Bayi W berusia 3 hari diarawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dalam kondisi
sesak dan sianosis. Bayi tersebut lahir dalam kondisi premature dengan berat badan rendah.
Terdapat retraksi substernal dan bayi tampak menagis lemah. TD : 80/50 mmHg, Nadi : 180
x/menit, P : 75 x/menit, S : 36,7o C ( HYALIN MEMBRAN DISEASE/ RESPIRATORY
DISTRESS SYNDROME)
Mulut dan 1. Utuh, palatum arkus-tinggi. 1. Gigi natal (benigna tetapi 1. Bibir sumbing.
tenggorok 2. Uvula di garis tengah. mungkin teraspirasi). 2. Palatum terbelah.
3. Frenulum lidah. 2. Epstein pearls-kista epitel 3. Lidah besar menjulur atau
4. Frenulum bibir atas. kecil dan putih di sepanjang kesalahan posisi posterior dari
5. Refleks menghisap-kuat dan garis tengah palatum keras. lidah.
terkoordinasi. 3. Frenulum di bawah lidah 4. Salivasi berlebihan atau
6. Refleks rooting. meluas sampai ke ujung lidah meneteskan air liur, terutama
7. Refleks gag. dengan tersedak dan sianosis.
8. Refleks ekstrusi. 5. Kandidiasis atau moniliasis
9. Salivasi minimal atau tidak ada. (sariawan)-bercak putih, melekat
10.Menangis keras pada lidah, palatum, dan
permukaan dinding mulut.
6. Ketidakmampuan untuk menelan
selang nasogastric.
7. Tangisan keras bernada tinggi,
tangisan lemah, tidak ada
tangisan, atau abnormalitas lain.
8. Dagu kecil dan tertarik ke
belakang (mikronagnatia) dapat
mempengaruhi pernapasan dan
makan.
Leher 1. Pendek, gemuk, biasanya di 1. Tortikolis (leher miring) 1. Lipatan kulit yang berlebihan
kelilingi oleh lipatan kulit. kepala menengok ke salah atau berselaput .
2. Refleks leher tonik. satu sisi dengan dagu 2. Tahanan terhadap fleksi.
3. Refleks neck-righting. mengarah ke sisi yang 3. Tidak adanya leher tonik, neck-
4. Refleks otolith-righting berlawanan righting, atau otolith-righting.
4. Klavikula fraktur
Dada 1. Diameter anteroposterior daan 1. Dada corong (pektus Depresi sternum
lateral sama. ekskavatum) (kecuali jika Retraksi dada dan ruang interkostal
2. Retraksi sterna sedikit terlihat parah). selama pernapasan
selama inspirasi. 2. Dada burung (pektus Ekspansi dada asimetrik atau
3. Terlihat prosesus xifoideus. karinatum). ekspansi berlebihan
4. Pembesaran dada 3. Puting supernumerary. Kemerahan dan keras disekitar
4. Sekresi seperti senyawa susu puting
dari payudara (‘witch’s Puting berjarak jauh
milk”).
Paru-paru 1. Pernapasan utamanya adalah 1. Frekuensi dan kedalaman 1. Inspirasi stridor.
pernapasan abdominal. pernapasan mungkin tidak 2. Ekspirasi mengorok.
2. Refleks batuk tidak ada saat tetatur, pernapasan periodik 3. Retraksi.
lahir, ada setelah 1 sampai hari crackles sesaat setelah lahir 4. Pernapasan tidak teratur menetap
3. Bunyi napas bronkial sama 5. Pernapasan periodik dengan jeda
secara bilateral apnea berulang > 15 detik.
6. Pernapasan jungkat-jungkit
(dada naik sementara abdomen
turun).
7. Bunyi napas tidak sama.
8. Crackles halus menetap.
9. Mengi.
10.Penurunan bunyi napas.
11.Bunyi peristaltik pada salah satu
sisi, dengan penurunan bunyi
napas di sisi yang sama.
12.Takipnea (>60 napas permenit)
Jantung 1. Apeks-ruang interkostal 1. Sinus aritmia-pernapasan 1. Dekstrokardia.
keempat sampai kelima, sebelah meningkat selama inspirasi 2. Kesalahan posisi impuls apikal.
lateral batas kiri sternum. dan menurun selama 3. Kardiomegali.
2. Nada S2 sedikit lebih tajam dan ekspirasi. 4. Murmur.
lebih tinggi daripada s1 2. Sianosis transien saat 5. Thrill.
menangis segera setelah lahir. 6. Sianosis menetap.
7. Hiperaktif prekordium biasanya
terlihat pada dada di apeks.
Abdomen 1. Bentuk silindris. 1. Hernia umbilikus. 1. Distensi abdomen.
2. Hepar-dapat diraba 2 sampai 3 2. Diastasis rekti-kesenjangan 2. Penonjolan setempat.
cm di bawah marjin kostal garis tengah antara otot-otot 3. Distensi vena.
kanan. rectum. 4. Bising usus tidak ada.
3. Limpa-puncak dapat diraba 5. Pembesaran hepar dan limpa.
pada akhir minggu pertama. 6. Asites.
4. Ginjal-dapat diraba 1 sampai 7. Gelombang peristaltik dapat
cm di atas umbilicus. dilihat.
5. Pusat umbilikus-putih kebiruan 8. Abdomen skafoid atau cekung.
pada saat lahir dengan dua 9. Tali umbilikus hijau.
arteri dan satu vena. 10.Ada satu arteri dalam tali pusat.
6. Nadi femoral bilateral sama. 11.Urine atau feses bocor dari tali
pusat.
12.Distensi kandung kemih dapat
diraba setelah berkemih.
13.Nadi femoral tidak ada
Genitalia 1. Labia dan klitoris biasanya 1. Rabas berbercak darah atau 1. Genetalia ganda.
wanita edema. mukoid (pseudomenstrusi) 2. Pembesaran klitoris dengan
2. Labia minora lebih besar dari 2. Selaput himen meatus uretral pada bagian
labia mayora. ujung.
3. Meatus uretral di belakang 3. Labia menyatu.
klitoris. 4. Tidak ada lubang vagina.
4. Verniks kaseosa di antara labia. 5. Rabas fekal dari lubang vagina.
5. Berkemih dalam 24 jam. 6. Tidak berkemih dalam 24 jam.
7. Massa pada labia.
Genitalia pria 1. Lubang uretra pada puncak glen 1. Lubang uretral tertutup 1. Hipospadia.
penis. prepusium. 2. Epispadia.
2. Testis dapat diraba di dalam 2. Ketidakmampuan meretraksi 3. Chordee.
setiap skrotum. prepusium. 4. Testis tidak dapat diraba dalam
3. Skrotum biasaanya besar, 3. Mutiara epitelial. skrotum atau kanalis inguinalis.
edema, pendulus, dan tertutup 4. Ereksi atau priapisme. 5. Tidak ada urinasi dalam 24 jam.
dengan rugae, biasanya 5. Testis dapat diraba pada 6. Hernia inguinalis.
pigmentasi lebih gelap pada kanal inguinalis. 7. Skrotum hipoplastik.
kulit kelompok etnik. 6. Skrotum kecil. 8. Hidrokel.
4. Smegma. 9. Massa dalam skrotum.
5. Berkemih dalam 24 jam 10.Genitalia ganda.
Punggung dan 1. Spina utuh, tidak ada lubang, 1. Feses cair hijau pada bayi di 1. Fisura anal atau fistula.
rektum massa, atau kurva menonjol. bawah fototerapi 2. Anus imperforate.
2. Refleks melengkung batang 3. Tidak ada wink anal.
tubuh. 4. Tidak ada mekonium dalam 36
3. Wink anal. jam.
4. Lubang anal paten. 5. Kista pilonidal atau sinus.
5. Lintasan mekonium dalam 36 6. Rambut di sepanjang medulla
jam. spinalis.
7. Spina bifida (berbagai derajat).
Ekstremitas 1. Sepuluh jari tangan dan jari 1. Sindaktili parsial antara jari 1. Polidaktili-jari tambahan.
kaki. kaki kedua dan ketiga. 2. Sindaktili-jari bersatu atau
2. Rentang gerak penuh. 2. Jari kaki kedua tumpang berselaput.
3. Punggung kuku merah muda, tindih dengan jari ketiga. 3. Fokomelia-tangan atau kaki
dengan sianosis sementara 3. Kesenjangan lebar antara ibu melekat ke batang tubuh.
segera setelah lahir. jari kaki dan jari kaki kedua. 4. Hemimelia-bagian distal
4. Fleksi ekstremitas atas dan 4. Lipatan dalam pada ekstremitas tidak ada.
bawah. permukaan plantar telapak 5. Hiperfleksibilitas sendi.
5. Telapak biasanya datar. kaki antara jari pertama dan 6. Lipatan transpalmar.
6. Ekstremitas simetris. kedua. 7. Fraktur.
7. Tonus otot sama secara 5. Panjang jari kaki asimetris. 8. Tidak ada klavikula.
bilateral, terutama tahanan pada 6. Dorsifleksi dan pemendekan 9. Gerakan unilateral ekstremitas
fleksi berlawanan. haluks (jari besar). (petunjuk yang mungkin adanya
8. Nadi brakialis bilateral sama. brakial palsi).
10.Abnormalitas bagian distal
ekstremitas.
11.Dislokasi atau subluksasi
panggul.
12.Keterbatasan abduksi panggul .
13.Lipatan gluteal atau lipatan kaki
tidak sama.
14.Tinggi lutut tidak sama (tanda
Allis atau galeazzi).
15.Bunyi klik pada abduksi (tanda
ortolani).
16.Ekstremitas asimetri.
17.Tonus otot atau rentang gerak
tidak sama.
Sistem 1. Ekstremitas biasanya 1. Tremor atau gemetar sebentar 1. Hipotonia-kontrol kepala yang
neuromuskuler mempertahankan derajat fleksi. buruk, terkulai, ekstremitas
2. Ekstensi ekstremitas diikuti pincang.
dengan posisi fleksi 2. Hipertonia-gelisah, lengan dan
sebelumnya. tangan fleksi sangat kencang,
3. Kelambatan kepala saat duduk, kaki kaku terekstensi, mudah
tetapi mampu menahan kepala terkejut..
agar tetap tegak walaupun 3. Postur asimetris (kecuali refleks
sementara. leher tonik).
4. Mampu memutar kepala dari 4. Postur opistotonik-punggung
satu sisi ke sisi lain ketika melengkung.
tengkurap. 5. Tanda paralisis.
5. Mampu menahan kepala dalam 6. Tremor, kedutan, dan sentakan
garis horizontal dengan miklonik.
punggung bila tengkurap. 7. Kepala terkulai nyata pada
semua posisi.
C. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Batasan Karakteristik
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan defisiensi 1. Jalan nafas tetap paten.
surfaktan dan ketidakstabilan alveolar. 2. Pernapasan memberikan oksigenasi dan pembuangan
CO2 yang adekuat
3. Frekuensi Frekuensi (Pernapasan Bayi : 30-40
x/menit) dan pola napas dalam batas yang sesuai
dengan usia dan berat badan(uraikan).
4. Gas darah arteri dan keseimbangan asam-basa dalam
batas normal sesuai usia pascakonsepsi.
5. Oksigenasi jaringan adekuat.
2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis atau Sasaran pasien (keluarga) 1 :
maturasi, kurang pengetahuan (kelahiran bayi preterm dan 1. Orang tau mengekspresikan perasaan dan
atau sakit), gangguan proses kedekatan orang tau. kekhawatiran mengenai bayi dan prognosis, serta
menunjukkan pemahaman dan keterlibatan dalam
perawatan.
Sasaran pasien (keluarga) 2 :
1. Orang tua mengunjungi bayi segera setelah
kelahiran dan pada interval sering.
2. Orang tua berhubungan secara positif dengan bayi
(misalnya, memanggil bayi dengan namanya,
melihat dan menyentuh bayi).
3. Orang tau memberikan perawatan untuk bayi dan
menunjukkan sikap nyaman dalam berhubungannya
dengan bayi.
4. Orang tua mengidentifikasi tanda-tanda stress atau
keletihan pada bayi.
Sasaran pasien (keluarga) 3 :
1. Saudara kandung mengunjungi bayi di NICU atau
ruang perawatan.
2. Saudara kandung menunjukkan pemahaman tentang
penjelasan.
3. Saudara kandung mendapatkan benda yang
berhubungan dengan bayi.
Sasaran pasien (keluarga) 4 :
1. Keluarga menunjukkan kemampuan melakukan
perawatan untuk bayi.
2. Anggota keluarga menyebutkan bagaimana dan
kapan menghubungi pelayanan yang tersedia.
3. Anggota keluarga mengenali pentingnya tindak
lanjut perawatan medis.
3. Risiko cedera karena peningkatan tekanan intracranial (TIK), 1. Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan
berhubungan dengan imaturitas system saraf pusat dan respon TIK dan hemoragi intraventrikuler.
stress fisiologis.
D. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan Hasil yang diharapkan pada sasaran Sasaran pasien : Pasien menunjukkan
dengan defisiensi surfaktan dan pasien : oksigenasi yang adekuat.
ketidakstabilan alveolar. 1. Jalan nafas tetap paten. 1. Posisikan pasien untuk
2. Pernapasan memberikan oksigenasi memaksimalkan ventilasi dengan
dan pembuangan CO2 yang adekuat\ posisi telungkup bila mungkin
3. Frekuensi (Pernapasan Bayi : 30-40 karena posisi ini menghasilkan
x/menit) dan pola Gas darah arteri dan perbaikan oksigenasi, pemberian
keseimbangan asam-basa dalam batas makan ditoleransi dengan lebih
normal sesuai usia pascakonsepsi. baik, dan lebih mengatur pola
4. Oksigenasi jaringan adekuat. tidur/istirahat.
2. Posisikan pasien telentang
dengan leher sedikit ekstensi dan
hidung menghadap keatap dalam
posisi”mengendus”untuk
mencegah adanya penyempitan
jalan nafas
3. Hindari hiperekstensi leher
karena akan mengurangi di
amater trakea
4. Observasi adanya penyimpangan
dari fungsi yang di inginkan;
kenali tanda-tanda distress
misalnya, menggorok, sianosis,
pernapasan cuping hidung,
apnea.
5. Lakukan penghisapan untuk
menghilangkan mucus yang
terakumulasi dari nasofaring,
trakea, dan selang endotrakea
6. Penghisapan seperlunya
berdasarkan pengkajian(misalnya
auskultasi dada, bukti penurunan
oksigenasi peningkatkan
kepekaan bayi)
7. Jangan pernah melakukan
penghisapan secrah rutin, karena
ini dapat menyebabkan
bronkospasme, brakikardia
karena stimulasi saraf vagal ,
hipoksia dan peningkatan
tekanan intracranial
mempredisposisikan bayi pada
hemoragi intraventrikel).
8. Gunakan teknik penghisapan
yang tepat karena penghisapan
karena penghisapan yang tidak
tepat dapat menyebabkan infeksi,
kerusakan jalan nafas,
pneumotoraks dan hemoragi
intraventrikel.
9. Gunakan teknik penghisapan
dua-orang karena asisten dapat
memberikan hiperoksigenasi
dengan cepat sebelum dan
setelah insersi kateter.
10. Lakukan perkusi, vibrasi, dan
drainase postural sesuai
ketentuan untuk memudahkan
drainase sekret.
11. Hindari penggunaan posisi
trendelenburg karena ini dapat
menyebabkanpeningkatan TIK
dan menurunkan kapasitas paru
akibat dari gravitasi yang
mendorong organ kea rah
diagfragma..
12. Selama penggantian popok
tinggikan bayi sedikit di bawah
pinggul dan jangan mengankat
kaki dan tungkai.
13. Gunakan posisi semi –telungkup
atau miring untuk mencegah
aspirasi pada bayi dengan mukus
berlebihan atau yang sedang di
beri makan.
14. Observasi adanya tanda-tanda
distress pernapasan misalnya,
pernapasan cuping hidung,
retraksi, takipnea, apnea,
mengorok , sianosis, saturasi
oksigen rendah(SaO2)
15. Lakukan regimen yang di
resepkan untuk terapi oksigen
suplemental (pertahankan
konsetrasi 02 ambien pada
tingkat Fio2 minimun
berdasarkan gas darah arteri
SaO2, dan oksigen transkutan
(tcPO2).
16. Pertahankan suhu lingkungan
yang netral untuk menghemat
penggunaan O2.
17. Pantau dengan ketat pengukuran
gas darah, tcPO2, dan
pembacaan SaO2.
18. Berikan dan atur alat monitor
dengan benar(misalnya untuk
jantung atau oksigen)
19. Observasi dan kaji respons bayi
terhadap terapi ventilasi dan
oksigenasi.
2. Perubahan proses keluarga Hasil yang diharapkan pada sasaran Sasaran pasien (keluarga) 1 : Pasien
berhubungan dengan krisis atau pasien (keluarga) 1 : (keluarga) mendapatkan informasi
maturasi, kurang pengetahuan 1. Orang tau mengekspresikan perasaan tentang kemajuan bayi :
(kelahiran bayi preterm dan atau dan kekhawatiran mengenai bayi dan 1. Prioritaskan informasi untuk
sakit), gangguan proses kedekatan prognosis, serta menunjukkan membantu orang tau memahami
orang tau. pemahaman dan keterlibatan dalam aspek paling dari perawatan,
perawatan. tanda perbaikan, atau
Hasil yang diharapkan pada sasaran penyimpangan pada kondisi bayi.
pasien (keluarga) 2 : 2. Dorong orang tua untuk
Orang tua mengunjungi bayi segera mengajukan pertanyaan
setelah kelahiran dan pada interval sering. mengenai status bayi.
1. Orang tua mengunjungi bayi segera 3. Jawab pertanyaan, fasilitasi
setelah kelahiran dan pada interval ekspresi kekhawatiran mengenai
sering. perawatan dan prognosis.
2. Orang tua berhubungan secara 4. Bersikap jujur, berespons pada
positif dengan bayi (misalnya, pertanyaan dengan jawaban yang
memanggil bayi dengan namanya, benar untuk menciptakan rasa
melihat dan menyentuh bayi). percaya.
3. Orang tau memberikan perawatan 5. Dorong ibu dan ayah untuk
untuk bayi dan menunjukkan sikap berkunjung atau menghubungi
nyaman dalam berhubungannya unit dengan sering sehingga
dengan bayi. mereka mendapatkan informasi
4. Orang tua mengidentifikasi tanda- tentang kemajuan bayi.
tanda stress atau keletihan pada bayi. 6. Tekankan aspek positif dari
status bayi untuk mendorong
Hasil yang diharapkan pada sasaran rasa pengharapan.
pasien (keluarga) 3 :
1. Saudara kandung mengunjungi bayi Sasaran pasien (keluarga) 2 : Pasien
di NICU atau ruang perawatan. (keluarga) menunjukkan perilaku
2. Saudara kandung menunjukkan kedekatan yang positif :
pemahaman tentang penjelasan. 1. Dorong orang tua sesegera
3. Saudara kandung mendapatkan mungkin sehingga prose
benda yang berhubungan dengan kedekatan dimulai.
bayi. 2. Dorong orang tua untuk
melakukan hal-hal berikut :
Hasil yang diharapkan pada sasaran a. Mengunjungi bayi dengan
pasien (keluarga) 4 : sering.
1. Keluarga menunjukkan kemampuan b. Menyentuh, menggendong,
melakukan perawatan untuk bayi. dan merawat bayi bila sesuai
2. Anggota keluarga menyebutkan dengan kondisi fisik bayi.
bagaimana dan kapan menghubungi 3. Bersikap terlibat aktif.
pelayanan yang tersedia. 4. Membawakan pakaian untuk
3. Anggota keluarga mengenali memakaikannya pada bayi
pentingnya tindak lanjut perawatan segera setelah kondisi
medis. mengizinkan.
5. Kuatkan usaha orang tua untuk
meningkatkan kepercayaan diri
mereka.
6. Waspadai tanda ketegangan dan
stress pada orang tua.
7. Izinkan orang tua untuk
menghabiskan waktu sendiri
bersama bayi.
8. Bantu orang tua
meninterpretasikan respons dan
tanda stimulasi berlebihan dan
keletihan.
9. Bantu orang tua dengan
mendemontrasikan teknik-teknik
perawatan bayi dan tawarkan
dukungan.
10. Identifikasi sumber-sumber
(misalnya, transportasi,
pengasuhan bayi) untuk
memungkinkan orang tua untuk
berkunjung.
Bulechek, Gloria M., Howard K,.D., Joanne M.,D., Cheryl M.W., 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi 6, Bahasa Indonesia. CV.
Mocomedia.
Moorhead, Sue., Marion J., Meriden L.M., Elizabeth, S. 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi 5. CV.
Mocomedia.
Suriadi dan Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi . Jakarta. CV.
Sagung Seto.