PENDAHULUAN
Bab pertama makalah ini adalah pendahuluan tentang studi pendahuluan. Jelasnya, makalah
ini akan memaparkan tentang posisi studi pendahuluan dalam penelitian ilmiah atau dalam karya
ilmiah, sementara sistematika makalah ini harus diawali dengan pendahuluan. Studi pendahuluan
tentu sangat penting bagi peneliti karena mengantarkan atau memberi ancangan pada masalah
penelitiannya agar menjadi konkrit dan jelas. Pentingnya studi pendahuluan bisa dimetaforakan
dengan, misalnya, jika penelitian adalah olah raga, maka studi pendahuluan adalah fase
pemanasan (warming up) setelah niat dan motivasi berolah raga mengemuka. Jika penelitian
adalah pencak silat atau karate, pendahuluan adalah kuda-kudanya.
Sebagaimana tertulis dalam pendahuluan makalah ini, ada tiga pokok masalah yang akan
diulas dalam bab pembahasan ini: 1) Konsep studi pendahuluan dalam penelitian, 2) Aspek-
aspek yang tercakup dalam studi pendahluan, 3) Keterkaitan aspek-aspek studi pendahuluan
dengan masalah penelitian.
Latar Belakang
Kompetensi atau keterampilan berbahasa adalah tujuan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di jenjang pendidikan menengah. Di jenjang pendidikan menengah, kompetensi
berbahasa lebih utama diajarkan daripada penguasaan ilmu bahasa (linguistik). Dalam
pembelajaran kompetensi berbahasa ada empat kompetensi berbahasa, yaitu: membaca,
menulis, menyimak dan berbicara. Dalam kurikulum, pembelajaran empat kompetensi
berbahasa itu dibingkai dalam dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek kesusasteraan
(Standar Kompetensi Kurikulum 2004 Dinas). Di antara empat aspek itu, menulis adalah
kegiatan yang memiliki tantangan yang lebih tinggi.
-----
Maka untuk memecahkan kebuntuan tentang sedikitnya, atau minimnya kebiasaan menulis,
termasuk menulis naskah drama, penelitian ini berusaha mencari solusi dengan menggunakan
unsur drama yang ada dalam iklan. Dari sekian banyak iklan komersial atau iklan
kemasyarakatan yang ditayangkan TV, ada unsur-unsur drama yang terkandung di dalamnya.
Unsur-unsur drama itu misalnya: dialog, tokoh, pesan atau isi cerita[21].
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dijawab dalam
penelitian ini adalah: Bagaimana pembejaran iklan drama dapat meningkatkan kompetensi
menulis naskah drama pada siswa kelas VII-L SMP Al Hikmah?
Tujuan
Tujuan karya tulis ini adalah: Menjelaskan pembelajaran dengan memanfaatkan drama
iklan sebagai upaya peningkatan kompetensi menulis naskah drama siswa kelas VII-L SMP Al
Hikmah.
Pendahuluan di atas sudah jadi. Namun bisa diperkirakan alur skema yang dilakukan guru
peneliti sebelum menghasilkan pendahuluan di atas adalah sebagai berikut. Sang guru
menemukan masalah: kesulitan siswa yang diajar dalam menulis naskah drama. Ia lalu mencari
menggali ide, mencari literatur teori tentang drama dan teknik-teknik menulis. Ia pun mereka-
reka mencari jalan yang efektif dan mudah tentang cara memberi perlakuan agar masalah miskin
menulis di kalangan siswanya itu diatasi. Ia menemukannya dari iklan drama. Setelah
menemukan kesamaan unsur-unsur iklan drama dengan drama pada umunya, yaitu dialog dan
pemeranan, mulailah ia merumuskan masalah dengan istilah-istilah kunci untuk membuat
kalimat tanya. Langkah-langkah ini tidak lain adalah studi pendahuluan.
Contoh skema lain bisa kita telusuri dari penulisan pendahuluan dari jurnal yang berbeda
dari sistematika penulisan tesis dan disertasi. Dalam penulisan makalah untuk jurnal ilmiah,
pendahuluan ditulis tanpa sub bab. Pendahuluan dalam jurnal penulisan jurnal ilmiah
dikembangkan menjadi rangkaian demi rangkaian teks pragraf yang mengantar pembaca pada
masalah penelitian.
Berikut contoh satu paragraf dari pendahuluan sebuah makalah di Jurnal Islmica IAIN
Sunan Ampel. Pendahuluan sebuah makalah berjudul Ortodoksi Sufisme K.H Shalih Darat,
karya Ali Mas’ud. Makalahnya di jurnal tersebut adalah hasil edit dari disertasi S3-nya di
kampus yang sama.
Pendahuluan
K.H. Shalih darat merupakan intelektual muslim pada abad ke-19 M. Ia memiliki
perhatian serius terhadap keberlanjutan sufisme di Jawa. Pemikiran sufistik Shalih Darat –yang
kemudian dikenal dengan ortodoksi sufisme- lebih identik dengan tasawuf puritan sebagaimana
yang diinisiasikan oleh generasi awal salafisme sperti Ibnu Taimiyah. Shalih Darat sangat gigih
menolak praktik-praktik ritual Islam lokal walaupun ia juga sangat dekat dengan arus pemikiran
sunii amali seperti yang diusung Abu Hamid Al Ghazali[22].
Ali Masud mengawali paragrafnya dengan memetakan kontradisi atau ketegangan sikap
sufistik yang ditempuh KH. Salih Darat. Ketegangan antara arus Ibnu Taimiyah di satu sisi
dengan arus Imam Al Ghazali di sisi lain. Pendahuluan yang ditulis Ali Masud dalam jurnal itu
pasti berbeda dengan pendahuluan yang ditulis dalam versi disertasi doktoralnya.
Sekali lagi perlu ditandaskan pendahuluan di atas sudah menjadi makalah. Namun,
berdasarkan pendahuluan yang disusun Ali Mas’ud di atas, bisa dilacak alur skema kerjanya
sebelum pendahuluan di atas tertulis menjadi laporan penelitian. Terlebih dahulu, ia menemukan
fenomena pemikiran sufi K.H Shalih Darat. Ia tertarik dan meminatinya. Lalu ia meletakkanya
pemikirannya itu dalam konstelasi pemikiran sufi. Ia bandingkan dengan pendulum pemikiran
Islam dari Gazali sampai Ibnu Taimiyah. Dari mana ia bisa mendapatkan data awal? Studi
pendahluan berupa pelacakan riwayat hidup K.H Shalih Darat sampai pada pengkajian pada
pemikirannya, diteruskan dengan memetakan pemikiran sufi dalam Islam. Dengan itu, ia berhasil
memotret peta awal pemkiran K.H Shalih Darat dalam konstelasi pemikiran sufi. Itu semua
adalah alur skema studi pendahuluan.
Untuk melakukan studi pedahuluan, di antara langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah:
1) menemukan dan atau menentukan masalah masalah, 2) melokalisir atau mempertajam
pemahaman tentang masalah baik dengan mengeksplorasi pada data primer yang ada di
lapangan, maupun mendalami dari teori, buku, tulisan tentang masalah itu. 3) merumuskan
masalah. 4) menemukan tujuan dan pentingnya masalah itu untuk diteliti 5) megorganisasi ide,
pikiran, gagasan atau temuan agar menjadi sistematis.[23]
Langah-langkah ini bisa terus diperbaiki dan dikoreksi bersamaan dengan penulisan
proposal Selagi proposal penelitian belum selesai, langkah-langkah studi pendahuluan masih
terbuka untuk terus dilakukan dan diperbaiki untuk memperbaiki rencana penelitian. Salah satu
contoh memperbaiki, misanya, sebagai peneliti awal seringkali kita terpengaruh dengan teori
besar. Saat melakukan kajian pustaka dan menemukan teori-teori yang telah mapan, kita akan
mudah mengekor. Padahal sebagai peneliti kita punya kewenangan untuk mengembangkan buah
pemikiran secara otentis dan kristis asal sesuai dengan asas ilmiah.
KESIMPULAN
1. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Cipta.
2. Borg, Walter R. 1981. Applying Educational Research: A Practical Guide for Teachers.
Longman.
3. Buku Pedoman Penulisan Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi IAIN Sunan Ampel
Surabaya. 2011. Surabaya: Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya.
4. Burgess, Terry dan Kyrby, Mikes. 2004. As Level and A Level Sociology. Cambridge.
5. Departemen Pendidikan. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
6. Fauridah. 2012. Pemanfatan Ilkan Drama sebaga Upaya Peningkata Kompetensi Menulis
Drama Siswa SMP Al Hikmah kelas VII. Lomba LKIG LIPI 2012 (Tidak terbit).
7. Fraenkel, Jack R dan Wallen, Norman E. 2009. How to Design and Evaluate Research in
Education. McGraw Hill Companies.
8. Hamera, Judith. “Performance Etnography”. Denzin, Norman K. Dan Loncoln, Yvonna S.
(ed). 2011. The Sage Handbook of Qualitative Research. Sage Publication.
9. Hardjono, Joan. “Envoromental Crisis”. 1986. Prisma. Jakarta: LP3ES.
10. Longman Dictionary of Contemporary English for Advanced Leaner. 2009. Edinburg: Pearson
Education Limited.
11. Masud, Ali. “Ortodoksi Sufisme K.H Shalih Darat”. Islamica: volume 7, nomor 1, September
2012. Surabaya: Pascasarjana IAIN Sunan Ampel.
12. McMillan, James H. 2011. Educational Resaerch (Fifth Edition). Pearson Education
13. Nazir, Moh. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
14. Prastowo, Andi, 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Jogjakarta: Ar Ruz Media.
15. Riduan, M. 2012. Teknik dan Penulisan Proposal. Bandung: Alfabeta.
[1]Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, eidisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka,
2000), 231.
[2] Longman Dictionary of Contemporary English for Advanced Leaner, fifth edistion (Edinburg:
Pearson Education Limited, 2009), 925.
[3] Joan Hardjono, Environmental Crisis in Java, Prisma, No. 39 Maret 1986 (Jakarta: LP3ES
1986), 3.
[4] James H. McMilland memakai istilah initial reearch problem itu dalam sub judulnya Refining
the Research Problem dalam bab Locating and Reviewing Related Literature. James McMilland,
Educational Research: Fundamental for Consumers, fifth edition (Pearson Education, 2011), 56.
[5] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 82-86.
[6] Soal eksplorasi dan penemuan sebagaimana dikutip Suharsimi Arikunto dari Winarno
Surakhmad menemukan relevansinya. Ibid.
[7] Christine Pearson Casanave, “Writing Up Your Research”, Juanita Heigham and Robert A.
Croker (ed.), Qualitative Research in Applied Linguistics: A Practical Introduction (Palgrave
Macmillan, 2009), 289.
[8] Jack R Fraenkel and Norman E. Wallen, How to Design and Evaluate Research in Education
(McGraw Hill Companies 2009), Fourth edition, 609.
[9] Strategi penelitian ini diterangkan dalam Andy Barnad, Terry Burgess and Mike Kirby, As
Level and A Level Sociology (Cambridge 2004),. 61.
[10] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bandung: Alvabeta 2003), hal 478.
[11] James H. McMillan, Educational Research:Fundamentals for The Consumers, 20
[12] Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian
(Jogjakarta: Ar Ruz Media, 2011), 98.
[13] Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, 82-86
[14] Walter R. Borg, Applying Educational Researh: A Practical Guide for Teachers, (Longman,
1981), 35.
[15] Istilah koreografi dalam penelitian ilmiah ini dinukil dari pengistilahan Judith Hamera,
“Performance Ethnography”, Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln (ed.), The Sage
Handbook of Qualitative Research (Sage Publication, 2011), 317.
[16] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia 2002), 478
[17] M. Riduan memberikan contoh-contoh sisitematika proposal yang bebeda-beda
antarberbagai perguruan tinggi di Indonesia. M. Riduan, Teknik dan Metode Penulisan Proposal,
(Bandung: Alfabeta 2012),
[18] Buku Pedoman Penulisan Makalah, Proposal, Tesis, dan Disertasi Program Pascasarjana
IAIN Sunan Ampel Surabaya (Surabaya: Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya,
2011), 1-2.
[19] Jack R Fraenkel and Norman E. Wallen, How to Design and Evaluate Research in
Education, 609.
[20] Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen, How to Design and Evaluate Research in
Education, 30.
[21] Dukutip dari Penelitian Tindakan Kelas karya Fauridah yang diajukan untuk mengikuti
Lomba LKIG LIPI 2012 (Tidak terbit).
[22] Ali Masud, “Ortodoksi Sufisme K.H. Shalih Darat”, Islamica Vol.7, No. 1 (Surabaya:
Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, September 2012), 24-25.
[23] Walter R. Borg, Applying Educational Research: A Practical Guide for Teachers, 12