256 538 1 SM PDF
256 538 1 SM PDF
ANALISIS TEKANAN TANGKI SPRAYER DENGAN
VARIASIBESAR DIAMETER RODA DAN PANJANG TUAS
ENGKOL PELUNCUR DENGAN MENGGUNAKAN SATU POMPA
PADA SPRAYER SEMI OTOMATIS
ABSTRAK
Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang diperlukan dalam pemberantasan dan pengendalian
hama dan penyakit tumbuhan. Hasil studi yang dilakukan Departemen Pertanian bahwa di beberapa
tempat di Indonesia, sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Permasalahan lain yaitu
sprayer yang digunakan masih harus digendong, sehingga berat sprayer menjadi kendala yang
dialami petani. Penggunaan sprayer yang menggunakan motor bensin atau baterai sebagai sumber
tenaga, akan meningkatkan biaya operasional dan perawatan yang tinggi. Dari permasalahan tersebut,
muncul ide untuk berinovasi terhadap knapsack sprayer, dengan modifikasi menjadi sprayer semi
otomatis, yang dalam penggunaanya anti gendong dan hemat energi. Sprayer semi otomatis akan
menjawab kebutuhan dan masalah yang dihadapi petani, yaitu lebih hemat biaya perawatan, lebih
efisien dalam penyemprotan tanaman, dan lebih ringan dalam penggunaan.
Prinsip kerja dari sprayer semi otomatis adalah pemanfaatan gaya hasil gerak rotasi roda yang dirubah
menjadi gerak translasi yang menggerakkan batang pompa untuk pemampatan udara. Hal ini dapat
terjawab dengan sistem mekanisme engkol peluncur. Udara yang dihasilkan pompa disalurkan
kedalam tangki melalui selang udara, selanjutnya dicampur dengan fluida yang akan disemprotkan.
Penggunaan sprayer semi otomatis akan memudahkan petani, karena hanya perlu mendorong kereta.
Dimensi sprayer semi otomatis dibuat dengan ukuran panjang 110 cm, lebar 37 cm dan, tinggi 97 cm
sehingga dapat digunakan pada area pertanian tanaman cabai, dan sayur- sayuran yang umumnya
mempunyai jarak 60 cm antar blok tanaman. Guna penelitian, pada sprayer semi otomatis
diaplikasikan 4 jenis variasi yang masing-masing dihasilkan dari roda berdiameter 12 inch dan 14
inch, dan panjang tuas engkol peluncur 8,5 cm dan 10 cm.
1
Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Tidar
2
Dosen Teknik Mesin Universitas Tidar
3
Dosen Teknik Mesin Universitas Tidar
33
ABSTRACT
Sprayer is a pesticide applicator tool necessary in the eradication and control of pests and plant
diseases. The study by the Department of Agriculture that in some places in Indonesia, carrying type
sprayer often damaged. Another issue that is still used sprayer should be held, so that the sprayer
weight of the constraints experienced by farmers. The use of sprayer that uses a gasoline engine or a
battery as a power source, will increase the operational and maintenance costs are high. Of these
problems, came the idea to innovate on the knapsack sprayer, with modifications become semi
automatic sprayer, which is in its use of anti gendong and energy saving. Semi automatic sprayer will
address the needs and problems faced by farmers, which is more cost-effective care, more efficient in
spraying of plants, and is lighter in use.
The working principle of semi automatic sprayer is the utilization of the results of rotational motion
style wheel is converted into a translational motion that drives the pump rod for air compression. This
can be answered with a crank mechanism system of the launcher. Pump air generated is channeled
into the tank through the air hose, then mixed with the fluid to be sprayed. The use of semi-automatic
sprayer will facilitate the farmers, because it only needs to push a buggy.
Dimensions semi automatic sprayer is made with a length of 110 cm, width 37 cm, height 97 cm so
that it can be used in agricultural areas pepper plants, and vegetables generally have a distance of 60
cm between the blocks of the plant. To research, the semi-automatic sprayer applied four types of
variations, each of which is generated from the 12-inch diameter wheels and 14 inch, and the length
of the crank lever launcher 8.5 cm and 10 cm.
34
D
i era modern ini, dunia pertanian pemberantasan dan pengendalian hama dan
mengalami perkembangan yang sangat penyakit tumbuhan. Droplet (butiran cair kecil)
pesat. Meningkatnya sumber daya merupakan pecahan larutan kimia aktif pem-
manusia yang begitu pesat di berbagai belahan berantas hama yang dihasilkan atau dirubah oleh
dunia menjadikan sektor pertanian mengalami alat penyemprot (sprayer). Kesesuaian ukuran
persaingan yang semakin ketat. Produktivitas, droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam
mutu, efisiensi, dan kontinuitas yang selalu satuan waktu tertentu agar sesuai dengan
meningkat menjadi salah satu ciri pertanian ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan
modern. Berbagai macam peralatan diciptakan disemprotkan menjadi faktor penentu kelayakan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kinerja sprayer.
pertanian agar memiliki daya saing. Sebagai Sprayer tipe gendong adalah sprayer yang
negara yang sebagian besar penduduknya paling banyak diminati dan digunakan oleh
bermata pencaharian sebagai petani, Indonesia petani kalangan menengah kebawah dinyatakan
dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
yang ada. Menurut data hasil penelitian yang Yogyakarta (2006).Mudah dalam pengguna-
dilakukan oleh BPS tahun 2013 jumlah petani annya karena dimensi relatif kecil, mudah
holtikultura di Indonesia adalah sejumlah 11,95 perawatannya karena teknologi yang digunakan
juta petani. Seiring dengan perkembangan sederhana, selain itu juga relatif murah sehingga
teknologi, prinsip efisiensi dan efektifitas kerja terjangkau secara umum oleh kalangan petani
sangat diutamakan, baik dalam bekerja, ber- adalah merupakan keunggulan hand sprayer
tindak atau bertingkahlaku. Berdasarkan hal (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
tersebut, dalam pembangunan dan perekono- Pertanian Kementrian Pertanian tahun 2012).
mian nasional sektor pertanian memiliki peran Hand sprayer memiliki spesifikasi dimensi yang
yang sangat penting. Terutama dalam pem- relatif kecil dan teknologi yang digunakan
bangunan nasional, hubungan antara sektor sederhana sehingga memudahkan petani dalam
pertanian dengan perindustrian yang saling penggunaan maupun perawatan terhadap hand
membutuhkan membentuk suatu keterkaitan sprayer itu sendiri. Selain itu handsprayerjuga
dalam pembuatan produk untuk diperdagangkan. relatif murah, sehingga sangat diminati dan
Namun sejauh ini, produk yang dihasilkan oleh digunakan oleh petani Indonesia yang rata-rata
perindustrian dapat dikatakan belum memenuhi merupakan petani kalangan menengah kebawah.
kebutuhan petani secara keseluruhan. Harga alat Badan Standarisasi Nasional (2008),
yang sangat mahal sehingga belum terjangkau membahas mengenai unjuk kerja dan cara uji
oleh petani menjadi salah satu penyebabnya, sprayer kompresi tipe gendong merupakan
mengingat petani di Indonesia rata-rata termasuk revisi dari SNI 02-00501994. Standar dibuat
kalangan menengah kebawah. Sehingga perlu menyesuaikan tuntutan dan perkembangan
adanya pembelajaran, modifikasi, dan pengem- teknologi sehingga dapat meningkatkan mutu
bangan teknologi untuk dapat menciptakan produk yang beredar agar layak dan aman untuk
peralatan yang mampu dijangkau oleh kalangan digunakan.
petani secara umum. Peralatan yang diharapkan Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi beberapa tempat di Indonesia oleh Balai Peng-
kerja petani, sehingga dapat mempersingkat kajian Teknologi Pertanian Yogyakarta (2006),
kerja petani dan meningkatkan produktifitasnya. menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong
Teknologi tepat guna menjadi suatu solusi yang sering mengalami kerusakan. Komponen-kom-
tepat untuk menjawab kebutuhan tersebut. ponen sprayer yang sering mengalami keru-
Salah satu sarana atau peralatan yang sakan tersebut antara lain: tabung pompa bocor,
digunakan oleh petani adalah alat penyemprot batang torak mudah patah, katup bocor, paking
35
36
dalam setiap butiran larutan (droplet) para petani dalam menyemprot tanaman
yang melekat pada spot yang dituju mereka.
menjadi tolak ukur kelayakan kinerja Hasil beberapa penelitian menunjukkan
sprayer. bahwa kinerja sprayer elektrostatis lebih
Sprayer digunakan untuk memecah larut- baik dari tipe sprayer lainnya, namun
an kimia aktif pemberantas hama menjadi tidak semua bahan kimia (pestisida) dapat
butiran cair kecil (droplet). Sprayer meru- diaplikasikan dengan menggunakan
pakan alat aplikator pestisida yang sangat sprayer elektrostatis, selain itu bahan
diperlukan dalam rangka pemberantasan pembawa cairan kontak (media kontak)
dan pengendalian hama dan penyakit yang mahal menjadikan biaya produksi
tumbuhan. Kinerja sprayer sangat yang tinggi, sehingga sprayer elektrostatis
ditentukan kesesuaian ukuran droplet memiliki harga beli yang jauh lebih tinggi
aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam jika dibandingkan dengan tipe sprayer
satuan waktu tertentu sehingga sesuai yang lain terutama hand sprayer (tipe
dengan ketentuan penggunaan dosis pompa). Agar dalam pengaplikasiaanya
pestisida yang akan disemprotkan. dapat maksimal (penyebaran dropletnya
Hand sprayer (tipe pompa) adalah jenis dapat terkontrol), maka perlu dilakukan
sprayer yang paling banyak diminati dan modifikasi lebih lanjut terhadap sprayer
digunakan oleh petani Indonesia. Harga elektrostatis terutama pada sumber tenaga
yang relatif murah, mudah dalam penggu- (baterai). Selain itu desain sprayer
naan dan perawatan yang menjadikan elektrostatis yang dibuat masih belum
sebagian besar petani di Indonesia lebih ergonomis (berat dan kurang fleksibel)
berminat dan menggunakan hand sprayer sehingga dalam penggunaannya di
(Departemen Pertanian, 1997). Namun lapangan menyulitkan petani. Beberapa
hasilnya kurang efektif, kurang efisien permasalahan tersebut yang menjadi
dan mudah rusak. Hasil studi yang alasan mengapa sebagian besar petani di
dilakukan oleh Dirjen Tanaman Pangan Indonesia kurang berminat dalam meng-
pada tahun 1997 di beberapa tempat di gunakan sprayer elektrostatis.
Indonesia menunjukkan bahwa hand Umumnya yang menjadi pertimbangan
sprayer tipe gendong sering mengalami petani dalam memilih sprayer yang akan
kerusakan. digunakan adalah kriteria jaminan keter-
Komponen-komponen sprayer yang se- sediaan suku cadang, keamanan dalam
ring mengalami kerusakan tersebut antara penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan
lain: tabung pompa bocor, batang torak kepraktisan. Mengingat sebagian besar
mudah patah, katup bocor, paking karet petani di Indonesia merupakan kalangan
sering sobek, ulir aus, selang penyalur menengah kebawah, dan melihat dari
pecah, nozzle dan kran sprayer mudah beberapa pertimbangan dalam memilih
rusak, tali gendong putus, dan sambungan tipe sprayer yang akan digunakan, maka
las korosi. Selain masalah pada perangkat hand sprayer tipe gendong adalah yang
alatnya, masalah lain yang sering ditemui paling tepat untuk digunakan.
yaitu persentase pestisida yang 2. Fungsi sprayer
diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari Fungsi utama sprayer adalah untuk me-
dosis yang direkomendasikan, hal ini mecah cairan larutan pemberantas hama
disebabkan oleh desain sprayer yang dan penyakit tumbuhan yang disemprot-
kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., kan menjadi butiran kecil (droplet) dan
1992). Beberapa permasalahan tersebut mendistribusikan secara merata pada spot
yang harus dihadapi dan menjadi kendala atau objek yang dilindungi (batang, daun,
buah).
37
38
39
Pengaplikasian pada sprayer semi otomatis menyesuaikan hasil pemampatan udara 1 kali
periode pemompaan pada pompa manual
a. pada roda dengan D1 = 12 inch terhadap tekanan kerja tangki sprayer yaitu
D1 = 12 inch = 12 x 2,54 cm = 30,48 cm sebesar 7 kg/cm2.
Keliling roda = π x D1
= x 30,48 cm Spesifikasi pompa manual pada
knpsack sprayer
= 95,76 cm
Diameter pompa (Dpompa) = 30 mm =3 cm
d1 : Panjang pemompaan pada roda
Panjang pemompaan (S)= 16 cm
berdiameter 12 inch
, Luas penampang pompa (A)= . (D
d1 x 16 cm = 16,76 cm ≈ 17 cm
, 2
pompa)
X1 : Panjang tuas engkol
= . 32 cm
peluncur 1
d1 = = 8,5 cm = 7,07cm2
X1 =
2
P= atau, F = P . A,
b. pada roda dengan D2 = 14 inch
D2 = 14 inch = 14 x 2,54 cm = 35,56 cm W =F.S
Keliling roda = π x D2 W =P.A.S
W =m.g
m.g =P.A.S
= x 35,56 cm
Dimana :
= 111,72 cm W = kerja (usaha)
d2 : Panjang pemompaan pada roda P = tekanan kerja yang
berdiameter 14 inch dibutuhkan = 7 kg/cm2
,
d2 x 16 cm = 19,55 cm ≈ 20 cm F = gaya
,
X2 : Panjang tuas engkol S = jarak pemompaan
peluncur 2 Dpompa = diameter pompa
X2 = d2 = = 10 cm g = percepat gravitasi (9,81 m/s2 =
2 981 cm/s2)
m = massa
Untuk mendapatkan tekanan udara
m.g =P.A.S
yang sesuai dengan kebutuhan tangki sprayer
m . (981 cm/s2) = (7 kg/cm2) . (7,07 cm2) .
maka harus dilakukan penelitian lebih lanjut
(16 cm)
terhadap kombinasi antara besar diameter
m . (981 cm/s2) = 791,84 kg.cm
roda dan panjang tuas engkol peluncur. Per- ,
hitungan awal diatas kemudian dijadikan da- m =
sar panjang tuas engkol peluncur dalam m = 0,807 kg
penelitian yang akan dilakukan.
Dari perhitungan diatas dapat ditarik
2. Perhitungan secara teoritis kesimpulan bahwa agar sprayer semi oto-
Selain rumus dasar diatas perhitungan matis dapat digunakan atau bekerja dengan
awal untuk menentukan panjang tuas engkol baik, maka berat keseluruhan dari sprayer
peluncur juga dapat dilakukan dengan mem- semi otomatis adalah minimum sebesar 0,807
perhitungkan tekanan kerja yang dibutuhkan kg. Selebihnya hanya berguna sebagai pem-
tangki sprayer. Tekanan kerja tangki sprayer berat saja, mengingat apabila kurang dari
yang digunakan adalah 6–8 kg/cm2. Guna 0,807 kg, maka pemompaan tidak akan dapat
penelitian diambil tekanan kerja sebesar 7 dilakukan dikarenakan roda sprayer semi
kg/cm2. Perhitungan dilakukan dengan
40
otomatis tidak dapat berputar ketika kereta besarnya tekanan udara yang dihasilkan dalam
didorong. lintasan penelitian (jarak). Dari grafik tersebut
dapat diketahui variasi mana yang paling tepat
F. METODE PENELITIAN dengan kebutuhan tekanan udara dari tangki
sprayer semi otomatis.
Dalam penelitian ini penulis melaksana-
kan penelitian terhadap bagaimana pengaruh
1. Peralatan Yang Dibutuhkan
variasi besar diameter roda dan panjang tuas
Dalampembuatan sprayer semi otomatis
engkol peluncur dengan menggunakan satu diperlukan beberapa peralatan pendukung
pompa pada sprayer semi otomatis. Penelitian
sebagai berikut:
ini dilakukan dengan membandingkan besar a. Meteran, berfungsi untuk mengukur atau
tekanan udara hasil pemampatan dari pompa menentukanpanjang lintasan penelitian
dengan variasi dari masing-masing roda yang (jarak).
berdiameter (D) 12 inch dan 14 inch yang b. Kamera, berfungsi sebagai media doku-
divariasikan dengan panjang tuas engkol pe- mentasi.
luncur (X) yaitu 8,5 cm dan 10 cm, dengan c. Kunci pas dan kunci ring, berfungsi
demikian maka didapat empat jenis variasi dari
untukmengencangkan dan membuka baut
masing-masing komponen tersebut. Penelitian pada saat mengganti roda
dilakukan dengan menjalankan sprayer semi d. Kunci L, berfungsi untuk mengencangkan
otomatis sejauh 25 meter disertai dengan dan membuka baut pada saat mengganti
mengambil data besar tekanan udara setiap 1 tuas engkol peluncur.
meternya. Guna mendapatkan hasil atau data
e. Tang, berfungsi untuk menjepit.
yang akurat, penelitian tersebut dilakukan
sebanyak 3 kali untuk setiap 1 jenis variasi
2. Bahan Yang Digunakan
antara roda dan tuas engkol peluncur. Dengan
Bahan yang digunakan dalam proses
demikian maka akan diperoleh sebanyak 300
penelitian sprayer semi otomatis ini adalah:
data hasil penelitian. Kemudian data hasil
a. Air
penelitian tersebut disajikan dalam bentuk tabel
b. Tangki sprayer
dan grafik yang berisi besar tekanan udara yang
c. Selang
dihasilkan dari variasi besar diameter roda (D)
d. Roda
dengan panjang tuas engkol peluncur (X)
e. Pompa
terhadap panjang lintasan penelitian (jarak).
f. Barometer
g. Tuas engkol peluncur
Tabel 3.1 Penyajian data hasil penelitian
3. Sprayer Semi Otomatis
Diameter
Desain sprayer semi otomatis dapat
dilihat pada gambar 1. dibawah ini:
D1 12 inch D2 14 inch
Roda
Tuas Engkol
D 12 inch D 14 inch
X1 8,5 cm X X
8,5 cm 8,5 cm
D 12 inch D 14 inch
X2 10 cm X X
10 cm 10 cm
41
42
Tabel 1. Pengaruh variasi A (roda 12 inch dengan tuas engkol peluncur 8,5 cm) terhadap tekanan
dalam tangki sprayer semi otomatis.
43
Tabel 1. diatas menunjukkan data hasil Dari data tabel diatas kemudian disajikan dalam
penelitian pengaruh variasi A (roda 12 inch bentuk grafik agar lebih mudah untuk meng-
dengan tuas engkol peluncur 8,5 cm) terhadap analisis pengaruh variasi A terhadap tekanan
tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis. tangki sprayer semi otomatis.
1.20
1.00
Tekanan (kg/cm2)
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Grafik 4.1 Pengaruh variasi A terhadap tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis.
44
Tabel 2. Pengaruh variasi B (dimeter roda 12 inch dengan tuas engkol peluncur 10 cm)
terhadap tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis.
45
Tabel diatas menunjukkan data hasil Dari data tabel diatas kemudian disajikan
penelitian pengaruh variasi B (roda 12 inch dalam bentuk grafik agar lebih mudah untuk
dengan tuas engkol peluncur 10 cm) terhadap menganalisis pengaruh variasi B terhadap
tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis. tekanan tangki sprayer semi otomatis.
1.20
1.00
Tekanan (kg/cm2)
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Grafik 4.2 Pengaruh variasi B terhadap tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis
Grafikdiatas menunjukkan pengaruh va- fluktuatif dengan rata-rata ± 0,04 kg/cm2. Pada
riasi roda berdiameter 12 inch dengan panjang meter ke-19 sampai meter ke-20 tekanan dalam
tuas engkol peluncur 10 cm terhadap tekanan tangki tidak berubah (konstan) yaitu sebesar
dalam tangki sprayer semi otomatis. Satu meter 1,05 kg/cm2.Dari meter ke-20 sampai meter ke-
pertama pompa manual menghasilkan tekanan 21 tekanan dalam tangki naik sebesar 0,02
rata-rata sebesar 0,17 kg/cm2. Memasuki meter kg/cm2. Pada meter ke-21 sampai meter ke-22
ke-2 sampai ke-6, tekanan dalam tangki sprayer tekanan dalam tangki tidak berubah (konstan)
semi otomatis mengalami kenaikan dengan yaitu sebesar 1,07 kg/cm2. Kemudian pada meter
tekanan konstan rata-rata sebesar 0,1 kg/cm2. ke-22 sampai meter ke-24 tekanan fluktuatif
Kemudian memasuki meter ke-7 sampai meter kembali sebesar ± 0,02 kg/cm2. Dan pada meter
ke-11, tekanan dalam tangki naik konstan ke-24 sampai meter ke-25 tekanan tidak berubah
dengan rata-rata sebesar 0,06 kg/cm2. Pada kembali (konstan) yaitu sebesar 1,07 kg/cm2.
meter ke-11 masuk ke meter ke-12, tekanan Pada meter ke-17 tekanan dalam tangki
udara dalam tangki turun sebesar 0,05 kg/cm2. mencapai tingkat maksimal yaitu sebesar 1,07
Memasuki meter ke-13 tekanan naik lagi sebesar kg/cm2.
0,09 kg/cm2. Pada meter ke-13 masuk ke meter Ketika sprayer semi otomatis diaplikasi-
ke-14, tekanan udara dalam tangki turun kan dengan variasi B (roda 12 inch dengan tuas
kembali sebesar 0,05 kg/cm2. Memasuki meter engkol peluncur 10 cm) setelah didorong
ke-15 tekanan naik lagi sebesar0,09 kg/cm2. sejauh11 meter, roda sprayer semi otomatis
Pada meter ke-15 sampai meter ke-16 tekanan tergelincir/ meleset sehingga proses pemompaan
dalam tangki tidak berubah (konstan) yaitu terhenti. Hal ini dikarenakan tekanan dalam
sebesar 1,02 kg/cm2. Pada meter ke-16 sampai tangki sprayer semi otomatis sudah dalam
meter ke-19 tekanan dalam tangki menjadi kondisi maksimal dan besarnya gaya
46
gesek antara permukaan roda dengan tanah 25 dimana tekanan dalam tangki menjadi
sudah tidak mampu lagi memberikan tekanan, fluktuatif dengan rata-rata ± 0,05 kg/cm2.
sehingga roda menjadi tergelincir atau meleset Setelah menganalisis tabel dan grafik hasil
dan proses pemompaan terhenti. Karena proses penelitian pengaruh variasi A terhadap tekanan
pemompaan terhenti dan nozzle masih terus dalam tangki sprayer semi otomatis diatas, dapat
masih mengeluarkan fluida, maka tekanan dinyatakan bahwa tekanan dalam tangki mulai
dalam tangki sprayer semi otomatis menurun. stabil pada meter ke 15.
Setelah tekanan dalam tangki sudah cukup 3. Variasi C
rendah, roda dapat berputar kembali dan Pada variasi C, sprayer semi otomatis
pemompaan dapat dilakukan kembali. Hal ini diaplikasikan dengan roda berdiameter 14 inch
terjadi juga pada meter ke-16 sampai meter ke- dengan panjang tuas engkol peluncur 8,5 cm.
Tabel 3. Pengaruh variasi C (diemeter roda 14 inch dengan tuas engkol peluncur 8,5 cm) terhadap
tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis.
Tabel diatas menunjukkan data hasil Dari data tabel diatas kemudian disajikan
penelitian pengaruh variasi C (roda 14 inch dalam bentuk grafik agar lebih mudah untuk
dengan tuas engkol peluncur 8,5 cm) terhadap menganalisis pengaruh variasi C terhadap
tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis. tekanan tangki sprayer semi otomatis.
.
47
1.40
1.20
Tekanan (kg/cm2)
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Jarak pengukuranPengukuran
Pengukuran 1
(m) 2
Pengukuran 3 Rata-rata variasi C
Grafik 3. Pengaruh variasi C terhadap tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis.
Grafik diatas menunjukkan pengaruh pada sprayer semi otomatis, setelah dido-
variasi roda berdiameter 14 inch dengan rong sejauh 16 meter roda sprayer semi
panjang tuas engkol peluncur 8,5 cm otomatis tergelincir/ meleset sehingga pro-
terhadap tekanan dalam tangki sprayer ses pemompaan terhenti. Hal ini dika-
semi otomatis. Satu meter pertama pompa renakan tekanan dalam tangki sprayer semi
manual menghasilkan tekanan rata-rata otomatis sudah dalam kondisi maksimal
sebesar 0,10 kg/cm2. Memasuki meter ke-2 dan besarnya gaya gesek antara permukaan
sampai ke-11, tekanan dalam tangki roda dengan tanah sudah tidak mampu lagi
sprayer semi otomatis mengalami kenaikan memberikan tekanan, sehingga roda men-
dengan tekanan konstan rata-rata sebesar jadi tergelincir atau meleset dan proses
0,08 kg/cm2. Kemudian memasuki meter pemompaan terhenti. Karena proses pe-
ke-11 sampai meter ke-12, tekanan dalam mompaan terhenti dan nozzle masih terus
tangki tidak berubah (konstan) yaitu masih mengeluarkan fluida, maka tekanan
sebesar 0,83 kg/cm2. Pada meter ke-12 dalam tangki sprayer semi otomatis menu-
masuk ke meter ke-15, tekanan udara run. Setelah tekanan dalam tangki sudah
dalam tangki naik dengan rata-rata sebesar cukup rendah, roda dapat berputar kembali
0,05 kg/cm2. Pada meter ke-16 masuk ke dan pemompaan dapat dilakukan kembali.
meter ke-17, tekanan udara dalam tangki Setelah menganalisis tabel dan grafik hasil
turun sebesar 0,01 kg/cm2. Pada meter ke- penelitian pengaruh variasi A terhadap
17 sampai meter ke-20 tekanan dalam tekanan dalam tangki sprayer semi oto-
tangki menjadi fluktuatif dengan rata-rata ± matis diatas, dapat dinyatakan bahwa
0,04 kg/cm2. Pada meter ke-21 sampai tekanan dalam tangki mulai stabil pada
meter ke-22 tekanan dalam tangki tidak meter ke 17.
berubah (konstan) yaitu sebesar 1,10
kg/cm2.Kemudian pada meter ke-22 sampai 4. Variasi D
meter ke-25 tekanan fluktuatif kembali Pada variasi D, sprayer semi otomatis
sebesar ± 0,06 kg/cm2. Meter ke-16 tekanan diaplikasikan dengan roda berdiameter 14
dalam tangki mencapai tingkat maksimal inch dengan panjang tuas engkol peluncur
yaitu sebesar 1,13 kg/cm2. 10 cm.
Saat variasi C (roda 14 inch dengan
tuas engkol peluncur 8,5 cm) diaplikasikan
48
Tabel 4. Pengaruh variasi C (diameter roda 14 inch dengan tuas engkol peluncur 10 cm) terhadap
tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis.
Tabeldiatas menunjukkan data hasil Dari data tabel diatas kemudian disajikan dalam
penelitian pengaruh variasi D (roda 14 inch bentuk grafik agar lebih mudah untuk
dengan tuas engkol peluncur 10 cm) terhadap menganalisis pengaruh variasi D terhadap
tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis. tekanan tangki sprayer semi otomatis.
49
1.20
1.00
Tekanan (kg/cm2)
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Grafik 4. Pengaruh variasi D terhadap tekanan dalam tangki sprayer semi otomatis.
50
manual sama besarnya. Setelah menganalisis Untuk menentukan variasi terbaik yang dapat
tabel dan grafik hasil penelitian pengaruh variasi diaplikasikan pada sprayer semi otomatis, dari
A terhadap tekanan dalam tangki sprayer semi data-data keempat variasi diatas kemudian
otomatis diatas, dapat dinyatakan bahwa tekanan dikomparasikan baik dalam bentuk tabel
dalam tangki mulai stabil pada meter ke 15. maupun grafik.
Tabel 5. Pengaruh variasi diameter roda dan panjang tuas engkol peluncur terhadap tekanan tangki
sprayer semi otomatis.
51
1.40
1.20
Tekanan (kg/cm2)
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Grafik 5. Pengaruh variasi diameter roda dan panjang engkol peluncur terhadap tekanan tangki
sprayer semi otomatis.
Dari Grafik 5. Pengaruh variasi diameter rata yang didapat adalah sebesar 1,07 kg/cm2
roda dan panjang tuas engkol peluncur terhadap Dari data tersebut kemudian disajikan dalam
tekanan tangki sprayer semi otomatis diatas bentuk garfik agar lebih terlihat pada variasi
menunjukkan hasil pengukuran atau manakah yang paling tepat dengan kebutuhan
pengambilan data terhadap sprayer semi tekanann tangki sprayer semi otomatis. Pada
otomatis dengan 4 jenis variasi antara diameter pengaplikasian roda diameter 12 inch dan roda
roda dan panjang tuas engkol peluncur. Setelah diameter 14 inch terdapat perbedaan tekanan
didorong beberapa meter, roda sprayer semi maksimal. Hal ini disebabkan perbedaan
otomatis terglincir atau meleset dengan tanah. besarnya gaya gesek antara permukaan roda
Hal ini ditandai dengan tekanan udara dalam dengan tanah.
tangki yang mulai menurun dikarenakan proses Pada grafik 4.5 pengaruh variasi diameter
pemompaan terhenti. Pada variasi A hal ini roda dan panjang engkol peluncur terhadap
terjadi pada jarak 13 meter setelah sprayer semi tekanan tangki sprayer semi otomatis diatas
otomatis didorong dan pada tekanan 0,97 kg/cm2 dapat dilihat bahwa setelah didorong beberapa
menjadi 0,93 kg/cm2. Pada variasi B terjadi pada meter tekanan udara dalam tangki sprayer semi
jarak 11 meter setelah sprayer semi otomatis otomatis sudah mulai penuh, yaitu ditandai
didorong dan pada tekanan 0,95 kg/cm2 menjadi dengan roda yang tergelincir/ meleset dari
0,9 kg/cm2. Pada variasi C terjadi pada jarak permukaan tanah. Hal ini mengakibatkan
16 meter setelah sprayer semi otomatis didorong tekanan dalam tangki menurun karena proses
dengan tekanan 1,03 kg/cm2 menjadi 1,02 pemompaan terhenti sementara. Dapat dilihat
kg/cm2. Pada variasi D terjadi pada jarak 15 juga pada grafik diatas bahwa setelah roda
meter setelah sprayer semi otomatis didorong tergelincir/ meleset tekanan udara dalam tangki
dengan tekanan 1,07 kg/cm2 menjadi 1,03 sprayer semi otomatis menjadi fluktuatif (naik -
kg/cm2. Dengan jarak penelitian sepanjang 25 turun). Hal ini dikarenakan setelah roda
meter didapat tekanan maksimal pada sprayer tergelincir atau meleset, proses pemompaan
semi otomatis dengan empat jenis variasi yang terhenti sedangkan penyemprotan masih
berbeda. Pada variasi A tekanan maksimal rata- barlanjut sehingga tekanan dalam tangki
52
DAFTAR PUSTAKA
53
54