G. Langkah Pengamatan
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Olesi permukaan roti tawar dengan margarine menggunakan soklet sampai
merata
3. Nyalakan kompor dan letakkan teflon di atas kompor
4. Masukkan roti yang telah diolesi margarine ke dalam teflon
5. Tunggu hingga roti selama 2 menit, 5 menit, dan 8 menit sambil dibolak balik
6. Angkat roti dari Teflon
H. Alur
Roti Tawar Kompor
Roti Bakar
I. Hasil Pengamatan
Waktu Sebelum Sesudah
(menit)
2 - Roti berwarna putih - Roti berwarna kecoklatan
- Tekstur lembek (++) (+)
- Permukaannya rata - Tekstur lembek (+)
dengan margarin - Permukaannya tidak
terdapat margarine
- Reaksi millard (+)
5 - Roti berwarna putih - Roti berwarna kecoklatan (+
- Tekstur lembek (++) +)
- Permukaannya rata - Tekstur keras
dengan margarin - Permukaannya tidak
terdapat margarine
- Reaksi millard (++)
8 - Roti berwarna putih - Roti berwarna kecoklatan (+
- Tekstur lembek (++) ++)
- Permukaannya rata - Tekstur keras (++)
dengan margarin - Permukaannya tidak
terdapat margarine
- Reaksi millard (+++)
J. Pembahasan
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa kimia yang paling dibutuhkan
oleh tubuh. Sebagai salah satu sumber energy yang diperlukan tubuh, pengolahan
karbohidrat perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada bahan
makanan, karbohidrat terbentuk dalam berbagai macam jenis yaitu dari yang
paling sederhana seperti monosakarida hingga bentuk yang kompleks seperti
polisakarida. Adanya glukosa, sukrosa, pati, dan lain-lain yang dapat
meningkatkan cita rasa pada bahan makanan. Beberapa proses pengolahan
karbohidrat menyebabkan perubahan struktur karbohidrat dalam bahan makanan.
Salah satu proses pengolahan karbohidrat yaitu pencoklatan. Reaksi ini terbagi
menjadi dua jenis, yaitu proses pencoklatan enzimatik dan proses pencoklatan
nonenzimatik. Pencoklatan enzimatik terjadi pada buah-buahan yang memiliki
banyak senyawa fenolik. Sedangkan pencoklatan nonenzimatik terjadi karena
adanya reaksi antar molekul karbohidrat atau dengan senyawa lain karena
pemberian faktor eksternal tertentu, seperti suhu atau pH. Reaksi pencoklatan
enzimatik dibagi menjadi tiga, yaitu karamelisasi, reaksi millard, dan pencoklatan
akibat vitamin C.
Pada percobaan ini praktikan ingin mengetahui pengaruh waktu pembakaran
terhadap reaksi millard yang terjadi pada senyawa karbohidrat yang ada di dalam
roti tawar. Banyaknya reaksi millard yang terjadi dapat dilihat dari warna coklat
yang dihasilkan pada roti. Semakin banyak reaksi millard yang terjadi pada
pembakaran roti, maka roti akan semakin berwarna kecokatan. Pada percobaan
pertama praktikan menggunakan waktu bakar 2 menit, 5 menit, dan 8 menit. Hasil
roti bakar yang diperoleh yaitu mempunyai tingakat warna kecoklatan yang
berbeda. Pada pembakaran dengan waktu 2 menit pencoklatan yang terjadi masih
belum merata, pada waktu 5 menit pencoklatan yang terjadi sudah merata, dan
pada waktu 8 menit pencoklatan yang terjadi pada roti sudah merata dan berwarna
colat tua. Hal ini dikarenakan reaksi millard akan menghasilkan senyawa
hydroxymethyl furfural yang akhirnya akan membentuk furfural. Furfural yang
terbentuk kemudian berpolimerisasi membentuk senyawa melanoidin yang
berwarna coklat. Pencoklatan ini terjadi karena adanya reaksi antara gugus amina
(NH2) dengan gua pereduksi akibat adanya pemanasan. Reaksi millard yang terjadi
dipengaruhi oleh adanya suhu dan lama waktu pembakaran. Sehingga semakin
lama waktu pemabakaran, maka reaksi millard yang terjadi akan semakin banyak
dan semakin banyak pula senya melanoidin yang terbentuk. Jadi, semakin lama
dibakar maka warna roti akan semakin coklat. Tekstur roti bakar juga berbeda,
semakin lama waktu pembakaran maka tekstur menjadi semakin keras. masih
belum merata dengan tekstur roti yang masih lembek. Makin lama waktu
pemanggangan akan makin banyak air yang teruapkan sehingga tekstur riti
menjadi semakin keras dan renyah.
K. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
waktu berpengaruh terhadap banyaknya reaksi millard yang terjadi pada proses
pembuatan roti bakar. Banyaknya reaksi millard yang terjadi ditandai dengan
warna coklat pada bagian permukaan roti. Warna coklat ini berasal dari senyawa
melanoidin, yaitu senyawa yang dihasilkan dari reaksi antara gula pereduksi
dengan gugus amina primer yang ada di permukaan roti. Selain itu, lamanya
waktu pembakaran juga mempengaruhi tekstur roti. Semakin lama dibakar,
tekstur roti semakin kering dan keras.
L. Daftar Pustaka
Arifin, M.N. 2014. Karbohidrat. Online. (http://eprints.polsri.ac.id/882/3/BAB
%20II.pdf, diunduh pada 27 pebruari 2017 di Surabaya).
Bastos, Deborah Markowicz. 2012. Maillard Reaction Products in Processed
Food: Pros and Cons. Jurnal Online. (http://cdn.intechopen.com/pdfs-
wm/29164.pdf , diunduh pada 7 Maret 2017 di Surabaya).
Made, Arsa. 2016. PROSES PENCOKLATAN (BROWNING PROCESS) PADA
BAHAN PANGAN. Online (Artikel).
(http://erepo.unud.ac.id/2674/1/39d25529666391a5efb308dbdc412214.pdf,
diunduh pada 28 Pebruari 2017 di Surabaya).
Putra, G.K. 2009. Karakteristik Roti Tawar. Online. (http://e-
journal.uajy.ac.id/2695/3/2BL00941.pdf, diunduh pada 28 Februari 2017 di
Surabaya).
Putri, Yulian, Arthia. 2015. Pencoklatan pada Roti. Online.
(http://dokumen.tips/download/link/pencoklatan-roti-yulian, diunduh pada 28
Pebruari 2017 di Surabaya).
Rahmat, Anisa. 2013. Pengertian dan Definisi Reaksi Maillard. Online.
(http://www.kamusq.com/2013/11/maillard-adalah-pengertian-dan-
definisi.html, diakses pada 3 Maret 2017 di Surabaya).
Saragih, D.M. 2016. Roti. Online. (http://eprints.undip.ac.id/50528/3/Bab_II.pdf,
diunduh pada 27 Pebruari 2017 di Surabaya).