Laporan Kasus Hifema
Laporan Kasus Hifema
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI
Nama : An. RS
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Campang Tiga
MRS : 30 Juni 2014
Status Oftalmologikus
OD OS
3
OD OS
Visus 6/6 0
GBM Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
Alis mata Tenang Tenang
V. DIAGNOSIS KERJA
Hifema grade IV OS
4
VI. PENATALAKSANAAN
- Informed consent
- MRS
- Bed rest total dengan 2 bantal
- Timol 0,25% 2x1 gtt OS
- Tobroson 4x1 gtt OS
- Asam Tranexamat 3x250 mg
- Paracetamol 4x250 mg
- Pro parasentesis OS
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
VIII. FOLLOW UP
1 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD OS
OD OS
GBM Orthoforia
KBM
5
Segmen Anterior
- Alis mata Tenang Tenang
- Bulu Mata Tenang Tenang
- Palpebra Tenang Tenang
- Konjungtiva Tenang Tenang
- Kornea Jernih Edema
- BMD Sedang, jernih Darah diseluruh BMD
- Iris Gambaran baik Sulit dinilai
- Pupil Bulat, Sentral, RC (+) Sulit dinilai
Φ 3mm
- Lensa Jernih Sulit dinilai
Segmen Posterior Tidak dilakukan
A/ Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Th/ - Bed rest total dengan 2 bantal
- Cefadroxil syrup 2x2 cth
- Paracetamol 3x1
- Asam tranexamat 3x250mg
- Tobroson 4x1 gtt OS
- Timol 0,25% 2x1 gtt OS
2 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD OS
6
OD OS
GBM Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata Tenang Tenang
- Bulu Mata Tenang Tenang
- Palpebra Tenang Tenang
- Konjungtiva Tenang Tenang
- Kornea Jernih Edema
- BMD Sedang, jernih Darah diseluruh BMD
- Iris Gambaran baik Sulit dinilai
- Pupil Bulat, Sentral, RC (+) Sulit dinilai
Φ 3mm
- Lensa Jernih Sulit dinilai
Segmen Posterior Tidak dilakukan
A/ Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Th/ - Bed rest total dengan 2 bantal
- Cefadroxil syrup 2x2 cth
- Paracetamol 3x1
- Asam tranexamat 3x250mg
- Tobroson 4x1 gtt OS
- Timol 0,25% 2x1 gtt OS
3 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD OS
7
OD OS
GBM Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata Tenang Tenang
- Bulu Mata Tenang Tenang
- Palpebra Tenang Tenang
- Konjungtiva Tenang Tenang
- Kornea Jernih Edema
- BMD Sedang, jernih Darah 3/4 BMD
- Iris Gambaran baik Sulit dinilai
- Pupil Bulat, Sentral, RC (+) Sulit dinilai
Φ 3mm
- Lensa Jernih Sulit dinilai
Segmen Posterior Tidak dilakukan
A/ Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Th/ - Bed rest total dengan 2 bantal
- Cefadroxil syrup 2x2 cth
- Paracetamol 3x1
- Asam tranexamat 3x250mg
- Tobroson 4x1 gtt OS
- Timol 0,25% 2x1 gtt OS
8
4 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD OS
OD OS
GBM Orthoforia
KBM
9
Segmen Anterior
- Alis mata Tenang Tenang
- Bulu Mata Tenang Tenang
- Palpebra Tenang Tenang
- Konjungtiva Tenang Tenang
- Kornea Jernih Edema
- BMD Sedang, jernih Darah 3/4 BMD
- Iris Gambaran baik Sulit dinilai
- Pupil Bulat, Sentral, RC (+) Sulit dinilai
Φ 3mm
- Lensa Jernih Sulit dinilai
Segmen Posterior Tidak dilakukan
A/ Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Th/ - Bed rest total dengan 2 bantal
- Cefadroxil syrup 2x2 cth
- Paracetamol 3x1
- Asam tranexamat 3x250mg
- Tobroson 4x1 gtt OS
- Timol 0,25% 2x1 gtt OS
5 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD OS
10
OD OS
GBM Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata Tenang Tenang
- Bulu Mata Tenang Tenang
- Palpebra Tenang Tenang
- Konjungtiva Tenang Tenang
- Kornea Jernih Edema
- BMD Sedang, jernih Darah 1/2 BMD
- Iris Gambaran baik Sulit dinilai
- Pupil Bulat, Sentral, RC (+) Sulit dinilai
Φ 3mm
- Lensa Jernih Sulit dinilai
Segmen Posterior Tidak dilakukan
A/ Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Th/ - Bed rest total dengan 2 bantal
- Cefadroxil syrup 2x2 cth
- Paracetamol 3x1
- Tobroson 4x1 gtt OS
- Timol 0,25% 2x1 gtt OS
6 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD OS
11
OD OS
GBM Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata Tenang Tenang
- Bulu Mata Tenang Tenang
- Palpebra Tenang Tenang
- Konjungtiva Tenang Tenang
- Kornea Jernih Edema
- BMD Sedang, jernih Darah 1/4 BMD
- Iris Gambaran baik Sulit dinilai
- Pupil Bulat, Sentral, RC (+) Sulit dinilai
Φ 3mm
- Lensa Jernih Sulit dinilai
Segmen Posterior Tidak dilakukan
A/ Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Th/ - Bed rest total dengan 2 bantal
- Cefadroxil syrup 2x2 cth
- Paracetamol 3x1
- Tobroson 4x1 gtt OS
- Timol 0,25% 2x1 gtt OS
7 Juli 2014
Status Oftalmologikus
OD OS
12
OD OS
GBM Orthoforia
KBM
Segmen Anterior
- Alis mata Tenang Tenang
- Bulu Mata Tenang Tenang
- Palpebra Tenang Tenang
- Konjungtiva Tenang Tenang
- Kornea Jernih Edema
- BMD Sedang, jernih Darah (-)
- Iris Gambaran baik Sulit dinilai
- Pupil Bulat, Sentral, RC (+) Bulat, Sentral, RC (+)
Φ 3mm Φ 3mm
- Lensa Jernih Keruh
Segmen Posterior Tidak dilakukan
A/ Post Parasentesis OS a/i Hifema grade IV OS
Th/ - Siloksan 4x1 gtt OS
- Tobroson 4x1 gtt OS
13
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera.
Bola mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh tulang yang kuat.
Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda
asing dan mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan.
Meskipun demikian, mata dan struktur di sekitarnya bisa mengalami kerusakan
akibat cedera, kadang sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus
diangkat. Trauma pada mata harus diperiksa untuk menentukan pengobatan dan
menilai fungsi penglihatan.
Hifema dapat terjadi akibat trauma tembus ataupun trauma tumpul, dapat
juga perdarahan spontan.Biasanya darah ini berasal dari pembuluh darah iris
ataupun badan siliar yang pecah.Kadang-kadang pembuluh darah baru yang
terbentuk pada kornea pasca bedah katarak dapat pecah sehingga timbul hifema.
II. DEFINISI
Gambar 1
Ilustrasi hifema
III. EPIDEMIOLOGI
IV. ETIOLOGI
Pendarahan yang timbul dapat berasal dari kumpulan arteri utama dan
cabang dari badan ciliar, arteri koroid, vena badan siliar, pembuluh darah iris pada
sisi pupil.
V. PATOFISIOLOGI
Inflamasi yang parah pada iris, sel darah yang abnormal dan kanker
mungkin juga bisa menyebabkanperdarahan pada COA.Trauma tumpul dapat
merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Gaya-gaya kontusif akan merobek
pembuluh darah iris dan merusak sudut COA. Tetapi dapat juga terjadi secara
spontan atau pada patologi vaskuler okuler. Darah ini dapat bergerak dalam ruang
COA, mengotori permukaan dalam kornea.
17
Penyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari COA dalam bentuk sel
darah merah melalui sudut COA menuju kanal sclhem sedangkan sisanya akan
diabsorbsi melalui permukaan iris. Penyerapan pada iris dipercepat dengan adanya
enzim fibrinolitik di daerah ini.Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam
bentuk hemosiderin.Bila terdapat penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk
ke dalam lapisan kornea, menyebabkan kornea menjadi bewarna kuning dan
disebut hemosiderosis atau imbibisi kornea, yang hanya dapat ditolong dengan
keratoplasti. Imbibisio kornea dapat dipercepat terjadinya oleh hifema yang penuh
disertai glaukoma.
VI. KLASIFIKASI
Edward Layden:
Hifema tingkat I : bila perdarahan < 1/3 COA, hifema tingkat II: bila
perdarahan antara 1/3 – ½ COA dan hifema tingkat III : bila perdarahan > ½
COA.
Gambar 2
A. Hifema grade I
B. Hifema grade II
D. Hifema grade IV
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair.
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Terdapat penumpukan darah yang
terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk,
hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah COA, dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang COA. Selain itu, dapat terjadi peningkatan tekanan intra
ocular, sebuah keadaan yang harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya
glaucoma.Otot sfingter pupil mengalami kelumpuhan, pupil tetap dilatasi
(midriasis), dapat terjadi pewarnaan darah (blood staining) pada kornea, anisokor
pupil.
VIII. DIAGNOSIS
20
IX. PENATALAKSANAAN
1. Menghentikan perdarahan.
2. Pemakaian obat-obatan
Koagulansia
Midriatika Miotika
PERAWATAN OPERASI
3. Total dengan dengan Tekanan Intra Okular 50 mmHg atau lebih selama 4
hari (untuk mencegah atrofi optic)
4. Hifema total atau hifema yang mengisi lebih dari ¾ COA selama 6 hari
dengan tekanan 25 mmHg (untuk mencegah corneal bloodstaining)
5. Hifema mengisi lebih dari ½ COA yang menetap lebih dari 8-9 hari (untuk
mencegah peripheral anterior synechiae)
6. Pada pasien dengan sickle cell disease dengan hifema berapapun ukurannya
dengan tekanan Intra ocular lebih dari 35 mmHg lebih dari 24 jam. Jika
Tekanan Inta Ocular menetap tinggi 50 mmHg atau lebih selama 4 hari,
pembedahan tidak boleh ditunda. Suatu studi mencatat atrofi optic pada 50
persen pasien dengan total hifema ketika pembedahan terlambat. Corneal
bloodstaining terjadi pada 43% pasien.Pasien dengan sickle cell
24
1. Parasintesis
Mengeluarkan cairan/darah dari bilik depan bola mata melalui lubang yang
kecil di limbus. Parasentese dilakukan bila TIO tidak turun dengan diamox atau
jika darah masih tetap terdapat dalam COA pada hari 5-9.
X. PROGNOSIS
XI. KOMPLIKASI
1. Perdarahan sekunder
2. Glaukoma sekunder
25
3. Hemosiderosis kornea
4. Sinekia Posterior
5. Atrofi optik
6. Uveitis
BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang anak RS, laki-laki usia 7 tahun datang dengan keluhan utama mata
kiri kabur setelah terkena ketapel. Dari anamnesis riwayat perjalanan penyakit,
diketahui bahwa mata kiri kabur sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya pasien terkena ketapel temannya tepat di mata kirinya. Pasien merasa
kepalanya sakit jadi ibunya memijat kepalanya.
± 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien dibawa berobat ke bidan diberi
obat syrup dan obat tetes mata. Pasien tidak sembuh tetapi bertambah parah.
Pasien lalu datang ke RSUD Kayuagung.
Dari riwayat perjalanan penyakit terlihat bahwa pasien mengalami trauma
tumpul. Hal ini mengindikasikan perlunya tindakan operasi segera untuk
menghindari kemungkinan komplikasi.
Dari riwayat penyakit dahulu, tidak ditemukan adanya riwayat kencing
manis, riwayat trauma pada mata dan riwayat memakai kacamata. Dari riwayat
penyakit dalam keluarga, diketahui bahwa tidak ada yang memiliki penyakit yang
sama.
Hasil pemeriksaan fisik status generalis pasien masih dalam batas normal
sedangkan dari status oftalmologikus didapatkan bahwa VOD 6/6, VOS 0, TIO
OS T = N+1, Palpebra superior dan inferior OS edema, Konjungtiva OS
hiperemis, Kornea OS edema, BMD OS darah di seluruh BMD, Iris Pupil dan
Lensa OS sulit dinilai. Seluruh pemeriksaan mengarahkan pada diagnosis hifema.
Penatalaksanaan untuk kasus ini adalah dengan Bed Rest total dengan 2
bantal, Timol 0,25% 2x1 gtt OS, Tobroson 4x1 gtt OS, Asam Tranexamat 3x250
mg, Paracetamol 4x250 mg serta rencana parasentesis OS.
28
DAFTAR PUSTAKA