Anda di halaman 1dari 5

(Juwono. 2000. Biologi Sel.

EGC : Jakarta)

(Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern. Tarsito : Bandung)


(Syaifuddin, Drs.H. 2002.Fungsi Sistem Tubuh Manusia.EGC : Jakarta)

pergerakan atau atau laju dari KMNO4 memperlihatkan bahwa zat tersebut bergerak dari
konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga menyebabkan
KMNO4 terlihat memenuhi seluruh permukaan cawan petri.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:


1. Ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.

2. Ketebalan Membran, semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusinya.

3. Luas suatu area, semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

4. Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi, maka semakin lambat kecepatan difusinya.

5. Suhu, semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya

(Sherwood, lauralee. 2011. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh : Nella Yesdelita.
Jakarta : EGC)

(James Joyce, Colin Baker, Helen Swain. 2008.Prinsip – Prinsip Sains Untuk Keperawatan.
Diterjemahkan oleh : Indah Retno. Erlangga : Jakarta)
(Aryulina, Diah. 2004. Biologi I. Surabaya : Erlangga)

Kentang : Osmosis karena pada larutan garam kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan
ukuran. Ini disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan garam. Sehingga air yang
ada pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang menyebabkan kentang menjadi lembek dan
mengalami pengurangan ukuran. Kentang yang telah dimasukkan ke dalam larutan garam
mengalami penyusutan berat dari berat semula karena air bergerak dari larutan yang konsentrasinya
rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi.

(Sulistyowati, Uut. 2010. Biologi. PT. Temprina Media Grafika: Nganjuk)

Usus ; Osmosis. PERCOBAAN dengan memasukkan larutan gula sebanyak 20% ke dalam kantong
usus yang selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi air murni akan memicu
terjadinya PROSES OSMOSIS. Proses OSMOSIS yang dimaksud adalah berpindahnya air murni
yang ada di dalam gelas beker ke dalam kantong usus yang sudah ditambahkan gula sebanyak 20%.

Mengapa demikian? Karena air murni di dalam gelas beker sifatnya HIPOTONIS sementara gula
20% di dalam usus sifatnya HIPERTONIS. Fakta ini kemudian menjadikan larutan yang terdapat di
dalam kantong usus lebih isotonis.

(Sulistyowati, Uut. 2010. Biologi. PT. Temprina Media Grafika: Nganjuk)

KmnO4 : Difusi. Percobaan untuk membuktikan adanya difusi, langkah awal yang dilakukan adalah
menyiapkan air murni pada cawan petri, kemudia meneteskan satu tetes tinta berwarna biru.
Pangamatan mulai dilakukan sejak diteteskannya tinta tersebut, pengamatan yang dilakukan adalah
mengamati gerak dari tinta yang memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi air,
sehingga tinta dapat disebut dengan larutan yang hipertonis (pekat) sedangkan air disebut dengan
larutan hipotonis (encer). Saat pertama kali tinta diteteskan pergerakan tinta masih belum Nampak
jelas, namun setelah dibiarkan beberapa menit pergerakan tinta tersebut mulai memenuhi atau
homogeny dengan air yang disediakan. Hal ini membuktikan bahwa dalam percobaan telah Nampak
adanya proses difusi yang dibuktikan dengan menyebarnya molekul tinta sehingga menyatu
(homogen) dengan molekul air yang menyebabkan air berubah warna menjadi biru tua.

(Parjatmo,W. 1987. Biologi Umum I. Angkasa Bandung: Bandung.)

Anda mungkin juga menyukai