Bab1
Bab1
Disusun oleh :
A. Pendahuluan
B. Pembahasan
sejarah mengenai kerajaan Perlak yang sudah berdiri sejak permulaan abad
ke-9 M, jauh sebelum Samudra Pasai lahir. Bahkan bisa dibilang hampir
bersamaan dengan Imperium penguasa Asia Tenggara pada masa itu,
kerajaan Sriwijaya.
Setidaknya terdapat enam (6) saluran yang dijadikan oleh para da’i
muslim dalam menyebarkan agamanya:2
3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Rajawali Pers: Jakarta, 2010,
hlm. 203
6
a. Kerajaan Perlak
4
http://melayuonline.com/ind/history/dig/371 25 Desember 2011 pukul
20.34
5
Ibid
7
Mengenai aliran Sunni, aliran ini baru masuk ke Perlak pada masa
pemerintahan sultan ke-3 Perlak yaitu Sultan Alaiddin Syed Maulana
Abbas Shah (888-913 M). Setelah sultan tersebut meninggal terjadilah
pergolakkan antara Syiah dan Sunni dalam perebutan kekuasaan di Perlak.
Sehingga sejak tahun 913 M hingga tahun 983 M kekuasaan Kesultanan
Perlak silih berganti antara Sunni dan Syiah. Baru pada tahun 983 M
setelah sultan ke- 7 Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan
Berdaulat meninggal, kerajaan Perlak dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Sayid Maulana Shah
(986 – 988) M dan Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan
Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986 – 1023 M).9
6
http://acehpedia.org/Kerajaan_Perlak , 25 Desember 2011 pukul
20:34
7
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Amzah: Jakarta, 2009,
hlm. 331
8
Op. Cit, http://acehpedia.org/
9
Ibid
8
10
Ibid
11
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Perlak, 25 Desember 20:40
9
14) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160-
1173)
15) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat
(1173-1200)
16) Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200-
1230)
17) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan
Berdaulat (1230-1267)
18) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267-
1292)
Kesultanan Perlak berakhir setelah Sultan yang ke-18, Sultan
Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat meninggal pada
tahun 1292. Kesultanan Perlak kemudian menyatu dengan Kerajaan
Samudera Pasai di bawah kekuasaan Sultan Muhammad Malik Al Zahir
putera dari al-Malik al-Saleh juga merupakan cucu dari Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat. Setelah
sebelumnya sultan Perlak yang ke-17 Sultan Makhdum Alaiddin Malik
Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230-1267), menikahkan
salah satu putrinya dengan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Sultan
al-Malik al-Saleh.12
12
Op.cit, http://acehpedia.org/
10
13
Op.cit, Badri Yatim, hlm. 206
14
Op.cit, http://acehpedia.org/
15
Ibid
11
16
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samudera_Pasai, 26
Desember 2011 06:55
17
Ibid
18
Op.cit, http://id.wikipedia.org/
19
Ibid
12
20
Op. Cit, Badri Yatim, Hlm. 208
21
Ibid, hlm. 208-209
22
http://melayuonline.com/ind/history/dig/337, 25 Desember 2011
22:05
13
d. Kerajaan Demak
23
Op.Cit, Badri Yatim
24
Ibid, hlm. 210
25
Ibid
26
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Rizki Putra:
Semarang, 2010, hlm. 205
14
27
id.wikipedia.org/wiki/Raden_Patah, 24 Desember 2011, 11:07
28
http://tokohsufi.wordpress.com/2009/11/20/raden-patah/, 25
Desember 2011, 20:00
29
Op.cit, Badri yatim, hlm. 211
15
e. Kerajaan Pajang
30
Ibid, hlm. 212
31
Muhammad Rifai, KH. Wahab Hasbullah Biografi Singkat 1888-1971,
Garasi: Yogyakarta hlm. 22
16
Aria Pangiri tidak berkuasa lama, karena harus rela diusir oleh
Pangeran Benawa, putra Sultan Adiwijaya yang tidak puas hanya
dijadikan Adipati Jipang. Pangeran Benawa mengambil alih kekuasaan
Pajang pada tahun 1588 M dengan bantuan Senopati Mataram Islam.
Sebagai ganti atas bantuannya, Senopati Mataram meminta “Pusaka
Kerajaan” Pajang. Dengan demikian secara tidak langsung kerajaan
Pajang telah menyerahkan kekuasaannya kepada kerajaan Mataram,
Pangeran Benawa masih diangkat menjadi raja pada saat itu. Selanjutnya
kerajaan Pajang tetap berdiri hingga tahun 1618 ketika kerajaan ini
melakukan pemberontakan terhadap Mataram dan berhasil dipadamkan
oleh Sultan Agung.33
f. Kerajaan Mataram
32
Op.cit, Badri Yatim, hlm. 213
33
Ibid, hlm. 214
34
Ibid
17
g. Kerajaan Cirebon
35
Ibid
36
Ibid. Hlm. 215
37
Ibid
18
38
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Cirebon, 26 Desember 2011,
10:23
39
Op.cit, Badri Yatim, hlm. 216
19
Sunan Gunung Jati wafat tahun 1658 pada usia 120 tahun dan
digantikan oleh Panembahan Ratu I (cucu Sunan Gunung Jati), setelah
sebelumnya selama dua tahun diwakili oleh Fatahillah, dan kemudian
Panembahan Ratu II (cicit Sunan Gunung Jati). Selanjutnya setelah
Panembahan Ratu II, Cirebon dipimpin oleh putranya Panembahan
Girilaya. 40
h. Kerajaan Banten
40
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Cirebon, 26 Desember 2011,
15.30
41
Op.cit, Badri Yatim, hlm. 217
20
i. Kerajaan Banjar
42
Ibid, hlm. 219
43
Ibid
44
Ibid
21
j. Kerajaan Sukadana47
k. Kerajaan Kutai
l. Kerajaan Ternate50
Kerajaan Ternate berdiri sejak abad 13, sejak saat itu pula Kota
Ternate ramai dikunjungi para pedagang dari luar daerah, terutama dari
Melayu, Gujarat dan Arab. Tidak diketahui kapan tepatnya Islam mulai
muncul di wilayah ini. Namun rajanya yang bergelar Gapi Buguna (1465-
48
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Kutai_Kartanegara, 25
Desember 2011, 12:21
49
Op.cit, Badri Yatim, hlm. 222
50
Op.cit, Samsul Munir, hlm, 341-342
23
m. Kerajaan Gowa-Tallo
abad 16).51 Sejak abad 15 M kerajaan ini telah berkembang pesat sebagai
pusat perdagangan laut di wilayah Nusantara bagian tengah, sejak saat itu
pula kerajaan ini telah sering mendapat ajakan dari Raja-raja Ternate yang
memang telah lama menjalin hubungan baik dengan mereka. Namun
dakwah dari raja-raja Ternate belum berhasil. Baru pada waktu Dato’ Ri
Bandang datang ke wilayah Gowa Tallo, Islam mulai diterima oleh para
penduduk dan para kerabat kerajaan. Akhirnya pada tahun 1605 Tuminang
ri Gaukanna, raja Gowa-Tallo yang ke-1452 memeluk Islam dan bergelar
Sultan Alaudin.
C. Kesimpulan
2. Kedua, dari para sarjana muslim yang yakin bahwa Islam masuk Indonesia
pada abad ke-7 M/ 1 H, dibawa oleh para pedagang Bani Umayah.
56
Ibid
26
1. Perdagangan.
2. Dakwah/tabligh.
3. Perkawinan.
4. Pendidikan.
6. Kesenian.
Kerajaan Islam yang berdiri pada sekitar abad 9 M hingga abad ke-19
antara lain yaitu:
1. Kerajaan Perlak
4. Kerajaan Demak
5. Kerajaan Pajang
6. Kerajaan Mataram
7. Kerajaan Cirebon
8. Kerajaan Banten
9. Kerajaan Banjar
2. Pola Konversi agama, yaitu kerajaan yang telah mapan dan telah
ada jauh sebelum Islam datang, kemudian sang raja memeluk agama Islam
dan oleh sang raja kerajaan dirubah menjadi Kesultanan. Contohnya yaitu:
Kerajaan Banjar, Kerajaan Kutai, Kerajaan Gowa-Tallo, Kerajaan Tidore.
57
Op.cit, Badri Yatim, hlm. 226-227
28
D. Daftar Bacaan