Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Veterbrata
Kelas : Pisces
SubKelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
SubOrdo : Percoidea
Famili : Priacanthidae
Genus : Priacanthus
Spesies : Priacanthus tayenus
Nama FAO : Purple-spotted bigeye
Berikut ini adalah gambar dari ikan Swanggi (Priacanthus tayenus) yang
dicantumkan dalam Gambar 1.
2.2.2.2 Pelelehan
Bahan baku yang masih dalam kemasan dilakukn proses pelelehan
(thawing) dengan cara direndam dalam airdingin atau air dingin aatau air yang
mengalir atau dalam suhu ruang secara cermat dan saniter.
2.2.2.3 Sortasi 1
Bahan baku dipisahkan berdasarkan mutu dan jenis. Sortasi mutu
dilakukan secara hati-hati, cepat, cermat dna saniter dengan mempertahankan
rantai dingin (0 °C - 5°C).
3
2.2.2.4 Penyiangan
Ikan disiangi dengan cara membuang kepala, sisik dan isi perut.
Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dan dlam kondisi suhu
dingin (0 °C - 5°C).
2.2.2.5 Pencucian 2
Bahan baku dicuci dengan menggunakan air mengalir secara cepat, cermat
dan saniter dalam kondisi suhu dingin (0 °C - 5°C).
2.2.2.8 Pencampuran
Lumatan daging dimasukkan ke dalam alat pencampur kemudian
ditambahkan garam dan dicampur hingga di dapat adonan yang lengket (sticky).
Selanjutnya dilakukan penambahan bumbu lainnya, campur sampai homogen
secara cepat, cermat, saniter dalam suhu dingin.
2.2.2.9 Pembentukan
Adonan dibentuk kemudian dibungkus dengan kulit pangsit secara cepat,
cermat dan saniter dalam kondisi suhu dingin.
2.2.2.10 Pengukusan
Siomay ikan dikukus sesuai spesifikasi.
2.2.2.11 Pendinginan
Siomay ikan didinginkan dengan cara ditiriskan atau dibantu dengan
blower atau kipas angin secara cermat dan saniter.
2.2.2.12 Sortasi 2
Siomay ikan disortir secara cepat, cermat dan saniter.
2.2.2.15 Pemuatan
Produk dalam kemasan dimuat dalam alat transportasi dan terhindar dari
penyebab yang dapat merusak atau menurunkan mutu produk.
d) Cemaran Logam
Maksimal 0,1
- Kadmium (Cd) Maksimal 0,5
Mg/Kg
- Merkuri (Hg) Maksimal 0,3
Mg/Kg Maksimal 1,0
- Timbal (Pb) Maksimal 40,0
Mg/Kg
- Arsen (As)
Mg/Kg
- Timah (Sn) Mg/Kg 0
e) Cemaran Fisik -
- Filth
2.5.1.1 Lokasi
Bangunan harus bebas dari pencemaran seperti daerah persawahan atau
rawa, daerah pembuangan kotoran dan sampah, daerah kering dan berdebu, daerah
kotor, daerah berpenduduk padat, daerah penumpukan barang bekas, dan daerah
lain yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran.
2.5.1.2 Bangunan
Bangunan dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan
teknik dan higiene sesuai dengan jenis makanan yang diproduksi sehingga mudah
dibersihkan, mudah dilaksanakan tindakan sanitasi dan mudah dipelihara.
Bangunan unit produksi harus terdiri atas ruangan pokok dan ruangan pelengkap
yang harus terpisah sehingga tidak menyebabkan pencemaran terhadap makanan
yang diproduksi. Ruang pokok yang digunakan untuk memproduksi makanan
harus memenuhi persyaratan sesuai dengan jenis dan kapasitas produksi, ukuran
alat produksi serta jumlah karyawan yang berkerja. Susunan ruangan diatur
berdasarkan urutan proses produksi sehingga tidak menimbulkan lalu lintas
pekerja yang simpang siur dan tidak mengakibatkan pencemaran makanan yang
diproduksi. Ruang pelengkap harus memenuhi syarat luasnya sesuai dengan
jumlah karyawan yang berkerja dan susunannya diatur berdasarkan urutan
kegiatan yang dilakukan.
1) Lantai
Ruangan pokok harus memenuhi syarat rapat air, tahan terhadap air, garam,
basa, asam dan atau bahan kimia lainnya, permukaannya rata, tidak licin dan
mudah dibersihkan, memiliki kelandaian cukup ke arah saluran pembuangan air
dan mempunyai saluran tempat air mengalir atau lubang pengeluaran serta
pertemuan antara lantai dan dinding tidak boleh membentuk sudut mati, harus
melengkung dan rapat air. Lantai ruang pelengkap harus memenuhi syarat rapat
air, tahan terhadap air, permukaanya datar, rata serta halus, tidak licin dan mudah
dibersihkan. Ruang untuk mandi, cuci dan sarana toilet harus mempunyai
kelandaian secukupnya ke arah saluran pembuangan.
2) Dinding
Pertemuan antara dinding dengan dinding dan dinding dengan lantai tidak boleh
membentuk sudut mati, harus melengkung dan rapat air.
3) Atap
Terbuat dari bahan tahan lama, tahan terhadap air dan tidak bocor. Langit-langit
ruangan pokok dan pelengkap harus memenuhi persyaratan dibuat dari bahan
yang tidak mudah melepaskan bagiannya, tidak terdapat lubang dan tidak retak,
tahan lama dan mudah dibersihkan, tinggi dari lantai sekurang-kuranya 3 meter,
permukaan rata, berwarna terang. Khusus ruangan pokok ditambahkan syarat
tidak mudah mengelupas, rapat air bagi tempat pengolahan yang menimbulkan
atau menggunakan uap air.
4) Pintu
Harus memenuhi syarat dibuat dari bahan yang tahan lama, permukaannya
rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan, dapat ditutup dengan baik
dan membuka ke luar.
5) Jendela
Harus memenuhi syarat dibuat dari bahan yang tahan lama, permukaannya
rata, halus, mudah dibersihkan dan berwarna terang, sekurangkurangnya setinggi
1 meter dari lantai, luasnya sesuai dengan besarnya bangunan.
6) Penerangan
7) Ventilasi
Suhu pada ruang pokok maupun pelengkap baik secara alami maupun buatan
harus memenuhi persyaratan cukup menjamin peredaran udara dengan baik dan
dapat menghilangkan uap, gas, debu, asap dan panas yang dapat merugikan
kesehatan, dapat mengatur suhu yang diperlukan, tidak boleh mencemari hasil
produksi melalui udara yang dialirkan serta lubang ventilasi harus dilengkapi
dengan alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan mengurangi masuknya
kotoran ke dalam ruangan serta mudah dibersihkan.
2.5.1.3 Fasilitas
Bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang dibuat
berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higiene.
Bangunan harus dilengkapi dengan sarana penyediaan air yang terbagi atas
sumber air, pipa pembawa, tempat persediaan air dan pipa pembagi.
10
Sarana penyediaan air harus dapat menyediakan air yang cukup bersih sesuai
dengan kebutuhan produksi pada khususnya dan kebutuhan perusahaan pada
umumnya. Bangunan harus dilengkapi dengan sarana pembuangan yang terdiri
atas saluran dan tempat pembuangan buangan akhir, tempat buangan padat, sarana
pengolahan limbah dan saluran pembuangan limbah terolah.
2) Sarana toilet
Letak toilet tidak langsung ke ruang proses pengolahan, dilengkapi dengan bak
cuci tangan, diberi tanda pemberitahuan bahwa setiap karyawan harus mencuci
tangan dengan sabun dan atau ditergen sesudah menggunakan toilet dan
disediakan dalam jumlah cukup sesuai dengan jumlah karyawan.
Sarana cuci tangan diletakan di tempat yang diperlukan, dilengkapi dengan air
mengalir yang tidak boleh dipakai berulang kali, dilengkapi dengan sabun atau
ditergen, handuk atau alat lain untuk mengeringkan tangan dan tempat sampah
berpenutup serta disediakan dengan jumlah yang sesuai dengan jumlah karyawan.
Bahan baku harus bersih, bebas dari bau yang menandakan pembusukan,
dekomposisi dan pemalsuan, sifat-sifat alamiah yang dapat menurunkan mutu
serta tidak membahayakan kesehatan. Unit pengolahan tidak menerima bahan
baku yang ditangkap didaerah perairan yang tercemar. Perairan yang tercemar
11
adalah perairan yang dicemari baik sengaja atau tidak sengaja oleh kotoran
manusia dan hewan yang dapat mencemari produk yang mungkin dimakan tanpa
pemasakan atau pemanasan. Perairan yang memerlukan pengawasan karena
perlakuan dengan bahan kimia, biologis dan fisik.
Bahan pembantu adalah bahan yang digunakan dalam proses penanganan dan
pengolahan produk untuk dapat mempertahankan mutu bahan baku sampai
menjadi produk akhir. Syarat bahan pembantu dan kimia harus tetap dan konsisten
dalam penerapannya.
Pengecualian terhadap wadah tertentu yang terbuat dari bahan yang kedap air,
halus dan tahan karat yang mudah dibersihkan dan disanitasi, yang mungkin
digunakan kembali setelah pencucian dan sanitasi, bahan pengepakan tidak boleh
digunakan kembali. Bahan pengepakan yang digunakan untuk produk segar yang
diberi es harus dilengkapi dengan saluran pembuangan untuk lelehan es. Bahan
pengepak yang tidak digunakan harus disimpan, jauh dari tempat produksi, dan
terlindung dari debu dan kontaminasi.
Jenis pengemasan yang paling umum digunakan pada bahan pangan dapat
dibedakan berdasarkan bahannya, yaitu kemasan kaca atau gelas, kemasan logam,
kemasan plastik, dan kemasan kertas. Pemilihan jenis kemasan yang akan
digunakan sangat tergantung pada karakteristik dan jenis bahan pangan yang akan
dikemas.
5) Penyimpanan Beku
Fungsi penyimpanan beku adalah menyimpan produk beku pada tingkat suhu
rendah yang diinginkan dan dapat mempertahankan kondisi dan mutu produk
beku selama jangka waktu yang ditetapkan (Ilyas, 1993). Teknik terbaik untuk
menyimpan produk adalah dengan cara pembekuan menggunakan freezer atau
cold storage dengan suhu penyimpanan -18oC sampai -20oC untuk penyimpanan
jangka waktu yang lama dengan suhu yang diperlukan adalah -25oC sampai -
30oC, sedangkan waktu pengangkutan cukup disimpan dalam suhu -20oC sampai -
25oC.
Air berperan penting untuk keperluan industri pangan dan pengolahan. Suplai
air untuk operasi pembersihan dan proses pengolahan harus cukup jumlahnya
serta harus bebas daii bakteri patogen. Air sebagai bahan baku pembuatan es. Es
yang dipakai harus terbuat dari air yang bersih dan memenuhi persyaratan air
minum. Penggunaan es harus ditangani dan disimpan di tempat yang bersih dan
terhindar dari penularan dan kontaminasi dari luar. Fungsi utama es untuk mejaga
ikan agar tetap segar dan tidak terjadi kemunduran mutu.
Air penanganan dan pengolahan harus cukup aman dan saniter, berasal dari
sumber yang diijinkan dengan angka paling memungkinkan (APM) coliform
maksimal 2 untuk 100 ml air. Air tersebut bertekanan maksimal 145,26 gram/cm2.
Es harus terbuat dari air yang tidak tercemar dan memenuhi persyaratan air
minum. Air dan es harus sering untuk diuji minimal 3 (tiga) bulan sekali secara
berkala diperiksa ke laboratorium yang telah terakreditasi oleh pemerintah.
14
Permukaan peralatan yang berhubungan langsung dengan bahan dan produk akhir
harus bebas dari lubang-lubang dan celah-celah tidak dapat menyerap air, tidak
berkarat, dan tidak beracun, mesin dan peralatan harus terbuat dari bahan yang
tidak beracun, dapat dilepas dan dipasang kembali untuk memberikan peluang
melakukan pembersihan dan peninjauan (Winarno, 2011). Karyawan yang
melakukan pekerjaan memfillet, membuang kulit, membuang sisik dan menangani
ikan utuh atau ikan yang telah disiangi harus dilengkapi dengan pakaian-pakaian
kerja yang kedap air dan tutup kepala sempurna, sarung tangan, sepatu serta
masker. Pakaian kerja harus dicuci berkala baik menggunakan cara
menyemprotkan air bertekanan agar lender dan kotoran tidak mongering dan
mengerak pada pakaian kerja.
Kontaminasi silang adalah bagian yang sering terjadi pada industri makanan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang
antara lain pemisah bahan baku dengan produk akhir, pemisah antara aktivasi
penanganan dan pengolahan bahan baku dengan produk akhir, pemisahan produk
dalam penyimpanan, pembersihan dan sanitasi area dan alat penanganan dan
pengolahan pangan, kebersihan pekerja, pakaian, pencuci tangan, praktek pekerja
dan peralatan dalam menangani produk (Winarno, 2004).
Kondisi fasilitas cuci tangan, toilet menjadi hal yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya kontaminasi pada proses produksi. Kontaminasi akibat
kondisi fasilitas-fasilitas tersebut pada umumnya bersifat fatal, karena diakibatkan
bakteri-bakteri pathogen. Pabrik harus dilengkapi dengan toilet yang cukup
dimana jumlah toilet yang diharuskan, selain itu terdpat pula sabun dan ventilasi
serta pintu yang tidak menyerap air yang dijaga agar tetap selalu bersih yang tidak
berhubungan langsung dengan ruang pengolahan.
Ruang pengolahan harus mempunyai sejumlah tempat cuci tangan yang cukup
dan dilengkapi dengan penyediaan air panas dan dingin yang cukup. Sabun, kertas
tissue, dan larutan desinfektan untuk membilas tangan serta tempat sampah yang
tertutup (Winarno, 2011).
6) Pelabelan, Penyimpanan
Label makanan harus dibuat dengan ukuran, kombinasi, warna dan atau bentuk
yang berbeda untuk tiap jenis makanan, agar mudah dibedakan. Menurut Winarno
(2011), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelabelan adalah pelabelan
wadah harus menunjukan nama bahan atau larutan dalam wadah, nama dan alamat
produsen atau distributor, petunjuk penggunaan dan label wadah untuk kerja harus
menunjukan :
Bahan pengepak dan bahan lain yang kontak langsung dengan hasil
perikanan harus memenuhi persyaratan higiene, tidak boleh menularkan bahan-
bahan yang membahayakan kesehatan manusia dan cukup kuat melindungi hasil
16
7) Kesehatan Karyawan
8) Pengendalian Pest
Pencegahan hama di sekitar area industri pangan terutama pada area produksi
dilakukan untuk menjamin tidak ada hama di fasilitas pengolahan pangan,
mencakup prosedur pencegahan, pemusnahan, sampai dengan penggunaan jenis
bahan kimia untuk mengendalikan hama (Thaheer, 2005). Hama harus diberantas
dengan cara yang tidak mempengaruhi mutu dan keamanan pangan.
Pemberantasan hama dapat dilakukan secara fisik seperti dengan perangkapa tikus
atau secara kimia seperti dengan racun tikus. Perlakuan dengan bahan kimia harus
dilakukan dengan pertimbangan tidak mencemari pangan.
yang sangat diperlukan untuk memberi kepastian bahwa proses produksi yang
aman telah dilaksanakan untuk menghasilkan produk pangan dengan mutu yang
diharapkan (Winarno dan Surono, 2004).