Anda di halaman 1dari 12

METABOLISME PROTEIN

DOSEN MATA KULIAH : YULASTRI

OLEH

KELOMPOK 3

BUNGA CITRA LESTARI

DHINIYAH FITRI

FARA AZIZAH

GERRY PINTO

GUSMA WINDA

KASTURI

KRISMON MOLANDA PRATIWI

MELLY RIZQIA HELMI

RAFI WAHYU KURNIAWAN

NISA HAYANA

PUTERI NABILA

VELLIA OKTI HENDRIAN

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG

PRODI DIII KEPERAWATAN SOLOK

TP 2017/2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha ESA karna kasih dan karunianya telah
memberikan kesehatan dan kekompakan kepada kita semua untuk menjalan aktifitas dengan
tidak kurang satu apapun. Bukan hanya itu, tetapi kemampuan untuk berfikir yang baik
sehingga menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap orang lain dan diri sendiri.
Sehingga dengan penuh tanggung jawab dan dewasa kami dapat mengembangkan
tugas yang diberikan, dengan tujuan untuk menjadi bidan yang berkualitas dan bermutu.
Dengan tugas ini, kami dapat memberikan pengertian dan penjelasan kepada orang lain untuk
dapat menghindarkan segala jenis tindakan yang merugikan diri sendiri pada khususnya dan
orang lain pada umumnya.
Kami berharap bukan hanya diketahui, tetapi hindarkan diri dari hal – hal yang tak
bermanfaat sacara positif.

Solok 28 agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang ……………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan………………. …………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Molekul Protein …………………………………………………………
B. Metabolisme Protein ……………………………………………………………
C. Fungsi Protein………………………………………………………………………..
D. Gangguan Metabolisme Protein ……………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nama Protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia Swedia, Berzelius. Protein berasal
dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan penyokong yang pertama. Protein
merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsi utamanya sebagai unsur
pembentuk styruktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung,
membran sel dan lain-lain. Selain itu dapat pula berfungsi sebagai protein yang aktif seperti
enzim yang berperan sebagai katalisator segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif
selain enzim yaitu hormon, hemoglobin, protein yang terikat pada gen, toksin, anti bodi
atau anti gen dan lain-lain.
Beradasarkan biosintesis tubuh asam amino dibagi menjadi dua yaitu esensial ( asam
amino yang tidak bisa disintesi oleh tubuh contohnya lisin,leusin,isoleusin dll) dan non
esensial (asam amino yang bisa disintesis oleh tubuh contohnya alanin,glisin,aspartate).
Selain itu juga terdapat semi esensial dimana bisa bersifat esensial yaitu pada individu yang
masih muda,dan bisa bersifat non esensial pada individu yang sudah dewasa contohnya :
histidin dan arginin. Histidin terdapat dalam usus dan arginin didapatkan dari siklus urea.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
a. Bagaimana cirri-ciri molekul protein ?
b. Bagaimana metabolisme protein ?
c. Apa fungsi protein ?
d. Gangguan metabolisme protein dalam tubuh.

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui ciri-ciri molekul protein.
b. Untuk mengetahui bagaimana metabolisme protein.
c. Untuk mengetahui pentingnya protein dalam tubuh
d. Agar kita dapat mengenal penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolism
protein.
BAB II
PEMBAHASAN
Protein adalah rangkaian atau polimer dari sejumlah asam amino. Asam amino adalah
molekul organik kecil yang pada umumnya terbuat dari karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Protein dibuat dari suatu pool yang terdiri dari 20 asam amino yang berbeda.
Ratusan atau ribuan asam amino dirangkai dengan suatu urutan tertentu untuk membentuk
rantai asam amino. Fungsi protein dimungkinkan karena struktur tiga dimensinya yang unik.
Dengan strukturnya yang unik suatu molekul protein dapat melakukan interaksi dengan
molekul lainnya sehinnga dapat berfungsi sebagai molekul pengatur dalam suatu ekspresi gen
atau transmisi genetik menjadi fenotipik. Jadi, suatu protein sangat tergantung pada
kemampuannya untuk mengikat atau berpasangan dengan molekul lainnya untuk
menjalankan fungsinya. Kemampuan tersebut ditentukan oleh struktur tiga dimensinya.
Bentuk yang secara energetik paling stabil ditentukan oleh interaksi tiap-tiap asam amino
yang membentuk protein tersebut. Oleh karena itu, jenis asam amino dan urutannya dalam
rantai protein akan menentukan struktur tiga dimensi molekul protein yang terbentuk. Urutan
asam amino dalam suatu rantai protein sangat penting menentukan fungsi protein tersebut.

Semua organisme merupakan kumpulan dari sejumlah protein dan segala aktivitasnya.
Fungsi protein tergantung pada struktur tiga dimensinya, yang pada gilirannya ditentukan
oleh sekuen asam amino penyusun protein tersebut. Jadi, DNA menentukan karakteristik
suatu organisme. DNA mengandung sandi genetik untuk tiap asam amino yang ditampilkan
masing-masing dari sekuen tiga pasang basa. Ketiga basa (triplet) ini disebut kodon. Urutan
kodon pada suatu sekuen DNA mencerminkan urutan asam amino yang akan dirakit menjadi
suatu rantai protein. Satu bagian sekuen DNA lengkap yang mampu menentukan sekuen
asam amino suatu protein atau molekul rRNA dan tRNA disebut gen, yaitu satuan hereditas
yang didefinisikan oleh para ahli genetika klasik. Semua gen dan sekuen DNA yang dimiliki
oleh suatu organisme disebut genom.
A. Ciri-ciri Molekul Protein
Beberapa ciri utama molekul protein yaitu:

 Berat molekulnya besar, yang merupakan suatu makromolekul.


 Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino, yang membentuk suatu rantai
polipeptida yang berikatan satu dengan yang lain.
 Ikatan peptida merupakan ikatan antara α-karboksil dari asam amino yang satu
dengan gugus α-amino dari asam amino yang lainnya.
 Terdapatnya ikatan kimia yang lain yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-
lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein.
 Sebagai contoh misalnya ikatan hidrogen dan ikatan hidrofob.
 Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, dan
sebagainya.
 Umumnya reaktif dan sangat spesifik, yang disebabkan terdapatnya gugus samping
yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.
 Beberapa gugus samping yang biasa terdapat diantaranya gugus kation, anion,
hidroksil aromati, hdroksil alifatik, amin, amida, tiol, dan gugus heterosiklik.

B. Metabolisme Protein
Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino itu sendiri dan
merupakan suatu rangkaian asam amino. Protein tersusun dari asam amino dalam asam
amino terdapat unsur N ( nitrogen). Nitrogen berada dalam tubuh yaitu melalui protein.
Protein tidak bisa disimpan sebagai protein dalam jaringan ,oleh sebab itu harus dipecah
terlebih dahulu. Karena protein merupakan protein kompleks, sebaiknya dipecah dahulu
membentuk molekul-molekul protein.

Digesti atau pencernaan protein yaitu pemecahan protein oleh enzim hidrolease
(peptidase dan protease). Peptidase terbagi atas Endopeptidase dan Eksopeptidase,
endopeptidase memecah secara internal kemudian menggabungkan pecahan itu menjadi
frakmen peptida yang besar contohnya pepsin dan tripsin. Yang paling berperan pada
digesti protein adalah endopeptidase. Ia memecah protein terlebih dahulu menjadi frakmen
yang kecil-kecil.
Sintesis Protein

Proses sintesis protein dari sandi genetik melibatkan beberapa langkah. DNA pada
dasarnya adalah penyimpan informasi yang pasif, mirip denga cetak biru (blue print) untuk
denah rumah. Aktivitas pembuatan protein terjadi pada suatu situs khusus dalam sel yang
disebut ribosom. Oleh karena itu, langkah pertama dalam sintesis protein adalah
menyampaikan informasi dari DNA ke ribossom. Untuk melakukan hal ini enzim-enzim
seluler membuat salinan kopi gen sehinnga dapat dibaca oleh ribosom. Salinan kopi gen ini
disebut RNA duta (messennger RNA = mRNA). mRNA membawa sandi genetik yang
dipakai langsung untuk sintesis protein di ribosom. Tahap ini disebut dengan tahap
transkripsi. Dalam tahap berikutnya kodon pada mRNA harus dapat dikorelasi dengan asam
amino yang seharusnya. Tahapan ini dilakukan molekul RNA lain, yaitu RNA transfer,
(transfer RNA = tRNA) yang dikenal dengan tahap translasi. Akhirnya asam amino harus
disambungkan untuk membentuk rantai protein fungsional (tahap sintesis). Ribosom yang
terdiri dari RNA dan protein melakukan fungsi tersebut. Bila rantai protein sudah lengkap,
suatu tanda berhentii (stop sign) mempengaruhi ribosom sehingga ribosom melepas protein
baru tersebut ke dalam sel.

Transkripsi.
Transkripsi adalah sintesis RNA secara enzimatik dengan menggunakan DNA sebagai
cetakan. Untuk transkripsi suatu gen, hanya salah satu rantai DNA yang digunakan sebagai
cetakan atau templat. Transkripsi dikatalis oleh enzim RNA polimerase. Sintesis RNA selalu
bergerak ke satu arah. Untuk menginisiasi transkripsi, RNA polimerase berikatan pada suatu
daerah di DNA yang disebut promoter. Perbedaan urutan nukleotida dari promoter berbagai
gen menyebabkan perbedaan tingkat efisiensi dan regulasi dari inisiasi transkripsi gen-gen
tersebut. Setelah RNA polimerase terikat pada promoter DNA, kedua rantai DNA dipisahkan
dan RNA polimerase memulai sintesis RNA di tempat inisiasi. Tempat ini disebut sebagai
posisi +1. RNA polimerase menambahkan ribonukleotida ke ujung 3’dari rantai RNA yang
sedang disintesis. Hal ini dilakukan dengan bergerak dari ujung 3’ ke arah 5’ dari rantai DNA
cetakan., sambil memisahkan bagian rantai ganda DNA yang dilaluinya. Dengan demikian
ribonukleotida dapat berpasangan dengan DNA cetakan dan ditambahkan pada ujung 3’ RNA
dengan pembentukan ikatan fosfodiester. eliks ganda akan terbentuk kembali setelah RNA
polimerase lewat.
Translasi
Translasi merupakan proses sintesis protein di dalam sel.Sebelum sintesis protein
dimulai, setiap jenis tRNA berikatan dengan asam amino spesifik. Reaksi ini dikatalis oleh
enzim aminoasil tRNA sintetase bersama dengan ATP, sehingga terbentuk aminoasil tRNA.
Pada tRNA terdapat antikodon yang akan berpasangan dengan kodon yang terdapat pada
mRNA. Setiap macam aminoasil tRNA sintetase akan menggabungkan asam amino tertentu
pada tRNA yang spesifik.Pada tRNA inisiator, tRNA terikat pada asam amino metionin yang
termodifikasi, yaitu N-formilinetionin. Proses sintesis protein terdiri dari tiga tahap yaitu:

 Inisiasi : proses penempatan ribosom pada suatu molekul mRNA


 Elongasi : proses penambahan asam amino
 Terminasi : proses pelepasan protein yang baru disintesis

C. Fungsi Protein
Dalam tubuh kita protein mempunyai beberapa fungsi antara lain :

a. Bahan enzim untuk mengkatalisi reaksi-reaksi biokimia misalnya tripsin.

b. Protein cadangan disimpan dalam beberapa bahan sebagai cadangan makanan misalnya dalam
lapisan aleuron (biji jagung) , ovalbumin (putih telur).

c. Protein transport , mentransfer zat-zat atau unsure-unsur tertentu misalnya hemoglobin untuk
mengikat O2.

d. Protein kontraktil , untuk kontraksi jaringan tertentu, misalnya myosin untuk kontraksi otot.

e. Protein pelindung, melindungi tubuh terhadap zat-zat asing, misalnya antibody yang
mengadakan perlawanan terhadap masuknya molekul asing (antigen) ke dalam tubuh.

f. Toksin , merupakan racun yang berasal dari hewan, tumbuhan, misalnya bisa ular.

g. Hormone merupakan protein yang berfungsi sebagai pengatur proses dalam tubuh, misalnya
hormone insulin, pada hewan hormone auksin dan gibberellins pada tumbuhan.

h. Protein struktural, merupakan protein yang menyusun struktur sel, jaringan dan tubuh
organism hidup misalnya glikoprotein untuk dinding sel, keratin untuk rambut dan bulu.
D. Gangguan Metabolisme protein
Defisiensi protein

Bila pemasukan protein kurang maka akan kekurangan kalori disamping defisiensi asam-
asam amino yang diperlukan, mineral dan factor-faktor lain misalnya factor lipotropik.
Akibatnya pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh , pembentukan zat anti dan
serum serum protein akan terganggu. Hal ini nyata pada penderita yang kekurangan protein
dalam makanannya akan mudah terserang penyakit infeksi, luka sukar menyembuh, dam
mudah terkena penyakit.

Hypoproteinemi

Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin yang berlebihan melalui
air kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang terganggu, misalnya penyakit hati, atau
absorbs albumin kurang akibat kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat hypoproteinemi
dalam klinik sering ditemukan penyakit ginjal.

Pirai (Gouty Arthritis)

Secara klinis penyakit ini merupakan arthritis akut yang sering kambuh secara menahun.
Pada berbagai jaringan ditemukan endapan urat yang merupakan tonjolan-tonjolan yang
disebut thopus biasanya terdapat disekitar sendi, sering juga ditemukan pada tulang rawan
daun telinga. Pengendapan juga terdapat pada ginjal dan jantung. Penyakit ini lebih sering
ditemukan pada pria usia pertengahan atau lebih tua.

KEP (Kekurangan Energi Protein)

Penyakit KEP merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di negara-
negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini merupakan penyebab terpenting mortalitas
dan morbiditas penyakit pada anak. Penyakit KEP dibedakan menjadi gizi kurang, marasmus,
kwashiorkor, atau campuran marasmus-kwshiorkor. Marasmus dapat terjadi pada segala
umur, akan tetapi lebih sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak
diberi makanan pengganti atau sering terkena diare. Pada anak dengan marasmus, didapatkan
berat badannya < 60% berat badan anak normal seusianya. Penampilannya seperti orang tua
yang keriput dan terlihat sangat kurus. Kwashiorkor terjadi apabila anak kekurangan masukan
protein. Pada anak dengan kwashiorkor, berat badan anak 60-80% berat badan anak normal
seusianya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Protein adalah rangkaian atau polimer dari sejumlah asam amino. Asam amino adalah
molekul organik kecil yang pada umumnya terbuat dari karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Protein dibuat dari suatu pool yang terdiri dari 20 asam amino yang berbeda.
Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino itu sendiri dan merupakan
suatu rangkaian asam amino.Protein tersusun dari asam amino dalam asam amino terdapat
unsur N ( nitrogen). Nitrogen berada dalam tubuh yaitu melalui protein. Protein tidak bisa
disimpan sebagai protein dalam jaringan ,oleh sebab itu harus dipecah terlebih
dahulu.Karena protein merupakan protein kompleks, sebaiknya dipecah dahulu membentuk
molekul-molekul protein.

B. SARAN

Mengingat pentingnya zat gizi bagi tubuh, hendaknya kita selalu berusaha
mengkonsumsi makanan yang mampu memenuhi kebutuhan tubuh kita akan zat gizi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pembentuk, FUNGSI DAN SUMBER PROTEIN http://id.shvoong.com/exact-
sciences/2001135-pembentuk-fungsi-dan-sumber-protein/#ixzz1Itu8yBEn
Poedjiadi, Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Press.
Toha. 2001. Biokimia, Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta.
Wirahadikusumah. 1985. Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai