Anda di halaman 1dari 11

Esensi Kepemimpinan Ideal

Menurut KBBI kepemimpinan adalah perihal memimpin dan cara memimpin.


Pemimpin biasanya orang yang memegang kekuasaan dan sebagai pengemban
amanah dari hal yang dipimpinnya. Melalui cara- cara kepemimpinan seorang dapat
memimpin dengan baik. Banyak faktor pendukung untuk seorang pemimpin.
Seorang pemimpin harus memiliki potensi baik dalam berpikir maupun dalam
bertindak. Kualitas diri pemimpin tersebut akan menjadikan hal yang dipimpinnya
menjadi berkualitas. Pemimpin juga harus memiliki jiwa kepemimpinan seperti
jujur dalam perkataan, rela berkorban, bertanggung jawab atas segala keputusan ,
adil dalam setiap tindakan, peduli terhadap sesama. Kharisma dan nilai terpuji dari
seorang pemimpin akan menjadikan kepemimpinannya berjalan sukses.

Dalam sebuah kepemimpinan tidak jarang terdapat hambatan. Sebab, dalam hidup
ini terdapat hal-hal yang pro dan kontra. Oleh karena itu, seorang pemimpin tidak
boleh mudah menyerah dalam semua keadaan. Selain itu seorang pemimpin di
dalam kepemimpinannya harus berhati-hati dalam segala tindakannya, sebab
kesalahan dalam bertindak dapat menyebabkan hal-hal buruk dan akan menimpa
orang banyak sebagai anggota dalam pimpinannya.

Sungguh tidak mudah menjadi seorang pemimpin dan memilih seorang pemimpin.
Budi yang luhur perlu dimiliki pemimpin dalam kepemimpinannya. Sebab jika
seorang dalam kepemimpinannya berlaku buruk akan menyengsarakan anggota
kepemimpinannya. Tidak jarang seorang pemimpin malah bertindak semena- mena
karena merasa dirinya memiliki posisi paling tinggi. Terkadang banyak pemimpin
yang memaksakan kehendaknya kepada orang lain, sehingga orang lain menuruti
kemauannya dengan rasa terpaksa.

Untuk itu, jika seseorang ingin jadi pemimpin hendaknya melatih diri untuk selalu
bersikap bijaksana, adil, jujur, peduli sosial dan sikap nilai karakter lainnya agar
dapat mengembangkan jiwa kepemimpinan. Selain itu pemimpin juga harus belajar
untuk mengasah pengetahuannya untuk menunjang kepemimpianannya. Sebab,
jika seseorang gagal memimpin, anggota kepemimpinannyalah yang menjadi
korban.

Bagi anggota pimpinan hendaknya juga belajar untuk lebih cermat dalam
mengambil keputusan memilih pemimpin. Sebab pemimpin yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang unggul akan membawa kesejahteraan untuk anggotanya.

Nah, contoh di atas adalah sebuah artikel mengenai kepemimpinan atau


esai mengenai leadership. Intinya, Esai adalah sebuah tulisan yang
berupa pendapat atau pandangan penulis mengenai problematika atau
suatu topik tertentu yang sedang hangat – hangatnya di dalam
masyarakat.
Sampai di sini perjumpaan kita kali ini pada artikel mengenai contoh esai
kepemimpinan. Semoga esai tentang kepemimpinan ini bisa menjadi
artikel dan referensi yang baik untuk Sobat semua.

Terimakasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Teruslah belajar


bersama kami karena kami tidak akan berhenti menyajikan puluhan
artikel yang menarik setiap harinya untuk Sobat semua.
"Pemimpin adalah orang yang mengetahui suatu cara; menjalankan
dan sekaligus menunjukkan cara tersebut."
John C. Maxwell
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, memberi contoh dan memberjalankan suatu
sistem kerja dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam arti luas, seorang pemimpin
adalah orang yang mampu berdiri (memimpin) orang banyak untuk memberi arahan dan
contoh dalam suatu sistem kerja dengan cara yang sistematis, sehingga tujuan dari sistem
kerja tersebut dapat tercapai.
Suatu lembaga membutuhkan pemimpin, bahkan sampai lembaga terkecil dalam rumahpun
membutuhkan seorang pemimpin. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki aspek-
aspek tertentu dalam memimpin suatu grup. Namun secara mendasar, seorang pemimpin
dilihat dari aspek kharismatik, pandangan ke depan, daya persuasi dan intensitas.
Dalam suatu lingkungan masyarakat, penentuan pemimpin di lingkungan satu dengan yang
lainnya sangatlah beragam. Pemilihan seorang pemimpin di lingkungan yang agamis akan
berbeda dengan lingkungan metropolis. Mengutip dari Wikipedia.com jika dilihat dari aspek-
aspeknya kepemimpinan dapat dibagi menjadi:
Kepemimpinan Yang Efektif
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah
menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat
tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa
yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya
pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-
pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas),
bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik
(temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan
tanya).Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).
Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru
manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi
dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya
dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Kepemimpinan Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan
karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang
membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan
atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.
Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai
kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian
dianggap sebagai seorang pemimpin.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemiminan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok
individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif,
seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya
melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara
sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah
dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang
didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para
bawahan.
KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI
- Menurut Judith R. Gordon menyatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki karakter,
seperti kemampuan intelektual, kematangan pribadi, pendidikan, status sosial ekonomi,
human relations, motivasi instrinsik dan dorongan untuk maju (achievement drive).

- Menurut Sondang P. Siagian (1994:75-76), bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki ciri-
ciri ideal diantaranya :

1. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, dan orientasi masa depan.

2. Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,
keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi
pendengar yang baik, kapasitas integratif.

3. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,


membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik dan
berkkomunikasi secara efektif.

- Menurut Ronggowarsito, menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki Hastabrata,


yaitu delapan sifat unggul seorang pemimpin yang dikaitkan dengan sifat-sifat alam
diantaranya :

1. Bagaikan surya
Menerangi dunia, memberi kehidupan, menjadi penerang, pembuat senang, arif, jujur, adil,
dan rajin bekerja sehingga negara aman sentausa.
2. Bagaiakan candra atau rembulan
Memberikan cahaya penerangan keteduhan pada hati yang tengah dalam kesulitan, bersifat
melindungi sehingga setiap orang dapat tekun menjalankan tugasnya masing-masing dan
memberi ketenangan.
3. Bagaikan kartika atau bintang
Menjadi pusat pandangan sebagai sumber kesusilaan, menjadi kiblat ketauladanan dan
menjadi sumber pedoman.
4. Bagaikan meja atau awan
Menciptakan kewibawaan, mengayomi meneduhi sehingga semua tindakan menimbulkan
ketaatan.
5. Bagaikan bumi
Teguh, kokoh pendiriannya dan bersahaja dalam ucapannya.
6. Bagaikan samudra
Luas pandangan, lebar dadanya, dan dapat membuat rakyat seia sekata.
7. Bagaikan hagni atau api
Adil, menghukum tanpa memandang bulu, yang salah menjalankan hukuman dan yang baik
mendapat pahala.
8. Bagaikan bayu atau angin
Adil, jujur, terbuka dan tidak ragu-ragu.
Dari penjelasan diatas, bahwa karakter istimewa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
mencakup karakter bawaan dan karakter yang diperoleh kemudian dikembangkan pada
kemudian.
Demikian sekelumit penjelasan tentang kepemimpinan. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat
bagi kita semua. Ameen

Essay Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata “Pimpin” yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Pimpin
dapat pula berarti menunjukan jalan yang baik atau benar, tetapi dapat pula berarti
mengepalai pekerjaan atau kegiatan. Dengan demikian, kepemimpinan adalah hal yang
berhubungan dengan proses menggerakkan, memberikan tuntutan, binaan dan bimbingan,
menunjukkan jalan, memberi keteladanan, mengambil resiko, mempengaruhi dan
meyakinkan pihak lain, atau suatu proses mempengaruhi aktivitas orag lain atau sekelompok
orang untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu.

Kepemimpinan diri sendiri juga sangat berkaitan dengan penegakkan disiplin atas diri sendiri.
Tidak semua orang bisa mendisiplinkan diri sendiri. Karena dengan mendisiplinkan diri
sendiri berarti harus berani mengakui kesalahan diri sendiri. Pada dasarnya orang akan lebih
mudah mencari kesalahan orang lain, tetapi kesalahan diri sendiri selalu ditutup-tutupi.
Ujung-ujungnya berusaha mencari pembenaran agar lebih mudah memaafkan kesalahan diri
sendiri. Padahal hanya dengan memaafkan kesalahan tanpa melakukan perubahan sebagai
bentuk penghukuman tidak akan merubah sesuatu menjadi lebih baik. Dan ketika seseorang
sudah dapat memimpin diri sendiri, berarti dirinya telah dapat mengembangkan kemampuan
untuk mengelola hubungan dengan orang lain.

Salah satu manfaat yang diperoleh dari keberhasilan memimpin diri sendiri adalah
munculnya keberanian untuk memiliki mimpi yang besar, berani melangkah, dan berani
untuk menghadapi segala risiko yang akan menghadang. Memang tidak ada salahnya bagi
seseorang memiliki mimpi dan berusaha untuk mewujudkan mimpinya, hanya untuk meraih
keberhasilan dan kebahagiaan. Tetapi seringkali yang ada adalah orang yang mencapai
keberhasilan, tetapi sebagian besar diperoleh dengan memendam rasa takut kehilangan apa
yang telah dicapai sekarang dan apa yang akan dicapainya di masa mendatang. Memang rasa
ketakutan dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kinerjanya, tetapi hal itu tidak
akan dapat berlangsung lama. Pada suatu saat seseorang juga akan merasakan kejenuhan.
Oleh sebab itu, agar dapat mencapai kinerja puncak yang berkelanjutan, pelajari dan ubah
motivasi dari takut kehilangan menjadi senang mengerjakan sesuatu.
Jadi kepemimpinan lebih baik jika dimulai dari diri sendiri. Memang hal itu tidaklah mudah
tetapi kita harus mengupayakannya. Dengan keberhasilan memimpin diri sendiri sekaligus
dapat mengatasi rintangan dalam memimpin diri sendiri akan membuka jalan bagi
keberhasilan dalam kepemimpinan-kepemimpinan lainnya yang melibatkan orang lain.
Fungsi kepemimpinan adalah menggerakkan orang yang dipimpin menuju tercapainya tujuan.
Agar dapat menanamkan kepercayaan pada orang yang dipimpinnya dan menyadarkan bahwa
mereka mampu berbuat sesuatu dengan baik. Disamping itu, pemimpin harus memiliki
pikiran, tenaga dan kepribadian yang dapat menimbulkan kegiatan dalam hubungan antar
manusia.

Seorang pemimpin yang baik, harus memiliki persyaratan yang dapat di kelompokkan
menjadi tiga, yaitu sifat, sikap/perilaku dan kemampuan.
1. Sifat
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin pada umumnya ialah bijaksana, cerdas,
rasional, tegas, adil, kritis, jujur, sabar, bertanggung jawab dan sebagainya.
2. Sikap/Perilaku
Disamping itu, pemimpin yang baik perlu juga menentukan/memilih sikap atau perilaku yang
sesuai dengan keadaan,
Dalam pandangan beliau Nabi Muhammad SAW dapat dijadikan sebagai saritauladan
bagi kita. Nabi adalah sosok manusia yang memiliki sikap kesabaran dan istiqamah yang
kuat. Melalui dua sikap ini, nabi mampu membangun masyarakat Makkah dan Madinah yang
pada saat itu masih dalam keterpurukan. Budaya jahiliyah berkembang dengan kuatnya.
Perempuan dianggap sebagai mahluk yang tak berharga. Egaliterianisme dan emansipasi di
tingkat masyarakat tidak terjewantahkan.

Namun melalui kegigihan Nabi, serta tekad yang kuat tanpa mengenal putus asa, akhirnya
sanggup merubah semua itu. Egaliterianisme diberlakukan. Tidak ada yang membedakan
antara miskin dan kaya, laki-laki dan perempuan. Yang membedakan hanyalah kadar kualitas
ketaqwaanyadihadapan Allah SWT.

Itulah kesuksesan Nabi sebagai sosok seorang pemimpin yang mampu mengubah kondisi
masyarakat menuju tingkat kesejahteraan, dan berkeadilan sosial. Karena bagimana pun juga,
kehidupan bermasyarakat adalkah prioritas dalam Islam. Seperti yang dikatakan oleh KH Ali
Yafie, ciri utama manusia menurut Islam adalah hidup bermasyarakat, yakni hidup yang
diselenggarakan bersama seperti yang diungkapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an, “Hai
manusia, sesungguhnya kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, dan kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian
saling mengenal. (QS Al-Hujarat: 3)

Teori kepemimpinan
a. Teori sifat kepemimpinan
Teori ini mengatakan bahwa seseorang itu dilahirkan membawa atau tidak membawa sifat-
sifat yang diperlukan bagi pimpinan atau tidak membawa sifat-sifat yang diperlukan bagi
pimpinan atau dengan individu yang lahir telah membawa ciri-ciri tertentu yang
memungkinkan dia menjadi seorang pemimpin.
b. Teori Path – Goal
Teori ini merupakan pengembangan yang wajar sebab kepemimpinan erat hubungannya
dengan motivasi di satu pihak dan kekuasaan di pihak lain. Teori Path – Goal ini menganalisa
pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
c. Teori sifat
Teori ini merupakan analisa ilmiah tentang kepemimpinan, dimiliki dengan memusatkan
perhatian pada pemimpin itu sendiri. Ada beberapa faktor yang bisa diteliti dari
kepemimpinan yaitu: kecerdasan, perasaan humor, kejujuran, simpati, dan percaya diri.
d. Teori kelompok
Teori beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuannya dengan melalui pertukaran
positif antara pimpinan dan bawahan.
2. Pendekatan kepemimpinan
Berbagai studi tentang kepemimpinan mengelompokkan pendekatan kepemimpinan menjadi
tiga pendekatan yaitu :
a. Pendekatan atas traits
Yaitu pendekatan berdasarkan sifat, perangai atau kualitas yang diperlukan seseorang untuk
menjadi pimpinan.
b. Pendekatan behavior (perilaku)
Yaitu pendekatan yang mempelajari perilaku yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang
efektif.
c. Pendekatan contingency
Yaitu pendekatan berdasarkan atas faktor-faktor situasional, untuk menentukan gaya
kepemimpinan efektif.

Diposkan oleh Arraf Noor Husin


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

No Response to "Essay Kepemimpinan"

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


“Pemimpin Muda Ideal Penggerak Generasi Bangsa”

Pemimpin dan kepemimpinan adalah kata – kata yang sudah lazim didengar oleh
kita semua, terutama di era reformasi ini, dimana media massa dan pers sering
menyinggung tentang pemimpin ideal di masa ini. Reformasi memang mampu
menurunkan mantan presiden Alm. Soeharto dari jabatannya, dan membuat Demokrasi
bisa bernafas bebas, namun pertanyaanya adalah siapa yang mampu memimpin kita
setelah reformasi berlangsung. Pertanyaan ini diperkuat lagi dengan berbagai kasus
korupsi dan lainnya yang dilakukan oleh pemimpin – pemimpin sekarang, sehingga
pemerintah mengalami krisis kepercayaan yang begitu nyata dari rakyatnya. Sedangkan
generasi penerus bangsa yang sekiranya diharapkan menjadi pemimpin di kemudian hari
juga terlihat lesu dan ragu – ragu untuk tampil, ditambah pencitraan negatif yang
mendominasi reputasi mereka akhir – akhir ini. Masalah ini, harus diperhatikan segenap
elemen dari bangsa ini, sehingga diharapkan regenerasi pemimpin dan kepemimpinan
kedepannya tetap berjalan dengan baik.
Aktivitas kepemimpinan sebenarnya telah dilakukan oleh kita semua, lintas
generasi dan gender. Mulai dari masa kanak - kanak, seorang anak kecil yang memimpin
teman –temannya bermain di tingkat TK, kemudian ada sebagai ketua kelas dalam
keseharian anak – anak SD, dilanjutkan dengan mulai adanya ketua OSIS di tingkat
SMP, kemudian semakin ke atas tanggung jawab dan tingkat kepemimpinannya semakin
kompleks serta luas.
Begitu juga dengan pengajaran materi pemimpin dan kepemimpinan, diberikan
oleh banyak mata pelajaran yang di dapat oleh generasi muda dalam pendidikan jalur
formal, diantaranya pendidikan agama, sejarah, PPKn, dan ilmu sosial.
Dalam ilmu agama, semua agama di Indonesia mengajarkan umatnya untuk
menjadi pemimpin yang baik. Di dalam Islam, seorang pemimpin haruslah mempunyai
sifat diantaranya :
 Siddiq, artinya jujur, benar, ber integritas tinggi, dan terjaga dari kesalahan
 Fathonah artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan profesional
 Amanah, artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan dapat dipercaya.
 Tabligh, artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah
menyembunyikan apa yang disampaikan dan komunikatif. (www.kepemimpinan-
fisipuh.blogspot.com)
Contoh pemimpin islam yang mengaplikasikan sifat – sifat ini ke dalam
kesehariannya adalah Salahuddin Al – Ayubi (Saladin), dan tidak berlebihan juga kita
menyebut Ir. Soekarno sebagai salah satu pemimpin terbaik yang pernah ada.
Di dalam agama Hindu, dalam menjalankan tugasnya seorang pemimpin
hendaknya selalu berpedoman pada beberapa ajaran di bawah ini :
1. Panca Dasa Pramiteng Prabu, yaitu 15 ajaran yang dilakukan dalam keseharian
Mahapatih Gadjah Mada ketika memimpin kerajaan Majapahit, hingga Majapahit mampu
menjadi kerajaan terbesar di Asia Tenggara.
2. Catur Kotamaning Nrepati, yang artinya 4 sifat dasar seorang pemimpin.
3. Asta Brata, yaitu ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Wibisana,
ketika Wibisana hendak menjadi raja di Alengka Pura.

Di dalam agama Kristen, Alkitab menyebutkan seorang pemimpin harus


mempunyai sifat dasar : Bertanggung Jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap,
Memberi Teladan, dapat membangkitkan semangat, jujur, setia, murah hati, rendah
hati, efisien, memperhatikan, mampu berkomunikasi, dan dapat mempersatukan semua
perbedaan yang ada. (www.kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com)
Dan yang terakhir, menurut agama Budha, seorang pemimpin hendaknya
berpedoman pada Dasa Raja Dhamma, yang terdiri dari :
 Dhana ( suka menolong, tidak kikir dan ramah)
 Sila ( bermoralitas tinggi)
 Paricaga ( rela berkorban demi rakyat)
 Maddava ( ramah tamah dan sopan santun)
 Tapa ( sederhana)
 Akodha ( bebas dari kebencian dan permusuhan)
 Avihimsa ( tanpa kekerasan)
 Khanti ( sabar, rendah hati, dan pemaaf)
 Avirodha ( tidak menentang dan menghalang – halangi).
(www.kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com)
Dalam pendidikan sejarah, secara eksplisit kita di ajarkan bagaimana seorang
pemimpin seharusnya bertindak. Sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan
peradaban manusia yang telah ada, sehingga manusia sekarang mampu lebih beradab
dari sebelumnya. Kita dapat meneladani kearifan – kearifan pemimpin dahulu, layaknya
Gadjah Mada yang teguh dan setia pada Sumpah Palapanya, kegigihan para pahlawan
yang mampu memimpin rakyat dalam bertempur demi kehormatan bangsa yang di injak
– injak oleh penjajah, hingga Ir. Soekarno yang mampu memobilitas rakyat dengan
orasi - orasi beliau, dan pembawaannya yang kharismatik, hingga Indonesia menjadi
negara yang disegani di dunia, meskipun pada akhirnya beliau harus turun dari
jabatannya karena konspirasi G/30S/PKI dan efek dari gerakan tersebut. Tentu saja
karena kita mempelajari tipe – tipe kepemimpinan zaman dahulu, diharapkan agar kita
mampu untuk menganalisis kesalahan pemimpin yang terdahulu agar tidak terulang
ketika kita menjadi pemimpin – pemimpin bangsa ini.
Sedangkan dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPkn), sudah jelas
pemimpin hendaknya adalah seseorang yang mampu merealisasikan nilai – nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari – harinya. Pemimpin adalah orang yang percaya akan
kebesaran Tuhan, bertindak berdasarkan asas keadilan, mampu untuk mempererat
kesatuan dan persatuan Indonesia, bijaksana dan mengamalkan musyawarah mufakat,
serta mengusahakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara teori ilmu sosial, definisi pemimpin menurut Kartini Kartono (1994.
33), Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan
khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Dr. Phil dan Astrid S. Susanto, berpendapat
bahwa pemimpin adalah orang yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap
sekelompok orang banyak. Pemimpin jika di alih bahasakan menjadi bahasa Inggris,
adalah LEADER, dimana makna dari susunan kata tersebut adalah :
 Loyalitas, seorang pemimpin harus memiliki loyalitas terhadap organisasi dan para
anggota yang dipimpinnya.
 Education, seorang pemimpin seyogyanya menjadi sumber pembelajaran dan inspirasi
yang baik bagi anggota – anggotanya.
 Advice, pemimpin diharapkan bisa memberikan nasihat dan arahan kepada para
anggotanya, juga terbuka dan mau untuk menerima nasihat dan masukan dari
anggotanya.
 Discipline, sebagai seorang pemimpin dan teladan bagi anggotanya, sudah seharusnya
pemimpin menjunjung kedisiplin yang tinggi dalam kesehariannya.
 Encourage, pemimpin mampu memberikan dorongan dan semangat kepada anggotanya
demi tercapainya tujuan bersama.
 Rational, pemimpin sebagai decision maker, harus membuat keputusan yang rasional,
sehingga diharapkan keputusan itu adalah yang terbaik dan bermanfaat bagi organisasi
dan anggotanya.

Sedangkan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan


pengaruh kepada perubahan prilaku orang lain baik secara langsung maupun tidak
langsung (Muninjaya, 1999). Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses,
atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu
dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Slamet, 2002: 29). Kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk
didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
merasa tidak terpaksa (Ngalim Purwanto, 1991:26). Kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk
didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
tidak pernah merasa terpaksa.
Dari pendapat pendapat ahli di atas, inti penekananya pada pemimpin dan
kepemimpinan dimana pemimpin adalah seseorang yang berpengaruh terhadap orang
lain di sekitarnya, pengaruh itu khususnya untuk mengajak orang lain bekerja sama
demi terwujudnya tujuan bersama. Sedangkan Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk memimpin dan memberikan pengaruh kepada anggota – anggota
kelompok lainya, demi terwujudnya tujuan bersama.

Dari semua rangkaian materi yang kita dapatkan dalam pendidikan formal,
sekiranya semua itu sudah sangat lebih dari cukup untuk memenuhi aspek teoritis untuk
mejadi seorang pemimpin bangsa. Tinggal penataan pada aspek praktek yang perlu
dibenahi. Kewibawaan pemerintah yang merosot di mata rakyat, memerlukan tindakan
tegas dan nyata dari pemerintah untuk segera mengubah bahkan menghapus pencitraan
tersebut. Pemerintah harus berani menindak segala pelanggaran yang dilakukan oleh
oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab, utamanya yang menjadi sorotan
terbesar adalah kasus korupsi. Pemberantasan korupsi yang identik dengan KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) harus didukung sepenuhnya oleh pemerintah juga rakyat
Indonesia. Selain untuk menghukum para tersangka, di harapkan ketegasan ini mampu
membuat efek jera, dan sebagai tindakan preventif agar kasus korupsi bisa terus
ditekan. Ketegasan pidato Presiden tentang kasus korupsi simulator SIM yang banyak
mendapat simpati dari rakyat, hingga munculnya tokoh – tokoh seperti Dahlan Iskan
yang memimpin kementrian BUMN, dan yang terakhir adalah Jokowi yang menjabat
sebagai Gubernur DKI Jakarta, diharapkan mampu menjadi momentum perbaikan citra
pemimpin dan pemerintah di mata rakyat. Memang tidak mudah dan tidak secepat
mengerdipkan mata perubahan itu bisa terjadi, tetapi setidaknya rakyat bisa mengingat
bahwa pemerintahan sekarang adalah pioneer dan perintis perubahan menuju arah yang
positif. Dan apabila pemerintah mampu untuk memulai perubahan, maka generasi muda
seyogyanya akan gayung bersambut untuk meneruskan apa yang telah di mulai oleh
generasi sebelumnya.
Generasi muda, sebagai penerus tonggak kepemimpinan bangsa ini, sebagai
kaum intelektual dan agent of change harus segera sadar dan bangkit mengenai
permasalahan yang ada di negeri ini. Sebagai penerus tonggak kepemimpinan bangsa
harus kita mulai dengan memimpin diri kita sendiri. Kita harus mampu memimpin diri
untuk berdisiplin terhadap tugas dan kewajiban – kewajiban kita. Kita juga mampu
mempengaruhi diri untuk tetap menjaga moral, kejujuran, aspek sosial serta yang
terpenting tetap berpedoman pada Pancasila. Setelah kita mampu memimpin diri sendiri,
kemudian kita siap untuk memimpin orang lain dan organisasi yang ada dilingkungan
sehari – hari.
Dalam sudut sebagai kaum intelektual, tentu saja kita harus terus belajar dan
berprestasi, kemenangan dalam berbagai kejuaraan dan olimpiade hingga tingkat
Internasional harus terus ditingkatkan. Begitu juga dengan inovasi, dan inspirasi serta
ide – ide kreatif harus tetap di galakkan, dan tindakan – tindakan anarkisme yang
merebak belakangan ini, harus di hentikan, kaum intelektual adalah orang – orang yang
mengutamakan kegunaan otak dalam menyelesaikan masalah, bukan dengan otot dan
kekerasan yang sama sekali tidak mencerminkan identitas prilaku sebagai kaum
terpelajar.
Mampu memimpin diri sendiri yang berlandaskan pada Pancasila, kemudian
memimpin organisasi sekitar kita, serta memiliki wawasan dan prestasi yang
membanggakan, akan menjadi jaminan terbesar bagi masyarakat untuk percaya kepada
kita sebagai agent of change. Rakyat akan menaruh harapan besar kepada kita untuk
mampu melanjutkan tonggak kepemimpinan, dan memimpin bangsa ini menuju cita –
cita perjuangan dan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Jadi, persiapkanlah dirimu sebaik mungkin untuk menjadi pemimpin ideal bangsa
ini. Tidak peduli siapa engkau, dan darimana engkau berasal. Karena ketika kita
berpedoman pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, semua orang di bumi Nusantara
akan memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa memandang agama dan suku.
Namun, bila suatu saat engkau terjatuh, segeralah bangkit kembali. Karena orang yang
bisa berlari adalah orang yang pernah merangkak. Bahkan kupu – kupu pun pernah
jatuh dan melata ketika menjadi ulat, sebelum akhirnya ia mampu terbang tinggi.
Bersemangatlah wahai generasi muda bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai