analisa SWOT posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran II
( Positif . negatif) Posisi ini menunjukan ruang kemuning adalah sebuah organisasi
yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar .sehingga perlu dilakukan
Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap
namun juga menghadapi sejumlah tantangan berat. Masalah yang dihadapi yaitu
Akses keluar masuk (Lift) pasien kurang maksimal dan akses untuk pengunjung
kurang maksimal. Hal ini disebabkan :
1. Pengelolaan alat dan pengadaan di kelola bagian Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit (IPSRS) danSanitasi
2. Perbaikan lift membutuhkan tehnisi khusus yang terlatih
3. Akses masuk dan keluar pasien hanya lewat lift 1 untuk 2 ruang
4. Perbaikan dan perawatan butuh proses prioritas masalah
5. Lift butuh maintance rutin
6. Semua pengunjung harus melalui tangga
7. Pembangunan sarana membutuhkan perencanaan pengembangan dan
dana yang besar

Oleh karena itu kepala ruang perlu mengambil tindakan :


1. Melakukan koordinasi dengan Ka. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit untuk perbaikan lift yang rusak
2. Mengajukan pengantian lift dengan kecepatan yang lebih baik ke Wadir umum
dan keuangan melalui kabag umum , kasubag rumah tangga dan kabid
penunjang medic
3. Mengajukan pengadaan lift ke Wadir umum dan keuangan melalui kabag
umum , kasubag rumah tangga dan kasie penunjang

Di Ruang Kemuning metode asuhan keperawatan yang digunakan adalah Metode


Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) TIM , peran tanggungjawab , wewenang
pengelola keperawatan kepala ruang , ketua TIM sudah bagus namun untuk perawat
primer kurang , timbang terima , pre confrence, dischar planingg sudah dilaksanakan

147
namun post conference dan ronde keperawatan belum dilaksanakan ,
Pendokumentasian tindakan keperawatan masih belum lengkap . dari analisa SWOT
posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran I ( Positif . Positif )
Posisi ini menunjukan ruang kemuning adalah sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap. Sehingga benar-benar dimungkinkan untuk terus
menjalankan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal. Namun factor Eksternal Faktor (EFAS ) menunjukan angka 3.4 sedang
Internal Faktor (IFAS) berada pada nilai 12.8 , hal ini karena ruuang kemuning
menghadapi permasalahan :
1. Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) TIM , belum optimal
2. Pendokumentasian tindakan keperawatan tidak langsung dan
pendokumentasian secara langsung kurang lengkap
3. Ronde keperawatan diruang belum dilakukan
Hal ini disebabkan :
1. Kekurangan tenaga perawat
2. Jumlah pasien terlalu banyak
3. Pengisian dokumen saling berkaitan dari pasien masuk di UGD sampai
pulang melibatkan banyak instalasi pelayanan
4. Saat visite pertama kali tidak semua DPJP mengisi RM assessment awal
medis, melainkan mengisi RM CPPT
5. dokter DPJP sibuk (merangkap di poli), kecuali itu banyak sekali kolom
yang harus diisi di assessment medis
6. Pasien pulang APS
7. Ruang perawatan kelas 3 untuk pasien laki-laki dan perempuan dewasa
dengan kasus penyakit dalam, orthopedi, syaraf, kulit, THT, mata,
jantung.Bedah dan jiwa
8. Ruang kelas 3 . satu ruang dihuni 7 pasien

Oleh karena itu kepala ruang perlu mengambil tindakan :


1. Penyelengarakan pertemuan internal ruangan membahas perencanaan dan
pelaksanaan MPKP TIM
2. Koordinasi dengan kasie perawatan , kasie pelayanan dan kasie
kepegawaian untuk menindaklanjuti penerapan MPKP TIM yang akan
dilaksanakan dengan membatu menyiapkan SDM yang ada
3. Penyelengarakan pertemuan internal ruangan membahas kelengkapan
dokumentasi assesmen keperawatan

148
4. Melakukan desinfo kepada kasie keperawatan . kasubag program dan
evaluasi kabid perawatan dan kasubag bina program dan hukum dalam
menindaklanjuti pengisian assesman keperawatan dengan instalsi yang lain
5. Penyelengarakan pertemuan internal ruangan membahas perencanaan dan
pelaksanaan ronde keperawatan
6. Melakukan desinfo kepada kasie keperawatan . kabid keperawatan tentang
rencana pelaksanaan ronde keperawatan
Pengelolaan keuangan di ruang kemuning menganut system admistrasi keuangan
tersentral yang dikelola bagian keuangan , kebutuhan ruangan dipenuhi oleh bagian
keuangan dengan pengajuan rencana anggaran sebelumnya , dari hasil pengkajian
diketahui :Penerimaan insentif belum sesuai dengan harapan perawat ruang
Kemuning dan 50 % karyawan adalah non PNS yang membutuhkan dana yang besar
untuk pengajian yang dibebankan pada keuangan RS . dari analisa SWOT posisi
organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran II ( Positif . negatif) Posisi
ini menunjukan ruang kemuning adalah sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi
tantangan yang besar .sehingga perlu dilakukan Diversifikasi Strategi. Maksudnya
adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah
tantangan berat. Masalah yang dihadapi yaitu
1. Penerimaan insentif belum sesuai dengan harapan perawat
2. 50 % karyawan merupakan Karyawan Non PNS

Hal ini disebabkan :

1. Sistem pembayaran insentif disesuaikan dengan jasa pelayanan berdasarkan


kinerja . masa kerja dan pendidikan
2. 60 % karyawan status BLUUD / Harlep
3. Sistem pembayaran intensif disesuiakan denga keuangan RSU
4. Rekrutmen tenaga harus sesui dengan ANJAB dan mengajukan ke BKD
membutuhkan proses yang lama
5. Banyak perawat yang pensiun
6. Dibukanya ruang perawatan baru yang membutuhkan tenaga perawat
7. Untuk mencukupi kebutuhan tenaga keperawatan yang urgen karena jumlah
pasien banyak

Oleh karena itu kepala ruang perlu mengambil tindakan :


1. Melakukan desinfo kebagian kasie keperawatan , kasie pelayanan , kabid
keperawatan dan kabag keuangan untuk peningkatan jasa intensif karyawan

149
2. Mengajukan tambahan tenaga perawat PNS ke direktur pelayanan dan direktur
umum dan keuangan melalui kasie pelayanan , kasubag kepegawauian dan
kasie keperawatan
Di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara bagian marketing dikoordinasi di bagian
Bina Program dan Hukum dengan Sub Bagian Promosi dan Pengembangan Informasi.
Seluruh unsur yang ada di Rumah Sakit merupakan komponen promosi, hal ini
dikarenakan pelanggan memandang pelayanan yang ada di rumah sakit merupakan
kesatuan aspek dalam memberi pelayanan. Sasaran pelayanan di tatanan pemberi
layanan di Rumah Sakit adalah TERCAPAINYA LOYALITAS PELANGGAN,
dengan harapan bahwa pelanggan merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dalam usaha promosi pelayanan di Rumah Sakit , dari hasil pengkajian
diketahui BOR ( Bed Occupany Ratio) tahunan74.87 % dibulatkan 75 % ( Dalam 1
tahun ) , AvLOs( Average length of stay) 6.4 hari , TOI ( Turn Over Interval ) 1.86
hari , BTO (Bed turn over) tahunan 49 kali , NDR ( Net death rate ) tahunan
27/000dan GDR ( Gross Death Rate )tahunan 89/000 , dan dari analisa SWOT posisi
organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran II ( Positif . negatif) Posisi
ini menunjukan ruang kemuning adalah sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi
tantangan yang besar .sehingga perlu dilakukan Diversifikasi Strategi. Maksudnya
adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah
tantangan berat. Masalah yang dihadapi yaitu
1. NDR ( Net death rate ) tahunan di Ruang kemuning >25/1000
2. GDR ( Gross Death Rate )tahunan di Ruang kemuning >89 /000

Hal ini disebabkan :

1. Pasien yang masuk ICU menunggu giliran


2. Jumlah perawat asositet kurang
3. Pasien masuk ke RS dalam kondisi jelek
4. Ruang kelas 3 . dengan sarana tanpa perawatan intensif
5. Ruang ICU hanya untuk 9 pasien
6. Peralatan Emergency kit kurang
7. Pasien yang masuk ICU menunggu giliran
8. Sistem rujukan berjenjang
9. Pengunaan Obat obatan sesui standart JKN
10. Jumlah perawat asositet kurang
11. Keluarga menolak dirujuk
12. Ruang kelas 3 . dengan sarana tanpa perawatan intensif
13. Ruang ICU hanya untuk 9 pasien
14. Peralatan Emergency kit kurang

150
15. Unit HD menunggu giliran
16. Ruang stroke terbatas

Oleh karena itu kepala ruang perlu mengambil tindakan :


1. Melakukan desinfo kepada direktur pelayanan melalui kasie pelayanan ,
kasie keperawatan .kabid keperawatan , kasubag program dan evaluasi dalam
koloborasi menurunkan NDR < 25/000
2. Melakukan desinfo kepada direktur pelayanan melalui kasie pelayanan ,
kasie keperawatan .kabid keperawatan , kasubag program dan evaluasi dalam
koloborasi menurunkan GDR <89/000

B. Fungsi Manajemen
Implementasi fungsi manjemen diruang kemuning berupa planning( perencanaan )
,Organizing ( pengorganisasian ) ,Controling ( pengawasan ) & pengendalian ,
monitoring dan evaluasi sudah berjalan baik namun ada beberap fungsi yang belum
optimal , dari hasil pengkajian diketahui :
1. Fungsi planning
Ka Jaga/PJ sift belum optimal melakukan tugas pelimpahan/ pendelegasian
tersebut hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga yang ada .
2. Fungsi Organizing
MPKP model TIM Belum efektif hal ini karena belum tersedianya perawat
S.Kep, Ns yang memadai
3. Fungsi Controling
Sudah berfungsi dengan baik
4. Fungsi Pengendalian , monitoring dan evaluasi
Bentuk monitoring dan evaluasi belum sepenuhnya Dilakukan hal ini karena
Perlu adanya pengembangan IKI ( indikator kinerja individu ) dalam
melakukan penilaian kinerja
C. Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien ( PMKP )

Upaya penerapan program Peningkatan Mutu dan keselamatan pasien ( PMKP ) di


Ruang Kemuning RSUD R.A Kartini Jepara , dibawah koordinasi Komite mutu dan
keselamatan pasien, evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan pengambilan
sampling setiap bulan pada seluruh instalasi yang ada di RSUD RA Kartini jepara ,
pada pengkajian ini kami ingin mengetahui Upaya penerapan program Peningkatan
Mutu dan keselamatan pasien ( PMKP ) secara keseluruhan dalam satu periode yaitu
satu tahun oleh karena itu kami melakukan pengkajian PMKP periode tahun 2017 .
dari hasil pengkajian diketahui :

151
1. PMKP pada area Klinik
Pada area klinik ada 10 indikator yaitu :

No AREA Jenis Indikator Judul Indikator Target ( % ) Capaian

1 IRNA Kelengkapan Pengisian Assesmen ≥ 80 52.48


Awal Medis 1x 24 jam setelah Jumlah assesmen awal medis yang lengkap ≤ 24 jam pada
pasien masuk pasien baru dalam 1 bulan

2 Laboratorium Tidak adanya kesalahan sampel Jumlah seluruh specimen yg diterima di lab.dlm 1 bln ≤1 0.07
dikurangi jumlah specimen yg ditolak

3 Radiologi Respon time pembacaan hasil cito Jumlah kumulatif pemeriksaan radiologi cito yang dibaca ≥ 80 100
dalam 1 bulan

4 IBS Kepatuhan pelaksanaan time out pre Jumlah pasien operasi yang di lakukan time out 100 99.91
operasi.

5 Farmasi Penulisan resep sesuai formularium Jumlah resep yg diambil sample yang dalam 1 bulan sesuai ≥ 80 99.60
rumah sakit formularium

6 Farmasi Kesalahan Medikasi (Medication Tidak adanya kesalahan pemberian obat oleh petugas apotek, 100 99.93
Error) dan KNC MPO meliputi : jenis obat, dosis,identitas dan jumlah

7 IBS Penggunaan Anestesi dan Sedasi Jumlah pasien dewasa yang dilakukan sesuai dengan aldert 100 100
score

8 Bank Darah Kejadian reaksi transfusi Jumlah kejadian reaksi tranfusi di rawat inap dan hemodialisa ≤ 0,01 0.10

9 RM Kelengkapan pengisian dan Jumlah angka ringkasan pulang medis pasien rawat inap yang 100 62.7
pencatatan ringkasan pulang medis. diisi lengkap dalam 1 bulan

10 PPI Infeksi Luka Infus (ILI) Jumlah kasus ILI dalam 1 bulan ≤3 0.32

152
Dari10 indikator PMKP Area klinik ada beberapa indicator yang kurang:

a. Kelengkapan Pengisian Assesmen Awal Medis 1x 24 jam setelah pasien masuk


dengan indicator penilaian Jumlah assesmen awal medis yang lengkap ≤ 24 jam 0 %
pada pasien baru dalam 1 bulan ,belum mencapai sasaran baru tercapai 52.48 %
dari target ≥80 %

Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan

 dokter DPJD belum semuanya memahami tentang indikator mutu utama


rumah sakit.
 dokter DPJP sibuk (merangkap di poli), kecuali itu banyak sekali kolom
yang harus diisi di assessment medis .
 Saat visite pertama kali tidak semua DPJP mengisi RM assessment awal
medis, melainkan mengisi RM CPPT
Upaya yang dilakukan tim PMKP adalah :
1) Mensosialisasikan kembali tentang pentingnya pencapaian target Indikator
Mutu Utama Rumah Sakit.
2) Senantiasa mengingatkan DPJP saat visite pertama kali bahwa yang diisi adalah
RM assessment awal medis, bukan langsung mengisi di CPPT
3) Ka. Instalasi rawat inap proaktif melakukan supervisi ke setiap ruang / unit
tentang pengisian assessment awal medis.
4) Memaksimalkan peran jajaran Direksi untuk pencapaian Indikator Mutu

b. Kelengkapan pengisian dan pencatatan ringkasan pulang medis dengan indicator


Jumlah angka ringkasan pulang medis pasien rawat inap yang diisi lengkap dalam 1
bulan baru tercapai 62.7 % dari target 100 %
Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan
 Ada sebagian pasien yang pulang atas permintaan sendiri, sehingga resume
pulang belum disi DPJP
 Pasien meninggal , belum melengkapi administrasi
Upaya yang dilakukan tim PMKP adalah

1) Mensosialisasikan kembali tentang pentingnya pencapaian target indikator mutu


utama rumah sakit
2) Komite mutu dan kepala ruang proaktif untuk memantau pengisian kelengkapan
resume pulang medis.
3) Memaksimalkan peran jajaran Direksi untuk pencapaian Indikator Mutu

153
1. PMKP pada area manajemen

Pada area manajemen ada 8 indikator yaitu :

No AREA Jenis Indikator Judul Indikator Target ( % ) Capaian

1 Farmasi Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat untuk jumlah obat dan alkes sesuai kebutuhan pasien 100 94.95
memenuhi kebutuhan pasien yang sudah dipenuhi

2 Umum Pelaporan yang diwajibkan oleh peraturan Angka dilakukannya tindak lanjut hasil rapat 100 100
perundang – undangan direksi

3 PPI Manajemen resiko Kejadian tertusuk jarum suntik atau benda tajam 0 0

4 IPSRS Manajemen pengunaan sumber daya Peralatan laboratorium dan alat yang terkalibrasi 100 86.83
tepat sesuai dengan ketentuan kalibrasi

5 IRNA Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga Kepuasan pelanggan rawat inap ≥90 81.54

6 Bagian Umum Harapan dan kepuasan staf Tingkat kepuasan karyawan ≥90 92.33

7 Keuangan Manjemen keuangan Angka Cost Recovery Rate ≥40 93.89

8 PPI Pencegahan dan pengendalian kejadian yang Jumlah instalasi yang menyediakan APD sesuai 100 100
menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, ketentuan
keluarga dan staf

154
Dari 8 indikator PMKP Area manajemen ada beberapa indicator yang kurang:

a. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat untuk memenuhi kebutuhan pasien
dengan indicator jumlah obat dan alkes sesuai kebutuhan pasien yang sudah dipenuhi
baru tercapai 94.95 % dari target 100 %
Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan

1) Barang kosong nasional


2) Keterlambatan pengiriman
3) Penggantian produk baru
4) Faktur lock
Upaya yang dilakukan tim PMKP adalah

1) Monitoring secara rutin ketersediaan stok harian farmasi


2) Mengoptimalkan formulir kendali perjalanan faktur dan melakukan analisa
3) Penambahan buffer untuk obat-obat fast moving sehingga ketersediaannya
dapat berkesinambungan dengan kebutuhan.
4) Menginformasikan kepada user dan semua unit terkait ketersediaan produk
pengganti di unit farmasi.
5) Monitoring pemakaian obat oleh user .
Laporan rutin indikator mutu dikumpulkan tiap bulan ke tim mutu

b. Manajemen pengunaan sumber daya dengan indicator Peralatan laboratorium dan alat
yang terkalibrasi tepat sesuai dengan ketentuan kalibrasi baru tercapai 86.33 % dari
target 100 % Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini
disebabkan Ada beberapa alat kesehatan (ECT, EEG, Traksi) yang tidak bisa
dikalibrasi oleh badan kalibrasi yang ada di Indonesia

Upaya yang dilakukan tim PMKP adalah

1) Koordinasi dengan tim pengadaan barang dan jasa dalam pengadaan alat
kesehatan yang baru, harus ada kepastian kalibrasinya.
2) Menanyakan pada badan kalibrasi nasional tentang siapa yg bisa
mengkalibrasi alat tersebut
c. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga dengan indicator Kepuasan pelanggan
rawat inap baru tercapai 81.54 % dari target ≥ 90 Dari hasil konfirmasi kebagian
PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan
1) Pelayanan administrasi yang kurang.
2) Masih banyak keluhan di tempat tunggu pasien.
3) Tingkat keramahan perawat dan bidan yang belum memuaskan.

155
4) Tempat parkir yang kurang luas

Upaya yang dilakukan tim PMKP adalah

1) Mengusulkan adanya alur pelayanan administrasi yang mudah dibaca


masyarakat umum.
2) Mengusulkan pelatihan soft skill kepada perawat atau bidan baru dan yang
bermasalah.
3) Mengusulkan tersedianya ruang tunggu di bangsal kelas 3
4) Mengusulkan adanya penataan kembali area parkir
5) Laporan rutin indikator mutu dikumpulkan tiap bulan ke tim mutu tepat waktu

156
2. PMKP pada area keselamatan pasien

Pada area keselamatan pasien 6 indikator yaitu ;

AREA Target Capaian


No Jenis Indikator Judul Indikator
(%)
1 IRNA Sasaran Keselamatan Pasien Kepatuhan Pemasangan gelang identitas sesuai standart 100 84.62
pada pasien rawat inap

2 IRNA Meningkatkan Komunikasi Jumlah instruksi verbal prinsip SBAR dan TBaK 1x24 100 64.11
Efektif jam dalam 1 bulan

3 Farmasi Kepatuhan Pemberian Label Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar 100 99.98
Obat High Alert oleh Farmasi oleh farmasi dalam 1 bulan

4 IBS Kepatuhan Pelaksanaan prosedur Jumlah pasien operasi elektif dengan kriteria (site 100 88.47
Site Marking sebelum tindakan marking) yang ditetapkan site marking selama 1 bulan

5 PPI Kepatuhan kebersihan tangan Jumlah petugas yang melakukan 6 (enam) langkah ≥75 95.96
oleh petugas kebersihan tangan dengan benar dan menjalankan 5
(lima) momen

6 IRJA & IRNA Insiden pasien jatuh selama Jumlah pasien yang jatuh dengan gelang identitas label 0 1
perawatan di rumah sakit kuning dalam 1 bulan

157
Dari 6 indikator PMKP Area keselamatan pasien ada beberapa indicator yang kurang:

a. Sasaran Keselamatan Pasien dengan indicator kepatuhan pemasangan gelang


identitas sesuai standart pada pasien rawat inap baru tercapai 84.62 % dari target 100
%
Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan
1) Di lapangan ditemukan ada pasien tidak memakai gelang karena gelangnya
rusak / lepas sendiri, di lepas karena terlalu ketat dan juga ada yang tidak
dipasang dari IGD
2) Ada anak yang tidak mau dipasang gelang identitas
3) Sebagian petugas belum melaksanakan SPO tentang cara pemasangan gelang
identitas, sehingga gelang mudah lepas
Upaya yang dilakukan tim PMKP adalah

1) Mensosialisasikan kembali tehnik / cara pemasangan gelang identitas pasien sesuai


SPO
2) Memintakan gelang identitas baru di TPP 24 jam jika menemukan pasien tidak
memakai gelang identitas.
3) Kepala ruangan selalu melakukan monitoring dan evaluasi pemasangan gelang
identitas.
4) Memberikan pemahaman tentang pentingnya pemakaian gelang identitas

b. Meningkatkan Komunikasi Efektif dengan indicator Jumlah instruksi verbal prinsip


SBAR dan TBK 1x24 jam dalam 1 bulan baru tercapai 64.11 % dari target 100 %
Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan
1) Pemahaman petugas di lapangan (perawat/dokter) tentang tehnik penerapan
SBAR dan TBK masih kurang.
2) Belum semua pihak memahami pentingnya indicator mutu utama rumah sakit
Upaya yang dilakukan tim PMKP adalah

1) Komite mutu, case manager dan ka. ruang proaktif melakukan supervise
tentang pelaksanaan SBAR dan TBK.
2) Ka. IRNA melakukan sosialisasi serta monitoring ke setiap ruang perawatan
tentang pelaksanaan SBAR dan TBK
3) Perawat proaktif untuk menghubungi dokter konsulan berhubungan dengan
tanda tangan.
4) Mensosialisasikan kembali tentang indicator mutu utama rumah sakit dan
prinsip penerapan SBAR dan TBK pada pertemuan komite medis
c. Insiden pasien jatuh selama perawatan di rumah sakit dengan indicator Jumlah pasien
yang jatuh dengan gelang identitas label kuning dalam 1 bulan ada pasien jatuh 1
orang dari target 0
Dari hasil konfirmasi kebagian PMKP RSUD RA kartini hal ini disebabkan

158
1) Di lapangan masih dijumpai adanya insiden yang disembunyikan /
underreport karena takut disalahkan, sehingga banyak sekali insiden yang
tidak terlaporkan
2) Belum semua petugas menyadari pentingnya membuat laporan insiden
Upaya yang dilakukan tim PMKP adalah

1) Memberikan reward bagi unit kerja yang aktif membuat laporan jika terjadi
insiden.
2) Melaporkan setiap kejadian KPC yang mengarah pada resiko pasien jatuh
untuk segera di tindak lanjuti kepada unit terkait.
3) Menghilangkan budaya blamming cultura/ menyalahkan
4) Segera dilakukan RCA atau Investigasi Sederhana jika terjadi Insidenn
pasien jatuh.

159
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari hasil analisis SWOT 5 M . Pengkajian fungsi manajemen dan PMKP yang
dilakukan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Kondisi internal dan ekternal method ruang kemuning pada posisi Kuadran I
(positif, positif) Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah Progresif, artinya
organisasi dalam kondisi prima dan mantap. Sehingga benar-benar
dimungkinkan untuk terus menjalankan ekspansi, memperbesar pertumbuhan
dan meraih kemajuan secara maksimal.
2. Kondisi internal dan ekternal man . maney material dan market ruang
kemuning pada posisi Kuadran II (positif, negative ) Posisi ini membuktikan
sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar. Saran taktik
yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada
pada situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah tantangan berat.Sehingga
diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar jika
hanya bergantung pada taktik sebelumnya.
3. Implementasi fungsi manjemen diruang kemuning berupa planning(
perencanaan ) ,Organizing ( pengorganisasian ) ,Controling ( pengawasan ) &
pengendalian , monitoring dan evaluasi sudah berjalan baik namun ada
beberapa fungsi yang belum optimal
4. Upaya penerapan program Peningkatan Mutu dan keselamatan pasien ( PMKP )
di Ruang Kemuning RSUD R.A Kartini Jepara sudah berjalan dengan baik

B. Saran

1. memperbanyak variasi strategi taktisnya


2. koordinasi pelayanan yang solid antar TIM dan jajaran structural maupaun
manajemen
3. Komunikasi yang yang efektif anatar TIM dan instalasi yang ada
.

160
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam .2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional


(Edisi 5). Salemba medika .
Achmad Sigit Sugiharto,dkk.2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah Sakit.
EGC .
Zaidan Ali .2016 . Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan, EGC
Nanda 2015. Diagnosis Keperawatan Edisi ke 10. EGC
Imam subekti 2016. Sistem dokumentasi proses keperawatan . UI
Sulaeman, ES, Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktik di Puskesmas, ed 2, 2011,
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

161

Anda mungkin juga menyukai