Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH RUTIN

MK.
TERMODINAMIKA
PRODI S1
PSPF - FMIPA

“SIKLUS CARNOT DAN REVERSIBEL”

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Termodinamika

OLEH :

KELOMPOK 4

NAMA MAHASISWA : IFFAH KHAIRIYAH I. (4172121023)


NANDA JULFA REZEKI (4173121032)
NUR AZMI (4173321036)
POIBE K. SIMANJUNTAK (4171121024)
RISKI MAULIDAH AFNI (4171121029)
DOSEN PENGAMPU : DEO DEMONTA PANGGABEAN, S.Pd., M. Pd.
MATA KULIAH : TERMODINAMIKA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini kami buat untuk
melengkapi tugas mata kuliah Termodinamika.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 4 November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.....................................................................................................................Latar
Belakang.....................................................................................................1
1.2.....................................................................................................................Rum
usan Masalah..............................................................................................1
1.3.....................................................................................................................Tujua
n Penulisan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses Reversibel dan Proses Irreversibel..................................................2
2.2 Siklus Carnot..............................................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................11
3.2. Saran..........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan mengenai siklus termodinamika adalah penting di dalam sistem


pembangkit tenaga (seperti mesin bensin, diesel, turbin gas, dll). Mesin-mesin ini
menggunakan campuran bahan bakar dan udara untuk operasinya. Karena massa
bahan bakar yang digunakan sangat kecil bila dibandingkan dengan massa udara,
sehingga campuran diasumsikan mengikuti sifat-sifat gas sempurna.
Siklus termodinamika terdiri dari urutan operasi/proses termodinamika, yang
berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada akhir proses.
Jika operasi atau proses dilukiskan pada diagram p-v, akan membentuk lintasan
tertutup. Karena daerah dibawah setiap kurva merupakan kerja yang dilakukan,
sehingga kerja netto dalam satu siklus diberikan oleh daerah yang ditutupi oleh
lintasan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan proses irreversible?

2. Apa yang dimaksud dengan proses reversible?

3. Bagaimanakah langkaha-langkah siklus carnot?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi dari reversible dan irreversible

2. Mengetahui proses pada siklus carnot

3. Sebagai salah satu syarat memenuhi tugas Termodinamika

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.3 Proses Reversibel dan Proses Irreversibel

Bila kita meninjau sebuah sistem yang khas dalam kesetimbangan termodinamika
dengan massa M dari suatu gas ideal yang dibatasi dalam sebuah susunan silinder pengisap
dengan volume V, tekanan P serta temperatur T. Dalam kesetimbangan maka variabel-
veriabel tersebut tetap konstan terhadap waktu. Dimisalkan bahwa silinder tersebut
dinding-dindingnya adalah isolator panas yang ideal dan alasnya adalah penghantar panas
yang ideal ditempatkan pada sebuah reservoir besar yang dipertahankan pada temperatur T
sama seperti gambar 1. Kemudian keadaan sistem tersebut diubah dengan T adalah sama
tetapi volume V direduksi sebesar setengah volume awalnya.
F

ds

A Dinding Pengisolasi

1. Proses Irreversibel (Proses Tak Terbalikkan)


Gambar 1

Apabila kita menekan pengisap tersebut dengan sangat cepat sampai kembali lagi
ke kesetimbangan dengan reservoir, selama proses ini gas bergolak dan tekanan serta
temperaturnya tidak dapat didefinisikan secara tepat sehingga grafik proses ini tidak dapat
digambarkan sebagai sebuah garis kontinu dalam diagram P-V karena tidak diketahui
berapa nilai tekanan atau temperatur yang akan diasosiasikan dengan volume yang
diberikan. Proses inilah yang dinamakan proses irreversibel.

2. Proses Reversibel (Proses Terbalikkan)

2
Apabila kita menekan pengisap dengan sangat lambat sehingga tekanan, volume,
dan temperatur gas tersebut pada setiap waktu adalah kuantitas-kuantitas yang dapat
didefinisikan secara tepat. Mula-mula sedikit butiran pasir dijatuhkan pada pengisap
dimana kemudian volume sistem akan direduksi sedikit dan T akan naik serta terjadi
penyimpangan terhadap kesetimbangan yang sangat kecil. Sejumlah kecil kalor akan
dipindahkan ke reservoir dan dalam waktu singkat sistem akan mencapai kesetimbangan
baru dengan T adalah sama dengan T reservoir. Peristiwa ini diulakukan berulang-ulang
sampai akhirnya kita mereduksi volume menjadi setengah kali volume awalnya. Selama
keseluruhan proses ini, sistem tersebut tidak pernah berada dalam sebuah keadaan yang
berbeda banyak dari sebuah keadaan kesetimbangan. Proses inilah yang dinamakan proses
reversibel. Proses reversibel adalah sebuah proses yang dengan suatu perubahan
diferensial di dalam lingkungannya dapat dibuat menelusuri kembali lintasan proses
tersebut.

Pada praktiknya semua proses adalah irreversibel tetapi kita dapat mendekati
keterbalikan (reversibel) sedekat mungkin dengan membuat perbaikan-perbaikan
eksperimen yang sesuai. Proses yang betul-betul reversibel adalah suatu abstraksi
sederhana yang berguna dalam hubungannya dengan proses riel adalah serupa seperti
hubungan abstraksi gas ideal dengan gas riel. Pada proses reversibel juga terjadi proses
isotermal, kerena kita menganggap bahwa T gas berbeda pada setiap waktu hanya
sebanyak diferensial dT dari T konstan reservoir dimana silinder berdiam. Volume gas
tersebuat juga dapat direduksi secara adiabatikr dengan memindahkan silinder dari
reservoir kalor dan menaruhnya pada sebuah tempat yang tidak bersifat sebagai
penghantar. Dalam proses adiabatikr tidak ada kalor yang masuk ataupun keluar dari
sistem. Proses adiabatikr dapat merupakan proses reversibel atau irreversibel, dimana
proses reversibel kita dapat menggerakkan pengisap sangat lambat dengan cara
pembebanan pasir dan proses yang irreversibel kita dapat menyodok pengisap dengan
sangat cepat ke bawah.

Selama proses kompresi adiabatik temperatur gas akan naik karena dari Hukum I
Termodinamika bila Q = 0 maka besarnya usaha W untuk mendorong pengisap ke bawah
harus muncul sebagai suatu pertambahan energi dalam sebesar ΔU. W akan bernilai
berbeda untuk kecepatan yang berbeda dari pendorongan pengisap tersebut ke bawah yang
diberikan oleh ∫PdV yaitu luas daerah di bawah kurva pada diagram P –V (hanya untuk

3
proses reversibel untuk P tetap). ΔU dan ΔT tidak akan sama baik untuk proses reversibel
ataupun irreversibel.

2.2 Siklus Carnot

Walaupun mesiu uap atau mesin kalor telah dikembangkan oleh James Watt dan
beberapa ilmuwan lainnya, akan tetapi pada tahun 1842 seorang insinyur Perancis yaitu
Nicolas Leonardo Sadi Carnot (1796 – 1832) mempublikasikan sebuah laporan tentang
prinsip-prinsip umum sebuah mesin kalor. Dalam pengarjaannya, Carnot merumuskan ide-
ide dasar tentang termodinamika. Ia berpendapat bahwa semua perpindahan (pergerakan)
berhubungan dengan kalor. Dalam pandangan ilmu pengetahuan modern, visi alamiah
Carnot sangat sederhana tetapi memiliki pengertian tentang kalor sebagai penyebab
pembangkitan daya secara esensial adalah tepat. Mesin Carnot ideal membangun suatu
batas efisiensi paling tinggi dari semua mesin yang dapat dibuat termasuk mesin uap,
mesin diesel, dan lain-lain.
Carnot memahami proses dasar yang mendasari usaha oleh semua mesin, dimana
proses itu adalah suatu perubahan bentuk dari energi (kalor) melalui bentuk energi lainnya
(usaha mekanik). Usaha hanya dapat dilakukan ketika kalor mengalir dari suhu tinggi ke
suhu rendah. Carnot kemudian mengusulkan suatu mesin kalor ideal yang bekerja secara
siklus dan dapat bekerja balik (reversibel) di antara dua suhu. Efisiensi dari mesin Carnot
tidaklah 100%, melainkan sebuah mesin yang efisiensinya paling besar dari semua mesin
yang mengubah kalor menjadi usaha. Dari hasil analisis terhadap perubahan energi selama
satu siklus dari performansi mesin dan menentukan kondisi-kondisi untuk mencapai
efisiensi maksimum.
Berikut contoh siklus Carnot, fluida kerja mesin kalor adalah suatu gas ideal yang
dikurung dalam suatu wadah silinder oleh suatu pengisap licin (tanpa gesekan). Kita dapat
menggunakan suatu gas ideal untuk penyederhanaan matematis tetapi hasilnya akan sama
jika fluida kerja lain yang digunakan dalam siklus Carnot. Gambar 3 menunjukkan
diagram komponen-komponen lain dari suatu mesin Carnot sebagai tambahan pada wadah
silinder yang mengurung fluida kerja. Suatu benda panas dengan kapasitas tidak terbatas,
disebut reservoir kalor, mensuplai kalor Q1 tanpa mengalami penurunan suhu. Suatu dasar
isolator yang bersama dengan sisi-sisi silinder dan pengisap bertindak sebagai suatu
isolator sempurna terhadap aliran kalor. Benda dingin disebut penampung kalor yang

4
memiliki kapasitas tamping tidak terbatas sehingga dapat menyerap kalor tanpa mengalami
kenaikan suhu. Operasi mesin Carnot adalah menggerakkan silinder dalam suatu cara yang
sudah ditentukan dari suatu dasar isolator ke dasar isolator lainnya dan kemudian
mengulangi siklus.

Langkah 1 : Proses pemuaian isotermal

Langkah 3 : Proses pemampatan adiabatik

Langkah 2 : Proses pemuaian adiabatik


Q1
Sumber panas

Isolator
Isolator

Langkah 3 : Proses pemampatan isotermal

Q2
Penampung panas

Gambar 3 : Diagram sebuah mesin Carnot yang menggunakan gas ideal sebagai fluida kerja

Langkah 1. Siklus diawali dengan wadah silinder yang kontak dengan reservoir
kalor, dimana fluida kerja (gas) mengambil sejumlah kalor Q 1 pada suhu tinggi T1. Dalam
proses reversibel sistem menyerap kalor sehingga suhu sistem sama dengan suhu reservoir
(proses isotermal). Dari saat kalor mulai diserap, gas memuai dan melakukan usaha pada
pengisap. Pemuaian ini digambarkan dalam diagram P – V (Gambar 4) dengan perubahan
dari keadaan A ke B sepanjang suatu grafik isotermal. Selama proses isotermal, energi
dalam sistem tidak berubah sehingga sesuai dengan hukum pertama termodinamika, usaha
yang dilakukan sistem dengan masukan kalor.

5
PA
Q1
A
B
T1
W

T2
D C
Q2

VA

Gambar 4
Diagram P – V gas ideal

Langkah 2. Silinder kemudian bergerak ke badan berisolasi, dimana masukan dan


keluaran kalor adalah nol. Badan pengisap dikurangi dan gas memuai sepanjang grafik
adiabatikr dalam gambar 4 dilukiskan oleh proses dari B ke C. Saat gas secara kontinu
melakukan usaha dengan pemuaian, maka energi dalamnya berkurang. Pemuaian ini
disertai dengan pengurangan suhu sepanjang grafik BC sampai silinder mencapai suhu
yang sama dengan sushu pada penampung kalor.

Langkah 3. Silinder digerakkan ke penampung kalor. Di sini gas mengalami proses


pemampatan isotermal yang dalam gambar 4 dilukiskan oleh proses dari C ke D dimana
sejumlah kalor Q2 dibuang ke reservoir dingin pada suhu T2. Seperti pada proses isotermal
sebelumnya, masukan kalor sama dengan usaha yang dilakukan. Akan tetapi, dalam kasus
ini, karena kalor dikeluarkan maka besarnya usaha adalah negatif. Usaha yang berharga
negatif berarti usaha dilakukan pada sistem atau sistem dikenai usaha.

Langkah 4. Langkah 4 merupakan langkah akhir pada siklus Carnot, dimana pada
langkah ini silinder digerakkan kembali ke badan berisolasi. Beban pada pengisap
ditambah dan gas mengalami pemampatan adiabatikr yang dalam gambar 4 dilukiskan oleh
proses dari D ke A. Besarnya perpindahan kalor adalah 0 atau Q = 0, karena volumenya
berkurang (usaha dilakukan pada sistem) maka energi dalam dan temperaturnya akan naik.
Ketika suhu gas mencapai suhu reservoir kalor untuk kedua kalinya, silinder dipindahkan
ke reservoir kalor dan siklus dimulai lagi. Dalam proses ini energi fluida kerja kembali ke
energi dalam yang sama dengan yang dimilikinya pada awal siklus.

6
Pada proses pemuaian isotermal yaitu proses dari A ke B, kalor Q 1 diserap
sedangkan pada proses pemampatan yaitu proses dari C ke D dilepaskan kalor Q 2. Dalam
siklus Carnot tidak terjadi perubahan energi dalam ΔU atau ΔU = 0. Hal ini terjadi karena
terjadi proses isotermal dimana temperatur konstan sehingga tidak ada perubahan suhu.
Sesuai dengan hukum pertama termodinamika maka besarnya usaha W dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

ΔU = Q – W

0 = (Q1 – Q2) – W

W = Q1 – Q2

Dengan Q1 dan Q2 adalah besaran yang bernilai positif. Proses ini ditunjukkan
secara skematis pada gambar 2. Persamaan W = Q 1 – Q2 persis sama dengan persamaan 2
pada mesin kalor, hal ini disebabkan karena mesin carnot termasuk mesin kalor. Maka dari
itulah efisiensi mesin Carnot dalam Q1 dan Q2 akan persis sama dengan efisiensi mesin
kalor pada persamaan 3 dan 4, yaitu

W Q 1 −Q 2
η= =
Q1 Q2 atau

Q2
η=1−
Q1

Dalam fluida kerja gas ideal, besarnya energi dalam U adalah sebanding dengan
suhu mutlak T. Dari proses yang dilalui dalam siklus Carnot diketahui bahwa Q 1 sebanding
dengan T1 dan Q2 sebanding dengan T2 sehingga dalam suatu gas ideal dapat diyunjukkan
bahwa.

Q2 T 2
=
Q 1 T 1 ……………………………………………………………….. (8)

Dengan demikian efisiensi mesin Carnot (η) dalam suhu mutlak T dapat dinyatakan
dengan persamaan.

Q2
η=1−
Q1

7
T2
η=1−
T1 …………………………………………………………… (9)

Semua mesin reversibel yang bekerja dalam siklus antara dua reservoir kalor yang
sama memiliki efisiensi yang sama, apapun kerja fluidanya. Di samping itu, tidak ada jenis
mesin yang bekerja di antara dua reservoir yang sama, dapat memiliki efisiensi yang lebih
besar daripada efisiensi mesin Carnot. Efisiensi mesin kalor nyata apapun selalu lebih kecil
dari efisiensi mesin ideal (mesin Carnot). Berikut disajikan tabel efisiensi beberapa mesin.

Efisiensi mesin-mesin kalor

Jenis Mesin Efisiensi (%)


Mesin mobil (bensin) 20 – 25
Mesin diesel 26 – 38
Turbin uap pembangkit nuklir 35
Turbin uap pembangkit batu bara 40

Penerapan efisiensi mesin Carnot


Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K mempunyai
efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%, maka suhu reservoir suhu
tinggi harus dinaikkan menjadi?

Penyelesaian
Diketahui : T1 = 800 K
η1 = 40%
η2 = 50%
Ditanyakan : Suhu reservoir tinggi (T1) dengan η = 50% = ………..?
Jawab :
Pada efisiensi 40% diketahui bahwa T1 = 800 K, sehingga yang dicari adalah T2.
T2
η=1−
T1
T2
40 =( 1− )×100
800 K
T2 40
1− =
800 K 100
T 2
1− 2 =
800 K 5
2 T
1− = 2
5 800 K
3 T2
=
5 800 K

8
5T2 = 2400 K

2400 K
=480 K
T2 = 5

Jadi besarnya temperatur reservoir suhu rendah (T2) dengan efisiensi sebesar 40% adalah
480 K.
Pada efisiensi 50% diketahui bahwa T2 = 480 K, sehingga yang dicari adalah T1.

T2
η=1−
T1
480 K
50 =(1− )×100
T1
480 K 50
1− =
T1 100
1 480 K
1− =
2 T1

1 480 K
=
2 T1

T1 = 960 K
Jadi besarnya temperatur reservoir suhu tinggi (T1) dengan efisiensi sebesar 50% adalah
960 K.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Proses reversibel adalah sebuah proses yang dengan suatu perubahan diferensial di
dalam lingkungannya dapat dibuat menelusuri kembali lintasan proses tersebut. Pada
praktiknya semua proses adalah irreversibel tetapi kita dapat mendekati keterbalikan
(reversibel) sedekat mungkin dengan membuat perbaikan-perbaikan eksperimen yang
sesuai.
Efisiensi dari mesin Carnot tidaklah 100%, melainkan sebuah mesin yang
efisiensinya paling besar dari semua mesin yang mengubah kalor menjadi usaha. Semua
9
mesin reversibel yang bekerja dalam siklus antara dua reservoir kalor yang sama memiliki
efisiensi yang sama, apapun kerja fluidanya. Di samping itu, tidak ada jenis mesin yang
bekerja di antara dua reservoir yang sama, dapat memiliki efisiensi yang lebih besar
daripada efisiensi mesin Carnot. Efisiensi mesin kalor nyata apapun selalu lebih kecil dari
efisiensi mesin ideal (mesin Carnot).

3.2 SARAN

Dengan ini, kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih memahami materi
Siklus Carnot dan Reversibel. Untuk pengembangan lebih lanjut, pembaca dapat mencari
informasi melalui sumber lain. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik yang
membangun agar kami dapat memperbaiki dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Hartatiek. 2009. Paket Tutorial Termodinamika. Malang : FMIPA Universitas Negeri

Malang

Iwanuddin. 2015. Diktat Termodinamika 1. Mataram : Fakultas Teknik Universitas

Mataram

10

Anda mungkin juga menyukai