(KOMPUTASI PROSES)
Disusun Oleh:
Kelompok : II (Dua)
Nama : Eko Pratomo (15221056)
Disusun Oleh:
Kelompok II (Dua)
Asisten Laboratorium
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini mendapat tanggapan yang
positif dan memberikan ilmu khususnya bagi kami, dan para pembaca.
Penulis
iii
BAB I
OPTIMASI NAPTHA SPLITTER (HYSYS A)
I. Tujuan
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan dapat :
1) Memodelkan kolom dengan inputan yang kompleks
2) Menggunakan spreadsheet
3) Menghubungkan template
1
3. Inputkan komposisi pada bagian “Component List”, adapun komposisinya sebagai
berikut:
Material umpan berada pada suhu 105oC, tekanan 2,3 kg/cm2.
Light Naphta (T: 450C)
(P: 2kg/cm2)
(Flow: 10000m3/jam)
2
Komponen Fraksi mol
Methane 0
Ethane 0
Propane 0
i-Butane 0
n-Butane 0
i-Pentane 0
n-Pentane 0
n-Heptane 0.3738
n-Octane 0.3851
n-Nonane 0.1626
1M3-Ebenzene 0.0415
2-Mpentane 0.0195
n-Hexane 0.0175
3
7. Dikarenakan suhu outlet mixer belum memenuhi suhu inlet Splitter, maka outlet mixer
harus melewati heater terlebih dahulu. (dipanaskan sampai suhu 105°C).
4
Set suhu outlet Heater sebesar 105°C dan tekanan 2,3 kg/cm2 pada tab “Worksheet”
5
8. Masukkan Kolom Nafta Splitter dari Palette, isi inlet dan outlet seperti berikut ini:
Di dalam kotak …. Masukkan
Column Name Kolom Naphta Splitter
Inlet Stream Feed
Inlet Stage 16 Main Stager
Condenser Energy Stream Q-Condenser
Condenser Type Partial Reflux
Overhead Vapor Outlet Ovhd Prod
Light Nafta
Reboiler Energy Stream Q-Reboiler
Bottoms Liquid Outlet Heavy Nafta
6
9. Klik tombol Next, untuk melanjutkan ke halaman berikutnya. Tombol Next akan aktif jika
semua informasi yang dibutuhkan telah diisi.
7
11. Pada halaman ini masukkan nilai estimasi suhu Estimate Top Stage (1050C) dan Optional
Reboiler Temperature Estimate sebesar 144oC. Estimasi suhu tidak digunakan untuk
menyelesaikan perhitungan kolom, tetapi untuk membantu agar kolom konvergen
8
12. Ada halaman terakhir masukkan nilai 1,2 untuk Reflux Ratio
13. Klik tombol Done, HYSYS akan membuka jendela tampilan Column Property. Akses page
Monitor yang berada pada tab Design.
14. Tiga spesifikasi harus diisi sehingga Degrees of Freedom sama dengan 0. Kita telah men-
spesifikasi Reflux Ratio.
9
15. Jika kolom sudah konvergen, kita dapat melihat hasil perhitungan pada tab Performance,
page Column Profile.
10
17. Klik tombol Variables, atur kondisi operasi yang ingin kita atur. Di permodelan ini ingin
didapatkan yield heavy naphta maksimal dengan T bottom dioptimasi antara range 135-
147 C sesuai dengan kondisi lapangan, karena apabila terlalu rendah maka IBP akan turun
dan produk Heavy menjadi Offspec, serta berpengaruh pada RVP Light Naphta max
135kPA.
11
18. Isi Spreadsheet sesuai dengan gambar berikut:
19. Setelah itu, klik “Start”, sampai tanda berubah menjadi warna hijau dengan tulisan
“Optimum Found”
12
III. Kesimpulan
1. Pada suhu optimum sebesar 144°C, maka didapat yield Heavy Naphta sebesar
31903,254 kg/hr.
2. Untuk mendapatkan Yield Light Naphtha sebesar mungkin, tidak hanya melihat
Parameter Suhu (Apabila Suhu terlalu tinggi, maka produk atas/light naphtha akan off-
spec) oleh karena itu, kita harus meninjau Parameter lain seperti RVP.
13
BAB II
OPTIMASI UNIT PROSES (HYSYS B)
MODUL 5
Judul: Aspen Hysys Simulation of CO2 Removal by Amine Absorption from a Gas Based Power Plant.
I. Tujuan
Untuk mengetahui proses CO2 Removal dengan spesifikasi sebagai berikut:
14
II. Metode Unit Proses
1. Membuka HYSYS 8.8, lalu klik New, kemudian pilih Case.
15
4. Enter Simulation untuk memulai simulasi proses. Sehingga muncul pallete untuk
memasukkan alat yang diperlukan, yaitu Absorber.
16
6. Pada Tab parameter, klik “solver” dan pilih radiobutton “Adaptive”
7. Masukkan komposisi pada material stream “Lean Amine” dengan basis mass fractions.
17
8. Masukkan komposisi pada material stream “Sour Gas” dengan basis mole fractions.
9. Isi sifat fisik masing-masing fluida sesuai dengan spesifikasi yang tertera di atas.
18
10. Pada Tab “Parameter”, Klik “Acid Gas”. Kemudian pilih packed pada column type. Serta
isikan packing space sebesar 0,4 m.
19
11. Klik “Run” pada alat Absorber. Tanda merah akan berubah menjadi kuning yang
bertuliskan “Solving..” dan tunggu beberapa saat hingga tanda berubah menjadi tulisan
“Converged” yang berwarna hijau.
12. Pada stream Rich Amine, masih terdapat vapor phase. Sehingga harus menambahkan
separator agar fase uap dan liquidnya terpisah.
20
13. Di dalam separator, masukkan inlet “Rich Amine” dan outlet vapor berupa “Vap_Amine”
dan outlet liquid berupa “Liq_Amine”. Setelah itu tanda muncul tanda “OK” yang
berwarna hijau.
21
15. Pada bagian parameter, isi delta P sebasar 2 bar.
16. Drag Heat Exchanger dari Pallete, dengan inlet tube adalah Rich Pump. Kosongkan bagian
shell terlebih dahulu.
22
17. Pada bagian Parameter, pilih Heat Exchanger Model yaitu “Simple Weighted”.
18. Pada bagian “Worksheet”, sesuaikan kenaikan suhu pada tube side agar tidak terjadi cross
temperature. (dengan tekanan yang sama juga, asumsi tidak ada pressure drop).
23
19. Selanjutnya masukkan Stripper, drag kolom distilasi pada tab “Column” di pallete.
Kemudian isi inlet dan outletnya seperti pada gambar berikut:
24
Jumlah Stage :6
Tipe Reboiler : Once-through
20. Pada Tab “Monitor”, isi Reflux ratio sebesar 0,3. Setelah itu, maksimalkan produk CO 2
yang ter-recover dengan cara mengubah data Bottoms Product Rate. Crosscheck Active,
Estimate, dan Current pada Reflux Ratio dan Bottoms Product Rate. Sedangkan pada data
yang lain hanya di-crosscheck bagian Estimate saja.
21. Kemudian klik “Run” dan tunggu sampai tanda berubah menjadi warna hijau dengan
tulisan “Converged”.
25
22. Drag Pompa lagi dari Pallete, isikan:
Inlet : Lean MEA
Outlet : Lean MEA to HE
Energy : Q Lean Pump
26
24. Buka kembali HE, isikan “Lean MEA to HE” pada sisi shell.
25. Pada Tab “Worksheet”, isi tekanan masing-masing fluida sebesar 1,1 bar (asumsikan tidak
ada pressure drop).
27
26. Agar suhu Lean MEA sama seperti pada saat memasuki absorber, masukkan Cooler dari
Palette.
Inlet : Lean MEA to Lean Cooler
Energy : Q Lean Cooler
Outlet : Lean MEA Recycle
27. Atur Suhu dan Tekanan Outlet Cooler berturut-turut sebesar 40°C dan 1,1 bar.
28
28. Masukkan Recycle dari Palette, untuk menambahkan Make Up water dan make up MEA,
dan digabungkan dengan Lean MEA keluaran Cooler. Sehingga, outlet dari recycle disebut
Recycle.
29. Sesuaikan kondisi operasi Inlet Recycle (disamakan semua). Seperti suhu dan tekanan
sebesar 40°C dan 1,1 bar. Kemudian untuk Molar Flow, dihitung dengan cara:
Molar Flow Lean MEA inlet absorber = Molar Flow Lean MEA inlet recycle + Molar Flow
Make Up Water + Molar Flow Make Up MEA
Sehingga, Molar flor make up water (atau MEA) = (Molar flow Lean MEA inlet absorber
- Molar Flow Lean MEA inlet recycle)/2
29
30. Masukkan Recycle dari Palette.
Inlet : Recycle
Outlet : Lean Amine (inlet Absorber)
30
31. Sehingga, overview dari proses tersebut menjadi berikut ini:
III. Kesimpulan
1. Proses CO2 Removal dapat disimulasikan Hysys 8.8 dengan fluid package “Acid
Gas”. Dengan itu, persentase CO2 yang ter-recover dari Rich Amine dapat
diketahui.
2. Semakin kecil rate bottom product stripper, maka persentase CO2 yang ter-recover
dari Rich Amine akan semakin besar (semakin bagus).
3. Dengan iterasi rate bottom product stripper sebesar 70.000 kgmole/hr, maka
didapat persentase CO2 yang ter-recover dari Rich Amine sebesar 72%.
31
BAB III
(MATLAB A)
I. Tujuan Praktikum
Memahami Matlab sebagai Penyelesaian Numerik didalam Perhitungan Teknik
Kimia
Dapat Menyelesaikan persoalan yang diberikan, dengan Metode Matlab
32
Penyelesaian dengan menggunakan aplikasi MATLAB :
A = 1.3509e+07
m = 0.6064
E = -841.6950
33
Screen Shoot Soal No.1 (LINEAR)
34
2. Penurunan temperature karena pelepasan panas
35
Penyelesaian dengan menggunakan aplikasi MATLAB :
function fT=contoh36(T)
% Penurunan temperatur karena pelepasan panas
% Cp = 7,053 + 1,2242.10(-3) T - 2,6124.10(-7) T^2
% q = integral(cp dT)
% Data
% q = -2616 BTU/lbmol
% To = 550 oF
% ---------------------------------------------------------------
q = -2616; % BTU/lbmol
To = 550; % oF
T = 1.9992e+002
36
Screen Shoot Soal No.2 (NON LINEAR)
37
3. Kecepatan Reaksi Pada Katalis Porous
Suatu proses dengan katalis porous mempunyai kecepatan reaksi :
38
Penyelesaian dengan menggunakan aplikasi MATLAB :
% Perhitungan integral
phi = 12*sqrt(C);
eta = (1.0357+0.3173*phi)./(1+0.4172*phi);
x=1./(0.7.*eta.*C.^2); % karena kondisi batas dibalik,
% tanda negatif hilang
t = trapz(C,x);
% Cetak Hasil
disp(['Waktu yang diperlukan menurunkan konsentrasi dari Co =
',num2str(Co), ' mol/gr katalis'])
disp([' menjadi Cn = ', num2str(Cn), ' mol/gr katalis'])
disp([' adalah ', num2str(t), ' detik'])
Keluaran program
Waktu yang diperlukan menurunkan konsentrasi dari Co = 2 mol/gr
katalis menjadi Cn = 1 mol/gr katalis adalah 0.89188 detik
39
Screen Shoot Soal No.3 (INTEGRAL)
40
4. Tekanan uap toluena pada persamaan Antoine ( Regeresi Linier)
Data tekanan uap toluena dalam oC dan Torr adalah
T (oC) -26,7 -4,4 6,4 18,4 31,8 40,3
p (torr) 1 5 10 20 40 60
𝑏
𝑝 = exp(𝑎 +
𝑇 + 273,2
Penyelesaiannya
𝑏
𝑝 = exp(𝑎 +
𝑇 + 273,2
𝑏
ln(𝑝) = 𝑎 +
𝑇 + 273,2
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
1
Untuk 𝑦 = ln(𝑝) dan 𝑥 = 𝑇+273,2
41
Penyelesaian dengan menggunakan aplikasi MATLAB :
% Data - data
p = [ 1 5 10 20 40 60]; % dalam C
T = [ -26.7 -4.4 6.4 18.4 31.8 40.3]; % dalam Torr
% Linierisasi
y = log(p);
x = 1./(T+273.15);
kons = polyfit(x,y,1);
a = kons(2)
b = kons(1)
𝟒𝟕𝟐𝟔,𝟎
Sehinggga, persamaannya : 𝒑 = 𝐞𝐱𝐩(𝟏𝟗, 𝟏𝟗𝟎𝟓 − )
𝑻+𝟐𝟕𝟑,𝟐
42
Screen Shoot Soal No.4 (PERSAMAAN KURVA)
43
5. Koefisien Aktivitas Campuran Biner
Pada suhu 350 K, campuran biner bahan A dan B, fasa uapnya mengikuti hukum-hukum gas
ideal sedangkan fasa cairnya non-ideal dengan koefisien aktivitas mengikuti persamaan :
γA = exp ( β.xB2 ) dan γB = exp ( β.xA2 )
Pada 350 K, tekanan uap murni A dan B masing-masing 80 cmHg dan 60 cmHg. Data tekanan
total kesetimbangan pada 350 K pd berbagai fraksi mol A adalah :
44
Penyelesaian dengan menggunakan aplikasi MATLAB :
Program 1 :
% Koefisien Aktivitas Campuran Biner
% Koef(A) = exp (beta.xB^2 )
% Koef(B) = exp (beta.xA^2 )
global xa Ptdat Pao Pbo
% Data-data
xa=[0.1 0.2 0.3 0.4 0.6 0.7 0.8 0.9];
Ptdat=[65.8 70.3 73.9 76.5 79.9 80.9 81.3 81];
% Tekanan uap murni
Pao=80; Pbo=60;
% Perhitungan beta
beta=fminsearch(@F610,0.7)
Program 2 :
function fP=F610(B)
% Program ini berisi fungsi untuk menghitung SSE
%
% SSE = sigma [ P data - P hit ]^2
%
% Nama File : F610.m
% ---------------------------------------------------------------
global xa Ptdat Pao Pbo
Pt=xa*Pao.*exp(B*(1-xa).^2)+(1-xa)*Pbo.*exp(B*xa.^2);
fP=sum((Ptdat-Pt).^2);
45
Screen Shoot Soal No.5 (OPTIMASI)
46
6. Reaksi Phase Gas Reversibel dan Eksotermis dalam Reaktor
Katalitik
Reaksi elementari phase gas 2A ↔ C dijalankan pada reaktor packed bed. Reaktor dilengkapi
dengan penukar panas dan terjadi penurunan tekanan (pressure drop) sepanjang reaktor.
4.
Gambar Reaktor Katalitik
Berbagai nilai parameter untuk reaktor ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
CPa = 40,0 J/gmolK R = 8,314 j/gmolK
CPc = 80,0 J/gmolK Fao = 5,0 gmol/menit
Δ Hr = -40.000 J/gmol Ua = 0,8 J/kgmenitK
Ea = 41.800 J/gmolK Ta = 500 K
k = 0,5 dm6/kgmenitmol @ 450 K α = 0,015 kg-1
KC = 25.000 dm3/gmol @ 450 K Po = 10 atm
Cao = 0,271 gmol/dm3 yao = 1,0
To = 450 K
Plot konversi (X), penurunan tekanan (y) dan temperatur (T.10-3) sepanjang reaktor untuk W = 0
sampai W = 20 kg. Plot juga profil konsentrasi untuk reaktan A dan produk C untuk harga W
yang sama !
47
Penyelesaian dengan menggunakan aplikasi MATLAB :
Program 1 :
% Reaksi Phase Gas Reversibel dan Eksotermis dlm Reaktor Katalitik
% Reaksi elementari phase gas 2A --> C
% dijalankan pada reaktor packed bed
% Reaktor dilengkapi dengan penukar panas
% terjadi penurunan tekanan sepanjang reaktor
% Tentukan konveri, penurunan tekanan, dan temperatur
% sebagai fungsi berat katalis
% ---------------------------------------------------------------
% Surakarta, Oktober 2005
% Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik
% Universitas Sebelas Maret
% ***************************************************************
%
global Ta delH CPA FAO
% Data-data
Ta = 500; % temperatur, K
delH = -40000; % panas reaksi, J/gmol
CPA = 40; % kapasitas panas A, J/(gmol.K)
FAO = 5; % laju alir A, gmol/menit
% Kondisi awal
var0(1) = 0; % konversi
var0(2) = 450; % temperatur
var0(3) = 1.0; % penurunan tekanan
Wspan = [0 20];
% Perhitungan
[W var]=ode45('diff5',Wspan,var0);
% Plot hasil
tt = var(:,2)/1000;
x=var(:,1);
T=var(:,2);
y=var(:,3);
figure(1)
plot(W,x,'k-',W,y,'k+',W,tt,'ko','LineWidth',2)
title('Model Reaktor','FontSize',14)
xlabel('W','FontSize',14)
legend('konversi A', 'Tekanan ternormalisasi', 'T/1000')
temp=0.271*(450./T).*y./(1-0.5*x);
CA=temp.*(1-x);
CC=temp.*0.5.*x;
figure(2)
plot(W,CA,'k-',W,CC,'k+','LineWidth',2)
title('Konsentrasi','FontSize',14)
xlabel('W','FontSize',14)
legend('Konsentrasi A','Konsentrasi C')
48
Program 2 : dengan nama file : diff5.m
function der=diff5(W,var)
% Program ini berisi fungsi untuk menghitung x, T, y
% dx/dW = -ra'/Fao
% dT Ua*(Ta-T) + ra'*delH
% ---- = ----------------------
% dW Fao*Cpa
% dy - alpha*(1+eps*x) T
% ---- = ------------------ * ----
% dW 2*y To
% Nama File : diff5.m
% --------------------------------------------------------------
global Ta delH CPA FAO
% variabel awal
x = var(1);
T = var(2);
y = var(3);
% perhitungan
k = 0.5*exp(5032*(1/450-1/T));
temp = 0.271*(450/T)*y/(1-0.5*x);
CA = temp*(1-x);
CC = temp*0.5*x;
Kc = 25000*exp(delH/8.314*(1/450-1/T));
rA = -k*(CA*CA-CC/Kc);
% persamaan differensial
der(1) = -rA/FAO;
der(2) = (0.8*(Ta-T)+rA*delH)/(CPA*FAO);
der(3) = -0.015*(1-0.5*x)*(T/450)/(2*y);
der=der';
49
Screen Shoot Soal No.6 (DIFFERENSIAL)
III. Kesimpulan
Dari hasil percobaan Praktikum matlab dengan Modul 5 yaitu percobaan Linear,Non Linear,
Integral, Persamaan Kurva, Optimasi dan Differensial dengan contoh soal dari buku
Petunjuk, didapatkan hasil berupa :
Linear :
Persamaan konstanta kecepatan reaksinya adalah :
k = 1,3509.107T0,6064exp(841,6950/T)
Non Linear :
Temperature gas adalah 199,92 O F
Integral:
Waktu yang diperlukan menurunkan konsentrasi dari Co = 2 mol/gr
katalis menjadi Cn = 1 mol/gr katalis adalah 0.89188 detik
Persamaan Kurva:
Persamaannya : p=exp(19,1905- (4726,0)/(T+273,2))
50
Optimasi:
Didapatkan Beta sebesar = 0,4584
Differensial:
Didapatkan Grafik , yang dapat di lihat pada hasil Screen Shoot Soal No.6
51
BAB IV
(MATLAB B)
Dua buah tangki dengan kapasitas 200 L diisi penuh dengan larutan garam dengan konsentrasi 25
g/L. Kedalam tangki 1 dimasukkan air 5 L/menit, dan pada saat yang sama dari tangki I dialirkan
8 L/menit larutan ke tangki II. Dari tangki II dialirkan 8 L/menit tapi dipecah menjadi 2 aliran
yaitu 3 L/menit dikembalikan (di-recycle) ke tangki I dan 5 L/menit diambil sebagai hasil.
Penyelesaian :
%Kondisi awal tangki
C1o = 25;
C2o = 25;
Co = [C1o C2o];
%BAtasan waktu
to = 0;
tn = 25;
n = 21;
datat = linspace (to,tn,n);
%Perhitungan
[t,C] = ode45('F74',datat,Co);
%Plot hasil
plot(t,C(:,1),'k-',t,C(:,2),'k+','linewidth',2);
legend('C1','C2')
%menampilkan hasil
t = t(n)
52
C1 = C(n,1)
C2 = C(n,2)
Hasil Percobaan:
25 17,1885 21,1843
53
25
C1
24 C2
23
22
21
20
19
18
17
0 5 10 15 20 25
2. PT.Humpuss mendapatkan Pasokan Crude API 30 dengan output preheat Heat Exchanger 90
o
C dan Crude API 38 dengan Output preheat Heat Exchanger 210 oC diperlukan pompa recycle
(P-102) untuk meringankan kerja Main Pump tank (P-101) dengan debit 649.41 ft/h tentukan
Crude yang cocok agar terjadi aliran turbulent pada recycle line.
Formula Reynold Number
𝜌. 𝑉. 𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
Dimana :
- = Densitas
- V = kecepatan aliran output pompa
- D = iD pipa sesuai NPS
- µ = Viscosity
54
Diketahui :
- Crude API 30 = 51.25 lb/ft3
- Crude API 38 = 53.82 lb/ft3
- D (iD pipa NPS 4” SCH 40 = 0.34 ft
V output pompa P-102 = 649.41 ft/h
% Kondisi Crude 1
T1 = [77.7 124.8]; % Temperatur, oF
api1 = [35 28]; % API Crude, oAPI
miux = [1.25 0.44
1.64 0.34]; % Viscocity, Centipoise
miu1 = interp2(T1,api1,miux,90,30) % Interpolasi 2 dimensi
% Kondisi Crude 2
T2 = [199.4 227.8]; % Temperatur, oF
api2 = [40.5 0.95]; % API Crude, oAPI
miuy = [0.25 0.2
0.16 0.14]; % Viscocity, Centipoise
miu2 = interp2(T2,api2,miuy,210,38) % Interpolasi 2 dimensi
Re1 = (Rho1*V*D)/miu1
if Re1 >10000
disp('Aliran Turbulen')
else
disp('Aliran Laminer')
end
Re2 = (Rho2*V*D)/miu2
Hasil Percobaan:
miu1 =
1.2256
miu2 =
0.2264
55
Re1 =
9.2327e+003
Aliran Laminer
Re2 =
5.2499e+004
Aliran Turbulen
VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan Praktikum matlab dengan Modul Praktikum 20 yaitu percobaan Interpolasi
2 Deimensi dengan contoh kasus dari PT.Humpuss didapatkan hasil berupa :
Crude API 30 beraliran Laminer
Crude API 38 beraliran Turbulent
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
bahwa Hysys dan Matlab dapat menyelesaikan penyelesaian numeris dalam Teknik Kimia.
5.2 Saran
Agar proses pada Aplikasi Hysys dan Matlab berjalan dengan baik, diperlukan :
Ketelitian yang baik, agar tidak terjadi kesalahan dalam menyelesaikan penyelesaian
Diperlukan waktu yang lebih lama, agar Hysys dapat Steady State, dan Matlab dapat
Melakukan optimasi terhadap kolom stripper, agar menemukan kondisi yang Optimum
Dikarenakan dalam pembuatan Laporan perlu banyak referensi data, maka sebaiknya
Referensi yang lengkap, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi Penulis dalam
menyusun Laporan.
57