Latar Belakang
Produk hasil perairan seperti ikan mempunyai sifat yang mudah mengalami
kemunduran mutu karena memiliki komponen penyusun berupa air yang hampir
berkisar sebanyak 80%. Kemunduran ikan yang sering terjadi pada ikan menurut
Deviyanti et al. (2015) akibar dari pertumbuhan bakteri yng disebabkan oleh
penanganan yang kurang tepat. Penanganan produk jenis ikan yang dilakukan dengan
baik karena faktor yang mendukung cepat proses kemunduran mutu pada ikan adalah
keberadaan air pada tubuh ikan tersebut. tidak hanya terbatas pada ikan saja, bahan
baku ikan jenis cumi-cumi juga perlu penanganan yang yharus dilakukan dengan
higenis agar tetap memiliki kualitas yang bermutu.
Cumi-cumi merupakan salah satu jenis ikan yang sangat ekonomis dan
potensial di Indonesia dan hampir di seluruh perikanan Indonesia ikan ini tertangkap,
baik dalam jumlah besarmaupun kecil. Pengembangan produksi cumi-cumi sangat
potensil mengingat sumber daya yang berada di Indonesia masih cukup besar dan
belum sepenuhnya dimanfaatkan. Cumi-cumi dijual dengan harga tinggi karena cumi-
cumi yang segar sangat dibutuhan untuk berbagai pengolahan hasil perikanan.
Pemanfaatan dan pemasaran cumi-cumi menurut Permana et al. (2015) harus berjalan
efisien sehingga produk cepat sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang baik
dan harga yang terjangkau.
Cumi-cumi termasuk golongan chepalopoda yang banyak dimanfaatkan
sebagai sumber protein karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi.
Karakteristik daging yang dimiliki oleh cumi-cumi adalah berwarna putih sehingga
dapat meningkatkan daya tarik masyarakat sebagai bahan baku konsumi. Penanganan
cumi-cumi dilakukan untuk mempertahanka kualitas produk cumi-cumi. Penanganan
produk perikanan menurut Panchashari et al. (2015) merupakan perlakuan terpenting
dari seluruh proses perjalanan produk hingga sampai ke konsumen termasuk proses
preparasi dari bahan baku. Bahan baku yang baik menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas dari suatu produk seperti cumi-cumi. Cumi-cumi dengan
penanganan yang baik dan cara pengolahan yang menggunakan sistem rantai dingin
memiliki potensi sebagai bahan baku yang berkualitas dan masih dalam keadaan baik
untuk dilakukan pengolahan produk cumi-cumi lebih lanjut.
Tujuan
Prosedur Kerja
Keterangan : = Awal/akhir
= Proses
Hasil
1 Tentakel
Sumber :
httzzzpanapesca.com
2 Mantel
sumber :
http://fjminzheng.com
3 Pen
sumber :
http://encina.pntic.mec.es
4 Tinta
sumber :
http://squid.tepapa.govt.nz
Hasil preparasi cumi-cumi menunjukkan hasil yang berbeda pada setiap
bagian yang dimiliki oleh cumi-cumi. Proses preparasi yang dilakukan meliputi
bagian pada tentakel, mantel, tulang rawan atau pen, dan tinta. Hasil preparasi pada
praktikum sesuai dengan hasil literatur dimana bagian-bagian tubuh cumi yang
dipreparasi meluputi tentakel cumi yang berada pada bagian kepal, mantel cumi-cumi
yang berbentuk lonjong, tulang rawan atau pen yang berbentuk memanjang dan
transparan serta tinta cumi-cumi yang berwarna hitam.
Pembahasan
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Afriani Y, Fadli A, Maulana S, Kamia I. 2017. Sintesis, kinetika reaksi dan aplikasi
kitin dari cangkang udang.
Aras M. 2016. Karakteristik substrat untuk penempelan telur cumi-cumi di pulau pute
anging kabupaten barru. Jurnal Galung Tropika. 5(1) : 1-7.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2010. Cumi-cumi Beku. SNI 2731.1: 2010.
Jakarta (ID) : Badan Standarisasi Nasional.
Chodrijah U, Budiarti TW. 2017. Beberaa aspek biologi cumi-cumi jamak (Lolio
duvaucelli) yang didaratkan di blanakan subang, Jawa Barat. 3(6) : 357-362.
Deviyanti PN, Dewi EN, Anggo AD. 2015. Efektivitas daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) sebagai anti bakteri pada ikan kembung lelaku selama
penyimpanan dingin. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan.
4(3) : 1-6.
Murtini JT, Riyanto R, Priyanto N, Hermana I. 2014. Pembentukan formaldehid
alami pada beberapa jenis ikan laut selama penyimpanan dalam es curai.
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 9(2): 143-151.
Panchaksari V, Krishna PV, Rao KM, Prabhavanthi K. 2015. Microbiological and
biochemical obeservations of Lates calcarifer in different types of processng
with Hurdle technology. International Journal of Advanced Reseearch. 3(4) :
1232-1235.
Permana N, Mudzakir AK, Fitri ADP. 2015. Pemanfaatan dan pemasaran
sumberdaya cumi-cumi (Loligo sp.) yang didaratkan di pelabuhan perikanan
nusantara (PPN) kejawanan kota cirebon, jawa barat. Journal of Fisheries
Resources Utilization Management and Technology. 4(4) : 97-106.
Razak A. 2013. Potensi cephalopoda sebagai biomaterial baru. Prosiding Semirata
FMIPA Universitas Lampung. 1(1) : 17-20.
Rochima E. 2015. Pemanfaatan limbah kitin rajungan lokal untuk produksi kitosan:
upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan di pesisir cirebon. Abstrak.
Sulistiyoningrum RS, Suprijanto J, Sabdono A. 2013. Aktivitas anti bakteri kitosan
dari cangkang kerang simping pada kondisi lingkungan yang berbeda: kajian
pemanfaatan limbah kerang simping (Amusium sp.). Journal of Marine
Research. 2(4) : 111-117.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Mantel Cumi-cumi
Aroma Amis
Warna Merah keunguan
Lendir Berlendir
Tekstur Elastis
Lampiran 3 Screenshot daftar pustaka