69 Ratna PDF
69 Ratna PDF
ABSTRAK
Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang
dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk
setengah jadi lainnya, karena tepung lebih tahan disimpan, mudah dicampur, dapat
diperkaya dengan zat gizi (fortifikasi), dan lebih praktis serta mudah digunakan untuk proses
pengolahan lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu tepung jagung dari
beberapa proses pengolahan yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di Desa Wonosari,
Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, sejak bulan Mei sampai dengan Juli
2012. Penelitian ini menggunakan bahan baku jagung varietas B 89, dengan 3 perlakuan
cara pengolahan tepung jagung yaitu: tanpa perendaman/penggilingan jagung pipil langsung
menjadi tepung (A); peredaman dalam air biasa selama semalam (B); dan perendaman
dalam larutan ragi tape 1% selama semalam (C). Pengamatan dilakukan terhadap kandungan
gizi tepung jagung (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar, dan
karbohidrat), dan analisis ekonomi tepung jagung dari setiap proses pengolahan yang
diujicobakan, selanjutnya analisis data dilakukan secara diskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: tepung jagung yang dibuat dengan perendaman larutan ragi 10% (C),
mempunyai kandungan protein dan serat kasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan A (tanpa perendaman) dan B (perendaman dalam air biasa). Proses pembuatan
tepung jagung tanpa perendaman (A), memberikan keuntungan yang tertinggi dibandingkan
dengan perlakuan perendaman dalam air biasa (B) dan perendaman dalam larutan ragi tape
10% (C), dengan nilai R/C ratio sebesar 2,38.
Kata kunci: mutu, tepung jagung, proses pengolahan
Pendahuluan
Jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi sebagai bahan makanan
pokok di dunia, di Indonesia sendiri, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua
terpenting setelah padi, bahkan dibeberapa daerah seperti Madura dan Gorontalo, jagung
merupakan makanan pokok. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung
mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai
bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas tersebut.
Penanganan dan pengolahan hasil pertanian memang penting untuk meningkatkan nilai
tambah, terutama pada saat produksi melimpah dan harga produk rendah, juga untuk produk
Metodologi
Penelitian dilaksanakan di Desa Wonosari, Kecamatan Pekalongan Kabupaten
Lampung Timur, sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2012.
Pada penelitian ini digunakan jagung Varietas B 89, dengan 3 perlakuan cara pembuatan
tepung jagung yaitu:
- Tepung jagung A: dari jagung pipil, langsung digiling menjadi tepung
- Tepung jagung B: sebelum ditepung, jagung direndam dengan air biasa semalam
- Tepung jagung C: sebelum ditepung, jagung direndam dalam larutan ragi tape 1%
Pengamatan dilakukan terhadap kandungan gizi tepung jagung (kadar air, kadar abu,
kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar, dan karbohidrat), dan analisis ekonomi tepung
jagung dari setiap proses pengolahan yang diujicobakan, selanjutnya analisis data dilakukan
secara diskriptif.
Jagung pipil
Penepungan
Pengayakan
Tepung Jagung
Jagung pipil
Penambahan
air biasa
Perendaman semalam
Penepungan
Pengayakan
Tepung Jagung
Penepungan
Pengayakan
Tepung Jagung
Hasil analisis kandungan gizi jagung dan tepung jagung disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data analisis proksimat jagung dan hasil olahannya
Kandungan (%)
No Sampel
Air Abu Protein Lemak Serat KH
1. Jagung pipil 13,00 0,97 8,35 2,46 1,26 73,94
2. Tepung Jagung A 11,84 0,44 7,49 3,67 1,32 75,23
3. Tepung Jagung B 12,16 0,81 7,09 2,86 0,37 76,70
4. Tepung Jagung C 16,97 0,62 8,41 2,15 4,54 67,30
Keterangan: A: Tepung jagung dari jagung pipil, langsung digiling menjadi tepung
B: Tepung jagung sebelum ditepung, jagung direndam dengan air biasa
semalam
C: Tepung jagung sebelum ditepung, jagung direndam dalam larutan ragi
tape 1%
Hasil analisis kandungan gizi tepung jagung yang tertera dalam Tabel 1.
menunjukkan bahwa, tepung jagung yang dibuat dengan perendaman larutan ragi 10% (C),
mempunyai kandungan protein dan serat kasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. Hal ini diduga disebabkan oleh aktifitas mikroba yang terdapat di dalam
ragi tape bersifat proteolitik yang akan memecah senyawa protein kompleks menjadi protein
yang lebih sederhana, sehingga kandungan protein yang terukur semakin tinggi. Selain itu
aktifitas mikroba juga dapat memecah dinding selulosa pada jagung, sehingga kadar serat
kasar dalam tepung jagung semakiin tinggi. Menurut Achi dan Akomas (2006), fermentasi
digunakan secara luas untuk pengolahan dan pengawetan pangan karena teknologinya
sederhana, muda diterapkan, dan membutuhkan energi yang rendah, namun produk akhir
yang dihasilkan mempunyai kualitas organolpetik yang lebih baik. Teknik fermentasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain perendaman bahan dalam air biasa atau
penambahan starter yang mengandung kapang tertentu pada konsentrasi tertentu.
Proses fermentasi juga dapat mempengaruhi sifat fungsional tepung yang dihasilkan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa proses fermentasi mampu menurunkan
densitas tepung sorgum sebesar 10% (Elkhalifa et al., 2005), menurunkan densitas dan
viskositas pada makanan sapihan di Afrika (Onofiok dan Nnanyelugo, 1998), menurunkan
viskositas adonan sereal dan tepung ubikayu (Onyago et al., 2003), menurunkan kadar serat
pada tepung ubikayu (Subagyo, 2006), menurunkan faktor anti nutrisi pada biji millet
(Hassan et al., 2006), dan meningkatkan daya cerna protein pada biji millet dan ogi (Nago et
al., 1998)
Tabel 3. Analisa ekonomi tepung jagung dengan perendam dalam air biasa (B)
(1 proses/5 kg)
No Uraian Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
A Bahan 13.500
1 Jagung kering pipilan 5 kg 2.700 13.500
B Upah Kerja 20.000
1 Upah giling tepung 5 kg 2.000 10.000
2 Upah kerja 0,25 OH 40,000 10.000
JUMLAH BIAYA PRODUKSI 33.500
C Hasil -
Tepung jagung 3,5 KG 16.000 56.000
Keuntungan Bersih (Rp) 22.500
R/C ratio 1,67
Hasil analisa tepung jagung dari 3 cara pembuatan menunjukkan bahwa, dari ketiga
cara pembuatan tepung jagung< semuanya memberikan keuntungan yang cukup nyata
dengan nilai R/C ratio sebesar 1,66 – 2,38. Pembuatan tepung jagung cara A, yang dibuat
dari penggilingan jagung langsung (tanpa perendaman) dibandingkan dengan
caramemberikan keuntungan yang tertinggi dengan nilai R/C ratio sebesar 2,38. Tepung
jagung dengan cara A ini memberikan keuntungan yang lebih tinggi, karena tidak ada biaya-
biaya lainnya selain dari penggilingan jagung, sehingga ada penghematan biaya produksi
dan keuntungan yang diperoleh semakin tinggi. Namun jagung yang dibuat dengan cara A
ini hanya cocok sebagai bahan baku pembuatan krupuk, karena teksturnya masih kasar,
sedangkan tepung jagung dengan cara B dan C mempunyai tekstur yang lebih halus,
sehingga cocok digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kue-kue.
Kesimpulan
1. Tepung jagung yang dibuat dengan perendaman larutan ragi 10% (C), mempunyai
kandungan protein dan serat kasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A
(tanpa perendaman) dan B (perendaman dalam air biasa).
2. Proses pembuatan tepung jagung tanpa perendaman (A), memberikan keuntungan
yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan perendaman dalam air biasa (B) dan
perendaman dalam larutan ragi tape 10% (C), dengan nilai R/C ratio sebesar 2,38.