Misztal (2011) The Challenges of Vulnerability In Search of Strategies for a
Less Vulnerable Social Life, Bab 3 The First-form of vulnerability. Palgrave Macmillan;UK Schroeder-Butterfill, Elisabeth & R. Rahma Resita D. 16/399506/SA/18414 Rama satya k 16/399507/sa/18415 Reza Altamaha 16/399508/SA/18416 Rr.Annisa Surya Kemala 16/399509/SA/18417 Veronica Phrita Kumala 16/399511/SA/18419 Erlina Sukmawati Dewi 17/409942/SA/18709
Guna membahas mengenai vulnerability atau kerentanan, Barbara A. Misztal
menjelaskan bahwa ketergantungan antara manusia satu dengan manusia lainnya, termasuk juga kerentanannya, dibedakan berdasarkan kapabilitas mereka untuk dapat bertahan dan menyeimbangkan antara kemandirian serta ketergantungan dan juga hutang-hutang yang dilakukan yang mana menyebabkan mereka bergantung satu sama lain (Misztal 2011, 51). Apabila mengacu pada pernyataan tersebut, tampak bahwa keadaan manusia yang saling membutuhkan memang didasarkan atas berbagai macam sebab. Misztal juga menyebutkan dalam artikel ini bahwa agama-agama juga turut menyerukan kemanusiaan, seperti ajaran yang tidak hanya memerintahkan manusia untuk menyembah tuhan, tetapi hadir pula ajakan untuk menghargai ataupun memperdulikan sesama makhluk hidup, terlebih kepada manusia lainnya. Tentunya pandangan dasar semacam ini membentuk pemikiran manusia untuk bersikap welas asih yang barang tentu menjadi dasar ketergantungan antar manusia. Misztal juga berupaya mempertemukan berbagai pandangan mengenai kerentanan dalam artikel ini, semisal pandangan liberal yang menganggap ketergantungan sebagai ancaman bagi otonomi dan keadilan dari suatu putusan (Misztal 2011, 53). Ada pula pandangan feminis yang mempermasalahkan konsep kemandirian yang mana pada masyarakat patriarkal yang tampak mengunggulkan nilai-nilai lelaki ketimbang aspirasi dan ide dari perempuan (Misztal 2011, 54). Pandangan menarik yang diperoleh dari artikel ini adalah berbagai pandangan yang Misztal cantumkan cukup memberikan wawasan mengenai bagaimana kerentanan ataupun ketergantungan antar manusia tercipta atau bahkan dilanggengkan. Konsep mengenai ketergantungan manusia juga menyiratkan bahwa terjadi pula hubungan resiprokal yang saling berbalasan serta menguatkan jaringan sosial dari mereka yang saling bergantung. Sedikit beralih, Misztal kemudian mendedah upaya-upaya mitigasi ketergantungan. Dalam konteks menanggulangi ketergantungan maka upayanya terwujud melalui pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban yang dimaksud berkaitan dengan moralitas manusia untuk membantu sesama manusia yang saling membutuhkan. Menimbang tanggung jawab yang diemban manusia terhadap sesamanya maka diperlukan bantuan yang tidak hanya membantu kondisi perekonomian tetapi upaya-upaya empowerment atau pemberdayaan sekiranya patut untuk dilakukan, mengingat rantai yang mengikat orang-orang yang rentan akan sulit diputuskan apabila bantuan tidaklah benar-benar membuat orang tersebut berdaya. Artikel ini pun selain memperdebatkan ataupun menjelaskan teori tentang kerentanan, saya pikir juga telah memberitahukan kepada pembacanya mengenai arah atau kebijakan seperti apa yang perlu untuk ditanggapi dan dilaksanakan. Menimbang bahwa bacaan ini telah mengembangkan wawasan pembaca terhadap isu- isu perihal kerentanan, yang turut disikapi secara mendasar dengan mempertemukan berbagai pandangan para ahli. Selain itu, terdapat hal-hal yang penting untuk dicermati oleh orang-orang yang menekuni ilmu sosial-humaniora dikarenakan kajian yang dicetuskan oleh Misztal dalam artikel ini patut dijadikan suatu refleksi ataupun sebagai arahan penelitian mengenai kerentanan dikemudian hari.
Referensi Misztal, Barbara A. 2011. "The First-form of Vulnerability." In The Challenges of Vulnerability In Search of Strategies for a Less Vulnerable Social Life, by Barbara A. Misztal, 51-74. London: Palgrave Macmillan.