Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Intensive care unit (ICU) merupakan ruang rawat rumah sakit dengan staf dan perlengkapan

khusus ditujukan untuk mengelola pasien dengan penyakit trauma atau komplikasi yang

mengancam jiwa. Peralatan standar di intesive care (ICU) meiputi ventilasi mekanik untuk

membantu usaha bernafas melalui Endotrakeal Tube (ETT) atau Trakeostomi. Salah satu

indikasi klinik pemasangan alat ventilasi mekanik adalah gagal nafas (Musliha,2010).

Gagal nafas masih merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian yang tinggi di instalasi

perawat intensif. Gagal nafas terjadi bila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam

paru paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan larbondioksida dal

sel sel tubuh. Hal ini mengakibatkan takaran oksigen arteri kurang dari 50 mmhg (hipoksemia)

dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmhg (hiperkapnia). Gagal nafas

masih menjaji penyebab angka kesakitan dan kematian yang tinggi di ruang intensive (Bruner

& suddart, 2002).

Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan gagal nafas adalah obstruksi jalan nafas, termasuk

obstruksi pada trakeostomi. Obstruksi jalan nafas merupakan kondisi yang tidak normal akibat

ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau

berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi, statis sekresi, dan batuk tidak efektif (Hidayat,

2005)

Suction adalah tindakan pengisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan nafas,

sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara

mengeluarkan secret dari jalan nafas.

Tn E didiagnosa oleh dokter dengan diagnosa Post ACDF atas indikasi multiple HNP cervical+

post intubasi ec oedem paru. Tingkat kesadaran Tn E adalah E4 M6 VT saat dijakaji Tn E


mengalami kelemahan terhadap otot otot pernafasan yang menyebabkan diperlukannya

pemasangan alat bantu nafas yaitu Trakeostomi. Penumpukan sekret mengakibatkan

meningkatnya saturasi oksigen dan resiko terjadinya hipoksia, oleh karena itu harus

dilakukaknya suction.

ANALISA JURNAL

By Betty Nance-Floyd, MSN/Ed, RN, CNE dengan hasil penelitian bahwa perawat yang kerja

atau berdinas di ruang intensive care unit harus berkompeten tujuan nya untuk menghindari

terjadinya komplikasi bahkan terjadinya kematian. Pada saat akan dilakukan penghisapan

lendir/suction perawat harus melihat nilai saturasi oksigen, perawat haut tetap pantau pasien

tujuan untuk mengetahui keadaan sekret menumpuk atau tidak.

Dilakukannya suction pada saat pernapasan meningkat, perubahan laju pernafasan, penurunan

saturasi oksigen, sekret berlebih. Sucktion tidk dianjurkan untuk digunakan setiap saat karena

resiko terjadinya infeksi di saluran pernafasan.

PEMBAHASAN

Suction adalah tindakan pengisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan nafas,

sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara

mengeluarkan secret dari jalan nafas. Pasien yang terpasang ETT atau TC tidak dilakukan

suction maka akan mengakibatkan CO2 naik, hiperventilasi, hygine buruk, penyumbatan jalan

nafas dan gagal nafas, suction dilakukan pada saatpasien mengalami penumpukan sekret dan

terdengar suara gargling.

Hal yang perlu kita perhatikan adalah pada pasien dengan terpasang ETT atau TC kita harus

tau keadaan pasien terutama suara nafas yang terdengar, adanya penumpukan sekret dan
penurunan saturasi oksigen yang harus dilakukan adalah suction untuk mempertahankan jalan

nafas dan mengeluarkan secret yang menumpuk di saluran pernafasan pasien.

SIMPULAN DAN SARAN

Pada pasien yang terpasang ETT atau TC dan adanya penumpukan sekret dan saturasi menurun

dilakukan suction tujuan untuk membebaskan jalan nafas.

Anda mungkin juga menyukai