Materi Atribut Produk
Materi Atribut Produk
Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa atribut produk adalah pengembangan suatu
produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.
Pengertian atribut produk menurut Fandy Tjiptono (2001:103) adalah “unsur-unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan”. Atribut
produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.
Menurut Kotler (2004:329) “Atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk”.
Teguh Budiarto (1993:68), “Atribut-atribut produk adalah sesuatu yang melengkapi manfaat utama
produk sehingga mampu lebih memuaskan konsumen”.
Atribut produk meliputi merek (brand), pembungkusan (packaging), label, garansi atau jaminan
(warranty) dan produk tambahan (service). Atribut dapat dipandang secara obyektif (fisik produk)
maupun secara subyektif (pandangan konsumen).
Bilson Simamora (2001:167) mendefinisikan bahwa “Atribut produk adalah segala sesuatu yang melekat
pada produk dan menjadi bagian dari produk itu sendiri”.
Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk
untuk melakukan fungsi-fungsinya”.
Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan sebagai produk yang
memiliki kualitas yang baik.
Menurut Kotler (2004:330), kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas,
yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari
atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari sudut pemasaran kualitas harus diukur
dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas produk tersebut.
Stanton (1991:285-286) menyatakan bahwa perhatian pada kualitas produk makin meningkat karena
keluhan konsumen selama beberapa tahun belakangan ini. Hal ini terjadi karena keluhan konsumen
makin lama makin terpusat pada kualitas yang buruk dari produk, baik bahannya maupun pekerjaannya.
Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa “Kualitas adalah salah satu alat utama untuk
positioning menetapkan posisi bagi pemasar”.
2. Fitur Produk
Kotler dan Armstrong (2004:348) sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur.
Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa
fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing.
Menurut Cravens (1998:14) fitur juga dapat digunakan sebagai sarana untuk membedakan suatu merek
dari pesaingnya.
3. Desain Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui
desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain.
(taufan darussalam : 2007) Desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan atas
dasar pandangan bahwa “bentuk ditentukan oleh fungsi” dimana desain mempunyai kontribusi
terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk karena selalu mempertimbangkan faktor-
faktor estetika, ergonomis, bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik
perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan memberi keunggulan bersaing
yang kuat di pasar sasaran.
Kotler (2004:332) berpendapat bahwa “Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi
penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen”.
Menurut Stanton (1991:285), “Desain merupakan salah satu aspek pembentukan citra produk. Sebuah
desain yang unik, lain dari yang lain, bisa merupakan satu-satunya ciri pembeda produk”.
Menurut Stanton (1991:285), desain produk yang baik dapat meningkatkan pemasaran produk dalam
berbagai hal diantaranya:
1. Dapat mempermudah operasi pemasaran produk.
2. Meningkatkan nilai kualitas dan keawetan produk.
3. Menambah daya penampilan produk.
Atribut produk menurut Fandy Tjiptono adalah “unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.Sedangkan menurut Teguh Budiarto “Atribut-atribut
produk adalah sesuatu yang melengkapi manfaat utama produk sehingga mampu lebih memuaskan
konsumen”. Atribut dapat dipandang secara obyektif (fisik produk) maupun secara subyektif (pandangan
konsumen).
Dalam makalah ini, hanya akan dibahas hanya 5 komponen pokok atribut produk, yaitu:
1) Merk
Merek adalah sesuatu yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa jasa dari seseorang atau
kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk penjual dapat dalam bentuk nama, istilah, tanda,
simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut. Dalam melakukan pembelian konsumen tidak hanya
memperhatikan macam dari produk. Tapi jugapembeli memperhatikan merek dari produk tersebut , merek
lebih dari sekedar simbol, merek dapat memiliki 6 tingkatan perhatian sebagai berikut:
a) Atribut
b) Manfaat
c) Nilai
d) Budaya
e) Kepribadian
f) Pemakai
Merek yang baik adalah merek yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, adapun karakteristik
merek yang baik adalah :
Produsen membuat suatu merek untuk produknya karena ada tujuan-tujuan tertentu yang dapat diambil
manfaatnya oleh penjual (produsen) maupun pembeli (konsumen), ada banyak manfaat dari pencantuman
merek pada suatu produk. Manfaat dari pencantuman merek adalah:
d. ) Membangun loyalitas
Pelanggan yang puas akan produk yang kita jual, mereka akan dengan sendirinya memasukkan merek kita
tidak hanya di kepala pelanggan tapi juga di hati mereka. Bagi mereka, merek kitalah yang terbaik. Mereka
merasa mendapatkan banyak manfaat dari membeli produk kita. Tidak hanya manfaat fungsional, namun
juga manfaat emosional. Mereka akan selalu melakukan pembelian ulang tanpa pernah silau oleh harga
murah ataupun promosi dan janji-janji dari pihak pesaing.
2) Kualitas Produk
Kualitas produk sebagai driver dari kepuasan pelanggan sudah lama diyakini. Setidaknya, lebih lama
dibandingkan dengan keyakinan terhadap kualitas pelayanan sebagai driver kepuasan pelanggan.
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai
sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan
fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan dengan produk lain, esklusifitas, kenyamanan
wujud (warna, bentuk pembungkus dsb) dan harga yang ditentukan oleh biaya produk.
Jadi bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan sebagai produk yang
memiliki kualitas yang baik.
3) Sifat Produk
Sifat barang merupakan karakter yang melekat pada barang itu sendiri secara fisik dapat dilihat.Sifat
produk disebut juga dengan istilah ciri produk yang dalam bahasa inggris disebut produk feature. Suatu
produk dapat ditawarka dalam berbagai sifat, sebuah model “Polos” produk berupa tambahan apapun
merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan model dari tingkat lebih tinggi dengan menambahkan
beberapa sifat.
Sifat produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Menjadi
produsen yang pertama yang memperkenalkan sifat baru yang dibutuhkan dan nilai tinggi oleh pelanggan
adalah salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing. Produsen tidak perlu menawarkan produk yang
nilainya rendah bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya sebaliknya. Sebaliknya sifat-sifat produk yang
sifatnya tinggi bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya perlu untuk ditambahkan.
4)Kemasan
Kemasan berasal dari kata kemas yang berarti teratur (terbungkus) rapi; bersih; rapi; beres; selesai.
Pengertian kemasan lainnya merupakan hasil mengemas atau bungkus pelindung dagangan (niaga).
Sedangkan pengertian bungkus dapat diartikan sebagai kata bantu bilangan untuk benda yang dibalut dengan
kertas (botol, plastik, dan sebagainya); pengertian lainnya barang apa yang dipakai untuk membalut. Dengan
demikian dalam tulisan ini pengertian kemasan adalah sesuatu (material) dapat berupa botol, kertas,
maupun plastik yang digunakan untuk membungkus makanan.
Kesadaran akan pentingnya kemasan yang menarik dan baik semakin meningkat. Karena pentingnya fungsi
kemasan dalam pemasaran dan merupakan atribut yang dilihat konsumen paling awal. Tidak jarang
konsumen bersedia membayar lebih untuk memudahan penampilan, kehandalan dan prestise dari kemasan
yang lebih baik. Faktor lainnya adalah makin meluasnya penjualan dengan sistem swalayan (self service),
makin meningkatnya standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut masyarakat.
Dalam pemasaran suatu produk, pemberian wadah atau kemasan dapat memainkan peran kecil, misalnya
paku, sekrup atau peran yang penting, misalnya pada kosmetika. Masalah kemasan dirumuskan sebagai
segala kegiatan merancang dan memperbaiki kaidah atau bungkus suatu produk
Kemasan juga didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan
suatu produk. Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan
Kemasan memenuhi sasaran, Keamanan (safety) dan kemanfaatan (utilitarian)
Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan
Manajemen bisa mengawasi produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan perolehan laba
Dengan adanya keamanan dan kemanfaatan kemasan, produk akan terlidungi selama dalam perjalananya
dari produsen kekonsumen, bahkan terahir dipakai oleh konsumen selain itu dengan adanya kemasan,
identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing.
Kemasan juga perlu ditawarkan dengan bentuk dan ciri yang demikian menariknya sehingga konsumen
bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan yang lebih baik.
5) Label
Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang dapat berupa gambar, tulisan atau kombinasi
keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta
informasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertakan pada produk,
dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan
Kegunaan Label adalah memberikan infomasi yang benar,jelas danlengkap baik mengenai kuantitas, isi,
kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukan mengenai barang yang diperdagangkan
Label Bagi Konsumen adalah Konsumen akan memperoleh informasi yang benar, jelas dan baik mengenai
kuantitas, isi, kualitas mengenai barang / jasa beredar dan dapat menentukan pilihan sebelum membeli atau
mengkonsumsi barang dan jasa
Bagaimana Kewajiban Pelaku Usaha mencantumkan Label? Pelaku Usaha yang memproduksi atau
memperdagangkan dan atau memasukkan barang di atau ke pasar dalam negeri wajib mencantumkan label
dalam dan atau luar kemasan.
Pencantuman label di kemasan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas, tidak mudah luntur
atau rusak, letaknya mudah untuk dilihat dan dibaca
Isi Label :
a) Nama barang
b) Ukuran;
c) Berat, isi bersih, netto
d) Komposisi
e) Aturan pakai
f) Tanggal kadaluarsa
g) Akibat sampingan
h) Nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus
dipasang/dibuat
Apa yang harus tercantum pada Label Makanan :
a) Nama makanan/nama produk
b) Komposisi/daftar ingredien;
c) Berat, isi bersih, netto
d) Nama dan Alamat Pabrik/Importir
e) Nomor Pendaftaran
f) Kode Produksi
g) Tanggal Kadaluarsa
h) Petunjuk atau Cara Penyimpanan
i) Petunjuk atau Cara Pengunaan
Wajib Label Untuk Setiap orang yang memproduksi atau memasukan pangan yang dikemas ke dalam wilayah
Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label, di luar atau di dalam kemasan pangan dan
menggunakan Bahasa Indonesia
Wajib Mencamtumkan Nama dan Alamat untuk Pelaku usaha yaitu produsen pangan, importir, pengedar
produk pangan. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat memperoleh informasi yang lengkap, yaitu baik
importir pangan yang bersangkutan
Ketentuan lebih lanjut mengenai Label dapat dilihat pada :
a) Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
b) Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Pasal 30 s/d 33
c) Undang-undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
d) Peraturan Pemerintah No. 69 tentang Label dan Iklan Pangan
SPESIFIKASI PRODUK
Barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk
bungkus, warna, nama perusahaan dan pengecer, jasa perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh
pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
a)Barang konsumsi
1)Penggolongan berdasarkan kecepatan konsumsi (rate of consumption) dan kekonkritannya
(tangibility) terdiri dari:
-Barang tahan lama, yaitu : barang kongkrit yang dapat dipergunakan berulang-ulang misalnya televisi,
sepatu, mobil, dsb.
-Barang tidak tahan lama, yaitu : barang kongkrit yang hanya dapat digunakan satu atau beberapa kali,
misalnya daging, sabun, ikan, beras, dsb.
-Jasa, yaitu : kegiatan manfaat atau kepuasan yang dijual, misalnya : pangkas rambut, dokter, dsb.
2)Penggolongan berdasarkan kebiasaan membeli, konsumen yang mengorbankan sebagian waktu dan
tenaga seminim mungkin, misalnya : kebutuhan dapur dsb
3)Barang shopping, yaitu : barang-barang yang dibeli setelah terlebih dahulu membandingkan
kecocokan, kualitas, harga dan modal antara barang-barang sejenis, misalnya pakain jadi, sepatu,
perabot rumah tangga, dsb.
4)Barang speciality, yaitu barang-barang yang mempunyai karakteristik yang unik, untuk kelompok
pembeli tertentu yang bersedia melakukan usaha-usaha istimewa untuk mendapatkannya, misalnya :
benda-benda kolektor, antik, dsb.
5)Stationary : semua peralatan tulis dan kantor seperti pensil, penghapus, penggaris, perlengkapan
komputer, dan perlengkapan tik.
6)Departemen Fashion :Produk fashion : sebuah produk yang mempunyai ciri-ciri khusus yang tepat dan
mewakili style yang sedang tren dalam suatu kurun waktu tertentu.
Produk fashion:
-Pakaian Wanita
-Pakaian Pria
7)Departemen Fresh:Bagian dari supermarket yang menyediakan produk berupa bahan makanan yang
masih segar ataupun yang sudah diolah dan memerlukan kondisi khusus, serta memiliki kadarluasa yang
relatif singkat. Misalnya: sayuran (vegetable) , buah (fresh fruit) , daging (fresh meat) , produk susu, dan
produk yang berasal dari susu (dairy milk), dan produk yang dibekukan.
8)Barang Pecah Belah (GMS), Barang pecah belah ini adalah barang-barang yang sifatnya kelontongan :
kaca cermin, sisir, kamoceng, gelas, piring, dsb.
Usaha yang dilakukan penjual untuk mempersamakan atau meneliti dan menetapkan barang/jasa mana
yang sesungguhnya yang akan dibeli pelanggan adalah proses identifikasi. Proses identifikasi tersebut
meliputi :
5.Mencek kembali jumlah harga dari setiap unit barang yang dipesan
7.Memberikan cap dan tanda tangan/paraf sebagai pembuktian legalisasi pada faktur penjualan
8.Memberikan slip faktur penjualan yang diperuntukkan bagi pembeli dan menyimpan yang
diperuntukkan buat arsip.
Identifikasi barang dpat dilakukan sebanyak dua kali apabila waktu pengidentifikasian barang, pelanggan
tidak ada ditempat, misalnya pemesanan melalui telepon, faksimil, atau surat pos dan barang yang
dikirimkan melalui kendaraan, yaitu:
a)Pertama pada waktu pengiriman sebelum barang dikemas dan dimasukkan ke alat angkut transportasi
Selain mengidentifikasi barang yang dibeli pelanggan, penjual juga perlu mengidentifikasi pelayanan
yang diberikan pada pembeli
e)Mengidentifikasi perhitungan jumlah uang yang harus dibayar pelanggan, bila terjadi kesalahan
perhitungan. Biasanya dalam faktur diinformasikan/mencantumkan SEO artinya perhitungan dapat
diperbaiki jika terdapat kesalahan
1. Nama Produk: Sebaiknya nama yang digunakan untuk produk sederhana namun dapat
menggambarkan jati diri produk tersebut.
2. Nomor SKU: Stock Keeping Unit adalah kode unik yang diberikan kepada setiap item
barang baik yang dibeli maupun dijual oleh perusahaan. Cara penamaan bisa dilakukan
dengan menggunakan properti-properti yang ada pada item, misalnya ukuran, warna, dan
tipe barang. SKU ini dipakai sebagai informasi stok barang perusahaan dan pembeda suatu
item dengan yang lain. SKU juga sering dicetak dalam barcode untuk memudahkan
perusahaan melakukan inventarisasi stok.
3. Deskripsi Produk: Sebuah deskripsi yang lebih mendalam tentang produk sangat
diperlukan agar pelanggan dapat mengetahui dengan jelas terkait produk tersebut.
4. Brand/Merek: ini merupakan nama produk utama. Sebagai contoh, Proctor and Gamble
“Tide” merupakan sebuah brand/merek dengan banyak variannya, yaitu Tide Clean Breeze,
Tide Lavender Breeze, dll)
5. Warna: merupakan spesifikasi produk yang diperlukan agar orang-orang di gudang atau
toko dapat dengan mudah mengidentifikasi produk dari bentuk fisiknya. Semakin banyak
informasi yang mereka miliki, semakin cepat mereka dapat bekerja.
6. Bahan: Ada beberapa alasan mengapa informasi mengenai jenis bahan sangat
diperlukan. Hampir mirip dengan warna, bahan akan membantu orang-orang di gudang
atau toko mengidentifikasi produk secara fisik dengan lebih cepat. Selain itu, karena
adanya standar pengiriman, terutama jika melakukan pengiriman melalui angkutan atau
internasional maka perlakuan mereka terhadap barang tersebut akan berbeda.
7. Dimensi (tanpa kemasan): Bagi kamu yang terbiasa menjual produk yang berkemasan,
hal berbeda akan kamu temui jika bekerja dengan pengecer online seperti Amazone.
Karena mereka lebih mengutamakan informasi terkait produk agar pelanggan tertarik
dengan produk tersebut.
9. Info Pemasangan: Bagi reseller online spesifikasi produk ini sangat diperlukan. Mereka
sebaiknya memberitahukan pada konsumen sebelum membeli bahwa produk tersebut
memerlukan waktu untuk perakitan agar konsumen dapat mempertimbangkan jangka
waktu pengiriman produk.
10. Biaya: ini merupakan harga dimana reseller membayar produk yang dibeli dari kamu.
Sebaiknya kamu membuat beberapa lembar SKU pada Ms. excel untuk berbagai jenis
pelanggan, seperti distributor, pengecer, pengecer pada berbagai situs, dll. Karena biaya
untuk setiap jenis pelanggan akan berbeda.
11. MSRP: Manufacturer Suggested Retail Price adalah harga produk yang sudah kamu
tetapkan dan harus diikuti oleh penjual/reseller jika ingin menjual produkmu kepada
konsumen lainnya. Jika kamu mengharuskan reseller untuk menjual produk sesuai denga
harga MSRP, maka produkmu akan akan cukup terkenal. Mereka bisa menjual produk
dengan harga yang terlalu mahal, bahkan terlalu murah agar produkmu bisa terjual dengan
cepat. Hal ini dapat membuat produkmu menjadi terlalu murah dan membuat reseller lain
menjadi marah.
12. Negara Asal: Secara hukum hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui dimana
produkmu terdaftar atau diproduksi. Selain itu, jika kamu mengekspor produk ke negara-
negara lain, mereka harus tahu negara asal produk tersebut karena hal ini berkaitan
dengan pajak.
13. HS Kode Klasifikasi: Harmonized Commodity Description and Coding System lebih
dikenal sebagai Harmonized System (HS) adalah standar internasional atas sistem
penamaan dan penomoran yang digunakan untuk pengklasifikasi produk perdagangan dan
turunannya yang dikelola oleh World Customs Organization (WCO). Kamu perlu
mempelajari hal ini jika ingin menjual produk dalam skala internasional
6.1
Spesifikasi Produk
ini seringkali tidak memberi informasi yang spesifik yang diperlukan ketika
merancang produk. Ketika konsumen mengatakan ’Saya ingin bagian ini mudahdipasang’ atau ’Saya
menginginkan produk yang ringan’, maka perancang produkharus menentukan parameter ’mudah
dipasang’ maupun ’ringan’ yang tepat
sehingga bisa dijadikan acuan ketika melakukan perancangan produk. Spesifikasiproduk adalah
penjabaran yang eksak, detail, dan terukur dari apa yang harusdicapai oleh suatu produk. Perlu
ditekankan bahwa spesifikasi produk tidakmenggambarkan bagaimana mencapainya (
how
what
), untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Spesifikasi produk terdiri daridua komponen, yaitu:1.
Metric
Value
metric
metric
’waktu rata
value
dari
metric
te
rsebut adalah ’kurang dari 75 detik’. Idealnya, spesifikasi produk ditentukan di
awal aktivitas pengembangan produk. Spesifikasi produk akan menjadi dasardalam pembuatan konsep
produk. Ada dua tahapan yang berkaitan denganpenentuan spesifikasi produk yaitu penentuan
target specifications
final specifications
6.2
Menentukan
Target specifications
target specifications
, yaitu :
1.
Membuat daftar
metric
Metric
yang paling berguna adalah yang paling menggambarkantingkat kemampuan produk dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan.Hubungan antara kebutuhan dan
metric
adalah hal yang sangatpenting terkait dengan spesifikasi dengan asumsi dasar bahwamenerjemahkan
keinginan konsumen ke dalam spesifikasi yangterukur dan jelas adalah merupakan hal yang mungkin,
danmemenuhi spesifikasi ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan.Beberapa tuntunan dalam
membuat
metric
metric
tertentu, dan
value
dari
metric
metric
Metric
adalah variabel yang dependen, bukan independenSpesifikasi mengindikasikan apa yang harus dicapai
produk, bukanbagaimana memenuhinya. Beberapa variabel mungkin bersifatdependen (dipengaruhi
variabel lain), misalnya massa, danvariabel juga dapat berupa variabel independen, misalnya jenisbahan
yang digunakan untuk membuat produk. Massa sebuahproduk dipengaruhi oleh jenis bahan
pembuatnya. Denganmenggunakan variabel yang dependen, akan diperolehkeleluasaan untuk
mencapai spesifikasi tersebut: untukmemperoleh massa tertentu, kita dapat mengevaluasi
materialpembuat dan ukuran produk.c.
Metric
metric
adalah atribut produk yang dapat diamati dandianalisis secara langsung yang dapat dievaluasi dengan
mudaholeh tim pengembang.d.
metric
(misalnya: “desain yangmenarik”). Pada kasus seperti ini, need statement ditulis debagai
spesifikasi dan catat bahwa
metric
Metric
dapat memasukkan kriteria perbandingan yang popular dipasaranBanyak pelanggan yang membeli
produk berdasarkan evaluasiyang dipublikasikan, misalnya majalah atau internet. Jika timpengembang
mengetahui tentang evaluasi ini maka dapatdimasukkan
metric
2.
Mengumpulkan Informasi
Benchmarking
Hubungan antara produk yang sedang dikembangkan dengan produkyang sudah ada akan menentukan
kesuksesan komersial. Kumpulkaninformasi mengenai
value
dari
metric
3.
Menentukan
Ideal
dan
Value
s
Ada dua jenis target
value
ideal
value
dan
marginally acceptable
value
Ideal
value
value
metric
yang setidaknya harus dipenuhi sehingga produk masihberpeluang berhasil secara komersial.
value
dari
metric
:a.
Minimal X:
value
digambarkan sebagai batas bawah sebuah
metric
Maksimal X:
value
metric
metric
.d.
metric
metric
memiliki
value
4.
Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi berkaitan dengan proses penentuanspesifikasi yang telah dilalui.
Beberapa pertanyaan penting terkait
terlewat?’, ‘
.3 Menentukan
Final specifications
Setelah menentukan
target specification
final specification
. Tahapandalam menentukan
final specification
adalah:1.
Evaluasi
Spesifikasi adalah karakteristik total dari barang/jasa, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna
barang/jasa yang dinyatakan secara tertulis. Pengertian lain dari spesifikasi adalah uraian terperinci mengenai
persyaratan kinerja barang, jasa atau pekerjaan atau suatu uraian terperinci mengenai persyaratan kualitas material,
metode kerja dan standar kuaitas pekerjaan (workmanship) yang harus diberikan oleh kontraktor.
Spesifikasi barang/jasa yang disusun hendaklah memiliki karakteristik 4 (empat) yaitu : tepat jumlah, tepat mutu,
tepat waktu, dan tepat lokasi.
a. Tepat jumlah artinya barang/jasa yang dibeli atau diadakan tidak berlebih atau kurang dari yang dibutuhkan.
b. Tepat mutu artinya mutu barang/jasa yang dibeli tidak terlalu baik sehingga menjadi terlalu mahal, apalagi terlalu
jelek sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna barang/jasa. Sehingga sasaran pengadaan efektif
(berhasil guna) tidak tercapai.
c. Tepat waktu artinya kedatangan barang/jasa yang dibutuhkan tidak terlambat atau lebih cepat sehingga
membutuhkan tempat penyimpanan lebih lama dari yang seharusnya.
d. Tepat lokasi artinya barang/jasa yang diterima tepat pada lokasi yang membutuhkan. Salah pengiriman
barang/jasa ketempat yang tidak membutuhkan akan menimbulkan tambahan biaya yang tidak perlu sehingga
sasaran pengadaan efisien (berdaya guna) tidak tercapai.
e. Akuntabel artinya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum formal. Atau dengan kata lain tidak melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Spesifikasi berfungsi sebagai media informasi dan perbandingan antara pengguna barang/ jasa dengan penyedia
barang/jasa. Kejelasan spesifikasi barang/jasa, merupakan langkah awal dalam upaya meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pengadaan barang/jasa.
Dalam spesifikasi barang/jasa, tertuang beberapa informasi tentang hal-hal berikut ini :
1. Barang/jasa seperti apa yang sesungguhnya dibutuhkan (dalam hal mutu, tipe, ukuran, kinerja, dan sebagainya).
2. Bagaimana mutu barang/jasa tersebut akan diukur.
3. Berapa banyak barang/jasa tersebut akan diperlukan.
4. Kapan banyak barang/jasa tersebut diperlukan.
5. Dimana banyak barang/jasa tersebut harus diserahkan.
6. Moda transportasi dan cara pengangkutan barang seperti apa yang harus dipersyaratkan.
7. Persyaratan seperti apa yang harus dimiliki oleh penyedia barang/ jasa agar mampu memasok dengan efektif.
8. Tanggung jawab penyedia barang/jasa yang harus dipenuhi dan informasi seperti apa yang akan diberikan kepada
Penyedia barang/jasa.
Kegagalan dalam menyusun dan menetapkan spesifikasi barang/jasa yang tepat akan berdampak serius pada :
1. Operasi bisa terhenti sebagai akibat barang/jasa yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi tidak
tersedia.
2. Barang yang dibeli mungkin rusak dan tidak dapat digunakan lagi sebagai akibat kemasan yang tidak memadai
(karena tidak dipersyaratkan dalam spesifikasi).
3. Barang yang dibeli mengandung material yang dilarang negara (karena tidak dipersyaratkan dalam spesifikasi).
4. Mesin yang dibeli tidak bekerja sempurna atau tidak sesuai harapan.
5. Jumlah barang yang dibeli ternyata berlebih dan berdampak pada peningkatan kebutuhan gudang dan
kemungkinan kadaluarsa.
6. Penyedia barang/jasa ternyata tidak memberikan jasa pemeliharaan dan/atau pelayanan purna jual.
Ketentuan tentang Spesifikasi
1. Spesifikasi teknis benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna/penerima akhir;
Tujuan utama penyusunan spesifikasi teknis adalah memenuhi kebutuhan pengguna akhir sehingga barang/ jasa
yang didapatkan memberi outcome bahkan benefit yang efektif dalam rangka pencapaian target dan sasaran
pengadaan yang telah ditetapkan.
2. Tidak mengarah kepada merek/produk tertentu, kecuali untuk pengadaan suku cadang;
Prinsip mempertahankan tingkat kompetisi pada level yang ideal bertujuan untuk mendapatkan barang/jasa yang
efektif dan efisien. Mengarah pada satu merek tertentu menempatkan barang/jasa pada kotak bottleneck dan
penyedia cenderung menjadi exploit. Mengarah pada merek tertentu hanya diperbolehkan untuk barang/ jasa yang
telah dilingkupi oleh perjanjian yang lebih tinggi seperti kontrak payung LKPP terkait e-Catalog atau pengadaan suku
cadang.
Membuka persaingan dengan tidak mengarah pada merek tertentu harus dimulai sejak identifikasi kebutuhan. KAK
mesti memberikan referensi minimal 2 merek/produk referensi yang direkomendasikan PA/KPA atau pengguna akhir.
Yang perlu diingat, persaingan tidak hanya pada spesifikasi teknis, namun juga pada harga. Sehingga referensi ini
mestinya juga menjadi pertimbangan dalam penetapan HPS.
3. Memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri;
Spesifikasi teknis wajib mempertimbangkan penggunaan produksi dalam negeri sesuai dengan kemampuan industri
nasional dan juga tenaga ahli dan/atau penyedia barang/ jasa dalam negeri. Harus diteliti sebaik-baiknya agar
komponen spesifikasi benar-benar mengarah pada hasil produksi dalam negeri dan bukan barang/jasa impor yang
dijual di dalam negeri. Dalam hal sebagian bahan untuk menghasilkan barang/jasa produksi dalam negeri berasal
dari impor, dipilih barang/jasa yang memiliki komponen dalam negeri paling besar;
4. Memaksimalkan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Spesifikasi teknis semaksimal mungkin mengacu pada SNI dengan tetap memperhatikan kemampuan atau potensi
nasional atau standar lain yang berlaku dan/atau standar internasional yang setara dan ditetapkan oleh instansi
terkait yang berwenang bila tidak.
Syarat-syarat Spesifikasi yang baik.
Semua spesifikasi harus memenuhi lima “ C’S “ yaitu
• Clear (Jelas) yaitu Mengandung cukup informasi bagi penyedia untuk menentukan kesesuaian pekerjaan dengan
kebutuhan dan apa dampaknya terhadap biaya
• Concise (Singkat padat) yaitu Hanya mengandung informasi esensial yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan
• Comprehensive (Menyeluruh) yaitu dapat memberikan gambaran ruang lingkup pakerjaan sampai hasil pengadaan
dapat dimanfaatkan oleh pengguna akhir
• Consistent (Konsisten)yaitu kriteria yang dipersyaratkan tidak berubah ubah.
• Correct (Benar)yaitu spesifikasi yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir (end user) dan
Menghindari spesifikasi yang berlebihan atas suatu kebutuhan.
3.2. Komponen Dokumen Spesifikasi
a. Kualitas
Spesifikasi teknis kualitas adalah tentang sejauh mana mutu barang atau kinerja barang/produk jasa dapat
memenuhi kebutuhan pengguna. Misal, seberapa jauh barang/produk jasa dapat berfungsi, bagaimana desain
produk, kapasitas, kinerja, proses pabrikasi tertentu, kemudahan penggunaan, daya tahan, dan instalasinya. Dalam
menyusun spesifikasi teknis kita harus mampu menetapkan tingkatan kualitas yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dari pengguna. Ini agar tidak terjadi spesifikasi teknis yang berlebihan atau kurang dari yang dibutuhkan.
Bahkan bila perlu, dalam rangka menjamin kinerja dapat dipersyaratkan uji kinerja (testing and inspection).
Persyaratan uji kinerja diterapkan untuk barang/produk jasa yang derajat risiko dan dampaknya terhadap pengguna
atau organisasi sangat besar. Ingat, dalam prinsip value for money setiap persyaratan spesifikasi teknis akan
berdampak pada biaya. Menyeimbangkan antara manfaat dan biaya adalah tantangan tersendiri.
b. Kuantitas dan Pengiriman
Spesifikasi teknis kuantitas adalah tentang berapa banyak barang atau produk jasa yang dibutuhkan. Spesifikasi
teknis pengiriman adalah tentang kapan dan di mana barang/ jasa disediakan oleh penyedia. Faktor waktu dan
lokasi/ sumber menjadi pertimbangan utama. Baik untuk paket pesanan tunggal atau pesanan yang berulang. Di sini
akan muncul beberapa pertanyaan, di antaranya adalah apakah diperlukan manajemen persediaan atau tidak,
bagaimana sistem logistik yang akan diperlukan, dan pertanyaan lainnya dalam dimensi waktu dan lokasi/sumber.
c. Kualitas Layanan
Spesifikasi teknis kualitas layanan adalah tingkat dukungan layanan yang disediakan terkait dengan operasionalisasi
barang/jasa atau jaminan mutu. Seperti layanan purna jual, garansi, pemeliharaan, dan lainnya.
d. Informasi Tambahan
Spesifikasi teknis juga harus menjelaskan tentang informasi-informasi tambahan yang mendukung pencapaian Value
for Money atau hal-hal yang dapat menjadi added value dalam pengadaan barang/jasa. Informasi-informasi
tambahan ini, misalkan tentang pengiriman, maka ada pembagian tanggung jawab transportasi, asuransi atau atribut
tambahan lain. Dalam pengadaan internasional hal ini diatur dalam INCOTERM.
Demikian juga tentang informasi kontak, alamat, jalur komunikasi, ruang lingkup organisasi, dan hal-hal lain tentang
detail organisasi pengguna. Termasuk di dalamnya terkait aturan hukum yang mengikat dan berlaku di internal dan
eksternal organisasi.