Standar Nasional Indonesia ( SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara
nasional di Indonesia yang dirumuskan oleh Komite Teknis Perumusan SNI dan ditetapkan
oleh BSN. Standardisasi dimaksud untuk meningkatkan perlindungan kepada konsumen,
pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan
maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup, serta untuk membantu kelancaran perdagangan
dan mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan. Sehingga dengan
diterapkannya SNI pada produk makanan dan minuman diharapkan dapat melindungi
konsumen agar mendapatkan produk yang layak konsumsi, terjamin keamanannya, terjamin
pula mutu dan gizinya.
Produk yang sudah mencantumkan logo SNI harusnya sudah pasti keamanan
produknya sehingga lebih mendapat kepercayaan masyarakat mengenai kualitasnya karena
apabila SNI sudah diterapkan itu berarti produk tersebut telah memenuhi standar-standar
yang telah ditetapkan sehingga aman dari segi kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Oleh karena itu produsen yang sudah mencantumkan logo SNI haruslah
mempertanggungjawabkan produk tersebut haruslah benar-benar memenuhi SNI. Selain itu
pemalsuan SNI juga merupakan pelanggaran UU No 20 Tahun 2014 tentang BSN yang
pelanggarnya akan dikenakan sanksi administrasi yang jauh lebih besar dari biaya untuk
mengurus SNI dan tentu saja mendapat sanksi pidana juga.
Berbeda hal nya dengan produk yang tidak mencantumkan logo SNI tentunya secara
penilaian konsumen lebih diragukan masalah kualitas, entah sudah memenuhi standar dan
aman atau malah tidak memenuhi standar dan dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Ketika dilakukan pengamatan nomor ternyata biskuit superco, wafer nabati, biskuit
regal, dan nissin wafer memiliki nomor SNI yang sama yaitu SNI 2973-2011, setelah
dilakukan studi literatur ternyata nomor SNI tersebut memang SNI yang khusus mengatur
hal-hal mengenai berbagai jenis biskuit dengan syarat mutu yang mencangkup persyaratan
fisik yang berisi ketentuan masalah bau, rasa, warna, kadar air, serat kadar, protein, dan asam
lemak bebas. Cemaran kimia yang berisi mengenai ketentuan maksimal cemaran timbal,
kadmium, timah, merkuri, dan arsen, serta cemaran mikrobiologi yang berupa syarat
maksimal kandungan maksimal angka lempeng total, koliform, E. Coli, Salmonella aureus,
Bacillus careus, dan kapang serta khamir. Namun BSN baru-baru ini merilis revisi SNI
biskuit dengan Rancangan SNI atau RSNI3 2973-2018. Pada SNI ini terdapat tambahan
parameter kadar abu tidak larut dalam asam dan kadar dioksinivanol sehingga SNI ini lebih
presisi dalam menjamin keamanan dan mutu atau gizi biskuit tersebut.
Mi goreng Indomie bernomor SNI 01-3551-2000, nomor tersebut merupakan nomor
yang husus mengatur mengenai persyaratan wajib mi instan. Pada SNI ini persyaratan mutu
yang diatur berupa persyaratan fisik yang terdiri dari tekstur, aroma, rasa, warna, benda asing,
keutuhan, kadar air, proses penggorengan, proses pengeringan, kadar protein, mi dari terigu,
mi dari bukan terigu, dan bilangan asam. Ketentuan kimia yang berisi persyaratan maksimal
untuk pencemara logam timbal, raksa, dan arsen, serta cemaran mikroba yang berisi
persyaratan maksial angka lempeng total, E. Coli, Salmonella sp, dan kapang. Saat ini BSN
telah meneluarka SNI yang lebih baru yaitu SNI 3551-2012, pada SNI ini terdapat tambahan
yang mengatur mengenai batas maksimal cemaran logam kadmium dan timah, serta batas
maksimum cemaran koliform, Staphilococcus aureus, Bacillus cereus, dan khamir.
Adanya beberapa perubahan SNI ini menandakan bahwa SNI yang berlaku pada saat
itu tidaklah bersifat permanen melainkan bisa berubah sesuai dengan kebutuhannya. Pada
dasarnya setiap ketentuan pada SNI yang berlaku itu terus dipantau dan dicari berbagai
ketentuan yang mungkin kurang sesuai untuk diperbaiki lagi. Perubahan SNI ini dilakukan
untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terutama dalam metode uji dan
penetapan mutu, menyesuaikan standar dengan peraturan-peraturan baru yang berlaku,
melindungi kesehatan konsumen, menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung
jawab, dan mendukung perkembangan dan diversifikasiindustri produk.
Sedangkan produk lainnya yang diamati yaitu hydrococo, jus buavita, wafer beng-beng, dan
minuman you C 1000 tidak mencantumkan logo SNI.