Intensive care unit (ICU) adalah tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit yang
mengenai pasien pasien kritis karena penyakit, trauma atau komplikasi penyakit lain yang
memfokuskan diri dalam bidang life suport atau organ suport kerap membutuhkan pemantauan
intensif.
Pasien yang terpasang ventilator mekanik dalam waktu yang lama dan terbatas pada tempat
tidur membutuhkan perawatan total. Selain itu pasien kritis diberikan sedasi atau obat penenang
yang dapat menurunkan kesadaran pasien dan mengakibatkan penurunan kemampuan secara
aktif untuk merubah posisi sehingga mengalami tekanan yang lama. Selain itu, dampak yang
merugikan karena pada posisi imobilisasi konsumsi oksigen akan meningkat. Posisi terlentang
yang diberikan secara terus menerus dapat menurunkan sirkulasi darah dari ekstremitas bawah
Pada Tn A usia 46 tahun didiagnosa oleh dokter dengan diganosa GBS disertai Respiratory.
Tingkat kesadaran pasien Compos mentis E 4 M 6 V 5, keadaan lemah, bed rest. Aktivitas
klien dibantu oleh perawat atau keluarga, kekuatan otot klien adalah 4,4 pada ektremitas atas
dan 1,1 pada ektremitas bawah, terpasang NGT, terpasang oksigen dengan binasal canul 3 liter
ANALISA JURNAL
Dalam jurnal Christiane Perme, PT, CCS, and Rohini Chandrashekar, PT, MS, CCS
memaparkan tentang teknologi perawatan kritis dan ventilasi mekanis telah menyebabkan
kelansungan jangka panjang dari pasien yang di rawat di ruang intenvie care unit. Penerapan
mobilitas fisik dan latihan berjalan untuk membantu pengurangan terjadinya dekubitus dan
mampu mebantu pasien untuk mobilisasi di tempat tidur agar otot pasien yang terlalu lama
bebaring ditempat tidur tidak kaku. Mobilisasi pada pasien di ICU memiliki empat tahap yaiu
mengubah posisi, latihan terapi, transfer (berpindah atau bergeser), berjalan perlahan dan
durasi frekuensi dari setiap latihan. Penggunaan program ini menuntut upaya kolaborasi antara
tim untuk mengkoordinasikan perawatan dan memberikan mobilisasi aman pada pasien di
PEMBAHASAN
Pasien yang terpasang ventilator mekanik dalam waktu yang lama dan terbatas pada tempat
tidur membutuhkan perawatan total. Selain itu pasien kritis diberikan sedasi atau obat penenang
yang dapat menurunkan kesadaran pasien dan mengakibatkan penurunan kemampuan secara
aktif untuk merubah posisi sehingga mengalami tekanan yang lama. Selain itu, dampak yang
merugikan karena pada posisi imobilisasi konsumsi oksigen akan meningkat. Posisi terlentang
yang diberikan secara terus menerus dapat menurunkan sirkulasi darah dari ekstremitas bawah
Di Inggris selain penyakit penyerta mereka, pasien yang membutuhkan ventasi mekanis
memiliki banyak hambatan untuk mobilitas, pasien yang di ICU terpasang kateter, terpasang
NGT, Oksigen dan alat lain seperti bedside monitor. Mobilisasi dianggap sebagai tugas yang
kompleks apalagi pada pasien yang terbaring lama di tempat tidur, kekuatan otot dapat
menurunkan sebanyak 20 persen dengan kerugian 20 persen, otot melemah dan oksigen
meningkat. Pasien yang terbaring di ICU dan tidak mampu melakukan mobilisasi beresiko
yang tirah baring lama untuk mampu merubah posisi, bergerak, dan mibiliasi. Meskipun
mobilisasi yang melibatkan stimulus gravitasi dan ambulasi pasien atau berpindah, mobilisasi
tersebut tidak selalu menjadi bagian dari pengobatan terapi fisik. Perawat di ICU selain
bertanggung jawab untuk pembersihan jalan nafas dan perawatan pernafasan perawat ICU
harus tetap melakukan mobilisasi pada pasien yang tirah baring lebih dari 1 minggu.
Tujuan dilakukan nya mobilisasi pada pasien yang di ICU adalah membantu mencegah terjadi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mobilisasi pada pasien di ruang ICU mampu
Beberapa penelitian sudah membuktikan efek terhadap mobilisasi pada pasien tirah baring
lama di ruang ICU, dengan demikian tentunya kita sebagai tim medis mampu mengaplikasikan
intervensi mobilisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Cox CE, Carson SS, Govert JA, Chelluri L, Sanders GD. An economic evaluation of
prolonged mechanical ventilation. Crit Care Med. 2007;35(8):1918-1927.
Sciaky AJ. Mobilizing the intensive care unit patient: pathophysiology and treatment. Phys
Ther Pract. 1994;3(2):69-80.
De Jonghe B, Bastuji-Garin S, Durand MC, et al. Respiratory weakness is associated with limb
weakness and delayed weaning in critical illness. Crit Care Med. 2007;35(9):2007-
2015.
Criner GJ. Care of the patient requiring invasive mechanical ventilation. Respir Crit Care Clin.
2002;8(4):575-592.
Douglas SL, Daly BJ, Gordon N, Brennan PF. Survival and quality of life: short-term versus
long-term ventilator patients. Crit Care Med. 2002;30(12):2655-2662.
Martin UJ. Whole-body rehabilitation in long-term ventilation. Respir Crit Care Clin North
Am. 2002;8(4):593-609.
Spicher JE, White DP. Outcome and function following prolonged mechanical ventilation.
Arch Intern Med. 1987;147(3):421-425.
Ross G. A method for augmenting ventilation during ambulation. Phys Ther. 1972;52(5):519-
520.
Burns RJ, Jones FL. Early ambulation of patients requiring ventilatory assistance [letter].
Chest. 1975;68(4):608.
Morris PE, Holbrook A, Thompson C, et al. A mobility protocol for acute respiratory failure
patients delivered by an ICU mobility team shortened hospital stay [abstract]. Crit Care
Med. 2006;34(12):A20.
Perme C, Chandrashekar RK. Managing the patient on mechanical ventilation in ICU: early
mobility and walking program. Acute Care Perspect. 2008;17(1):10-15.