Anda di halaman 1dari 4

KONTRA GLOBALISASI

Orang-orang yang kontra terhadap globalisasi memaparkan sikap politis orang-orang dan
kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur
perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Kebanyakan mereka berpikir untuk melakukan perlawanan terhadap ekonomi dan sistem
perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak
buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
Bisa juga dibilang bahwa globalisasi adalah bentuk campur tangan dari pihak luar terhadap
nilai budaya dalam negeri.

Terlepas dari pihak yang pro dan kontra terhadap globalisasi, suka atau tidak suka globalisasi
merupakan suatu proses yang tidak dapat dielakkan. Suka atau tidak suka semua Negara
semakin lama terikat oleh sIstem ekonomi global.
Memang globalisasi dapat menjadi pedang bermata dua. Disatu sisi globalisasi merupakan
kendaraan yang berfungsi besar bagi kemajuan ekonomi dan teknologi untuk meredam
konflik internasioinal. Globalisasi merupakan mesin yang efektif bagi evolusi ekonomi yang
damai bagi integrasi masyarakat dunia.
Disisi lain globalisasi dapat menjadi sebaliknya, yaitu dapat mengancam kemerdekaan dan
nilai sosial budaya suatu bangsa jika menggunakan kacamata konsep luar. Walaupun begitu,
ancaman yang mungkin muncul itu sesungguhnya dapat diimbangi dengan faedah jika kita
menerapkan aturan umum yang sesuai dengan tatanan masyarakat globalisasi.

CARA MENGURANGI DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI


- Mencintai negara sendiri
- Melestarikan budaya bangsa
- Menjalankan peran sesuai fungsi
- Menjaga kelestarian alam
- Toleransi beragama
- Menghilangkan ketergantungan dengan negara lain
- Meningkatkan kualitas SDM
- Menigkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME
- Mendorong dan mendukung upaya memperjuangkan Keadilan antar Bangsa dan bernegara
- Meningkatkan rasa nasionalisme
Kontra = Bahasa adalah sarana untuk berinteraksi oleh karena itu kita penting untuk memahami
bahasa tapi karena kita hidup di negara indonesia maka tidak penting bahasa asing... sebagai contoh
emang bener saya mengakui bahwa bahasa inggris bahasa internasional dan itu termasuk bahasa
asing dan harus dipelajari... tapi dengan berkembangnya dan majunya teknologi sekarang kita tidak
butuh mempelajari bahasa asing... yakni karena di google sudah ada translate yang bisa
memudahkan untuk menerjemahkan bahasa asing dan di indonesia pun sudah banyak yang
menerjemahkan bahasa asing langsung ke indonesia.. di buku" atau pun film" sudah ada subtittle
indonya... jadi bagi kita sebagai pelajar kurang penting untuk mempelajari bahasa asing...

KONTRA: Kita tidak bisa menyalahkan orang tua sebagai penyebab seseorang
menjadi pelaku kriminal! Mungkin memang ada pelaku kriminal yang disebabkan
salah bimbingan orang tua, namun jauh lebih banyak pelaku kriminal yang
memang sudah memiliki sifat tidak baik dari dirinya sendiri, atau tuntutan hidup.
Semisal seorang manusia yang sangat miskin, membutuhkan makanan, dan
akhirnya ia terpaksa melakukan tindak kejahaan dengan merampok. Ia tidak
diajari orang tuanya, namun keadaanlah yang mendesaknya untuk melakukan
tindak kriminal.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengajak seluruh gubernur dan bupati/wali kota
seluruh Indonesia untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebab, kondisi
penggunaan bahasa Indonesia saat ini cukup mencemaskan.

Ajakan itu disampaikan Kepala Badan Bahasa Kemdikbus melalui surat Nomor
5947/G/BS/2016 tentang Pemartabatan Bahasa Indonesia (terlampir).Ajakan serupa juga
disampaikan kepada para direktur utama seluruh BUMN dan BUMD, termasuk Angkasa
Pura, Garuda Indonesia, Pertamina, dan PT Kereta Api Indonesia.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Dadang Sunendar


mengatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara berdasarkan
amanat Sumpah Pemuda 1928 dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan. Namun, saat ini kurang dimartabatkan di negeri sendiri.

"Hal itu tampak dalam penggunaan bahasa Indonesia pada papan-papan nama
gedung/bangunan, papan petunjuk, kain rentang, dan iklan di ruang publik yang nyaris
tergeser oleh penggunaan bahasa asing," kata Dadang dalam keterengan tertulisnya, Senin
(15/8/2016).

Dilanjutkannya, kondisi yang hampir serupa juga terjadi pada penggunaan bahasa dalam
administrasi pemerintahan seperti yang tercermin pada surat-surat dinas dan laporan. Kaidah
bahasa yang selama ini telah dibakukan belum sepenuhnya diterapkan dengan baik dan benar.
Kondisi itu menggambarkan bahwa bahasa Indonesia yang merupakan simbol kedaulatan dan
jati diri bangsa belum sepenuhnya dimartabatkan di negeri sendiri.
Dadang berharap agar dalam penamaan dan pemberian izin penamaan para pihak yang terkait
mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan. Untuk keperluan itu, bahasa asing boleh saja digunakan di bawah
penamaan dalam bahasa Indonesia.

"Bahasa asing memang sangat penting untuk kita kuasai agar kita mampu bersaing dan
berperan dalam kehidupan global. Namun, bahasa Indonesia jauh lebih penting untuk
diutamakan karena merupakan jati diri dan citra bangsa yang selama ini telah mampu
membangun keindonesiaan kita dan juga telah mampu mempersatukan berbagai suku bangsa
dengan beragam budaya, bahasa, dan adat-istiadatnya ke dalam satu kesatuan bangsa
Indonesia.

Terkait dengan itu, lanjutnya, bahasa-bahasa daerah pun sebagai bagian dari kekayaan
budaya bangsa perlu dilestarikan. "Dengan komitmen bersama untuk memartabatkan bahasa
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, bahasa Indonesia
diharapkan benar-benar dapat menjadi citra, jati diri, dan simbol kedaulatan bangsa,"
tutupnya.

Anda mungkin juga menyukai