Anda di halaman 1dari 1

Pemeriksaan Penunjang Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah biasanya akan mengalir ke daerah vagina sehingga terdapat bukti yang jelas,
namun apabila belum yakin cairan tersebut adalah air ketuban maka dapat dilakukan pengukuran PH
vagina. Pada pengukuran PH, vagina wanita hamil memiliki PH sekitar 4,5 namun apabila didapatkan
adanya cairan ketuban PHnya akan berubah sekitar 7,1-7,3. Penentuan PH cairan di vagina dapat
dilakukan dengan cara sederhana yaitu menggunakan lakmus. Pemeriksaan tesebut disebut juga Nitrazin
test. Pemeriksaan tersebut diindikasikan pada ibu hamil yang mengalami pecah ketuban yang kecil
sehingga keluarnya biasanya ketika miksi kasus ini akan ditemukan adanya cairan amnion yang
berkurang ketika pemeriksaan USG. Pada pemeriksaan ultrasound, ketuban pecah dini dapat
dikonfirmasikan dengan adanya oligohidramnion. Kemudian untuk memastikan penyebab dari ketuban
pecah dini merupakan infeksi dapat digunakan tes darah lengkap. Infeksi pada kasus ini ditandai dengan
leukosit darah yang meningkata >15.000/mm3 (Prawiroharjo, Sarwono. 2008).
Pemeriksaan cairan ketuban dengan lakmus dikelompokkan dalam pemeriksaan inspekulo.
Pemeriksaan inspekulo merupakan pemeriksaan cairan pada forniks posterior. Pemeriksaan ini terdiri dari
pemeriksaan lakmus, fern tes(pemeriksaan mikroskopis yang menggambarkan seperti bentukan paku) dan
juga pemeriksaan kultur pada cairan amnion apabila curiga infeksi selain dilakukannya pemeriksaan
darah lengkap. Pada pemeriksaan USG dapat dicari Amniotik fluid index(AFI), aktivitas janin,
pengukuran berat badan janin, detak jantung janin, kelainan congenital atau deformitas (Prawiroharjo,
Sarwono. 2008).
Pada beberapa kasus, diperlukan tes laboratorium untuk menyingkirkan kemungkinan lain
keluarnya cairan/ duh dari vagina/ perineum. Jika diagnosis masih belum jelas setelah menjalani
pemeriksaan fisik, tes nitrazin 6 dan tes fern, dapat dipertimbangkan. Pemeriksaan seperti insulin-like
growth factor binding protein 1(IGFBP-1) sebagai penanda dari persalinan preterm, kebocoran cairan
amnion, atau infeksi vagina terbukti memiliki sensitivitas yang rendah9. Penanda tersebut juga dapat
dipengaruhi dengan konsumsi alkohol. Selain itu, pemeriksaan lain seperti pemeriksaan darah ibu dan
CRP pada cairan vagina tidak memprediksi infeksi neonatus pada KPD preterm (POGI, 2016).

DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2016. Ketuban Pecah Dini. Jakarta: Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai