Anda di halaman 1dari 21

TUGAS M.

ILMU ALAM DASAR (FISIKA)

TERMOFISIKA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3 ( Tingkat I A)

1. Akhmad Tobiin
2. Ade Amalia Windi
3. Eka Septiani
4. Isti Hanah
5. Rizka Wigati
6. Wilina Agustina

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI


( STIKES BHAMADA SLAWI)
Jln.Cut Nyak Dhien No.16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi – Kab. Tegal 52416
Telp. (0283) 6197570, 6197571 Fax. (0283) 6198450 Homepage.
http://stikesbhamada.ac.id email stikes_bhamada@yahoo.com

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Ilmu Alam Dasar (FISIKA)
.Adapun makalah ini mengenai Termofisika pada keperawatan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Dan juga kami berterima kasih
kepada :

1. Tri Agustin H,SST,M.Kes, sebagai Ketua Stikes Bhakti Mandala Slawi


2. Firman Hidayat,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.J,sebagai Kaprodi Keperawatan Stikes Bhakti
Mandala Husada
3. Nurhakim Yudhi Wibowo S.Kep.,Ns,Sebagai Koordinator Mata Kuliah IAD ( ILMU
ALAM DASAR )
4. Desiagi Dwi Kristianingsih S.PD sebagai dosen Mata Kuliah IAD ( ILMU ALAM
DASAR )
5. Rekan-rekan satu kelompok yang selalu semangat untuk saling mendukung dan saling
membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena factor kerterbatasan dari penyusun, maka kami dengan senang hati
menerima kritikan serta saran-saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Dan harapan kami sebagai penyusun adalah semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat
dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa/i STIKES BHAKTI
MANDALA SLAWI

Akhir kata, melalui kesempatan ini kami, penyusun makalah mengucapkan terima kasih.

Slawi, 23 September 2015

Penyusun

(i)
DAF ISI

KATA PENGANTAR
............................................................................................................................................(i)

DAFTAR ISI
...........................................................................................................................................(ii)

BAB I : PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG ....................................................................................................(1)

TUJUAN .........................................................................................................................(1)

BAB II : PEMBAHASAN

ii.1.PENGERTIAN TERMOFISIKA……......................................................................(2)

ii.2. PENGUKURAN SUHU PADA TUBUH……………....…….….…………….….(2)

ii.3. TRANSFER KALOR……………...………………………...................................(10)

ii.4. PERUBAHAN SUHU TUBUH……………………....…………….……..……...(14)

BAB III : PENUTUP

KESIMPULAN ................................................................................................................

KRITIK DAN SARAN ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

(ii)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam makalah ini, kami mengambil tema mengenai Termofisika pada keperawatan. Kami
memilih tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari.Termofisika
pada keperawatan merupakan salah satu materi dasar dalam fisika keperawatan yang harus
dikuasai. Di dalam makalah ini kami membahas tentang konsep dasar dari termofisika pada
keperawatan yang kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan
karena kami menilai untuk memahami suatu materi, kita harus mengetahui konsep dasar
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pada bagian intimateri. Termofisika merupakan materi
yang harus dipahami dengan baik karena didalamnya mencakup cukup banyak materi lainnya,
Maka dari itu, kami berusaha untuk membuat materi termofisika pada keperawatan dalam
makalah ini menjadi ringkasdan mudah dipahami.

B. Tujuan
Tujuan umum:
1. untuk mengetahui tugas ilmu alam dasar 1
Tujuan khusus:
2. Untuk mempelajari konsep dasar termofisika pada keperawatan
3. Untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termofisika pada
keperawatan
4. Memahami termofisika pada keperawatan lebih mendalam sebagai materi dasar
yang penting.

(1)
BAB II
PEMBAHASAN

ii.1 Pengertian Termofisika

Termofisika adalah ilmu pengetahuan tentang transformasi energy,perubahan keada’an, dan


keseimbangan kumpulan partikel yang membentuk gas,zat cair atau zat padat, terutama yang
berhubungan dengan sifat termal.

ii.2.Pengukuran Suhu pada Tubuh


 PENGERTIAN SUHU

Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula dikatakan
sebagai.ukuran panas / dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang thermodinamika
suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara
spontan.

 SUHU TUBUH INTI DAN SUHU TUBUH PERMUKAAN


1. Suhu inti:

(core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks,
rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar
37°C).

• Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif : rectum, membrane timpani,
esophagus, arteri pulmonel, kandung kemih, rektal.

2. Suhu permukaan:

(surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu
ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

• Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling efektif : kulit, aksila oral.

(2)
 SUHU TUBUH NORMAL SESUAI
Umurz Suhu (derajat TINGKATAN UMUR
celcius)
3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
13 tahun 36,6

 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGUKURAN SUHU TUBUH PADA


MEMBRAN TIMPANI, REKTAL, ORAL, dan AKSILA

1. Membran Timpani

Keuntungan:

 tempat mudah dicapai.


 perubahan posisi yang dibutuhkan minimal.
 memberi pembacaan inti yang akurat.
 waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik).
 Dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien.

(3)
kerugian:

 Alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.


 Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membran
timpani.
 Membutuhkan pembungkus probe sekali pakai.
 Impaksi serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu.
 Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun
masih diragukan.

 Pengukuran suhu membrane tympani:


Penempatan termometer adalah pada lubang terlinga, masukan ujung prove thermometer
secara perlahan lahankedalam saluran telinga yang mengarah ketitik tengah.Teknik yang
benar adalah tergantung pada bagaimana perangkat digunakan. Probe termometer pada
beberapa model harus dimasukkan hanya cukup sampai mencapai segel cahaya, sedangkan
model lainnya memerlukan segel penuh dan putaran dari termometer. Oleh karena itu penting
bahwa perawat dilatih dalam penggunaan yang benar dari thermometer timpani di area klinis.

2. Rektal

keuntungan:

 Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
 Menunjukkan suhu inti

(4)
kerugian:

 Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal,
nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
 Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan
ansietas klien.
 Risiko terpajan cairan tubuh
 Memerlukan lubrikasi
 Dikontradiksikan pada bayi baru lahir

 Pengukuran suhu tubuh rektal:

Letakan ujung termometer yang telah diberi pelumas, instruksikan klien untuk mengambil
napas dalamselama memaseukan termeter, jangan paksakan thermometer jika dirasakan ada
tahanan.masukan 1/2 inchi (3,5 cm) pada orang dewasa dan 2,5 cm pada anak - anak.

3. Oral
keuntungan:

 Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi


 Nyaman bagi klien
 Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat

kerugian:

 Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut


 Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat
epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan
 Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau
klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif
 Risiko terpapar cairan tubuh

(5)
 pengukuran suhu tubuh oral:
Probe harus tetap pada sublingual untuk periode waktu tertentu untuk memastikan
pengukuran oral akurat. Periode ini umumnya beberapa detik untuk thermometer
elektronik kontak dalam model prediktif, tetapi pada model monitor pengukuran yang sama
mungkin memakan waktu tiga menitatau lebih.Satu menit diperlukan untuk termometer
kimia. Waktu pengukuran yang diperlukan ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan untuk
suhu probeuntuk menyeimbangkan dengan yang area kontak.

3. Aksilla

keuntungan:

 Aman dan non-invasif


 Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.

kerugian:

 Waktu pengukuran lama


 Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien

 pengukuran suhu tubuh aksilla:

Penempatan yang benar dalam pengukuran suhu aksila dan kontak kulit secalah langsung
adalah penting.Termometer ditempatkan dibawah lengan dengan bagian ujungnya berada di
tengah aksiladan jaga agar menempel pada kulit, bukan pada pakaian, pegang lengan anak
dengan lembut agar tetap tertutup. Termometer elektronik kontak membutuhkan waktu 5
menit untu mengukur suhu yang akurat.

(6)
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda- beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada
uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100%
lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang
tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak coklat
adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress
individu yang menyebabkan peningkatan produksi ephineprin dan norephineprin yang
meningkatkan metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh
sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-
100% diatas normal.
5. Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%
kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi
suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada
masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar
120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

(7)
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%. Hal ini
terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan
metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami
penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal
cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang
cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan
jaringan yang lain.

8. Aktifitas
Aktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0 °C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang
dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan
kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme
pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat
hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya,
lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia
dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

(8)
 PROSES PENGEUARAN PANAS
1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 –20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala
penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
(60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini
dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara
bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas,
yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin
dari suhu tubuh.
2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang
ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat
kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena
dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative
jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses
perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.
3. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas dikonduksi pertama kali
pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit. Arus udara membawa udara
hangat pada saat kecepatan arus udara meningkat, dan kehilangan panas konventif meningkat.
4. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap
satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar
0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung
sekitar 450 – 600 ml/hari.

(9)
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per
jam.
Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air
secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
 HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA SAAT PENGUKURAN SUHU
TUBUH

 Termometer harus dalam keadaan nol suhunya


 Penggunaan termometer untuk tiap tempat pengukuran harus pisah
 Cara menurunkan suhu harus dilakukan hati-hati jangan sampai thermometer jatuh
dan pecah
 Sebelum melakukan pengukuran harus dijelaskan dengan benar tentang tempat dan
tujuan pengukuran suhu
 Fungsi thermometer harus menghadap keluar untuk arah yang dibaca
 Pembacaan thermometer harus ditempat yang cukup cahaya

ii.3. Transfer Kalor

Proses konduksi kalor berlangsung karena perbedaan suhu dua tempat. Kelajuan konduksi
kalor dari satu posisi ke posisi lain tergantung dari medium yang mengantarkan kalor. Kamu
pun paham bahan-bahan logam lebih cepat dan baik dalam menghantarkan kalor. Dari hal ini
muncul istilah konduktor dan isolator kalor. Cepat tidaknya konduksi berlangsung pada bahan
dikhususkan lagi dalam pembahasan konduktivitas termal. Istilah ini merupakan suatu
kostanta pada persamaan konduktivitas kalor sebagai berikut. H = kA(T2–T1)/L

(10)
Dengan:

H =konduktivitas kalor

A =luas daerah bahan

k =koefisien konduktivitas termal

T = suhu (dalam kelvin atau celsius)

L = panjang logam (dalam meter).

Ingat k memiliki satuan J/s.m.C, jika T menggunakan celsius. Semakin besar nilai koefisien
konduktivitas termal atau konduktivitas termal berarti semakin cepat suatu bahan mengalami
konduksi. Berikut tabel konduktivitas termal beberapa bahan.

Bahan k (J/s.m.C) Bahan k (J/s.m.C)


Stereofom 0,010 Gelas 0,80
Udara 0,026 Beton 1,1
Wol 0,040 Besi 79
Lemak tubuh 0,20 Aluminium 240
Air 0,60 Perak 4240
Intan 2420

Dari apa yang baru saja kamu baca pada paragraf di atas, kamu mungkin bisa menjawab
pertanyaan ini. Sendainya manusia bisa hidup pada suhu 15°C selama 2 jam di udara terbuka
tampa pakaian. Berapa lama manusia bisa hidup di air dalam suhu yang sama? Jawabannya
adalah sebagai berikut. Lihat tabel di atas, air memiliki konduktivitas termal sebesar 23 kali
daripada udara. Jadi, manusia tadi dapt hidup 120 menit/23 = 5,2 menit. Hal ini merupakan
perhitungan matematis, bahwa udara merupakan konduktor kalor yang buruk daripada air.

(11)
Energi dalam tubuh yang berasal dari makanan, 20% digunakan untuk kerja selebihnya
merupakan energi kalor. Jika suhu badan 37°C dan suhu kulit pada lingkungan yang nyaman
33°C sampai dengan 35°C, maka terjadi konduksi kalor pada tubuh. Karena beda suhu yang
cukup kecil dan konduktivitas termal jaringan tubuh kecil, maka sedikit sekalikalor yang
dikeluarkan. Darah berfungsi untuk mengeluarkan kalor ke bawah permukaan kulit secara
konveksi.

Percayakah kamu tubuh kita juga mengeluarkan radiasi? Prinsip terjadinya radiasi adalah
perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Jika kalor berada dalam tubuh,
maka di tubuh kita pasti terjadi radiasi. Bagaimana menghitungnya? Kita gunakan persamaan
radiasi buatan Stefan-Boltzman, yaitu H = eδAT4.

Dengan

H =radiasivitas kalor

e = emisivitas (0-1)

δ = konstanta Stefan-Boltzman (5,67 x 10-8 J/s.m2.k4)

A = luas daerah

T = suhu (dalam kelvin)

Sekarang kita hitung radiasi hasil tubuh manusia. Jika suhu tubuh manusia normal adalah
37°C atau 340 K dengan emisivitas tubuh 0,7 dan perkiraan luas tubuh manusia adalah 1,5
m2, maka H = (0,70)( 5,67 x 10-8)(1,5)(310) = 550 watt. Nilai ini setara dengan 5 buah lampu
bohlam 10 watt.

(12)
ii.4. Perubahan Suhu Tubuh

Memahami suhu tubuh sangatlah penting untuk mengetahui gejala-gejala Anda terserang
penyakit serius. Ketahuilah berapa suhu tubuh normal Anda. Ketahui pula berapa suhu tubuh
abnormal demi mengantisipasi kondisi yang dapat mengancam jiwa.

Selama ini banyak orang menganggap suhu tubuh normal manusia berada pada titik 37 derajat
Celcius. Benar, rata-rata suhu tubuh normal manusia memang berada pada kisaran tersebut.
Tapi kenyataannya suhu tubuh normal tidak selalu pada titik 37 derajat Celcius. Suhu tubuh
yang normal bisa berada di antara 36,5-37,5 derajat Celcius.

Suhu tubuh normal bisa berubah sepanjang hari. Biasanya, suhu terendah terjadi pada pagi
hari dan akan naik 0,6 derajat Celcius pada sore hari. Aktivitas yang Anda lakukan sehari-hari
juga bisa memengaruhi suhu tubuh. Contohnya ketika Anda berolahraga di hari yang panas
maka suhu tubuh dapat naik 0,6 derajat Celcius.

Suhu tubuh normal juga bisa berbeda, entah lebih tinggi atau lebih rendah, ketika seorang
wanita berovulasi atau saat siklus menstruasi.

Pahami lebih jauh mengenai tingkat suhu tubuh karena suhu tubuh yang terlalu rendah
maupun terlalu tinggi berpotensi menimbulkan kondisi yang lebih parah.

1. Suhu tubuh rendah

Suhu tubuh rendah bisa disebut sebagai hipotermia. Suhu tubuh yang terlalu rendah dapat
mengancam jiwa karena memperlambat sistem kerja saraf dan pernapasan, serta peredaran
darah.

Seseorang dikatakan mengalami hipotermia jika suhu tubuh berada di bawah 35 derajat
Celcius. Kondisi ini terjadi ketika seseorang terkena paparan cuaca dingin seperti terlalu lama
berada di tempat dingin, tidak memakai pakaian hangat saat di tempat dingin, atau terjatuh ke
dalam air yang sangat dingin.

(13)
Pahami pula gejala-gejala terjadinya hipotermia. Pada orang dewasa, gejala yang akan
dirasakan antara lain menggigil, bicara tidak jelas, pernapasan yang pendek dan pelan, serta
perlahan-lahan hilang kesadaran. Sementara gejala yang terjadi pada bayi adalah kulit dingin
dan berwarna merah, tidak berenergi, dan menangis tanpa tenaga.

Jika kedinginan, pakailah pakaian yang lebih tebal dan hangat. Usahakan agar tubuh selalu
kering. Konsumsi minuman hangat seperti rebusan air jahe. Mandi air hangat dan berpelukan
juga bisa menjadi pilihan. Jika mencurigai seseorang mengalami hipotermia, segera bawa ke
rumah sakit terdekat karena ini merupakan kondisi darurat.

2. Suhu tubuh tinggi

Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh berada pada titik lebih dari 38,3 derajat Celcius.
Hipertermia terjadi ketika tubuh gagal mengatur suhu sehingga suhu tubuh pun terus
meningkat. Sengatan panas akan dirasakan oleh pengidap hipertemia.

Demam berbeda dari hipertermia. Seseorang dikatakan mengalami demam ketika suhu
tubuhnya berada di atas 37,5 derajat Celcius. Demam adalah peningkatan suhu tubuh dalam
tingkat yang sepenuhnya terkendali oleh sistem pengaturan suhu tubuh sedangkan hipertermia
adalah meningkatnya suhu tubuh di luar kendali sistem tersebut.

Sengatan panas umumnya berkembang ketika seseorang berada di lingkungan yang panas dan
tubuh tidak mampu mendinginkan diri secara efektif. Suhu tubuh yang tinggi dan
berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi parah dan merusak organ tubuh secara permanen,
seperti otak. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan penanganan medis secepatnya.

Orang dewasa dengan suhu tubuh 39,4 derajat Celcius dan anak-anak dengan suhu tubuh 38
derajat Celcius disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.

(14)
3. Ukur Suhu Tubuh

Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengukur suhu tubuh. Anda bisa menggunakan
termometer dengan beragam jenis sesuai kebutuhan.

 Termometer telinga. Sesuai namanya, termometer berbentuk kerucut kecil ini


digunakan pada telinga. Suhu tubuh bisa terlihat di layar digital dalam hitungan detik.
 Termometer elektronik. Terbuat dari plastik dan ujungnya menyerupai pensil.
Termometer ini dapat digunakan di ketiak, mulut, atau rektum (anus). Jenis ini mudah
digunakan dan dibaca.
 Termometer dahi. Termometer ini menggunakan suhu kulit untuk menentukan suhu
tubuh. Penggunaan termometer berbentuk tipis ini cukup ditempel pada dahi.
 Termometer arteri temporal. Bisa digunakan untuk mengukur suhu tubuh pada
bagian dahi.
 Termometer sekali pakai. Jenis ini bisa dipakai sekali di mulut atau rektum. Bisa
juga dipakai untuk mengukur suhu terus-menerus selama 48 jam pada kulit bayi.
Termometer ini aman, namun tidak seakurat termometer elektornik dan telinga.
 Termometer dot. Berbentuk seperti dot bayi. Cukup letakkan termometer ini di mulut
bayi saat mengukur suhu. Termometer ini terbilang kurang efektif dan efisien karena
butuh waktu lama untuk memunculkan hasilnya ditambah hasilnya tidak seakurat jenis
termometer lain.

4. Penyebab Tidak Akuratnya Termometer

Terdapat beberapa faktor yang umumnya tanpa disengaja sehingga dapat mengakibatkan hasil
pengukuran termometer menjadi tidak akurat.

 Tidak menggunakan termometer pada bagian tubuh yang tepat.


 Terlalu cepat mengangkat termometer dari tubuh.
 Baterai termometer lemah atau mati.
 Tidak mengikuti petunjuk penggunaan termometer yang baik dan benar.
 Mulut terbuka saat pengambilan suhu tubuh secara oral.

(15)
 Pengambilan suhu tubuh dalam kurun waktu satu jam setelah olahraga berat atau
setelah mandi air panas.
 Pengambilan suhu tubuh secara oral dalam waktu 20 menit setelah merokok atau
minum cairan panas atau dingin.

Memahami suhu tubuh sangatlah penting. Jadi sediakan selalu termometer di rumah Anda
sebagai langkah awal mendeteksi suhu tubuh apakah normal atau abnormal
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Termofisika ini merupakan materidasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara
mendalam. Materi yangsecara umum mencakup termometrik, skala temperatur pengaturan
suhu, danpepindahan panas. Materi inimerupakan materi-materi dasar dalam mata kuliah
IAD (Ilmu Alam Dasar) fisika yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu
saja lebihrumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca
lebihmudah Saran Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusunmemahaminya.
mengharapkan agar parapembaca dapat memahami materi termofisika ini dengan mudah.
Saran daripenyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah
inidengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yangberhubungan
agar semakin menguasai materi.

SARAN

Dengan adanya makalah ini kami berharap agar mempermudah dalam system pembelajaran
dan pemahaman dalam materi Termofisika dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/search?newwindow=1&biw=1366&bih=667&q=sistem+termofi
sika+dalam+keperawatan&oq=sistem+termofisika+dalam+keperawatan&gs_l=serp.3...
163242.166115.0.168053.6.6.0.0.0.0.832.1319.4-
1j0j1.2.0....0...1c.1.64.serp..5.1.829.IV1n658ckPo

http://arni180412.blogspot.co.id/2012/05/diagnostik-dan-terapi-panas-pada-tubuh.html

Anda mungkin juga menyukai